M0411008 Bab2 PDF
M0411008 Bab2 PDF
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Luka (vulnus)
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Penyebab luka
kecelakaan, terkena tembakan, gigitan hewan, bahan kimia, air panas, uap air,
terkena api atau terbakar, listrik dan petir (Murtutik dan Marjiyanto, 2013).
a. Luka tertutup
Luka tertutup merupakan luka dimana kulit korban tetap utuh dan
tidak ada kontak antara jaringan yang ada di bawah dengan dunia luar,
2 jenis yaitu:
b. Luka terbuka
6
7
lain yaitu luka lecet (ekskoriasi), luka gigitan (vulnus marsum), luka
benda yang bertepi tajam seperti pisau, silet, parang dan sejenisnya.
(Dorland, 2006).
kompleks dan terjadi secara fisiologis di dalam tubuh. Penyembuhan luka adalah
proses interaktif yang dinamis yang melibatkan mediator larut, sel darah, matriks
ekstraselular, dan sel-sel parenkim (Singer dan Clark, 1999). Penyembuhan luka
terdiri dari beberapa fase, yaitu hemostasis, inflamasi, proliferasi dan maturasi
(Robbin, 2007). Pada fase proliferasi, terjadi proses re-epitelisasi. Pada proses re-
dimulai beberapa jam setelah terjadi kerusakan pada laminin, sehingga pada kulit
yang luka terjadi kontak antara keratinosit dengan kolagen (Harrison et al.,
2006). Proses migrasi dimulai dari tepi luka pada stratum basalis yang merupakan
lapisan paling dalam dari epidermis dan sisa adneksa yaitu sisa folikel rambut
bagian terluar epidermis (Schwartz et al., 2000). Pada saat migrasi keratinosit
8
terjadi penurunan ekspresi E-cadherin dan P-cadherin dan perubahan pola dari
Pada saat sel dan jaringan sedang mengalami luka, terjadi peristiwa
memicu pengaktifan jalur replikasi pada sel lainnya; sel radang yang direkrut
a. Regenerasi jaringan yang mengalami luka oleh sel parenkim dari jenis
yang sama.
jaringan parut.
yang serupa yaitu migrasi, proliferasi, dan diferensiasi sel serta sintesis matriks.
Oleh karena itu, walaupun keempat fase utama dalam mekanisme penyembuhan
luka, yaitu hemostasis, inflamasi, proliferasi atau granulasi, fase remodeling atau
keempat fase tersebut saling berkesinambungan antara satu fase ke fase lainnya
(Sjamsuhidayat, 2005).
9
1) Hemostasis
trombosit, dan bersama dengan jala fibrin yang terbentuk membekukan darah
sekitar tempat cedera menjadi suatu gel yang tidak mengalir. Sebagian besar
fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin, suatu molekul berbentuk benang yang tidak
makrofag, mast sel, sel endotelial dan fibroblas. Fibroblas ini nantinya akan
dengan ini terjadi pula fase inflamasi (Guyton dan Hall, 1997).
2) Inflamasi
menghilangkan penyebab awal cedera sel serta membuang sel dan jaringan
1996). Menurut Sjamsuhidayat dan Jong (1997), fase ini berlangsung sejak
Sel mast dalam jaringan ikat menghasilkan serotonin dan histamin yang
edema dan pembengkakan. Tanda dan gejala klinik reaksi radang menjadi
jelas berupa warna kemerahan karena kapiler melebar (rubor), suhu hangat
Jong, 1997).
dan kotoran luka. Limfosit dan monosit yang kemudian muncul ikut
ini disebut juga fase lamban karena reaksi pembentukan kolagen hanya terjadi
pada beberapa fibroblas dan luka hanya dipertautkan oleh fibrin yang amat
luka, kematian sel, atau bahkan oleh deformasi mekanis jaringan. Sel yang
sudah ditentukan yang disebut siklus sel. Siklus sel tersebut terdiri atas fase
pertumbuhan pramitosis 2 atau G2, dan fase mitosis atau M. sel istirahat
berada dalam keadaan fisiologis yang disebut G0 (Guyton dan Hall, 1997).
(yang secara berkala memasuki siklus sel) terdapat juga kombinasi sel-sel
yang saling membelah, sel-sel yang mengadakan diferensiasi akhir dan sel-sel
induk.
Luka jaringan berat atau menetap yang disertai kerusakan pada sel
fibroblas dan induksi proliferasi fibroblas dan sel endotel. Rekrutmen dan
bFGF) dan TGF-β. Sumber dari berbagai faktor ini antara lain: endotel yang
teraktivasi dan sel radang terutama sel makrofag (Guyton dan Hall, 1997).
Dalam 3-5 hari, muncul jenis jaringan khusus yang mencirikan terjadinya
adalah berwarna merah muda, lembut dan bergranulasi, seperti yang terlihat
proliferasi fibroblas dan kapiler baru yang halus dan berdinding tipis di dalam
dan disebut miofibroblas, yang mengakibatkan tepi luka akan tertarik dan
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan
kembali jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi, dan
yang menjadi abnormal karena proses penyembuhan edema dan sel radang
diserap, sel yang sedang berproliferasi menjadi matang, kapiler baru menutup
dan diserap kembali, kolagen yang berlebih diserap dan sisanya mengerut
sesuai dengan regangan yang ada. Selama proses ini dihasilkan jaringan parut
yang pucat, tipis dan lemas serta mudah digerakkan dari dasar. Pengerutan
maksimal terlihat pada luka. Pada akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu
menahan regangan kira-kira 80% kemampuan kulit normal. Hal ini tercapai
sesegera mungkin dan merupakan suatu proses kompleks dan dinamis dengan
pola yang dapat diprediksikan. Fase proliferasi merupakan salah satu tahap
penting pada penyembuhan luka dan terjadi setelah fase inflamasi (Atik dan
14
Iwan, 2009). Fase proliferasi atau fase fibroplasia akan cepat terjadi, apabila tidak
penyembuhan, yaitu faktor internal (dari dalam tubuh) dan faktor eksternal (dari
luar tubuh). Faktor eksternal yang dapat mempercepat penyembuhan luka yaitu
dengan cara irigasi luka menggunakan larutan fisiologis (NaCl 0,9%) serta
buah, batang, daun, kulit hingga bonggolnya. Tanaman pisang yang merupakan
suku Musaceae termasuk tanaman yang besar memanjang. Tanaman pisang sangat
menyukai daerah yang beriklim tropis panas dan lembab terlebih di dataran
rendah. Pisang adalah tanaman buah herba yang berasal dari kawasan di Asia
Jenis pisang dibagi menjadi 4 yaitu pisang yang dimakan buahnya tanpa
dimasak, pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak, pisang berbiji, dan
pisang yang diambil seratnya. Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu
pisang ambon, susu, raja, canvendish, barangan, dan mas. Pisang yang dimakan
setelah buahnya dimasak misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok. Pisang
pisang batu dan klutuk. Sedangkan pisang yang diambil seratnya misalnya pisang
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
a. Morfologi
daun. Tangkai daun jelas beralur pada sisi atasnya, helaian daun lebar,
bangun jorong (oval memanjang), dengan ibu tulang yang nyata dan
karakteristik yaitu batang berwarna hijau dengan atau tanpa bercak coklat
bulat telur ,kelopak luar berwarna ungu dan sebelah dalam berwarna
merah (Gambar 1b). Sisir buah berjumlah 5-7 sisir dan tiap sisir berjumlah
12-18 buah yang tersusun rapat, berpenampang segi tiga atau segi empat,
berkulit tebal. Daging buah putih atau kekuning-kuningan dan tekstur agak
kasar. Buahnya manis saat matang, tetapi banyak sekali bijinya, 1 buah
terdapat ± 50 biji, biji kecil, dan berwarna hitam (Gambar 1c) (Cahyono,
2009).
b. Bonggol Pisang
batang semu yang berada di dalam tanah, mengandung banyak cairan atau
kemudian pada bagian bonggol itu dikeruk seperti ceruk dan apabila
c. Kandungan Fitokimia
B. Kerangka Pemikiran
hari, baik itu luka terbuka atau tertutup maupun luka berat atau ringan. Dalam
luka ringan agar sembuh dengan sendirinya tanpa menggunakan obat. Luka yang
luka tersebut.
sebagai obat luka ringan. Karena getah dari bonggol pisang klutuk mengandung
C. Hipotesis
25% efektif dalam mempercepat proses penyembuhan luka sayat pada mencit