Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK FK UMS

LAPORAN KASUS

Penegakan Diagnosis dan Tatalaksana Anak dengan Diare Cair Akut dan Dehidrasi
disertai Common Cold

Pembimbing

dr. Isna Nurhayati, Sp. A., M. Kes.

Penyusun

Irma Yulida, S.Ked J510185071

PRODI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020

1
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik
LAPORAN KASUS
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : Penegakan Diagnosis dan Tatalaksana Anak dengan Diare Cair Akut dan
Dehidrasi disertai Common Cold

Penyusun : Irma Yulida, S.Ked J510185071


Pembimbing : dr. Isna Nurhayati, Sp. A., M. Kes.

Sukoharjo, Januari 2020


Penyusun,

Irma Yulida, S.Ked

Menyetujui,
Pembimbing

dr. Isna Nurhayati, Sp. A., M. Kes

Mengetahui,
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

Dr. Iin Novita N.M., M.Sc., Sp.PD

2
Penegakan Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Anak dengan Diare dan Dehidrasi
disertai Common Cold
Irma Yulida*, Isna Nurhayati Sp.A,M.Kes**
* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
** Bagian Kesehatan Anak, RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo

Abstrak

Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dengan konsistensi cair, dan berlangsung kurang dari
1 minggu. Seorang anak perempuan usia 2 tahun 1 bulan di bawa orang tuanya ke IGD dengan keluhan BAB cair.
BAB cair sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. BAB cair sekitar 4 x disertai ampas, namun tidak ada lender dan
darah. Pasien juga demam 1 hari saat sebelum masuk rumah sakit. Saat hari masuk rumah sakit pasien muntah-muntah
sebanyak 7 x berisi makanan dan cairan. Orang tua juga mengeluhkan anaknya pilek sejak pagi sebelum masuk rumah
sakit disertai hidung tersumbat. Pasien sudah berobat, namun masih belum membaik. Pasien rewel, tidak nafsu makan,
lemas, selalu merasa haus dan BAK berkurang. Pasien tidak memiliki riwayat sakit serupa sebelumnya. Pasien dan
keluarga sebelumnya pergi berwisata ke Banyuwangi dan diketahui sering mengkonsumsi jajanan di pinggir jalan
selama di Banyuwangi dan terkadang tidak mencuci tangan sebelum makan. Pemeriksaan tanda vital pasien keadaan
umum pasien tampak lemah, rewel dan kesadaran kompos mentis, denyut nadi 135 kali/menit, pernafasan 30
kali/menit, suhu tubuh 36,80C, dan saturasi oksigen 99%. Pemeriksaan fisik mata cowong (-/-), bibir kering (+)
abdomen inspeksi distended (-/-), auskultasi bising usus normal, perkusi timpani (+), turgor kulit kembali cepat.
Diagnosis pasien adalah diare cair akut dengan dehidrasi ringan sedang disertai Common cold. Pada pasien dilakukan
rehidrasi dan pengobatan terhadap diare untuk memberikan prognosis baik pada pasien

Kata kunci : Diare pada anak, Dehidrasi ringan sedang, Common cold

Abstract

Acute diarrhea is bowel movements more than 3 times in 24 hours, with a liquid consistency, and lasts less than a
week. A girl aged 2 years 1 month was taken by her parents to the emergency room with complaints of liquid bowel
movements. Liquid bowel since 5 days before entering hospital. Liquid bowel for about 4 time, accompanied by pulp,
but there are no lenders and blood. Patients also have fever one day before entering hospital. On the day of entering
hospital, the patient vomits 7 times containing food and fluids. Parents also complained about their children having
a cold since morning before being admitted to the hospital with a blocked nose. The patient was treated, but it still
did not improve. Patients are fussy, have no appetite, are weak, always feel thirsty and have a reduced urinating. The
patient has no previous similar history . Patients and families previously went on a trip to Banyuwangi and always
consume snacks on the roadside while in Banyuwangi and sometimes did not wash their hands before eating. The vital
signs is the patient looked weak, fussy and compost mentis, pulse rate 135 times / minute, breathing 30 times / minute,
body temperature 36.80C, and oxygen saturation of 99%. Physical examination of the cowboy's eyes (- / -), dry lips
(+) distended abdomen inspection (- / -), auscultation of normal bowel sounds, tympanic percussion (+), skin turgor
return quickly. The patient's diagnosis is acute liquid diarrhea with mild to moderate dehydration accompanied by
common cold. The patient is given rehydration and treatment of diarrhea to provide a good prognosis.

Keyword : Diarrhea in children, mild to moderate dehydration, Common Cold

3
muntah sebanyak 7 x berisi makanan dan cairan.
Orang tua juga mengeluhkan anaknya pilek sejak pagi
Pendahuluan sebelum masuk rumah sakit disertai hidung tersumbat.
Pasien sudah 2 x dibawa oleh orang tua berobat, yaitu
Diare akut masih merupakan penyebab utama
ke puskesmas dan ke klinik. Pasien rewel, tidak nafsu
morbiditas dan mortalitas anak di negara
makan, lemas,selalu merasa haus dan BAK berkurang,
berkembang.1 WHO memperkirakan 4 milyar kasus
sehingga pasien dibawa oleh orang tuanya ke IGD
terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta
RSUD Sukoharjo. Pasien tidak memiliki riwayat sakit
diantaranya meninggal; sebagian besar anak-anak di
serupa sebelumnya. Pasien sehari-hari mengkonsumsi
bawah umur 5 tahun. Lebih dari 5000 anak meninggal
ASI dsn MPASI. Pasien dan keluarga sebelumnya
setiap hari akibat diare. Dari semua kematian anak
pergi berwisata ke Banyuwangi dan diketahui sering
akibat diare, 78% terjadi di Afrika dan Asia Tenggara.1
mengkonsumsi jajanan di pinggir jalan dan terkadang
Laporan Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa
tidak mencuci tangan sebelum makan.
penyakit Diare merupakan penyebab kematian nomor
satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%), Alloanamnesis yang dilakukan pada ibu pasien
sedangkan pada golongan semua umur merupakan didapatkan bahwa pasien merupakan anak pertama
penyebab kematian yang ke empat(13,2%) 2 (P2A1) dengan riwayat kelahiran partus spontan. Usia
kehamilan saat kelahiran cukup bulan dan berat badan
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3
pasien saat lahir yaitu 3000 gram, panjang badan 44
kali dalam 24 jam, dengan konsistensi cair, dan
cm. Saat lahir pasien menangis kuat, aktif, dan warna
berlangsung kurang dari 1 minggu3 Definisi lain
kulit kemerahan. Riwayat imunisasi pasien sudah
mengenai diare yaitu buang air besar yang terjadi pada
mendapatkan imunisasi sesuai usia. Ayah pasien
bayi dan anak yang sebelumnya nampak sehat, dengan
merupakan seorang karyawan pabrik, sedangkan ibu
frekuensi tiga kali atau lebih per hari, disertai
seorang ibu rumsh tangga. Untuk keadaan
perubahan tinja menjadi cair, dengan atau tanpa lendir
dilingkungan sekitar rumah pasien, Pasien tinggal
dan darah.4
bersama orang tua dan saudara kandungnya, rumah
Diare dapat diklasifikasikan menurut bentuk dengan 2 kamar dan 1 kamar mandi WC, dinding batu
klinis diare, derajat dehidrasi, dan lamanya diare.2 bata, dan lantai dari keramik. Ventilasi udara dan
Pada anak, biasanya diare memberikan gambaran penerangan cukup. Sumber air yang digunakan adalah
klinis atau gejala seperti muntah, rasa haus, rewel, air sumur. Air sumur digunakan untuk masak, mandi,
anak lemah, kesadaran menurun, demam, sesak, dan mencuci pakaian. Air sumur yang digunakan
kejang dan kembung.3 Faktor utama untuk jernih, tidak berasa, dan tidak berbau. Untuk minum,
mengurangi angka kematian akibat diare adalah kadang menggunakan air galon. Makanan sehari-hari
program penggunaan cairan rehidrasi oral (CRO) lebih sering dimasak sendiri. Orang tua menyuapi
secara meluas sebagai terapi dan pencegahan terhadap anak hanya mencuci tangan dengan air mengalir,
terjadinya dehidrasi.5 namun tidak menggunakan sabun. Sedangkan pasien
terkadang tidak mencuci tangan.
Kami melaporkan cara penegakan diagnosis dan
penatalaksanaan sebuah kasus anak dengan diare akut Pemeriksaan tanda vital pasien keadaan umum pasien
di rumah sakit Kabupaten tampak lemah, rewel dan kesadaran kompos mentis,
denyut nadi 135 kali/menit, respiratory rate 30
Laporan Kasus kali/menit, suhu tubuh 36,80C, dan saturasi oksigen
99%.
Seorang anak perempuan usia 2 tahun 1 bulan di
bawa orangtuanya ke IGD dengan keluhan BAB cair. Pemeriksaan fisik bagian kepala didapatkan
BAB cair sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. conjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), mata cowong
BAB cair sekitar 4 x, ampas (+) lendir (-) darah (-). (-/-), napas cuping hidung (-), bibir sianosis (-), bibir
Pasien juga demam 1 hari saat sebelum masuk rumah kering (+), bagian thoraks di dapatkan inspeksi dada
sakit. Saat hari masuk rumah sakit pasien muntah- simetris (+), retraksi intercostae (-), fremitus normal

4
(+/+), perkusi sonor di seluruh lapang paru,, rhonki (- 4 tahun penyebab kematian karena diare 25%
/-) , suara dasar vesikuler (+/+), pada kedua lapang dibandingkan pnemonia4
paru, abdomen inspeksi distended (-/-), auskultasi
bising usus normal, perkusi timpani (+), palpasi supel Cara penularan diare pada umumnya melalui fekal
(+), turgor kulit kembali cepat, genitalia dan oral yaitu melalui makanan atau minuman yang
ekstremitas dalam batas normal. tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung
tangan dengan penderita atau barang-barang yang
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap pasien telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung
menunjukkan hasil Leukosit 19,7(H) x103/L, Hb melalui lalat. (4F= field,flies, fingers, fluid) 6
10,9 g/dL; HCT 33,6 %(L); MCV 71,3 Fl (L); MCH
23,1 pg; MCHC 32,4 g/dL; RDW-CV 14,5%; PCT Faktor risiko lainnya adalah makanan yang tidak
0,34%; MPV 9,0 fL; PDW 9,2%; limfosit 23,8; higienis, tempat penyimpanan makanan dingin yang
monosit 10,70; eosinofil 0,50 (L). kurang, kontak makanan dengan lalat, dan
mengkonsumsi air minum yang tercemar. Beberapa
Berdasarkan subjektif, pemeriksaan fisik, dan faktor risiko dari penderita adalah usia, kebersihan
pemeriksaan penunjang tersebut, diagnosis pasien perorangan, asam lambung dan rintangan lainnya yaitu
adalah Diare cair akut dehidrasi ringan-sedang disertai intestinal motility, enteric microflora, imunity dan
common cold. Pasien selanjutnya diobservasi di ruang intestinal receptors.7
dengan terapi infus RL 92cc/jam selama 3 jam dilanjut
maintenance 11tpm makro, injeksi ondancentron Tingginya insiden diare salah satunya dapat
1mg/8jam bila muntah, L.Bio 2 kali sehari 1 sachet, disebabkan oleh beberapa jenis bakteri seperti Vibrio
Zink 1x20mg sehari dan puyer trifed 3 x 1/6 tab. cholera, Salmonella sp, Shigella sp, Campylobacter
Setelah dirawat selama 4 hari dan keadaan stabil, jejuni dan Escherichia coli. Beberapa subtype E.colii
pasien diperbolehkan pulang dengan pemberian yang dapat menyebabkan diare yaitu : Enterotoxigenic
edukasi kepada ibu anak dan keluarga untuk Escherichia coli (ETEC), Enterophatogenic
memberikan makanan yang bergizi dan lunak terlebih Escherichia coli (EPEC), Enteroaggregative
dahulu serta memperhatikan asupan cairan pada anak, Escherichia coli (EAEC), Enteroinvasive Escherichia
apabila terjadi diare berulang untuk segera dibawa ke coli (EIEC) dan Enterohemorraghic Escherichia coli
rumah sakit, serta kontrol rutin tiap bulan nya untuk (EHEC).8
mengevaluasi kondisi dan tumbuh kembang anak.
Menurut gejala klinis diare, dapat
Diskusi diklasifikasikan mejadi tujuh, yaitu3:
1. Diare cair akut: diare lebih dari 3 kali sehari,
Kasus ini menggambarkan presentasi klinis pada berlangsung kurang dari 14 hari, tidak
anak dengan diare akut, yaitu buang air besar lebih dari mengandung darah.
3 kali dalam 24 jam, dengan konsistensi cair, dan 2. Cholera : diare air cucian beras, sering dan
berlangsung kurang dari 1 minggu 1 banyak, dan cepat menimbukan dehidrasi berat,
atau diare dengan dehidrasi berat selama terjadi
Diare masih menjadi masalah kesehatan KLB cholera, atau diare dengan hasil kultur tinja
masyarakat di negara berkembang termasuk di positif untuk V.Cholera O1 atau O139.
Indonesia dan merupakan salah satu penyebab 3. Disentri : diare disertai lender atau darah
kematian dan kesakitan pada anak, terutama usia di 4. Diare persisten : diare berlangsung selama 14 hari
bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak atau lebih
meninggal setiap tahunnya karena diare dan sebagian 5. Diare dengan gizi buruk : diare jenis apapun yang
besar kejadian tersebut 10 terjadi di negara disertai tanda gizi buruk
berkembang. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 6. Diare terkait antibiotic (antibiotic associated
2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan diarrhea): medapat antibiotic oral spektrum luas
penyebab kematian bayi terbanyak yaitu 42%
dibandingkan pnemonia 24%, untuk golongan usia 1 –

5
7. Invaginasi : dominan darah dan lender dalam bersamaan. Kedua keadaan ini terjadi sekunder
tinja, massa intra abdominal, tangisan keras dan terhadap kerusakan mukosa karena infeksi, malnutrisi
kepucatan pada bayi. atau reaksi alergi susu sapi atau protein lain 9

Pemeriksaan fisik yang dinilai pada penderita


diare: 3
- Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
- Tanda utama: keadaan umum
gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma,
rasa haus, turgor kulit abdomen menurun
- Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak
mata, air mata, mukosa bibir, mulut, dan
lidah
- Berat badan
- Tanda gangguan keseimbangan asam basa
dan elektrolit seperti napas cepat, dan dalam
(asidosis metabolik), kembung
(hipokalemi), kejang (hipo atau
hipernatremi),)
Gambar 1. Skala klinis dehidrasi menurut Freedman et
al.10
Penilaian tingkat dehidrasi3:
1. Dehidrasi berat:
Terdapat dua atau lebih dari tanda dibawah ini :
a. Letargi atau tidak sadar
b. Mata cekung
c. Tidak bisa minum atau malas minum
d. Turgor kulit perut kembali sangat lambat (>2
detik)
2. Dehidrasi ringan-sedang:
Gambar 2. Skala klinis dehidrasi menurut Carmo et
Terdapat dua atau lebih tanda dibawah ini:
a. Rewel, gelisah al.10
b. Mata cekung
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
c. Minum dengan lahap, haus
pada anak dengan diare antara lain yaitu, pemeriksaan
d. Turgor kulit perut kembali lambat
tinja, terutama apabila ada tanda intoleransi laktosa
3. Tanpa dehidrasi:
dan kecurigaan amubiasis. Hal yang dinilai adalah
Tidak terdapat cukup tanda untuk diklasifikasikan
makroskopis (konsistensi, warna, lendir, darah, dan
sebagai dehidrasi ringan-sedang atau berat.
bau), mikroskopis (leukosit, eritrosit, parasite, dan
bakteri), kimia (pH, clinitest, elektrolit (Na, K,
Diare juga dapat dibagi berdasarkan lamanya HCO3)). Analisis gas darah dan elektrolit dilakukan
waktu terjadinya diare, yaitu diare akut dan diare jika dicurigai adanya ganguan keseimbangan asam
persisten. Diare akut adalah buang air besar lebih dari basa dan elektrolit.4
3 kali dalam 24 jam, dengan konsistensi cair, dan
berlangsung kurang dari 1 minggu.3 Diare persisten Strategi pengendalian penyakit diare yang yang
yaitu episode diare yang diperkirakan penyebabnya dilaksanakan yaitu LINTAS Diare ( Lima Langkah
adalah infeksi dan mulainya sebagai diare akut, tetapi Tuntaskan Diare ):11
berakhir lebih dari 14 hari.4 Diare persisten sering 1. Berikan Oralit
berhubungan atau bersamaan dengan intoleransi Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat
dengan memberikan oralit osmolaritas rendah,
laktosa atau protein susu sapi. Intoleransi laktosa dan
dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah
protein susu sapi dapat terjadi secara terpisah atau

6
tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang.
Bila penderita tidak bisa minum harus segera di
bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat
pertolongan cairan melalui infus.
Derajat dehidrasi dibagi dalam 3 klasifikasi :
a. Diare tanpa dehidrasi
Dosis oralit bagi penderita diare tanpa
dehidrasi sbb : Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas
setiap kali anak mencret. Umur 1–4 tahun: ½
- 1 gelas setiap kali anak mencret. Umur
diatas 5 Tahun : 1– 1½ gelas setiap kali anak
mencret.
b. Diare dehidrasi Ringan/Sedang
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam
pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya
diteruskan dengan pemberian oralit seperti
diare tanpa dehidrasi.
c. Diare dehidrasi berat
Penderita diare yang tidak dapat minum
harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk di
infus.
2. Berikan obat zinc Gambar 3. Table antibiotic spesifik berdasarkan
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang pathogen penyebab diare.12
penting dalam tubuh. Zinc dapat menghambat
enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), Prognosis diare dengan pemberian penggantian
dimana ekskresi enzim ini meningkat selama cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan
diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis
Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas
yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi
dan mortalitas yang minimal.13
selama kejadian diare. Dosis pemberian Zinc pada
balita: - Umur < 6 bulan: ½ tablet(10mg) per hari
Common cold, atau Infeksi saluran pernapasan
selama 10 hari - Umur > 6 bulan: 1 tablet (20mg)
per hari selama 10 hari. atas (ISPA) non spesifik atau “flu biasa” merupakan
3. Pemberian ASI / Makanan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk menyerang saluran pernapasan atas (hidung).
memberikan gizi pada penderita terutama pada Umumnya penyakitini dialami oleh anak-anak hingga
anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah dewasa.14
berkurangnya berat badan. Anak yang masih
minum Asi harus lebih sering di beri ASI. Virus yang menyebabkan Common Cold seperti
coronavirus dan rhinovirus. adenovirus,
4. Pemberian Antibiotika hanya atas indikasi coxsackieviruses, myxovirus, dan paramyxovirus,
5. Pemberian Nasehat Human respiratory syncytial virus, atau dikenal
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan dengan virus influenza.Meskipun banyak jenis virus
balita harus diberi nasehat tentang :
a. Cara memberikan cairan dan obat di rumah baru terus diidentifikasi.14
b. Kapan harus membawa kembali balita ke
Gejala umumnya terlihat sekitar 1-3 hari setelah
petugas kesehatan bila :
penularan dari batuk yang mengandung virus. Tanda
1) Diare lebih sering
dan gejala meliputi hidung berair dan tersumbat, sakit
2) Muntah berulang
tenggorokan, batuk, sakit kepala yang ringan, bersin-
3) Sangat haus
bersin, mata berair, sedikit demam atau tidak ada
4) Makan/minum sedikit
demam (dewasa : < 390C ; anak-anak :< 380C),merasa
5) Timbul demam
sedikit lelah14
6) Tinja berdarah
7) Tidak membaik dalam 3 hari.

7
Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis berupa Rehidrasi dengan infus RL 92cc dalam 3 jam,
perjalanan klinis penyakit dan pemeriksaan fisik. maintenance 11 tpm makro, injeksi ondancentron
Hingga saat ini terapi yang efektif belum ditemukan 1mg/8jam, peroral L.Bio 2 kali sehari 1 sachet, Zink
karena bervariasinya tipe virus penyebab dan 1x20mg. Terapi untuk common cold pada pasien ini
mekanisme patogenesis yang mendasarinya. Apabila diberikan puyer trifed 1/6 tab 3 x sehari. Anak dengan
gejala klinis pada anak tidak terlalu berat, dianjurkan diare yang mendapat pemberian penggantian cairan
untuk tidak menggunakan medikamentosa/obat- yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi
obatan. Terdapat beberapa usaha untuk mengatasi antimikrobial jika diindikasikan, hasilnya sangat baik
hidung tersumbat, misalnya pada anak yang lebih dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal. Pada
besar dianjurkan untuk melakukan elevasi kepala saat kasus ini prognosisnya adalah dubia ad bonam.
tidur. Pada bayi dan anak direkomendasikan untuk
memberikan terapi suportif cairan yang adekuat, Rererensi
karena pemberian minum dapat mengurangi gejala
1. Mona C. U. Aman, Jeanette I. Ch. Manoppo,
nyeri atau gatal pada tenggorokan.15
Rocky Wilar. 2015. Gambaran Gejala dan Tanda
Beberapa contoh golongan medikamentosa Klinis Diare Akut Pada Anak Karena Blastocystis
dapat menggunakan obat antihistamin, antitusif, Hominis. Jurnal e-Clinic. Pp503-509
dekongestan, namun beberapa penelitian 2. World Health Organization. 2009. Pelayanan
menunjukkan bahwa terapi tersebut memiliki efek Kesehatan Anak di Rumah Sakit: Diare. Departemen
samping. Berikut uraian singkat perihal obat-obatan Kesehatan R;. Jakarta. Pp131-52.
yang sering diberikan pada kasus common cold 3. Ikatan DokterAnak Indonesia. 2009.
ditinjau dari laporan hasil meta analisis dan RCT Pedoman Pelayanan Medis: Diare Akut. IDAI. Pp 58-
(Randomised Controlled Trial).15 62.
4. Yusuf, Sulaiman. 2011. Profil Diare di Ruang
Rawat Inap Anak. Sari Pediatri , Vol. 13, No. 4. Pp
265-70.
5. Dwi poerwantoro, Pramita G., Badriul Hegar,
dan Pustika A.W. Witjaksono. 2005. Pola Tata laksana
Diare Akut di Beberapa Rumah Sakit Swasta di
Jakarta; apakah sesuai dengan protokol WHO?. Sari
Pediatri, Vol. 6, No. 4. Pp 182-7.
6. Hema Meliny Junita Perangin-angin. 2014.
Acute Diarrhea With Mild to Moderate Dehydration
e.c Viral Infection, J Agromed Unila. 47-53
7. Hannif, Nenny Sri Mulyani, dan Susy
Kuscithawati. 2011. Faktor Risiko Diare Akut pada
Balita. Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 27, No. 1.
Pp 10-7.
8. Anggreli, Citra Ayu., Dewi Anggraini, dan
Maya Savira. 2015. Gejala penyerta pada balita diare
dengan infeksi enteropathogenic escherichia coli
Kesimpulan
(EPEC) di Puskesmas rawat inap kota Pekanbaru.
Kasus ini menggambarkan anak usia 2 tahun 1 JOM FK Volume 2 No. 1. Pp 1-7.
bulan dengan diagnosis diare cair akut dengan 9. Putra, Deddy S., Muzal Kadim, Pramita GD,
dehidrasi ringan sedang disertai common cold. Terapi Badriul Hegar, Aswitha Boediharso, dan Agus
cairan merupakan hal yang penting pada pasien Firmansyah. 2008. Diare Persisten: Karakteristik
dengan diare cair akut dengan dehidrasi ringan sedang Pasien, Klinis, Laboratorium, dan Penyakit
dan common cold. Selain itu diberikan terapi lain yaitu Penyerta. Sari Pediatri, Vol. 10, No. 2. Pp 94-9.
berupa terapi simptomatik. Pasien ini diberikan terapi

8
10. Brandt, Kátia Galeão., Margarida Maria de
Castro Antunes, dan Gisélia Alves Pontes da Silva.
2015. Acute diarrhea: evidence-based management.
Journal da Pediatria. Pp 536-43.
11. Subdit Pengendalian Diare dan Infeksi
Saluran Pencernaan. 2011. Situasi Diare di Indonesia:
Pengendalian Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data
dan Informasi Kesehatan. Kemenkes RI.
12. World Health Organization. 1990. The
rational Use of Drugs in the Management of Acute
Diarrhoea in Children. Geneva
13. Ciesla WP, Guerrant RL. 2003. Infectious
Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al
editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious
Disease. New York: Lange Medical Books. 225 - 68.
14. Maula ER, Diana TR. 2016. Terapi Herbal
dan Alternatif pada Flu Ringan atau ISPA non-
spesifik. Majalah farmasetika. Fakultas Farmasi
Universitas Padjadjaran.
15. World Health Organization. 2014. Cough and
cold remedies for the treatment of acute respiratory
infections in young children. Geneva

Anda mungkin juga menyukai