Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan, merupakan
bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukn dalam upaya mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan. Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Fungsi dimaksud memiliki makna tanggung
jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf
kesejahteraan masyarakat.

Dalam Undang-undang No. 44 Tahun 2009 pasal 10 ayat (2) menyebutkan, bangunan
rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bahwa persyaratan minimal bangunan rumah
sakit diantaranya adalah harus memiliki ruang operasi. Di samping itu pula, ruang operasi
merupakan tempat diselenggarakannya tindakan pembedahan secara elektif dan akut, hal mana
membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya yang harus dicapai sesuai pedoman
teknis ini.

.
B. Tujuan
1. Monitoring sebagai kontrol pelayanan di kamar bedah berjalan sesuai standar.
2. Memastikan pelaksanaan pelayanan di kamar bedah menerapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi.
3. Memastikan dengan menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi di kamar bedah
dapat menurunkan angka HAI’s.
BAB II
PELAKSANAAN MONITORING INSTALASI BEDAH SENTRAL
BULAN JUNI 2019

A. Waktu Monitoring
Pelaksanaan monitoring dilakukan setiap bulan sesuai dengan jadwal harian IPCN dan
dibuat dalam laporan bulanan.

B. Sasaran Monitoring
Petugas di kamar operasi.

C. Tata Laksana Monitoring


1. Monitoring dilaksanakan dengan menggunakan form monitoring, selanjutnya hasil
monitoring dievaluasi, dianalisa, dan disajikan dalam laporan bulanan.
2. Monitoring mencakup proses dekontaminasi dan penatalaksanaan linen kotor.
3. Monitoring di kamar operasi juga mencakup kepatuhan petugas dalam melaksanakan
kebersihan tangan dan penggunaan alat pelindung diri.
4. Monitoring yang dilakukan juga mencakup ketepatan dalam penatalaksanaan sampah
infeksius dan non infeksius serta sampah benda tajam.
5. Monitoring yang dilakukan mencakup ketersediaan saran pembuangan sampah,
penatalaksanaan linen kotor, dan ketersediaan APD serta bahan untuk dekontaminasi.

D. TEHNIK EVALUASI
Instrument yang terisi setiap bulannya dikumpulkan dan dianalisa pertiga bulan.
Kemudian discoring sebagai berikut;
 Nilai <60 kurang baik
 Nilai 61-70 cukup
 Nilai 71-80 baik
 Nilai > 80 sangat baik
BAB III

HASIL MONITORING INSTALASI BEDAH SENTRAL BULAN JUNI 2019

A. Hasil Monitoring

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT (PPI-RS)


MONITORING INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS)

Beri tanda (˅) pada kotak YA atau TIDAK

Tanggal: Petugas:

NO PERNYATAAN YA TIDAK KETERANGAN


1. Proses dekontaminasi sesuai dengan ketentuan yang V
melakukan perendaman pada larutan enzimatik.
2. Ketersediaan APD (masker, sarung tangan, tutup kepala, V
sepatu booth, scort, baju, dan sadal tertutup ) cukup
3. Sampah dimasukkan sesuai dengan tempat sampah V
infeksius dan non infeksius
4. Penggunaan APD sudah tepat sesuai dengan indikasi V
penggunaan
5. Pemisahan linen kotor infeksius dan non infeksius sudah V
tepat.
6. Pembuangan jarum dan benda tajam di buang ke dalam V
safety box.
7. Proses dekontaminasi area operasi sudah tepat V

TOTAL JUMLAH YA X 100 % = 4/7X100% = 57%

TOTAL YA DAN TIDAK


B. Keterangan Hasil Monitoring

1. Hasil monitoring menunjukkan nilai monitoring di Instalasi bedah sentral sebesar 57% yang
berarti KURANG .
2. Perawat di Instalasi Bedah Sentral tepat dalam penggunaan APD sesuai indikasi dan setelah
selesai dipakai untuk melakukan tindakan langsung dibuka.
3. Pemisahan sampah infeksius dan non infeksius sudah tepat.
4. Pembuangan jarum suntik bekas di safety box lebih dari ¾ penuh.
5. Proses dekontaminasi di ruang operasi untuk membersihkan permukaan sudah tepat.
6. Pemisahan linen infeksius dan non infeksius belum tepat

C. Rencana Tindak Lanjut


1. Sosialisasi dan edukasi ulang mengenai indikasi dan ketepatan penggunaan APD.
2. Mengingatkan dengan mengedukasi ulang ketentuan yang termasuk sampah infeksius
adalah bahan habis pakai yang digunakan oleh pasien dan sampah yang terkena oleh
cairan tubuh pasien.
3. Memastikan ketersediaan kantong plastik hitam sebagai tempat membuang sampah
non infeksius dan kantong plastik kuning sebagai penanda tempat membuang sampah
infeksius.
4. Memastikan ketersediaan safety box cukup untuk pembuangan sampah benda tajam
dan jarum.
5. Memonitoring ulang hasil sosialisasi dan ketersediaan sarana alat pelindung diri,
pembuangan sampah infeksius dan non infeksius serta sampah benda tajam.

Anda mungkin juga menyukai