Anda di halaman 1dari 6

IDENTIFIKASI PASIEN TINDAKAN HEMODIALISA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1103/SPO/RSU-AMK/1/2019 0 1/6
RS AGHISNA MEDIKA
KROYA
Tanggal terbit Ditetapkan oleh Direktur
STANDAR Direktur RSU AGHISNA MEDIKA KROYA
OPERASIONAL
PROSEDUR

10 Januari 2019 dr.Teguh Saefudin


PENGERTIAN Identifikasi pasien hemodialisa adalah mengidentifiksi dengan benar pasien
yang akan dilakukan tindakan hemodialisa.Hemodialisa berasal dari kata “
Hemo” artinya darah dan “dialisis ”artinya pemisahan zat-zat terlarut.
Hemodialisa berarti proses pembersihan darah dari zat-zat sampah melalui
proses penyaringan di luar tubuhmenggunakan ginjal buatan berupa mesin
dialisis.
TUJUAN Menolong penderita dengan gangguan fungsi ginjalyang sudah bisa diobati
dengan terapi konservatif, dengan cara menggantikan fungsi ginjal sementara.

KEBIJAKAN Keputusan direktur RS Aghisna Medika Kroya Nomer 551/SK/RSU-


AMK/I/2019 tentang Identifikasi pasien tindakan Hemodialisa dilakukan
pada setiap pasien gagal ginjal terminal dan dengan hemodialisa dapat
mempertahankan fungsi ginjalnya secara optimal.

PROSEDUR 1. persiapan sebelum hemodialisa


a. Persiapan pasien
1) Intruksi dokter untuk tindakan hemodialisa
2) Identitas pasien dan surat pertujuan tindakan
hemodialisa.
3) Riwayat yang pernah diderita (penyakit lain dan alergi)
a) Keadaan umum pasien
b) Keadaan psikososial pasien
c) Keadaan fisik (TTV,BB,warna kulit, mata,
ekstremitas edema +/-)
d) Data laboratorium : HB, Ureum, kreatinin,
HbsAg, HCV,HIV,CT,BT, dan
Elektrolit )
e) Pastikan pasien benar-benar telah siap
untuk dilakukan hemodialisa.
.
b. Persiapan Mesin
1) Listrik
2) Air yang sudah diubah dengan cara: Filtrasi,
Softening, Deonisasi, Reverse osmosi, Sistem sirkulasi
dialisat :sistem proposioning dan asetat/ bikarbonat.
3) Sirkulasi darah : dializer, priming

c. Persiapan alat
1) Dialyzer
2) AV Blood Line
3) AV Fistula
4) NaCl 0.9%
5) Infus set
6) Spuit
7) Heparin
8) Lidocain kassa steril
9) Duk
10) Sarung tangan
11) Desinfektan(alkohol/betadin)
12) Klem
13) Timbangan
14) Temsimeter
15) Termometer
16) Plester
17) Perlak kecil
2. Langkah-langkah
a. Lakukan setting
1) Mesin dihidupkan
2) Lakukan setting dengan cara
a) Keluarkan dialyzer dan Av Blood Line dari
bungkusnya, juga slang infus dan NaCl-nya
b) Hubungkan ujung AV Blood Line pada
dialyzer in let (warna merah, dialyzer out let warna
biru)
c) Hubungkan NaCl melalui infus set bebas dari udara
dengan mengisi terlebih dahulu
ke ujung IVBL
d) Tempatkan pada bagian ujung IVB dalam penampang,
hindarkan kontaminasi dengn penampung dan jangan
terendam dengan air yang keluar.
b. Lakukan Priming ( Posisi dialyzer biru/outlet diatas dan merah / in
let dibawah dengan cara :
1) Alirkan NaCl ke dalam sirkulasi dengan
kecepatan 100cc/menit pada IVBL di isi NaCl 0.9% 2/3
2) Udara dikeluarkan dari sirkulasi
3) Selah semua terisi bebas dari udara, pompa
dimatikan, klem kedua ujung AVBL
4) Hubungkan ujung Arteri Bllod Line dam Vena
Blood Line dengan memakai konektor dan klem dibuka
kembali
5) Sambungkan cairan dialisat dengan dialyzer dengan
posisi outlet di bawah dan inlet diatas
6) Masukkan heparin 1500 µ dalam sirkulasi

c. Punksi Akses Vaskuler


1) Tentukan temapat punksi atau tempat shunt Alas dengan
perlak kecil dan atur posisi
2) Dekatkan alat-alat
3) Cuci tangan , pakai handscoon
4) Beritahu pasien bila akan dilakukan punksi
5) Pasang duk steril, sebelumnya lakukan desinfeksi
daerah yang akan dipunksi dengan betadin dan alkohol
6) Ambil fistula dan punksi outlet terlebih dahulu bila perlu
dilakukan anestesi lokal
7) Bolus heparin yang sudah diencerkan dengan NaCl 0.9%
8) Pungsi inlet, lakukan fiksasi
9) Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium.
d. Memulai Hemodialisa
1) Setelah selesai punksi, sirkulasi dihentikan, pompa
dimatikan, ujung AV Blood line di klem
2) Lakukan reset data untuk menghapu program yang telah
dibuat, mesin otomatis menunjukan angka nol( 0 ) pada
UV, UFR, UFG dan time left
3) Tentukan program pasien dengan menghitung BB datang –
BB standar+ jumlah makan saat hemodialisa
4) Tekan tombol UFG= target cairan yang akan ditarik
5) Tekan tombol time left = waktu yang akan di program
6) Atur concentrate sesuai kebutuhan pasien (jangan merubah
Base Na + karena teknisi sudah mengatur sesuai
dengan angka yang berada di gallon Na=140 mmol)
7) Tekan tombol temperature (suhu mesin =360C- 370C)
8) Buatlah profil yang sesuai dengan keadaan pasien
9) Berikan kecepatan aliran darah 100rpm
10) Menyambung selang fistula inlet dengan selang darah arteri
a. Matikan (klem )selang infus
b. Sambungkan selang arteridengan fistula arteri (inlet)
c. Masing-masing kedua ujung selang darah arteri dan
fistula di swab dengan kassa betadine sebagai
desinfektan
d. Ujung selang darah venous masukan dalam gelas
ukur
e. Hidupkan pompa darah dan tekan tombol V atau ˄
100rpm

fixasi dengan micropore. Jika aliran tidak lancar,


rubahlah posisi jarum fistula Perhatikan darah, buble
traptidak boleh penuh(kosong) sebaiknya terisi ¾
bagian
g) Cairan normal saline yang tersisa ditampung
f. Perhatikan aliran cimino apakah lancar,fixasi dengan
micropone.jika aliran tidak lancar,rubahlah posisi jarum
fistula
g. Cairan normal saline yang tersisa ditampung dalam gelas
ukur namanya cairan sisa priming
h. Setelah darah mengisi semua selang darah dan dyalisis
matikan pompa darah
11) Menyambungkan slang darah venous dengan fistula outlet
a) ke ujung UV fistula outlet (kedua ujungnya diberi kasa
betadin sebagai desinfektan)
b) Klem pada selang arteri dan venous dibuka, sedangkan
klem infus ditutup
c) Pastikan pada selang venous tidak ada udara, lalu
hidupkan pompa darah dari 100rpm sampai dengan
yang diinginkan
d) Dengan tombol UF pada layar monitor terbaca
“dialysis”
e) Selama proses hemodialisa ada 7lampu hijau yang
menyala (lampu monitor, on, dialysis start, pompa,
heparin, UF dan flow)
f) Rapikan peralatan

3. Penatalaksanaan selama hemodialisa


a. Memprogram dan memonitor mesin hemodialisa
1) Lamanya HD
2) QB ( kecepatan aliran darah ) 150- 250 cc/menit
3) QD ( Kecepatan aliran dialisa ) 500 cc/ menit
4) Temperatur dialisat 37 0 C
5) UFR dan TMP otomatis
6) Heparinisasi
Dosis awal 25- 50 unit/ kg BB
a) Diberikan pada waktu punksi
b) Sirkulasi extracorporeal 1500 unit
c) Dosis maintenance 500-2000 unit/jam diberikan pada waktu
HD berlangsung
d) Cara pemberian dosis maintenance
(a) Kontinyu : diberikan secara terus menerus dengan
bantuan pompa dari awal HD sampai dengan 1 jam
sebelum HD berakhir
(b) Intermiten : diberikan 1 jam setelah HD
berlangsung dan pemberian selanjutnyadimasukkan
tiap selang waktu 1 jam untuk 1 jam terakhir tidak
berakhir. Minimal heparin : heparin dosis awal kurang
lebih 200 unit, selanjutnya diberikan kalau perlu
7) Pemeriksaan (laboratorium, EKG dll)
8) Pemberian obat-obatan , tranfusi darah dll
9) Monitor tekanan
a) Fistula presure
b) Arterial presure
c) Venouse presure
d) Dialisate presure
e) Detektor ( udara blood
leak detektor)
b. Observasi pasien
1) TTV (TD, HR, S, RR, Kesadaran )
2) Fisisk
3) Perdarahan
4) Sarana hubungan sirkulasi
5) Posisi dan aktifitas
6) Keluhan dan komplikasi hemodialisa
c. Mengakhiri Hemodialisa
1) Persiapan alat
a) Kassa steril
b) betadine solution
c) sarung tangan non steril
d) perban gulung
e) tourniquet
f) gunting
g) nebacetin powder antibiotic
h) thermometer
i) micropone
2) Pelaksanaan
a) Perawat mencuci tangan
b) Perawat memakai sarung tangan
c) Mesin menggunakan UFG reachead = UFG sudah
tercapai ( angka UV= angka UF)
d) Jika proses hemodialisa sudah selesai, posisimesin
akan terbaca “reinfusion”
e) Sebelum 5 menit selesai, pasien diobservasi tanda-
tanda vital
f) Kecilkan kecepatan aliran darah (pompa darah
)sampai 100rpm lalu matikan
g) Klem pada fistula arteri dan selang darah arteri
h) Cabutlah fistula outlet (venous), tekan bekas tusukan
dengan kassa betadine, tutuplah bekas tusukan
dengan kassa betadine Bilaslah fistula, selang darah
dan dialyzer dengan normal sampai bersih dan
gunakan kecepatan darah 100rpm
i) Cabutlah fistula outlet (venous) tekan bekas tusukan
dengan kassa betadine Jika tidak ada darah bekas
tusukan , maka berlah nebachetin powder dan
tutuplahbekas
j) tusukan dengan bland aid kalau perlu dengan perban
gulung
k) Berilah fixsasi dengan micropone pada perban
gulung
l) d) Observasi tanda-tanda vital pasien
m) e) Kembalikan alat-alat ke tempat semula f) Perawat
melepas sarung tangan
n) g) Perawat mencuci tangan
l) Observasi tanda-tanda vital pasien
m) Kembalikan alat-alat ke tempat semula
f) Perawat melepas sarung tangan
g) Perawat mencuci tangan

UNIT TERKAIT 1. Tim medis


2. Rawat Jalan
3. Rawat inap
4. IGD
5. Rawat intensif

Anda mungkin juga menyukai