Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
Jl. Binjai Km.10 TromolPos 18 Medan – 20002/Fax : 061 8451544/061-8446669 Email : Website :

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (diisi semester berapa) POLBANGTAN MEDAN


TA. 2019/2020

Mata Kuliah : Sosiologi Pedesaan


Jurusan : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Dosen : Agustoni Tarigan,SP., MP
Asisten Dosen : -
Hari/Tanggal : Kamis / 13-02-2020
Pukul : 14.00 – 15.00
Waktu : 60 menit
Sifat Ujian : Take Home
Semester : V – A dan V-B

SOAL

A. Teori

1. Jelaskan fungsi dari sistem norma pada lembaga kemasyarakatan di masyarakat


pedesaan (10).
2. Jelaskan apa perbedaan antara stratifikasi sosial yang bersifat terbuka dengan yang
bersifat tertutup dan berikan contohnya. (10).
3. Jelaskan faktor-faktor yang menjadi sebab terjadinya kekuasaan, wewenang dan
kepemimpinan pada masyarakat pedesaan.(10)
4. Jelaskan dampak negatif yang ditimbulkan dari pembangunan masyarakat
desa khususnya bagi generasi mudanya. (10)
5. Jelaskan faktor-faktor penyebab urbanisasi sulit untuk dihindari dari proses
pembangunan. (10)
6. Jelaskan dan Gambarkanlah Skema dari Tujuan Pembangunan Masyarakat Desa
berdasarkan keputusan Menteri PPN/Bapenas. (20)
7. Apa yang dimaksud dengan modal sosial dari organisasi sosial di masyarakat dan
sejak kapan istilah ini muncul ? (15)
8. Jelaskan Pendapat Woolcock dan Naraya Agus Supriono dkk tentang dimensi Modal
sosial serta bentuk-bentuk dari modal sosial dimaksud.(15)

B. Praktek

Pada Tanggal 9 s/d 16 Desember 2019 suadara telah melaksanakan Praktek Kerja
Matakuliah (PKM) di desa dan kelompok masyarakat, gambarkan dan jelaskanlah proses
dan hasil yang saudara dapatkan sesuai dengan langkah kerja yang telah ditetapkan
sebelumnya, apa hasil dan saran yang dapat anda berikan pada masyarakat tersebut
sekaitan dengan :
1. Perubahan Sosial
2. Organisasi Sosial
3. Stratifikasi Sosial
4. Faktor-faktor yang dapat merusak modal sosial di desa tersebut.
5. Penyebab dan Dampak Konflik sosial di desa tersebut
6. Desa dan Pembangunan Masyarakat Desa
Nama : Luqman Al Hakim
Nirm : 01.1.3.17.0551
Jurusan : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan V-A
Mata Kuliah : Sosiologi Pedesaan
Pukul : 14.00 – 15.00
Hari/Tanggal : Kamis / 13-02-2020

A. Teori

1. Jelaskan fungsi dari sistem norma pada lembaga kemasyarakatan di masyarakat


pedesaan ?
Lembaga kemasyarakatan, yakni lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat. Lembaga
kemasyarakatan ditetapkan dengan Peraturan Desa. Salah satu fungsi lembaga kemasyarakatan
adalah sebagai penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan.
Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan dengan Pemerintahan Desa bersifat kemitraan,
konsultatif dan koordinatif.
Tujuan Lembaga Kemasyarakatan.
1) Memberikan pedoman kepada anggota masayarakat, bagaimana mereka harus bertingkah
laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat , yang
terutama menyangkut kebutuhan pokok.
2) Menjaga pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial,
artinya sistem pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
3) Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan.

Norma-norma Masyarakat dan Pengendalian Sosial, Supaya hubungan antara manusia


didalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana diharapkan, maka diciptakan norma-norma,
yang mempunyai kekuatan mengikat berbeda-beda.
Untuk membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut dikenal adanya empat pengertian :
1) Cara (usage), menunjuk pada suatu bentuk perbuatan.
2) Kebiasaan (folksway) adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama.
3) Tata kelakuan (mores), merupakan kebiasaan yang dianggap sebagai cara berperilaku dan
diterima norma-norma pengatur.
4) Adat istiadat (customs) adalah tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan
pola-pola perilaku masyarakat. Bila adat istiadat dilanggar, maka sangsinya berwujud
suatu penderitaan bagi pelanggarnya.

Sosial Control (Pengendalian Sosial) adalah sistem pengendalian yang merupakan segala
sistem maupun proses yang dijalankan oleh masyarakat selalu disesuaikan dengan nilai-nilai dan
kaidah-kaidah yang berlaku dalam mayarakat. Pengendalian sosial dapat bersifat preventif atau
positif dan represif atau negatif.
Alat-alat pengendalian sosial dapat digolongkan kedalam paling sedikit 5 golongan, yaitu :
a. Mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma kemsyarakatan.
b. Memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada norma-noram
kemasyarakatan.
c. Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat bila
mereka menyimpang atau menyeleweng dari norma-norma kemsyarakatan
dan nilai-nilai yang berlaku.
d. Menimbulkan rasa takut.
e. Menciptakan sistem hukum, yaitu sistem tata tertib dengan sangsi yang tegas
bagi para pelanggar.

2. Jelaskan apa perbedaan antara stratifikasi sosial yang bersifat terbuka


dengan yang bersifat tertutup dan berikan contohnya ?

1) Stratifikasi Terbuka:
Masyarakat memiliki peluang atau kemungkinan yang besar untuk berpindah
ke kelompok, kelas atau lapisan sosial lainnya. Anggota masyarakat dapat masuk
atau keluar, dapat naik atau turun ke kelas (lapisan) yang lebih rendah.
Contohnya : Seorang anak presiden belum tentu dapat mencapai kedudukan sebagai
presiden. Tetapi sebaliknya, warga masyarakat pada umumnya ada kemungkinan
dapat mencapai kedudukan sebagai presiden.

2) Stratifikasi Tertutup:
Kemungkinan masyarakat untuk pindah dari satu golongan ke golongan lain
sangat kecil. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan untuk menjadi
anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran (keturunan), sehingga
masyarakat lebih bersifat statis, terutama golongan atau kelas bawahi.
Contohnya : Masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial tertutup dapat ditunjukkan
dengan sistem kasta pada masyarakat India. Anak raja pasti menjadi ahli waris
kerajaan, seorang pendeta tidak boleh menjadi seorang raja, dsb.

3. Jelaskan faktor-faktor yang menjadi sebab terjadinya kekuasaan,


wewenang dan kepemimpinan pada masyarakat pedesaan ?

1) Faktor Kekuasaan
Kekuasaan (power) adalah kemampuan individu atau kelompok untuk
mempengaruhi individu atau kelompok lain (masyarakat) agar mereka mau
mengikuti keinginan dari yang memegang kuasa. Dalam hal ini kekuasaan
mencangkup kemampuan untuk memerintah dan juga memberi keputusan-keputusan
yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tindakan- tindakan individu
atau kelompok yang berada dibawah kekuasaannya.
Max Weber (Jerman) mengartikan kekuasaan adalah kesempatan seseorang
atau sekelompok orang untuk memaksakan kehendaknya pada orang atau kelompok
lain.
Etziomi, sosiolog dari Amerika Serikat, membedakan kekuasaan menjadi:

a) Utilitarian
Utility adalah kegunaan atau manfaat yang berkaitan dengan asset ekonomi.
Dimana bagi mereka yang memiliki sumber daya ekonomi yang besar maka akan
memiliki kekuasaan. Apa saja bisa dibeli dengan uang sehingga akibatnya nilai-nilai
social menjadi berkurang.
Contohnya: Orang kaya akan cenderung memiliki banyak pembantu karena adanya
kebutuhan yang banyak yang tidak bisa diurus secara pribadi, sehingga muncul
presepsi majikan dan bawahan, yang menyebabkan berkurangnya nilai-nilai social
adalah adanya tindak kekerasan yang
terjadi antara majikan dan bawahan tersebut karena adanya rasa tidak puas majikan
terhadap kinerja pembantu.
b) Koersif
Kekuasaan yang terjadi dikarenakan memiliki kekuatan fisik, senjata dan lain-
lain sehingga bisa memaksakan kehendaknya kepada orang lain.
Contohnya: Amerika Serikat yang dijuluki sebagai negara super power, sehingga
negera tersebut menjadi patokan bagi negara-negara lain dalam bidang teknologi dan
kehidupan.
c) Normatif
Kekuasaan yang terjadi dikarenakan mereka memiliki asset yang berkaitan
dengan norma- norma social. Biasanya mereka adalah orang-orang yang dihormati,
dimana sikap dan perilakunya sesuai dengan norma-norma social di masyarakat.
Dijadikan panutan, walaupun tidak kaya.
Unsur-unsur pokok Kekuasaan
a) Rasa takut
Perasaan takut pada seseorang (penguasa) menimbulkan suatu kepatuhan
terhadap segala kemauan dan tindakan orang yang ditakuti tadi. Rasa takut
merupakan perasaan negative karena seseorang tunduk kepada orang lain
dalam keadaan terpaksa.
b) Rasa cinta
Orang lain bertindak sesuai dengan kehendak pihak yang berkuasa untuk
menyenangkan semua pihak. Rasa cinta pada umumnya menghasilkan
perbuatan-perbuatan positif.
c) Kepercayaan
d) Pemujaan
Seseorang atau sekelompok orang yang memegang kekuasaan, mempunyai
dasar pemujaan dari orang lain.
Contoh: Kepala suku
Cara-cara Mempertahankan Kekuasaan
Dengan jalan menghilangkan segenap peraturan-peraturan lama, terutama
dalam bidang politik yang merugikan kedudukan penguasa. Mengadakan system-
sistem kepercayaan melalui agama dan ideologi. Melalui pelaksanaan administrasi
dan birokrasi yang baik. Mengadakan konsolidasi horizontal dan vertical, misalnya
memperkuat kekuasaan dengan menguasai bidang- bidang kehidupan tertentu.

2) Faktor Wewenang/Otoritas
Wewenang (authority) adalah kekuasaan yang pada seseorang atau
sekelompok orang yang mendapat pengakuan masyarakat. C. Webber mengartikan
wewenang adalah suatu hak yang telah ditetapkan dalam suatu tata tertib social
bertujuan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan, menentukan keputusan-
keputusan mengenai persoalan-persoalan penting untuk menyelesaikan pertentangan-
pertentangan.
Macam-macam Wewenang
Wewenang Kharismatis (charismatic authority)
Didasarkan pada charisma yaitu suatu kemampuan khusus yang ada pada diri
seseorang.
A. Wewenang Tradisional (berlangsung
turun-menurun) Ciri-cirinya:
a) Adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat penguasa yang
mempunyai wewenang, serta orang-orang lainnya dalam masyarakat.
b) Adanya wewenang yang lebih tinggi ketimbang seseorang yang hadir secara
pribadi.
c) Selama tidak ada pertentangan dengan ketentuan-ketentuan tradisional, semua
orang dapat bertindak secara bebas.
Contoh: Di Inggris, jika raja mangkat maka kekuasaan turun dan digantikan oleh
putra mahkota.
B. Wewenang Tradisional terbagi lagi manjadi:
a) Gorontrokrasi
Banyak terdapat di negara sosialis dan komunis, biasanya dipegang oleh
orang yang sudah tua-tua dimana mereka baru bisa digantikan jika sudah
meninggal atau kemampuannya sudah berkurang, sehingga proses kaderisasi
sulit terjadi.
b) Patriarkalisme
Melalui factor kekerabatan, misalnya penggunaan marga pada beberapa
suku (Simatupang, Ngakan Nyoman, Ginting, dll.). Dimana seseorang
dijadikan sesepuh atau dituakan sehingga ia memiliki otoritas. Contoh:
tanggal perkawinan, orang yang lebih tua yang menentukan.
c) Patrimonialisme
Yang memiliki otoritas adalah staf administrasi pemerintah
Contoh: Di Inggris, yang memerintah perdana menteri bukan raja, raja hanya
sebagai simbil kekuasaan.
C. Wewenang Rasional/Legal
Berdasarkan pada system hokum yang berlaku dalam masyarakat.
a) Wewenang Resmi
Sifatnya sistematis, diperhitungkan dan rasional, terdapat pada kelompok-
kelompok besar yang memerlukan aturan-aturan, tata tertib yang tegas dan
bersifat tetap.
b) Wewenang Tidak Resmi
Berlaku pada kelompok-kelompok kecil, sifatnya spontan, situasional dan
didasarkan pada factor saling mengenal dan timbul dalam hubungan-
hubungan antar pribadi.
c) Wewenang Pribadi
Tergantung pada solidaritas antara anggota-anggota kelompok unsure
kebersamaan sangat memegang peranan.
d) Wewenang Teritorial
Wilayah temapt tinggal memegang peranan, unsure kebersamaan cenderung
berkurang karena adanya factor individualisme. Contoh: wali kota.
e) Wewenang Terbatas
Wewenang tidak mencangkup semua bidang atau sector kehidupan, terbatas
pada salah satu sector saja. Wilayah luas bidang terbatas. Contoh: menteri
pendidikan, hanya membahas bidang pendidikan.
f) Wewenang Menyeluruh
Wewenangnya tidak dibatasi oleh bidang-bidang kehidupan tertentu.

3) Faktor Kepemimpinan
Kepemimpinan (Leadership) adalah kemampuan seseorang
(pemimpin/leader) untuk mempengaruhi orang lain (yang dipimpin/pengikut-
pengikutnya) sehingga orang lain bertingkah laku sebagaimana yang dikehendaki
oleh pemimpin tersebut.
Kepemimpinan dibagi menjadi 2:
a) Formal Leadership, Kepemimpinan yang tersimpul dalam suatu jabatan,
b) Informal Leadership, Ruang lingkupnya tanpa batas-batas resmi karena
didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat.

4. Jelaskan dampak negatif yang ditimbulkan dari pembangunan


masyarakat desa khususnya bagi generasi mudanya ?

1) Punahnya budaya masyarakat lokal yang dikarenakan generasi muda yang


harusnya jadi penerus dari budaya masyarakat lokal lebih memilih untuk
mengikuti budaya luar yang masuk kedesa.
2) Rasa sosial terhadap sesama berkurang karena lebih mementingkan
kepentingan diri sendiri.
3) Cara berpakaian yang dulunya lebih tertutup berubah menjadi kebarat-baratan
yaitu terkesan lebih terbuka.
4) Rusaknya suasana alami pedesaan.
5) Tercemarnya desa karena banyaknya polusi dan limbah.
6) Terjadi pemadatan penduduk karena adanya urbanisasi.

5. Jelaskan faktor-faktor penyebab urbanisasi sulit untuk dihindari dari


proses pembangunan ?

Alasan orang desa sulit melakukan migrasi atau pindah ke kota didasarkan atas
beberapa alasan, antara lain:
1) Lahan pertanian yang masih ada.
Karena masih banyak lahan pertanian di desa sehingga masyarakat lebih
memilih didesa karena pekerjaannya jelas lahan masih dapat digunakan untuk
menghasilkan uang.
2) Merasa cocok dengan budaya tempat asalnya
Budaya asal sangat mempengaruhi nyaman tidaknya kita di suatu tempat
maka dari itu kenyamanan masih salah satu hal penting dalam berpindah
tempat.
3) Mempunyai pekerjaan di desa dan kurangnya mengetahui banyak lapangan
pekerjaan di luar desa.
Masyarakat desa sudah memiliki pekerjaan tetapnya walau hanya bertani
mereka tetap mempertahankannya, karena minimnya informasi pekerjaan
diluar kota sehingga masyarakat lebih memilih bertahan.
4) Lengkapnya sarana dan prasarana di desa, misalnya sarana hiburan yang
memadai.
Sarana dan prasarana desa beda halnya dengan kota yang mana tempat nya
padat dengan bangunan-bangunan, walaupun begitu masyarakat lebih
memilih tinggal di desa asal karena sarana dan prasarana nya ada walau tiak
secanggih dikota.
5) Dikenal dari desa asal, sehingga masih ragu untuk ke kota lain.
Masyarakat desa kental akan kekeluargaannya sehingga masyarakat banyak
dikenal banyak orang di kota belum tentu seperti masyarakat desa tersebut.
6) Memiliki impian kuat menjadi orang kaya, karena pekerjaan di kota lain
belum tentu ada. Pekerjaan salah satu faktor penting menunjang kekayaan
maka dari itu masyarakat lebih memilih bekerja yang jelas ketimbang harus
mencari keluar kota yang mana pekerjaan tersebut masih belum ada.
7) Sekolah di desa dekat dengan rumah sehingga pelaku kurang minat untuk
pindah.
Sekolah di desa biasanya dekat dengan permukiman warga sehingga akses
yang dituju gampang tanpa harus naik kendaraan sehingga memudahkan
akses untuk kesekolah tersebut.
8) Pengaruh cerita orang, bahwa hidup di kota susah cari pekerjaan, atau
susahnya membuka usaha kecil-kecilan.
Pengaruh orang lain sungguh besar, karena dapat memunculkan bahwa
tinggal dikota susah mencari pekerjaan dan membuka usaha kecil karena
pengalaman orang dapat membawa dampak masyarakatdesa untuk pindah ke
kota.
9) Lebih kental Adat atau agama
Masyarakat desa sangat kental dengan adat yang ada dan agama yang kuat
maka dari itu masyarakat lebih mementingkan keduanya ketimbang harus
meghilangkan keduanya agar bisa dikota.

6. Jelaskan dan Gambarkanlah Skema dari Tujuan Pembangunan


Masyarakat Desa berdasarkan keputusan Menteri PPN/Bapenas ?
Tujuan pembangunan desa dalam UUD desa, Pembangunan desa meliputi
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Penyelenggaraan pembangunan
desa dilakukan dengan mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan
kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan
sosial.

Agar pembangunan desa bisa berjalan dengan baik dan menghasilkan, maka
pembangunan desa harus terencana, terkoordinasi, berbatas waktu, serta sesuai
dengan kondisi khas masyarakat dan wilayah desa yang bersangkutan. Selain itu
pelaksanaan pembangunan desa mensyaratkan adanya peran aktif masyarakat,
perangkat desa, lembaga-lembaga desa, lembaga di tingkat kecamatan dan kabupaten
(atau lembaga supra desa), dan lain-lain. Dalam proses pembangunan desa,
pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan desa perlu dilakukan
agar arah pembangunan desa tidak melenceng dari garis-garis yang telah ditetapkan
dalam perencanaan pembangunan desa itu sendiri.
7. Apa yang dimaksud dengan modal sosial dari organisasi sosial di
masyarakat dan sejak kapan istilah ini muncul ?

Modal sosial yang hidup dimasyarakat oleh Woolcock (1998) dibagi menjadi
3 (tiga) yaitu social capital bonding (modal sosial terikat), social capital bridging
(modal sosial menjembatani), dan social capital linking (modal sosial
menghubungkan). Social capital bonding biasanya dapat ditunjukkan melalui nilai,
kultur, persepsi dan tradisi atau adat-istiadat yang hidup di masyarakat. Bridging
social capital dalam kehidupan masyarakat berwujud institusi maupun mekanisme
yang berlaku di masyarakat dalam rangka mencapai tujuan bersama. Social bridging
yang dimaksud dalam modal sosial berupa ikatan sosial yang timbul sebagai reaksi
atas berbagai macam karakteristik suatu kelompok.

8. Jelaskan Pendapat Woolcock dan Naraya Agus Supriono dkk tentang


dimensi Modal sosial serta bentuk-bentuk dari modal sosial dimaksud ?

Menurut Woolcock dan Narayan dalam Agus Supriono dkk (2009 : 4),
dimensi modal sosial tumbuh pada suatu masyarakat yang di dalamnya berisi nilai,
norma dan pola-pola interaksi sosial yang mengatur kehidupan keseharian
anggotanya. Adler dan Kwon dalam Agus Supriono dkk (2009 : 4) mengatakan
bahwa “ dimensi modal sosial merupakan gambaran dari keterikatan internal yang
mewarnai struktur kolektif dan memberikan kohesifitas dan keuntungan-keuntungan
bersama dari proses dinamika yang terjadi dalam masyarakat” . Dasgupta dan
Serageldin masih dalam Agus Supriono dkk (2009 : 4) mengemukakan bahwa “
dimensi modal sosial menggambarkan segala sesuatu yang membuat masyarakat
bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan dan di dalamnya
diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi” . Coleman
(2009 : 421 – 434) menggambarkan dimensi modal sosial secara rinci dengan
mengemukakan bahwa dimensi modal sosial inhern dalam struktur relasi sosial dan
jaringan sosial di dalam suatu masyarakat yang menciptakan berbagai ragam
kewajiban sosial, menciptakan iklim saling percaya, membawa saluran informasi dan
menetapkan norma- norma serta sanksi-sanksi sosial bagi para anggota masyarakat
tersebut.
Dari pernyataan-pernyataan mengenai dimensi modal sosial tersebut, yang
menjadi pertanyaan bagi peneliti adalah tidak adanya penjelasan mengenai agen atau
tokoh yang menjadi poros atau panutan bagi anggota komunitas dalam
mengembangkan relasi dan jaringan sosial yang terbentuk. Dalam banyak bentuk
relasi sosial, dapat ditemui kesetaraan peran di antara pihak-pihak yang menjalin
relasi, misalnya relasi pertemanan. Namun bagaimanapun juga, ada saat-saat tertentu
di mana salah satu pihak lebih dominan terhadap pihak yang lain atau salah satu
pihak memberikan pengaruh atau memberi arah yang kemudian diikuti oleh pihak
lainnya. Demikian pula halnya dengan modal sosial. Penanaman nilai-nilai dan
norma-norma, pembentukan jaringan sosial dan tumbuhnya gerakan untuk mencapai
tujuan bersama mungkin saja terbentuk secara alamiah dari proses dan kehidupan
sehari-hari dalam suatu komunitas tetapi pada waktu-waktu tertentu dan ketika
menghadapi pihak dari luar komunitas, tentu harus ada orang yang mewakili untuk
menyampaikan aspirasi atau menjawab pertanyaan (maupun tantangan) yang timbul.
Penulis berpendapat bahwa dalam dimensi modal sosial, peran agen atau tokoh
merupakan hal penting yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari modal sosial itu
sendiri. Sama halnya seperti dalam sebuah keluarga, di mana nilai-nilai kebajikan
dan budi pekerti ditanamkan kepada anak (keturunan) oleh orang tuanya maka dalam
membangun kepercayaan maupun relasi sosial serta menggunakan nilai-nilai dan
norma-norma untuk menjadi pengikat
dalam komunitas diperlukan adanya tokoh-tokoh yang dapat menjadi sentral dan
dapat mempengaruhi seluruh anggota komunitas.

B. Praktek

Pada Tanggal 9 s/d 16 Desember 2019 suadara telah melaksanakan Praktek


Kerja Matakuliah (PKM) di desa dan kelompok masyarakat, gambarkan dan
jelaskanlah proses dan hasil yang saudara dapatkan sesuai dengan langkah
kerja yang telah ditetapkan sebelumnya, apa hasil dan saran yang dapat anda
berikan pada masyarakat tersebut sekaitan dengan :
1) Perubahan Sosial
2) Organisasi Sosial
3) Stratifikasi Sosial
4) Faktor-faktor yang dapat merusak modal sosial di desa tersebut.
5) Penyebab dan Dampak Konflik sosial di desa tersebut
6) Desa dan Pembangunan Masyarakat Desa

1. Perubahan sosial
Perubahan sosial merupakan suatu perubahan pada struktur dan juga fungsi
yang ada didalam sistem sosial pada masyarakat secara terus-menerus bahkan
termasuk aspek kebudayaan seperti nilai dan norma, tradisi, kebiasaan,
kepercayaan dan pola perilaku masyarakat didesa Beringin.
2. Organisasi sosial
Organisasi sosial yang ada di desa Beringin :
a) Kelompok Tani (POKTAN) Merupakan kumpulan beberapa orang yang
memiliki tujuan yang sama dalam meningkatkan pendapatan dan efisiensi
kerja di bidang pertanian. Penduduk di desa Beringin ini membentuk
sebanyak 8 kelompok tani yang mana hanya 2 kelompok tani yang masih
aktif dalam bertani.
b) Gabungan kelompok tani (GAPOKTAN)merupakan kumpulan beberapa
kelompok tani yang memiliki visi dan misi yang sama dan lebih besar dalam
meningkatkan efisiensi kerja dibidang pertanian guna memenuhi
kebutuhannya.
c) Karang taruna yaitu organisasi sosial yang dibangun oleh pemuda atau
remaja desa Beringin. Organisasi ini dibangun sebagai wadah membina para
pemuda untuk mengikuti kegiatan-kegiatan sosial seperti kesenian, olahraga,
bakti sosial, dan lain-lain.
d) PKK dibangun untuk memberdayakan wanita didesa Beringinagar lebih
berperan aktif dalam pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain.

3. Stratifikasi sosial
Masyarakat desa Beringin bisa dikatakan homogen karena rata-rata
penduduknya berasal dari suku jawa sedangkan sebagian kecilnya bersal dari suku
batak dan melayu. Dan berdasarkan hasil pengamatan kami dilapangan bahwa
masyarakat di desa Beringin memiliki hubungan yang cukup erat antar warga
masyarakatnya . Karena disana rata-rata mata pencahariannya petani maka semua
kedudukannya sama. Tetapi disana masih juga terjadi stratifikasi seperti adanya
perbedaan perlakuan antara yang mamppu dan yang tidak mampu, berpendidikan
dan tidak berpendidikan dan juga golongan berdasarkan kekayaan dan hal yang
mungkin masih terjadi disana adalah stratifikasi berdasarkan kelompok suku,
mereka masih cenderung berkelompok antar sesama sukunya walaupun suku lain
juga saling berinteraksi namun tak se erat pada sukunya masing-masing. Dan juga
interaksi terhadap penduduk pindahan masih dikatakan kurang kemungkinan
disebabkan karena masih beradaptasi terhadap warga dan lingkungannya.
4. Faktor-faktor yang dapat merusak modal sosial di desa tersebut
Berdasarkan pengamatan dilapangan, Faktor-faktor yang dapat merusak modal
di desa Beringin yaitu :
a) Penutupan Kepercayaan. Di desa Beringin, warga masyarakatnya masih
sangat tinggi rasa percaya pada sesame warga sehingga apapun yang di
sampaikan dalam musyawarah pasti akan selalu di percaya. Namun ketika ada
seseorang/sekelompok warga di desa itu yang menyeleweng entah itu
statusnya sebagai penjabat atau memberi harapan palsu pada warga atau ada
suatu persengkokolan yang diketahui maka rasa percaya itu sudah tidak ada
lagi sehingga jiwa sosial masyarakat didesa tersebut akan semakin berkurang
dan akibatnya akan saling tidak mempedulikan.
b) Kelas dan kekayaan. Ini dapat dikatakan sebagai modal rusaknya jiwa sosial
di desa tersebut karena jika ada yang mengelompokkan diri berdasarkan
kekayaan di desa tersebut dan cenderung menutup diri/individualisme, maka
warga yang lain akan memandang tidak baik kelompok warga tersebut
sehingga hubungan sosial antar warga tersebut menjadi tidak baik dan saling
tidak mempedulikan sehingga apapun yang terjadi ataupun kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat yang individual itu tidak akan di pedulikan oleh
warga masyarakat lain. Dari kejadian ini bisa merusak modal sosial di
masyarakat desa tersebut.

5. Penyebab dan Dampak Konflik sosial di desa tersebut


Penyebab dan dampak konflik sosial di Desa Beringin ada beberapa yaitu :
a) Kurangnya komunikasi antar sesama. Di Desa Beringin ini masih kurang
komunikasi beberapa warga desa disebabkan oleh kurang dekatnya hubungan
antar warga sehingga berdampak pada kurangnya kepedulian dan masih ada
kecurigaan satu sama lain .
b) Teknologi yang masih minim. Teknologi yang masih kurang menyebabkan
konflik didesa tersebut karena informasi yang didapat masyarakat masih
kurang sehingga masih berputar- putar pada kebiasaan lama yang kurang baik
dan menyebabkan desa tersebut tidak maju. Dampaknya adalah desa tersebut
kurang mendapat perhatian dari berbagai pihak karena desa tersebut kurang
tereksplor.
c) Perubahan sosial. Perubahan ini juga menjadi penyebab konflik seperti
kebiasaan gotong royong didesa tersebut namun seiring perkembangan waktu
ada kebiasaan mementingkan diri sendiri sehingga perkumpulan antar warga
tersebut kurang terjalin lagi.

6. Desa dan pembangunan masyarakat desa


Desa beringin merupakan salah satu desa yang terletak di kabupaten deli
serdang yang mayoritas penduduknya adalah petani. Pemerintah desa beringin
banyak melakukan pemberdayaan masyarakat dalam aspek pembangunan pertanian
dengan melakukan program pengembangan pertanian hidroponik untuk para
kelompok wanita tani di desa tersebut. juga

Anda mungkin juga menyukai