Anda di halaman 1dari 15

NASKAH PUBLIKASI

PREVALENSI KOINFEKSI HCV (Hepatitis C Virus)


PADA PASIEN HIV/AIDS DI KLINIK MELATI
RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK

GUSTI ANGRI ANGALAN


NIM I11112004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016
PREVALENSI KOINFEKSI HCV (Hepatitis C Virus)
PADA PASIEN HIV/AIDS DI KLINIK MELATI
RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK

Gusti A. Angalan1; Diana Natalia2; Wiwi E. Suasanti3

Intisari

Latar belakang: Kemiripan karakteristik HIV (Human Immunodeficiency


Virus) dan HCV (Hepatitis C Virus) yang merupakan virus RNA
menyebabkan virus tersebut mudah masuk secara bersamaan dan
menyebabkan koinfeksi. Pasien positif HIV sering terjadi koinfeksi dengan
HCV karena berbagai rute transmisi yang sama seperti pemakaian jarum
suntik bersamaan, hubungan seksual, dan transmisi dari ibu ke anak.
Tujuan: Untuk mengetahui angka prevalensi koinfeksi HCV pada pasien
HIV/AIDS dan karakteristik pasien koinfeksi HIV-HCV di Klinik Melati
RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Metode: Penelitian ini merupakan
penelitian analitik observasional menggunakan desain cross sectional.
Penelitian dilaksanakan di klinik Melati RSUD Dr. Soedarso Pontianak dan
Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Pontianak. Penilaian koinfeksi HIV-HCV berdasarkan hasil uji
pemeriksaan immunokromatografi antiHCV dan penilaian karakteristik
berdasarkan rekam medis pasien. Data disajikan dalam bentuk tabel dan
narasi Hasil: Dari 98 pasien HIV/AIDS, terdapat 7 pasien (7,1%) koinfeksi
HIV-HCV. Sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (85,7%) dan berada
pada rentang umur 31-37 (48,8%). Jenis pekerjaan terbanyak adalah
swasta (57,1%). Jalur transmisi melalui jarum suntik mendominasi (85,7%)
dan jumlah CD4+≥100 sel/ul adalah yang terbanyak (57,1%).
Kesimpulan: Angka prevalensi koinfeksi HIV-HCV pada pasien HIV/AIDS
di klinik Melati RSUD dr. Soedarso Pontianak adalah 7,1%. Pasien
koinfeksi HIV-HCV sebagian besar laki-laki dan berada pada rentang umur
31-37 tahun, jenis pekerjaan terbanyak adalah swasta, jalur transmisi
terbanyak adalah pengguna jarum suntik dan sebagian besar memiliki
jumlah CD4+ diatas 100 sel/ul.
Kata kunci: Koinfeksi, HIV/AIDS, hepatitis C

1) Program Studi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura


Pontianak, Kalimantan Barat.
2) Departemen Parasitologi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas
Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat.
3) Bagian Konselor di Klinik Melati RSUD dr. Soedarso Pontianak,
Kalimantan Barat.

PREVALENCE OF COINFECTION HCV (Hepatitis C Virus) IN HIV/AIDS


PATIENTS IN THE MELATI CLINIC, DR. SOEDARSO GENERAL
HOSPITAL PONTIANAK

Gusti A. Angalan1; Diana Natalia2; Wiwi E. Susanti3

Abstract

Background: The resemblance characteristics of HIV (Human


Immunodeficiency Virus) and HCV (Hepatitis C Virus) which is an RNA
virus causes the virus easily entered together and causing coinfection. HIV
positive patients coinfected with HCV often occur because of various
routes of same transmission, such as use of hypodermic needles, sexual
intercourse, and transmission from mother to child. Aim: This research
was aimed to determine the prevalence of coinfection HCV in HIV/AIDS
patients and the characteristics of HIV-HCV co-infected patients in the
Melati Clinic, Dr. Soedarso General Hospital Pontianak. Methods: This
research was an analytical observation with a cross-sectional design. It
was conducted in the Melati Clinic, Dr. Soedarso General Hospital
Pontianak and Parasitology Laboratory of Faculty of Medicine,
Tanjungpura University Pontianak. The assessment of HIV-HCV
coinfection based on the result of immunochromatografi antiHCV
examination and the assessment of characteristics based on medical
records of patientss. The Data presented in tables and narrative. Results:
Out of the 98 patients with HIV / AIDS, there were 7 patients (7.1%) HIV-
HCV coinfection. Most of the male sex (85.7%) and that are in 31-37 age
range (48.8%). The highest type of work is private sector (57.1%).
Transmission line by injecting drug users was dominated (85.7%) and the
number of CD4 + ≥100 cells / ul is the highest (57.1%). Conclusion: The
prevalence of HIV-HCV coinfection in patients with HIV / AIDS in the
Melati Clinic Dr. Soedarso General Hospital Pontianak is 7.1%. HIV-HCV
coinfected patients mostly males and that are in age range 31-37 years,
this most type of work is private sector, most transmission line is injecting
drug users and most have CD4 + above 100 cells/ul.
Keywords: Coinfection , HIV/AIDS, hepatitis C

1. Medical Study Program, Faculty of Medicine, Tanjungpura University,


Pontianak, West Kalimantan.
2. Department of Parasitology, Faculty of Medicine, Tanjungpura
University, Pontianak, West Kalimantan
3. Counselor of Melati Clinic, Dr. Soedarso General Hospital, Pontianak,
West Kalimantan.

PENDAHULUAN Kota Pontianak sebanyak 320


AIDS(Acquired Immunodeficiency kasus yang terdiri dari 206 kasus
Syndrome) merupakan kumpulan HIV dan 114 kasus AIDS.4
gejala kelanjutan penyakit akibat Virus hepatitis C adalah virus
infeksi HIV (Human RNA penyebab hepatitis C yang
Immunodeficiency Virus) yang digolongkan dalam Flavivirus.
termasuk family retrovidae Virus ini umumnya masuk ke
sehingga menurunkan kekebalan dalam dalah melalui transfusi
tubuh pasien yang terinfeksi.1 darah atau kegiatan yang
Jumlah kasus HIV/AIDS dari memungkinkan virus ini langsung
tahun ke tahun di seluruh bagian terpapar dengan sirkulasi darah.
dunia terus meningkat meskipun Target utama HCV adalah sel
berbagai upaya preventif terus hati dan mempunyai replikasi
dilaksanakan. Jumlah total kasus yang sangat cepat melebihi HIV
kumulatif menurut Ditjen PP & PL maupun HBV (Hepatitis B Virus).5
Kemenkes RI tahun 2014 Laporan Riskesdas tahun 2013
dilaporkan kasus HIV sebanyak melaporkan bahwa prevalensi
150 285 kasus dan AIDS hepatitis di semua umur adalah
dilaporkan sebanyak 55 799 1,2 persen, dua kali lebih tinggi
kasus. dibandingkan tahun 2007 dengan
Jumlah kasus kumulatif HIV di proporsi penderita hepatitis C di
Kalimantan Barat dilaporkan ada Kalimantan Barat sebesar 3,1
4 574 kasus dan jumlah kasus persen dari seluruh provinsi di
AIDS dilaporkan ada 1 699 Indonesia.6
kasus.2 Dinas Kota Pontianak Kemiripan karakteristik HIV dan
pada tahun melaporkan jumlah HCV (Hepatitis C Virus) yang
kasus HIV dan AIDS yang merupakan virus RNA
berasal dari VCT (Voluntary menyebabkan virus tersebut
Counseling Test) yang ada di mudah masuk secara bersamaan
dan menyebabkan koinfeksi.7 kualitas hidup pasien HIV/AIDS.10
Pasien positif HIV sering terjadi Hingga saat ini belum ada
koinfeksi HCV karena berbagi pemeriksaan mengenai hepatitis
rute transmisi yang sama seperti C pada pasien HIV/AIDS di
pemakaian jarum suntik RSUD Dr. Soedarso yang
bersamaan, hubungan seksual, merupakan salah satu rumah
8
dan transmisi dari ibu ke anak. sakit rujukan pasien HIV/AIDS di
Infeksi HIV tidak hanya Kalimantan Barat, oleh sebab itu
meningkatkan kemungkinan peneliti tertarik ingin meneliti
infeksi kronis HCV tetapi juga mengenai prevalensi koinfeksi
mempercepat perkembangan HCV dan HIV pada pasien
komplikasinya seperti sirosis hati HIV/AIDS di Klinik Melati RSUD
dan keganasan hepatoseluler Dr. Soedarso Pontianak.
serta meningkatkan tingkat
viremia HCV dalam darah, BAHAN DAN METODE

sedangkan besarnya dampak Penelitian ini merupakan

infeksi HCV pada perkembangan penelitian deskriptif dengan

penyakit HIV sulit diukur akibat pendekatan cross-sectional.

beberapa faktor yang dapat Penelitian dilaksanakan di klinik

mempengaruhi penemuan dari Melati RSUD Dr. Soedarso

penelitian seperti adanya Pontianak dan Laboratorium

pemberian ART (Anti Retroviral).9 Parasitologi Fakultas Kedokteran

Menurut Permenkes RI tahun Universitas Tanjungpura

2014 tentang pedoman Pontianak selama bulan Oktober

pengobatan antiretroviral, 2015 – April 2016. Total sampel

direkomendasikan pada pasien sebanyak 98 subjek yang

HIV/AIDS untuk melakukan memenuhi kriteria inklusi.

pemeriksaan anti-HCV bila Pengambilan sampel dengan

mempunyai riwayat perilaku menggunakan non-probability

terpapar hepatitis C yang sampling jenis total sampling.

berguna dalam meningkatkan Penelitian ini menggunakan data


primer yang didapat dari limfosit CD4+≥100 sel/ul adalah
pemeriksaan uji anti-HCV dan 50 pasien (51,0%).
data sekunder yang didapat dari
rekam medis dari subjek
Pasien koinfeksi HIV-HCV yang
penelitian. Data yang diperoleh
menunjukkan hasil positif pada
akan diolah dengan
pemeriksaan uji anti HCV dari
menggunakan Microsoft Excel
total 98 subjek penelitian adalah
kemudian disajikan dengan
sebanyak 7 pasien (7,1%) yang
menggunakan statistika
didominasi oleh pasien laki-laki
sederhana dalam bentuk tabel
sebanyak 6 pasien (85,7%),
dan narasi.
sedangkan untuk pasien
perempuan hanya sebanyak 1
HASIL PENELITIAN
pasien (14,3%). Rentang usia
Hasil penelitian dari total sampel
tertinggi adalah pada rentang 31
98 subjek penelitian didapatkan
– 37 tahun sebanyak 3 pasien
laki-laki lebih banyak, yaitu 57
(48,8%). Jenis pekerjaan
pasien (58,2%). Sebagian besar
terbanyak dari pasien koinfeksi
subjek penelitian berada pada
HIV-HCV yang didapat adalah
rentang usia 31 - 37 tahun, yaitu
jenis pekerjaan swasta, yaitu
31 pasien (31,6%). Jenis
sebanyak 4 pasien (57,1%). Jalur
pekerjaan dari subjek penelitian
transmisi melalui jarum suntik
didapatkan pekerjaan swasta
mendominasi, yaitu sebanyak 6
merupakan yang paling banyak,
pasien (85,7%). Jumlah limfosit
yaitu 39 pasien (39,8). Jalur
CD4+ pada pasien koinfeksi HIV-
transmisi terbanyak dari seluruh
HCV didapatkan ada 4 pasien
subjek penelitian yang
dengan jumlah limfosit CD4+≥100
didapatkan adalah jalur
sel/ml (57,1%) dan 2 pasien
heteroseksual, yaitu 68 pasien
dengan jumlah CD4+<100 sel/ul
(69,4%). Jumlah pasien
(28,6%).
HIV/AIDS berdasarkan jumlah
Tabel 1 Karakteristik Subjek Penelitian.

Variabel Kategori Jumlah (%)


Jenis Kelamin Laki-laki 57 (58,2%)
Perempuan 41 (41,8%)
Usia 9 – 16 2 (2,0%)
17 – 23 7 (7,1%)
24 – 30 22 (22,4%)
31 – 37 31 (31,6%)
38 – 44 20 (20,4%)
45 – 51 6 (6,1%)
52 – 58 4 (4,1%)
59 – 65 3 (3,1%)
Tanpa Data 3 (3,1%)
Jenis Pekerjaan Swasta 39 (39,8%)
Ibu Rumah Tangga (IRT) 28 (28,6%)
Tanpa Data 21 (21,4%)
Pegawai Negeri Sipil 3 (3,1%)
Tidak Bekerja 3 (3,1%)
Narapidana 1 (1,0%)
Satpam 1 (1,0%)
Siswa 1 (1,0%)
Wiraswasta 1 (1,0%)
Jalur Transmisi Heteroseksual 68 (69,4%)
Tanpa data 10 (10,2%)
Jarum Suntik 8 (8,2%)
Homoseksual 7 (7,1%)
Pekerja Seks Komersial 2 (2,0%)
Pelanggan Seks 2 (2,0%)
Komersial
ASI 1 (1,0%)
Jumlah Limfosit CD4+ <100 35 (35,7%)
≥100 50 (51,0%)
Tanpa data 13 (13,3%)
(Sumber: Data Primer, 2016)

Tabel 2 Karakteristik Pasien Koinfeksi HIV-HCV

Kode Jenis Jenis Jalur Jumlah


Usia
Pasien Kelamin Pekerjaan Transmisi CD4+
037M Perempuan 29 IRT Jarum Suntik Tanpa
Data
076M Laki-laki 25 Swasta Jarum Suntik 660
080M Laki-laki 37 Swasta Jarum Suntik 565
109M Laki-laki 38 Narapidana Jarum Suntik 385
119M Laki-laki 31 Swasta Jarum Suntik 24
125M Laki-laki 40 Tanpa Data Heteroseksual 24
126M Laki-laki 33 Swasta Jarum Suntik 490
(Sumber : Data Primer, 2016)
PEMBAHASAN terbanyak yang berbeda, yaitu
Pasien dengan koinfeksi HIV- pada heteroseksual (69,7%).
HCV pada penelitian ini sebanyak Penelitian lain yang dilakukan
tujuh pasien (7,1%) dengan faktor oleh Fibriani et al.13 di Jawa Barat
resiko terbanyak pada pengguna menunjukkan hasil angka
jarum suntik sebanyak enam kejadian koinfeksi HIV-HCV yang
pasien (85,7%) dan pada pasien berdeda, yaitu sebanyak 67%
heteroseksual sebanyak satu dengan faktor resiko tersebesar
pasien (14,3%). Hasil penelitian yang sama yaitu pada pengguna
ini sejalan dengan penelitian jarum suntik sebesar 57,67%.
yang dilakukan oleh Platt11, Virus HCV dapat ditemukan
secara global menunjukkan dalam semen walupun dalam
bahwa angka kejadian koinfeksi level yang rendah, transmisi yang
HIV-HCV pada angka 2,4% terjadi kemungkinan dipengaruhi
dengan faktor resiko pada akibat multiple partner sexsual,
pengguna jarum suntik sebesar bahkan pada Harrison dikatakan
82,4%, sebanyak 4% pada bahwa infeksi hepatitis C jarang
pasien yang hamil atau sekali disebabkan oleh hubungan
heteroseksual dan sebanyak seksual dengan monopartner.14
6,4% pada pasien yang Hasil penelitian diketahui bahwa
homoseksual. Hasil penelitian ini jumlah pasien koinfeksi HIV-HCV
tidak ada menunjukkan pasien sebagian besar berjenis kelamin
koinfeksi HIV-HCV yang laki-laki (85,7%) dan sisanya
homoseksual. Penelitian yang perempuan (14,3%). Hasil
dilakukan oleh Sepsatya12 di penelitian ini berbeda dengan
RSUP Dr. Kariadi Semarang hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan angka kejadian oleh Sidharjati15 di Surakarta
koinfeksi HIV-HCV sebanyak yang menunjukkan angka pasien
2,27% dengan faktor risiko wanita koinfeksi HIV-HCV yang
lebih banyak (57,1%)
dibandingkan dengan pasien laki- (43%). Penelitian lainnya yang
laki (42,8%). Penelitian lain yang dilakukan oleh Schuelter-
dilakukan oleh Puglia16 di Brazil Trevisol19 di Brazil menemukan
menunjukkan hasil yang sama, kejadian koinfeksi HIV-HCV pada
pasien laki-laki koinfeksi HIV- wanita pekerja seks sebesar
HCV lebih dominan, yaitu 8,8%. Hasil penelitian ini tidak
sebesar 81,1%. ada ditemukan pasien koinfeksi
Kelompok umur terbanyak yang dengan jenis pekerjaan wanita
didapatkan pada pasien koinfeksi pekerja seks.
HIV-HCV adalah kelompok umur Faktor utama terjadinya
31-37 tahun (42,8%). Penelitian akselerasi HCV adalah supresi
yang dilakukan di Vietnam sistem imun oleh HIV. Respons
menunjukkan hasil kelompok sel T berperan penting dalam
umur juga berkisar pada mencegah progresi infeksi akut
kelompok umur 30-39 tahun HCV menjadi infeksi kronis. Pada
(73,8%).17 Penelitian lain yang penderita HIV yang mengalami
dilakukan Ojha18 dkk di Nepal infeksi akut HCV, respons sel T
menunjukkan hasil yang berbeda, terhadap HCV menurun secara
kelompok umur terbanyak signifi kan, sehingga lebih sering
terjadinya koinfeksi HIV-HCV terjadi infeksi kronis HCV. Pada
adalah pada kelompok umur 20- infeksi HCV kronis, respons sel T
29 tahun (50%). secara umum lemah, respons
Jenis pekerjaan tebanyak pasien CD4+ dan CD8+ lebih lemah
koinfeksi HIV-HCV pada daripada penderita non-HIV.20
penelitian ini adalah jenis Pasien koinfeksi HIV-HCV pada
pekerjaan swasta (57,1%). penelitian ini berdasarkan jumlah
Penelitian yang dilakukan oleh CD4+ ditemukan bahwa
Sidhajati15 di Surakarta juga sebanyak 4 pasien (57,1%)
menunjukkan jenis pekerjaan memiliki jumlah CD4+>100 sel/ul.
terbanyak pada pasien koinfeksi Hasil penelitian yang dilakukan
HIV-HCV adalah wiraswasta oleh Fibriani et al.13 di Jawa Barat
menunjukkan bawah pasien berujung terjadinya kanker
23
koinfeksi dengan jumlah hepatoseluler.
CD4+>50 sel/ul adalah sebanyak Besarnya dampak infeksi HCV
78%. Penelian lain yang pada perkembangan penyakit
dilakukan Chandra21 di India HIV sulit diukur akibat beberapa
menemukan bahwa hanya 30% faktor yang dapat mempengaruhi
pasien dengan jumlah CD4+>200 penemuan dari penelitian riwayat
sel/ul. Pasien yang memiliki nilai alami. Swiss HIV Cohort Study
hitung CD4+ kurang dari 200 menemukan risiko
sel/ul akan menyebabkan perkembangan ke AIDS atau
kerusakan hati yang semakin kematian meningkat pada
parah. Pemberian terapi ARV mereka koinfeksi HIV-HCV.
akan menyebabakan peningkatan Orang dengan HCV juga kurang
jumlah CD4+ sedikit saja, namun mungkin mencapai peningkatan
hal ini dapat mencegah semakin sedikitnya 50 pada jumlah CD4
rusaknya hepar dan progesi satu tahun setelah mulai ART.
kerusakan oleh HIV.22 Berbeda dengan data Swiss HIV
Koinfeksi HIV-HCV Cohort Study, sebuah penelitian
mempengaruhi progresivitas dari AS menunjukkan tidak ada
perjalanan penyakit hepatitis C perbedaan antara mereka yang
tersebut, termasuk terjadinya HIV saja dan yang koinfeksi HIV-
sirosis dan fibrosis hepar yang HCV bila dikaitkan dengan
meningkat. HIV tidak hanya kejadian AIDS, kematian atau
meningkatkan kemungkinan perubahan pada jumlah CD4
24
infeksi kronis tetapi juga setelah beberapa waktu.
mempercepat perkembangan Koinfeksi HIV-HCV berkaitan
komplikasi seperti penyakit hati dengan peningkatan morbiditas
dekompensasi (PHD). Koinfeksi dan mortalitas pasien
HIV-HCV dapat menyebabkan dikarenakan progresivitas
peningkatan stres oksidatif dan penyakit hati yang cepat
penurunan antioksidan yang dibandingkan monoinfeksi HCV
maupun monoinfeksi HIV. adalah swasta, jalur transmisi
Penelitian yang dilakukan oleh terbanyak adalah pengguna
Sepsatya12 diketahui angka jarum suntik dan sebagian besar
kematian pasien koinfeksi HIV- memiliki jumlah CD4+ diatas 100
HCV (33,3%) lebih besar dari sel/ul.
angka kematian pasien koinfeksi
HIV-HBV (30,8%). SARAN
Pendeteksian dini dari virus HCV Perlu dilakukan pendeteksian
pada pasien HIV/AIDS harus infeksi virus HCV pada setiap
dilakukan agar pasien segera pasien HIV/AIDS di Klinik Melati
ditatalaksana dengan baik, RSUD Dr. Soedarso Pontianak
sesuai dengan Permenkes RI dan perlu dilakukan penelitian
tahun 2014 tentang pedoman lebih lanjut lagi mengenai faktor
pengobatan antiretroviral bahwa resiko koinfeksi HIV-HCV
pada pasien HIV/AIDS terhadap angka mortalitas dan
direkomendasikan untuk morbiditas di RSUP Dr. Soedarso
melakukan pemeriksaan anti- Pontianak dengan rentang waktu
HCV bila mempunyai riwayat yang lebih lama dan jumlah
perilaku terpapar hepatitis C sampel yang lebih besar.
untuk peningkatkan kualitas
hidup pasien HIV/AIDS.10
DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN 1. Murphy K. Immuno Biology.


Angka koinfeksi HIV-HCV pada Garland Science, Taylor &
pasien HIV/AIDS di klinik Melati Francis Group. 2012; p.546-
RSUD dr. Soedarso Pontianak 47
adalah 7,1%. Pasien koinfeksi 2. Ditjen PP & PL Kementerian
HIV-HCV sebagian besar berjenis Kesehatan Republik
kelamin laki-laki, sebagian besar Indonesia. Statistik Kasus
berada pada rentang umur 31-37 HIV/AIDS di Indonesia.
tahun, jenis pekerjaan terbanyak 2014.
3. Kemenkes RI. Data dan Immunodeficiency Virus.
Informasi Tahun 2014 (Profil CDK. 2013; 40(2). p92-6.
Kesehatan Indonesia). 2015. 9. Dore G, Sasadeusz J.
4. Dinas Kesehatan Kota Koinfeksi HIV & Hepatitis
Pontianak. Profil Dinas Virus. Australian Society for
Kesehatan Kota Pontianak. HIV Medicine Inc. 2006.
2011. 10. Kemenkes RI. Peraturan
5. Greenwood D. Slack R. Menteri Kesehatan Republik
Peutherer J. Barer, M. Indonesia Nomor 87 Tahun
Medical Microbiology. 2014 tentang Pedoman
Elsevier Limited. 2007; Pengobatan Antiretroviral.
p.527-33. 2015.
6. Badan Penelitian dan 11. Platt L. Prevalence and
Pengembangan Kesehatan. Burden of HCV Co-infection
2013. Laporan Hasil Riset in people living with HIV: a
Kesehatan Dasar Global Systematic Review
(Riskesdas) Nasional. and Meta-analysis. The
Jakarta: Badan Penelitian Lancet Journal. 2016.
dan Pengembangan 12. Sepsatya F. Spektrum Klinis
Kesehatan. 2013. Koinfeksi Human
7. Djoerban Z, Djauzi S. Immunodeficiency (HIV)
HIV/AIDS di Indonesia. In: Virus dengan Hepatitis B
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Virus (HBV) dan Hepatitis C
Alwi I, Simadibrata M, Setiati Virus (HCV) di RSUP dr.
S, editors. Buku ajar ilmu Kariadi Semarang.
penyakit dalam jilid III. Edisi Semarang. Fakultas
V. Jakarta: Internal Kedokteran Universitas
Publishing; 2009. p. 2861-8. Diponegoro. 2011.
8. Haurissa AE. Tata Laksana 13. Fibriani A, Wisaksana R,
Koinfeksi Hepatitis C pada Alisjahbana B, Indrati A,
Infeksi Human Schutten M, et al. High
Incidense of Hepatitis C HIV/AIDS Patients in the
Virus Co-Infection in HIV-1 National Hospital of Tropical
Positive Injection Drug Diseases, Vietnam. AIDS
Users from West Java. Research and Treatment.
Indonesia. 2014. 2014.
14. Fauci AS, Lane HC. 18. Ojha CR, Khagebdra KC,
Harrison’s Principles of Shakya G. Co-infection of
Internal Medicine: Human Hepatitis C Among HIV-
Immunodeficiency Virus infected Population with
Disease: AIDS and Related Different Risk Groups in
Disorder. Vol 1. 18thed. New Kathmandu, Nepal.
York: McGraw Hill; 2012. Biomedical Research 2013;
p1506-87. 24(4): 441-444.
15. Sidhajati RA. Ko-Infeksi 19. Schuelter-Trevisol F. HIV,
Virus Hepatitis B dan Hepatitis B and C, and
Hepatitis C pada Penderita Syphilis Prevalence and
HIV/AIDS di Surakarta, Coinfection among Sex
Indonesia. Fakultas Workers in Southern Brazil.
Kedokteran Universitas Revista da Sociedade
Sebelas Maret. Surakarta. Brasileira de Medicina
2012. Tropical. 2013; 46(4): 493-
16. Puglia M, Stasi C, Fre MD, 497.
Voller F. Prevalence and 20. Klein MB, Saeed S, Yang H.
Characteristics of HIV/HBV Cohort profi le: The
and HIV/HCV Coinfections Canadian HIV–hepatitis C
in Tuscany. Brazil Journal coinfection cohort study. Int
Infection Diseases, Elsevier. J Epidemiol.
2015. 2010;39(5):1162-9.
17. Vuy BV, Vernavong K, Van 21. Chandra N. Hepatitis B
Kinh NV. HBV and HCV and/or C co-infection in HIV
COinfection among infected patients: A study in
a tertiary care centre from
south India. The Indian
Joulnal of Medical
Research. Dec 2013;
138(6): 950-954.
22. Collazos J, Carton JA,
Asensi V. Immunological
Status Does not Influence
Hepatitis C virus or Liver
Fibrosis in Human
Immunodeficiency Virus-
Hepatitis C Virus-Coinfected
Patients. 50th Interscience
Conference on Antimicrobial
Agent and Chemotherapy.
Boston. 2010; 12-15.
23. Hoy J, Lewin S, Post JJ,
Street A. HIV management
in Australasia: a guide for
clinical care. Darlinghurst:
Autralasian Society for HIV
Medicine. 2009.
24. Australasian Society for HIV
Medicine. Co-infection: HIV
& Viral Hepatitis. 2010.

Anda mungkin juga menyukai