Oleh:
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1. Meyakini bahwa berdakwah adalah kewajiban setiap muslim.
3.6. Mendeskripsikan sejarah masuknya Islam di Indonesia
3.7. Memahami jalur masuknya Islam di Indonesia
3.8. Menganalisis strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia.
4.1 Menceritakan pendekatan dakwah yang dilakukan oleh saudagar-saudagar Arab
ketika pertama kali masuk wilayah Indonesia.
C. Indikator
3.6.1 Menjelaskan sejarah masuknya Islam di Indonesia.
3.7.1 Menjelaskan jalur masuknya Islam di Indonesia (Menurut Teori Gujarat, Teori
Arab, Teori Persia dan Teori China).
3.8.1 Menjelaskan strategi dakwah Islam di Indonesia melalui jalur perdagangan,
perkawinan, pendidikan, Tasawuf, kesenian dan budaya.
3.8.2 Menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia pada masa kesultanan, penjajahan,
pergerakan dan organisasi Islam.
3.8.3 Menjelaskan perkembangan Islam di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
Papua, dan Nusa Tenggara).
4.1.1 Menjelaskan pendekatan dakwah yang dilakukan oleh saudagar-saudagar Arab
ketika pertama kali masuk wilayah Indonesia.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan sejarah masuknya Islam di Indonesia.
2. Siswa mampu mengklasifikasi jalur masuknya Islam di Indonesia.
3. Siswa mampu mengklasifikasi cara masuknya Islam di Indonesia.
4. Siswa mampu menganalisis latar belakang proses dan keberhasilan masuknya Islam
di Indonesia.
5. Siswa mampu menganalisis hikmah dan pengaruh masuknya Islam di Indonesia.
E. Materi AJar
1. Jalur masuknya islam di Indoesia.
2. Strategi dakwah dan perkembangan islam di Indonesia.
F. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Scientific
2) Model : Discovery Learning
3) Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Presentasi, Penugasan, Concept Map, Active
Knowledge Sharing.
G. KegiatanPembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Orientasi
Mengucapkan salam, berdo’a, mengabsen dan
mengkondisikan kelas serta ice breaking.
Apersepsi
Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang hal-
hal yang berkaitan dengan materi sejarah masuknya islam di
Indonesia yang diketahui peserta didik.
Pendahuluan Motivasi
10 menit
Peserta didik diberi penjelasan tentang manfaat mempelajari
sejarah masuknya islam di Indonesia bagi kehidupan yang
akan dipelajari
PemberianAcuan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Peserta didik dibagi kedalam beberapa kelompok
Peserta didik menyimak mekanisme pelaksanaan
pembelajaran
Mengamati
Peserta didik memperhatikan dan merenungkan gambar
yang berkaitan tentang sejarah masuknya islam di
Indonesia.
Peserta didik mendengarkan dan menyimak penjelasan guru
mengenai sejarah masuknya islam di Indonesia.
Mempertanyakan
30 menit
Peserta didik bertanya jawab tentang sejarah masuknya
islam di Indonesia yang belum dipahami.
Peserta didik berdiskusi tentang sejarah masuknya islam di
Indonesia.
Inti Mengeksplorasi
Peserta didik mengidentifikasi dan berdiskusi secara
berkelompok tentang makna gambar yang diamati dan
sejarah masuknya islam di Indonesia.
Mengasosiasikan
Peserta didik menyimpulkan dan memaparkan kembali
materi tentang sejarah masuknya islam di Indonesia.
Peserta didik menganalisis hasil yang telah ditemukan.
Mengkomunikasikan
Peserta didik mempresentasikan mata pelajaran yang telah
di pelajari dengan concept map.
Guru membuat simpulan tentang materi ajar.
Guru mengadakan evaluasi.
Guru menugaskan peserta didik menjawab soal-soal pilihan
5
Penutup ganda dan essay pada buku.
menit
Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari selanjutnya
Bersama -sama menutup pembelajaran dengan do’a dan
salam.
H. Penilaian
1) Jenis/teknik penilaian
Kompetensi Sikap : Observasi
Kompetensi Pengetahuan : Tes Tulis dan Lisan
Kompetensi Keterampilan : Unjuk Kerja (Performance)
2) Bentuk dan Instrumen Penilaian :
a. Kompetensi Sikap:
Lembar Pengamatan Sikap
Keterangan:
BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha yang sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan tugas, skor 1.
MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah usaha ada yang sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten, skor 2.
MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha yang sungguhsungguh dalam
menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten, skor 3.
MK( membudaya) jika menunjukkkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas secara terus menerus dan ajeg/konsisten, skor 4.
b. Kompetensi Pengetahuan:
No.
skor perolehan Skor
Nilai 100 Soal
skor maksimal
1 4
2 4
3 4
4 4
5 4
dst 4
c. Kompetensi Keterampilan:
o Format penilaian“ Penasaran“.
Aspek yang dinilai
No Nama Siswa Nilai
a b c
1
2
dst
Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai KKM
BT : BelumTuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
Pedoman Pen-Skoran :
Rubrik :
Tingkat penguasan nilai Deskripsi Skor
BT (belum tampak) Jika belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang
1
dinyatakan dalam indicator
MT (mulai tampak) Jika sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indicator tetapi belum 2
konsisten
MB (mulai berkembang) Jika sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang
3
dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten
MK ( membudaya) Jika terus menerus konsisten memperlihatkan perilaku yang
4
dinyatakan dalam indicator
b. Teori Arab
Teori Arab dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia mengatakan bahwa
Islam datang ke Indonesia secara langsung dari Arab tidak melalui perantara bangsa lain
dahulu. Beberapa bukti sejarah dikemukakan untuk menguatkan teori ini. Teori ini
mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Mekkah (Arab) sebagai
pusat agama Islam sejak abad ke-7.
Salah satu sejarawan yang mendukung teori ini ialah Prof. Hamka. Dia
menyatakan bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriah (abad
ke 7-8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan bersifat
internasional sudah dimulai melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di
Cina (Asia timur), Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat.
Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai-nilai
ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi spirit penyebaran agama Islam. Dalam
pandangan Hamka, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung
jauh sebelum tarikh masehi.
Hamka berpendapat bahwa pada tahun 625 M sebuah naskah Tiongkok yang
dicatat oleh Pendeta Budha I-Tsing yang melakukan perjalanan dari Canton menuju
India. Perjalanan teresbut menggunakan kapal Posse dan pada tahun 674M ia singgah di
Bhoga (yang sekarang dikenal dengan Palembang, Sumatera Selatan) di Bhoga ia
menemukan kelompok bangsa Arab yang telah bermukim di pantai Barat Sumatera
(Barus) tersebut. Sebagian orang-orang Arab ini diceritakan melakukan perkawinan
dengan wanita lokal. Komunitas Arab ini disebutnya sebagai komunitas Ta-Shih dan
Posse. Mereka adalah para pedagang yang telah lama menjalin hubungan perdagangan
dengan kerajaan Sriwijaya. Karena demi hubungan perdagangan itulah kemudian
kerajaan Sriwijaya memberikan daerah khusus untuk mereka. Menurut T.W. Arnold,
disamping melakukan perdagangan, anggota komunitas Muslim ini juga melakukan
kegiatan-kegiatan penyebaran dakwah Islam. Bukti berikutnya adalah kesamaan
madzhab yang dianut penduduk muslim samudra Pasai (Syafi'i), dengan madzhab
Syafi'I yang dianut oleh muslim Mekkah.
Selain Hamka, Thomas W Arnold juga berpandangan bahwa, para pedagang
Arab telah menyebarkan Islam ketika mereka menjadi pemain dominan dalam
perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan ke-8
Masehi. Meskipun tidak terdapat catatan-catatan sejarah tentang kegiatan mereka dalam
penyebaran Islam, namun ia berasumsi bahwa mereka juga terlibat dalam penyebaran
Islam kepada penduduk lokal di Indonesia. Selain kedua tokoh tersebut, beberapa tokoh
sejarawan juga mendukung teori ini, antara lain Uka Tjandrasasmita, A. Hasymi,
Azyumardi Azra dan lain-lain. Selain informasi tersebut, Azyumardi Azra
menambahkan, bahwa ditemukannya adaptasi-adaptasi lain yang dilakukan oleh bangsa
Indonesia atas pengaruh bangsa Arab ini. Misalnya saja dari segi bahasa dan tradisi,
misalnya pada kata dan tradisi bersila yang sering dilakukan oleh bangsa Indoensia
adalah tradisi yang dilakukan oleh tradisi bangsa Arab atau Persia yang egaliter.
Sedangkan, Sayyed Naquib Al Attas dalam bukunya “Islam dan Sejarah
Kebudayaan Melayu” menyatakan bahwa sebelum abad XVII seluruh literatur Islam
yang relevan tidak mencatat satupun penulis dari India. Pengarang-pengarang yang
dianggap oleh Barat sebagai India ternyata berasal dari Arab atau Persia, bahkan apa
yang disebut berasal dari Persia ternyata berasal dari Arab, baik dari aspek etnis maupun
budaya. Nama-nama dan gelar pembawa Islam pertama ke Nusantara menunjukkan
bahwa mereka orang Arab atau Arab-Persia. Diakui, bahwa setengah mereka datang
melalui India, tetapi setengahnya langsung datang dari Arab, Persia, Cina, Asia Kecil,
dan Magrib (Maroko). Meski demikian, yang penting bahwa faham keagamaan mereka
adalah faham yang berkembang di Timur Tengah kala itu, bukan India. Sebagai contoh
adalah corak huruf, nama gelaran, hari-hari mingguan, cara pelafalan Al-Quran yang
keseluruhannya menyatakan ciri tegas Arab.
Atas nama Tuhan Allah Yang Maha Penyayang dan Maha Pemurah
Tiap-tiap makhluk yang hidup di atas bumi itu adalah bersifat fana
Tetapi wajah Tuhan-mu yang bersemarak dan gemilang itu tetap kekal adanya
Inilah kuburan wanita yang menjadi kurban syahid bernama Fatimah binti Maimun
Putera Hibatu'llah yang berpulang pada hari Jumiyad ketika tujuh
Sudah berlewat bulan Rajab dan pada tahun 495
Yang menjadi kemurahan Tuhan Allah Yang Maha Tinggi
Bersama pula Rasulnya Mulia
d. Tasawuf
Para penganut tasawuf atau sufi umumnya adalah pengembara. Mereka dengan
sukarela mengajar penduduk lokal berbagai hal. Mereka sangat memahami para
penduduk lokal dari berbagai sisi. Para sufi memiliki sifat dan berbudi pekerti yang
baik sehingga memudahkan mereka bergaul dan memahami masayarakat setempat.
Mereka memahami kemiskinan dan keterbelakangan sekaligus juga memahami
kesehatan spiritual masyarakat. Mereka juga memahami hal magis yang menjadi satu
bidang yang digandrungi masyarakat yang menganut paham animisme dan dinamisme
kala itu, hal menjadikan para sufi ini mampu melihat celah yang dapat dimasuki
ajaran-ajaran Islam. Dengan tasawuf bentuk ajaran Islam yang disampaikan kepada
penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka. Di antara para
sufu yang memberikan ajaran Islam kepada masyarakat adalah Hamzah Fansury dari
Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung dari Jawa. Bahkan pengikutnya
masih banyak hingga kini.
e. Kesenian dan Budaya
Para tokoh Muslim ini mengajarkan agama Islam menurut bahasa dan adat
istiadat setempat. Mereka inilah yang memiliki peran besar dalam menyebarkan dan
mengembangkan Islam di Indonesia. Sebagian besar nama-nama mereka telah
melegenda, seperti WaliSanga. Penyebaran Islam melalui kesenian atau budaya
sepertinya yang paling banyak mempengaruhi masyarakat. Penyebaran Islam melalui
kesenian berupa wayang, sastra, dan berbagai kesenian lainnya. Pendekatan jalur
kesenian dilakukan oleh para penyebar Islam seperti WaliSanga untuk menarik
perhatian di kalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka telah tertarik
kepada ajaran-ajaran Islam sekalipun pada awalnya mereka tertarik karena media
kesenian itu. Misalnya, Sunan Kalijaga adalah tokoh seniman wayang. Ia tidak pernah
meminta bayaran pertunjukkan seni, tetapi ia meminta para penonton untuk
mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian cerita wayang masih dipetik
dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan
nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan media islamisasi,
seperti sastra (hikayat, babad, dan sebagainya), seni arsitektur seperi terlihat pada
masjid-masjid peninggalan para ulama wali Sanga, dan seni ukir yang terdapat pada
kediaman atau pada masjid-masjid peninggalan para wali.