Laporan Resmi Pembuatan Preparat Kutikula Daun1
Laporan Resmi Pembuatan Preparat Kutikula Daun1
PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
Disusun Oleh:
Kelompok 3
i
A. JUDUL
Pembuatan Preparat Kutikula Daun
B. TUJUAN
Membuat cetakan epidermis daun pada kutikula dengan melarutkan mesofilnya.
C. METODE
a. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. Pinset 1. Hydrogen peroksida
2. Kuas 2. Paraffin
3. Pipet tetes 3. Larutan safranin
4. Gelas beker 4. Gliserin jeli
5. Oven 5. Aquades
6. Botol sampel 6. Kapas
b. Cara Kerja
1. Persiapan
Potongan daun Schefflera arboricola disiapkan untuk dibuat preparat
1
Potongan daun Schefflera arboricola direndam ke dalam botol sampel
yang sudah diisi hydrogen peroksida sepertiga dari botol
2
Apabila daun sudah transparan berarti sel-sel sudah larut
3
2. Pewarnaan
4
3. Pembuatan
Gelas benda digerakkan di atas api secara pelan sampai tertutup dengan
rapat sehingga tidak ada gelembung udara yang terjebak
5
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
1. Preparat kutikula daun Schefflera arboricola
PEMBAHASAN
Praktikum mikroteknik yang berjudul “Pembuatan Preparat Kutikula Daun”
bertujuan untuk membuat cetakan epidermis daun pada kutikula dengan
melarutkan mesofilnya. Kutikula adalah struktur multi-layer terutama terdiri dari
cutin, cutan, polisakarida, lipid, dan lilin. Kutikula terdiri atas 2 lapisan, yaitu
lapisan luar yang hanya dibangun oleh kutin yang merupakan kutikula sebenarnya,
dan lapisan di bawahnya yang disebut lapisan kutikular, terdiri atas kutin dan
6
bahan dinding. Pada sisi yang menghadap ke dalam daun, kutikula menempel pada
dinding sel tanaman epidermis, sementara pada sisi yang menghadap ke luar,
kutikula membentuk lapisan atau kulit yang menutupi permukaan daun. Kutikula
biasanya tidak terdapat pada bagian tumbuhan yang aktif tumbuh (Mulyani, 2006).
Prinsip kerja dari pembuatan preparat kutikula ini yakni dengan cara melarutkan
jaringan-jaringan daun dalam hydrogen peroksida. Kristal tetrasodium pirofosfat
dapat ditambahkan sebagai katalisator dan pemanasan untuk mempercepat
pelarutan sel-sel daun (Ratnawati dkk, 2015).
Langkah pertama yang dilakukan dari pembuatan preparat kutikula adalah
merendam potongan daun yang berukuran ± 5 mm x 5 mm ke dalam botol kaca
yang telah diisi dengan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida digunakan
untuk melarutkan jaringan mesofil pada daun. Sedangkan perendaman daun dalam
hidrogen peroksida tidak menyebabkan kutikula ikut larut. Oleh karena itu pelarut
yang tepat digunakan dalam pembuatan preparat kutikula ini adalah hidrogen
peroksida. Selain itu, pertimbangan lain dalam pemilihan pelarut adalah harga dan
kemudahan untuk mendapatkannya.
Langkah selanjutnya adalah memasukan potongan daun yang sudah
direndam tadi ke dalam oven dengan suhu 60oC selama enam hari dengan tujuan
mempercepat pelarutan jaringan-jaringan daun. Setiap hari perlu dilakukan
pengecekan untuk melihat jumlah larutan hidrogen peroksida dalam botol
perendaman. Jika mendekati habis, maka harus ditambahkan aquades ke dalam
botol sampel sampai tingginya leher botol. Hal ini dilakukan setiap hari sampai 7
hari atau hingga daun berwarna jernih. Pengovenan dihentikan apabila potongan
daun tersebut sudah larut (mengalami klorosis), berubah warna menjadi jernih dan
menyisakan lapisan-lapisan tipis transparan kutikula di dalam botol perendaman.
Dari beberapa daun yang direndam terjadi perbedaan kecepatan kelarutan.
Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh tebal tipisnya daun, dimana semakin tebal
daun semakin lama pelarutannya. Hal ini disebabkan daun yang tebal memiliki
lebih banyak serat (berkas pengangkut).
Ketika potongan daun sudah transparan yang menandakan bahwa sel-selnya
telah larut, botol dikeluarkan dari oven dan sisa larutan dalam botol dibuang.
7
Setelah itu cuci kutikula menggunakan aquades sebanyak tiga kali sampai jernih.
Apabila tidak dicuci atau dalam pencucian tidak bersih akan dapat menimbulkan
kristal sisa hidrogen peroksida pada preparat sehingga pada saat melakukan
pengamatan preparat tidak terlihat jelas karena tertutupi oleh kristal. Kutikula
dibersihkan dengan kuas halus untuk membersihkannya dari sisa-sisa jaringan
yang tidak diperlukan. Selanjutnya kutikula direndam dengan pewarna safranin
selama 8-10 menit, dimana pelarut yang digunakan adalah air. Alasan mengapa
menggunakan air sebagai pelarut karena pada saat pencucian juga menggunakan
air sehingga dapat diperoleh kondisi yang sama pada saat perendaman dan
pencucian.. Safranin merupakan pewarna (dye) yang memudahkan saat
pengamatan dibawah mikroskop karena menyerap panjang gelombang tertentu
dari cahaya. Zat warna safranin baik digunakan pada tumbuhan karena mewarnai
hampir seluruh bagian saringan pada tumbuhan (Rudyatami, 2015).
Langkah selanjutnya setelah pewarnaan yakni dengan membilas preparat
dengan air hingga benar-benar jernih. Hal ini bertujuan supaya ketika kutikula
ditetesi gliserin jeli lalu dipanaskan, warna kutikula tetap jernih dan tidak
memudar. Berikutnya preparat diletakkan di atas gelas benda pada posisi tengah
di salah satu sisi gelas benda, sementara sisi yang lain untuk pelabelan.
Pengambilan preparat dari dalam cawan petri dilakukan memakai kuas halus
dengan hati-hati agar kutikula tidak hancur, sobek, atau terlipat. Preparat kemudian
ditutup menggunakan gliserin jeli secara tegak lurus. Gliserin jeli berfungsi
mengawetkan preparat, melindungi dari jamur, dan merekatkannya pada gelas
benda. Potongan paraffin diletakkan pada keempat sisi dekat sudut gelas penutup
untuk perekat dan mencegah masuknya udara ke dalam preparat sehingga tidak
terbentuk gelembung udara dan tidak mengganggu pengamatan terhadap kutikula.
Selanjutnya, preparat ditutup dengan gelas penutup dan dipanaskan di atas lampu
spiritus secara perlahan-lahan sampai paraffin dan gliserin jeli mencair dan tidak
terdapat gelembung udara yang terjebak. Jika ada gelembung udara yang terjebak,
maka preparat menjadi tidak representatif untuk pengamatan.
Setelah menyelesaikan semua langkah kerja di atas, maka diperoleh preparat
kutikula dari daun Schefflera arboricola yang siap untuk diamati menggunakan
8
mikroskop. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh bahwa preparat kutikula
yang dibuat terlihat jelas dan tampak adanya beberapa stomata pada preparat daun
tersebut.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
praktikan telah dapat membuat cetakan epidermis daun pada kutikula dengan
melarutkan mesofilnya. Preparat kutikula daun dibuat dengan melarutkan mesofil
dalam hydrogen peroksida (H2O2) dan dipanaskan dalam oven pada suhu 60◦C
selama seminggu hingga warna potongan daun menjadi transparan yang
menandakan sel-sel sudah larut. Berikutnya, dicuci 3 kali menggunakan air.
Kemudian, potongan daun dilakukan pewarnaan dengan direndam dalam safranin.
Selanjutnya, potongan daun dicuci sampai jernih. Tahap terakhir adalah
meletakkan kutikula di atas gelas benda dengan ditetesi gliserin jeli dan diberi
potongan-potongan paraffin pada bagian sudut tepi gelas penutupnya. Setelah itu,
gelas benda dipanaskan di atas api secara perlahan-lahan sehingga paraffin dan
gliserin jeli mencair dan tidak ada gelembung udara yang terjebak.
F. DISKUSI
1. Apa fungsi dari gliserin jeli dalam pembuatan preparat ini?
Jawab: fungsi dari gliserin jeli dalam pembuatan preparat kutikula daun adalah
mengawetkan preparat, melindungi dari jamur, dan merekatkannya pada gelas
benda.
2. Apa fungsi dari preparat kutikula ini?
Jawab: fungsi dari preparat kutikula adalah untuk mengamati komponen lapisan
daun paling luar (untuk pengamatan jaringan epidermis dan stomata).
G. DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Ratnawati, dkk. 2015. Diktat Petunjuk Praktikum Mikroteknik Jurusan Pendidikan
Biologi. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Rudyatami, E. 2015.Bahan Ajar Mikroteknik.Semarang:UNNES.
9
H. LAMPIRAN
10
Gambar 6. Air dimasukkan dalam botol Gambar 7. Botol kaca siap dimasukkan
kaca. dalam inkubator.
Gambar 10. Botol kaca siap Gambar 11. Kutikula dibersihkan dari
dimasukkan dalam inkubator kembali. sisa-sisa jaringan.
Gambar 12. Kutikula direndam dalam Gambar 13. Kutikula dibilas dengan
safranin. air.
11
Gambar 14. Kutikula diletakkan di atas Gambar 15. Paraffin diletakkan pada 4
gelas benda dan diberi gliserin. sisi sekitar kutikula.
12