Desti LBM 2
Desti LBM 2
Adalah sama dengan kelahiran hidup ( live birth ), yaitu terlepasnya bayi dari
rahim seorang perempuan dengan ada tanda tanda kehidupan, misalnya berteriak,
kebutuhan tumbuh kembang bayi tersebut, termasuk pemenuhan gisi dan kecukupan
kalori, perawatan kesehatan. Pada gilirannya, bayi ini akan tumbuh menjadi anak usia
sekolah yang menuntut pendidikan, lalu masuk angkatan kerja dan menuntut pekerjaan.
Bayi perempuan akan tumbuh menjadi remaja perempuan dan perempuan usia subur
kini. Jumlah kelahiran yang besar di masa lalu disertai dengan penurunan kematian bayi
akan menyebabkan bayi-bayi tersebut tetap hidup dalam jumlah yang lebih banyak
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya disaat kematian bayi masih tinggi. Lima
belas tahun kemudian bayi-bayi ini akan membentuk kelompok perempuan usia subur.
www.datastatistik-indonesia.com
Fertilitas adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam bidang demografi untuk
Fekunditas ada juga fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan
Pengukuran fertilitas
penduduk untuk jangka waktu satu tahun. Yearly Performance terdiri dari:
pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
Dimana :
Kebaikan dari perhitungan CBR ini adalah perhitungan ini sederhana, karena
Angka Kelahiran Umum adalah banyaknya kelahiran tiap seribu wanita yang
berumur 15-49 tahun atau 15-44 tahun. Dapat ditulis dengan rumus sebagai
berikut :
Dimana :
B : Jumlah kelahiran
pertengahan
Tahun
Kebaikan dari perhitungan GFR ini adalah perhitungan ini lebih cermat
daripada CBR karena hanya memasukkan wanita yang berumur 15-49 tahun
GFR ini adalah tidak membedakan risiko melahirkan dari berbagai kelompok
Rate (ASFR)
kelahiran tiap seribu wanita pada kelompok umur tertentu, dengan rumus
sebagai berikut:
Dimana:
Kebaikan dari perhitungan ASFR ini adalah perhitungan ini lebih cermat dari
kohor. ASFR ini merupakan dasar untuk perhitungan ukuran fertilitas dan
Kelemahan dari perhitungan ASFR ini adalah membutuhkan data yang terinci
laki dan perempuan tiap 1.000 penduduk yang hidup hingga akhir masa
reproduksinya
tertentu.
dengan asumsi bahwa tingkat fertilitas menurut umur tunggal sama dengan
rata-rata tingkat fertilitas kelompok umur lima tahunan. Maka rumus dari
TFR = 5 (i = 1,2,…..)
Dimana:
seluruh wanita usia 15-49 tahun, yang dihitung berdasarkan angka kelahiran
Children Ever Born (CEB) atau jumlah anak yang pernah dilahirkan
CEB ini adalah mudah didapatkan informasinya (di sensus dan survey) dan
CWR adalah hubungan dalam bentuk ratio antara jumlah anak di bawah 5
perhitungan CWR ini adalah untuk mendapatkan data yang diperlukan tidak
daerah kecil sebab di Negara yang registrasinya cukup baik pun, statistic
Kelemahan dari CWR ada tiga, pertama langsung dipengaruhi oleh kekurangan
secara relatif kekurangan pelaporan pada anak-anak jauh lebih besar. Kedua,
khususnya di bawah satu tahun juga lebih besar dari orang tua, sehingga
CWR selalu lebih kecil daripada tingkat fertilitas yang seharusnya. Ketiga,
Di mana hal inilah yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini, untuk
Baik pengukuran fertilitas maupun mortalitas tahunan hasilnya ber laku untuk
pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
berikut:
Fertility Rates)
Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penting untuk
tertentu, dan juga umur anak yang masih hidup. Tingkat fertilitas
laki-laki dan perempuan yang dilahirkan oleh seorang perem puan pada waktu
(15-49 tahun).
dan perempuan tiap 1.000 penduduk yang hidup hingga akhir masa
reproduksinya;
tertentu.
but ber enjang lima tahunan, dengan asumsi bahwa tingkat fertilitas
umur lima tahunan, maka rumus dari Tingkat Fertilitas Total atau TFR
Net Reproduction Rates ialah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah
umur 40, dan seterusnya clan hanya sebagian yang dapat melewati usia
e. Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang
PNS.
5. Factor yang mempengaruhi fertilitas dari segi demogrami dan non demografi ?
Demografi
a. Struktur umur
b. Perkawinan
d. Paritas
g. Keadaan ekonomi
h. Tingkat pendidikan
j. Urbanisasi
k. Industrialisasi
umur kawin pertama, paritas, disrupsi perkawinan dan proporsi yang kawin.
industrialisasi.
Davis dan Blake dalam tulisannya yang berjudul the social structure of fertility
Dalam tulisan tersebut Davis dan Blake juga menyatakan bahwa proses
6. apa saja dampak fertilitas yang stagnan tinggi dengan pertumbuhan hidup ?
a) Pendidikan
Masalah pendidikan yang timbul antara lain : daya tampung sekolah tidak
b) Pelayanan kesehatan
kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit dan tempat tidur bagi orang
sakit.
kebutuhan hidup
- Masalah perumahan pada saat ini sangat mendesak, baik dalam hal mutu
e) Lingkungan hidup
Dampak negatif :
a. Hubungan fertilitas dengan keadaan ekonomi penduduk
suatu keturunan (dalam hal ini adalah anak), tentunya hal ini nantinya akan
sangat berhubungan erat dengan hidup dan kehidupan manusia tentang apa dan
suatu tujuan tertentu untuk bereproduksi, serta telah memiliki suatu usaha dan
pandangan tentang pemikiran bahwa mereka akan mampu atau tidak untuk
memenuhi kebutuhan hidup dari segi ekonomi untuk kelangsungan hidup anggota
keluarganya.
Fertilitas merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
bersangkutan akan memiliki rasa beban dan tertekan dalam hidupnya, karena
merasa bahwa dirinya tidak bisa menghasilkan keturunan yang nantinya dengan
adanya keturunan itu, suatu keluarga akan melakukan suatu kegiatan atau
prosesi upacara kebudayaan sesuai dengan tata sosial budaya yang berlaku di
produktif, hal ini dikarenakan alat reproduksi yang sehat sangat berhubungan
seseorang sangat terpengaruh dengan hal ini, karena akan dapat menghasilkan
tertentu yang akan membuat seseorang tersebut menjadi mandul (infertil) atau
daya kesuburanya menurun. Dalam hal inilah seseorang akan mengalami suatu
kedaan yang sulit, karena di satu sisi manusia harus memenuhi kebutuhan hidup,
tetapi di satu sisi dalam menjalankan pekerjaan yang mereka lakukan, mereka
harus menanggung risiko yang bahkan mungkin sangat berat untuk sebagian
orang yaitu kemandulan (infertil), karena faktor-faktor dari pekerjaan yang dia
lakukan.
menghasilkan suatu generasi yang berkualitas. Tentunya dalam hal ini sangat
keturunan yang lebih baik dan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik pula.
negara, hal ini sangat berkaitan dengan angka fertilitas penduduk suatu negara
disini tidak dikendalikan dengan baik, tentunya akan membawa dampak yang
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan (dalam hal ini terdiri dari laki-laki
dan perempuan) yang telah menginjak usia subur guna melangsungkan reproduksi
untuk memperoleh keturunan. Pada saat ini sangat penting mengetahui tingkat
reproduksi, pola konsumsi yang baik, serta aktifitas atau kegiatan hidup seharí-
hari, misalnya seperti bekerja. Untuk itulah pada Pasangan Usia Subur ini
keturunan. Tetapi dalam hal ini pada beberapa negara menjadi permasalahan
yang Sangat berarti, karena di negara yang memiliki jumlah penduduk usia muda
yang berarti (tinggi) akan berdampak buruk, yaitu dengan terjadinya peledakan
penduduk, yang juga akan berdampak buruk pula pada segala aspek bidang
Physical Of Demografi
Lebih ringkasnya:
a. ekonomi
b. social
c. budaya
semakin tinggi tingkat fertilitas maka semakin kecil tingkat kepunahan
budaya
d. kesehatan reproduksi
e. produktifitas PUS
f. pekerjaan
semakin sempit
g. kependudukan
Visi : Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk
Misi :
Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan
FILOSOFI
ARAH KEBIJAKAN
Tugas Pokok
Fungsi
BKKBN;
Hendaknya besarnya keluarga dicapai selama dalam usia reproduksi sehat yaitu
kebijakanpemerintah indonesia:
dari pemerintah daerah dimanapun, karena kalau kita terlambat dalam penanganan
masalah kependudukan ini kita akan menemukan dampak negative yang lebih besar yang
berkaitan dengan pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi, jangan – jangan sumber
mencapai kondisi ideal untuk meningkatkan produktivitas ini harus direbut oleh setiap
kesejahteraan penduduk.
3. Penurunan fertilitas dan besarnya keluarga ideal akan memotivasi perempuan untuk
masuk pasar kerja. Dengan masa melahirkan dan merawat anak menjadi lebih pendek ,
maka perempuan mempunya waktu yang lebih banyak untuk melakukan hal-hal yang
bukan melahirkan dan merawat anak. Dan apabila perempuan ini dilahirkan dari
generasi yang sudah menganut keluarga kecil, maka mereka cenderung memiliki
keluarga kecil juga. Jadi perempuan akan semakin memilih untuk mempunyai anak lebih
sedikit dan masuk ke pasar kerja, serta dapat menyumbang pada peningkatan produksi
per kapita.
5. Dengan gaya hidup yang sudah modern saat ini perempuan juga akan semakin terbuka
untuk menerima pembaharuan yaitu berpikir lebih memperhatikan kualitas dari pada
6. Memang kita harus bersabar untuk melihat hasil program kependudukan seperti
yang telah kita lakukan atau punyai saat ini “ It’s like watching the grass grow’ seperti
memandangi rumput yang tumbuh di lapangan luas, tidak segera kelihatan hasilnya,
tetapi hasilnya dapat dilihat jangka panjang , sebagi penentu kebijakan dan pelaku
pembangunan harus arif melihatnya dan harus mau memandang lebih jauh kedepan,
jangan yang sesaat atau jangka pendek saja. Generasi yang dipersiapkanmelalui
perencanaan kehidupan berkeluarga adalah generasi mendatang yang penuh arti untuk
kehidupan yang lebih maju, lebih bermartabat, berdaya saing (bukan generasi loyo
http://riau.bkkbn.go.id/rubrik/591/
PROGRAM GENRE-
siap melahirkan dan kapan akan berhenti melahirkan, dan berapa jarak antara
(Revolusi Mental).
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka BKKBN
2019, Rencana Strategis BKKBN Tahun 2015- 2019 dan Rencana Aksi Upaya
(QPR) Metrics versi 15.1 serta melalui sistem pencatatan dan pelaporan.
reformasi birokrasi.
berikut :
Birokrasi- BKKBN;
set birokrat BKKBN ke arah budaya yang lebih profesional, produktif, dan
tiga prinsip revolusi mental yaitu Integritas, Gotong Royong dan Etos Kerja
Gambar 1.1
menyelenggarakan fungsi:
bidang KKB;
dan KB;
kesejahteraan keluarga;
fungsi:
lingkungan BKKBN;
c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
BKKBN;
sebagainya.
Gambar 1.3
Penerima
manfaat BKKBN
Dengan masih banyaknya permasalahan yang menjadi hambatan
Framework BKKBN
Tahun 2015-2019
Kedudukan dan
Fungsi
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
keluarga berencana.
kerjanya.
Misi
Misi Pembangunan Indonesia 2010-2014 merupakan upaya Pemerintah untuk
meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi Indonesia yang adil dan demokratis,
meliputi:
kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa.
dan teknologi.
Prioritas Pembangunan
alternatif seluasluasnya.
penanganan/penangkalan terorisme.
Indonesia (TKI).
http://www.nationalplanningcycles.org/sites/default/files/country_docs/In
donesia/buku-evaluasi-paruh-waktu-rpjmn_bappenas.pdf
A. Perencanaan Strategis
dan Keluarga Berencana yang tertera pada RPJMN 2015-2019 Buku I dan
pelayanan KB;
kontrasepsi KB;
KB;
Indonesia”.
Salah satu prioritas pembangunan nasional di dalam Rencana Pembangunan
Visi:
Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas.
Misi:
1. Mengarusutamakan pembangunan berwawasan kependudukan.
2. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi.
3. Memfasilitasi pembangunan keluarga.
4. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara
konsisten.
5. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.
Sasaran Strategis ini dimaksudkan agar BKKBN dapat menurunkan angka
Angka kelahiran total (TFR) adalah jumlah anak rata-rata yang akan
tahun).
di mana:
i=1 : kelompok umur 20-24 tahun, ...., dan i=7 untuk kelompok
PMA2020 adalah
sebuah proyek inovasi menggunakan telepon genggam untuk mendukung
terdiri dari 10.301 wanita berusia 15-49 tahun dan 936 fasilitas
Arahan dan dukungan secara keseluruhan diberikan oleh The Bill &
Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health dengan grant dari Bill
Angka kelahiran total (TFR) berkurang dari 2.6 (SDKI 2012) menjadi 2.3
Gambar 3.2
2015
Tahun Tahun n
Subur (PUS);
mortalitas.
program KB daerah.
target tahun 2019. Jika dibandingkan dengan target 2019 dalam Rencana
tabel berikut.
Tabel 3.4
2015-2019
Total
(TFR) per
WUS
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jika diproyeksikan dengan
(15- 49
target tahun 2019 sebesar 2.28, realisasi IKU 2 telah mencapai 100%
Tahun)
dari target. Proyeksi realisasi pada tahun 2019 sudah sangat baik, namun
Kesertaan ber-KB pada kelompok umur tua (35 tahun ke atas) perlu
penurunan;
resiko tinggi hamil dan melahirkan, yaitu di kalangan wanita PUS tidak
ber-KB umur kurang dari 20 tahun atau umur 35 tahun dan lebih;
pada segmentasi sasaran pada kelompok umur lebih muda, yaitu 20-34
tahun. Kesertaan KB yang tinggi pada kelompok umur muda akan lebih
yang besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi,
tahun 2019 yang disertai dengan peningkatan CPR hingga 66%. Melalui
sebesar 101,2%.
rate/CPR)
tahun 2015 adalah 60,9%. Jika dibandingkan dengan target 2015, maka
pencapaian IKU ini adalah sebesar 93,4%. Pencapaian yang baik ini dapat
Tahun 2015
201 Realis
201 an
2015
asi
5 Tahun 60,9
65,2 5 Tahu
93,4
3. Persentase pemakaian
(all Tahun
(all n
%
kontrasepsi (contraceptive
Tahun 2015
Tabel 3.7
Perbandingan Prevalensi
Pemakaian
Kontrasepsi Tahun
2015
Laporan Kinerja BKKBN Tahun 2015 56
Alat/Cara KB PMA
2015/Indone
MOW sia
3.8
MOP 0.1
IUD 4.8
Implant 4.4
Suntik 31.2
Pil 13.4
Kondom 1.7
MAL 0.0
Tradisional 1.6
Jika dibandingkan antara realisasi tahun 2015 dengan target tahun 2019,
terlihat sudah baik (mendekati 100%), namun masih banyak hal-hal yang
all method) Tahun 2015 dengan Target 2019 dalam Renstra 2015-
2019
pemakaian
Berdasarkan hasil ini, BKKBN akan melakukan upaya-upaya perbaikan di
kontraseps
periode mendatang, antara lain:
i
1. Meningkatkan kesertaan KB pasca persalinan dan pasca keguguran;
(contracep
2. Meningkatkan kompetensi petugas pelayanan KB dalam memberikan
tive
pelayanan KB yang berkualitas, melalui pelatihan medis pelayanan KB;
prevalence
3. Meningkatkan pembinaan kesertaan ber-KB melalui kelompok sasaran
rate/CPR)
dan fasilitas kesehatan;
KB;
kontrasepsi yang dapat dipakai dalam jangka waktu lama, lebih dari 2
pada pasangan yang sudah tidak ingin tambah anak lagi. Jenis metode yang
IKU ini adalah sebesar 103,9%. Pencapaian yang baik ini juga didukung
Tabel 3.9
Laporan Kinerja BKKBN Tahun 2015 60
Capaian IKU 4 (Persentase
2015
5
20,5 21,
5 Tahu
103,9
4. Persentase peserta KB Aktif
3 n
%
MKJP
se
peserta
Jika dibandingkan antara realisasi tahun 2015 dengan target tahun 2019,
KB Aktif
realisasi IKU ini sudah mencapai 90,6%. Masih banyak hal-hal yang perlu
MKJP
dilakukan untuk meningkatkan capaian IKU ini. Hal ini dikarenakan
yaitu:
medis;
(ABPK).
atau bulan saat wawancara jika alat/cara KB masih digunakan pada saat
(tingkat putus pakai) kontrasepsi belum dapat diperoleh baik dari data
24,5 sehingga pencapaian adalah 106,3%. Walaupun hasil ini sudah baik,
antara lain:
201 Realis
201 an
2015
asi
5 Tahun
26,0 5
24, Tahu
106,3
5. Persentase penurunan angka
Tahun
5 n
%
ketidaklangsungan
Tabel 3.12 pemakaian
(MUYAN);
need)
need)
sebagai persentase wanita kawin yang tidak ingin punya anak lagi atau
diinginkan waktu itu, wanita yang belum haid setelah melahirkan anak yang
tidak diinginkan waktu itu, dan wanita lain yang sedang tidak hamil atau
belum haid setelah melahirkan dan tidak memakai kontrasepsi tetapi ingin
yang belum memutuskan apakah ingin anak lagi atau ingin anak lagi tetapi
belum tahun kapan juga termasuk kelompok ini. Wanita yang memerlukan
tidak diinginkan, wanita yang belum haid dan yang sudah haid setelah
Laporan Kinerja BKKBN Tahun 2015 68
melahirkan anak yang diinginkan, yang tidak diinginkan, yang tidak
Pasangan Usia Subur. Ukuran ini digunakan untuk menilai sejauh mana
telah berhasil mengatasi kelompok unmet need KB, antara lain dengan
Unmet Need = Jumlah Perempuan yang kebutuhan ber-KBnya tidak terpenuhi x 100
Jumlah Pasangan Usia Subur
mengalami peningkatan.
Tabel 3.13
kebutuhan ber-KB % % % %
Tabel yang
3.14 tidak terpenuhi
(unmet need)
Persentase kebutuhan ber-KB yang
2015
berstatus kawin umur 15-49 tahun di Indonesia adalah 14.4 persen; 7.9
kelahiran.
3.3 Unmet
Need,
PMA2020
unmet need untuk membatasi kelahiran dan resiko kehamilan yang tidak
diinginkan menjadi lebih besar pada wanita yang berusia lebih matang.
Tabel 3.15
kebutuhan
Sasaran
ber- Strategis
KB 5 – Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19
tahun (ASFR 15-19 tahun)
yang tidak
terpenuhi
Fertilitas remaja merupakan isu penting karena berhubungan dengan
(unmet
tingkat kesakitan serta kematian ibu dan anak. Terdapat hubungan yang
need)
kuat antara pola fertilitas ibu dengan kelangsungan hidup anak. Pada
tinggi jika mereka dilahirkan oleh ibu yang terlalu muda atau terlalu tua,
jika mereka dilahirkan setelah selang kelahiran yang terlalu pendek, atau
jika mereka dilahirkan pada urutan kelahiran yang tinggi. Hal ini lazim
disebut 4T. Wanita hamil pada usia terlalu muda yaitu pada usia kurang
dari 20 tahun mempunyai risiko tinggi karena secara fisik kondisi rahim
Faktor fisik dan mental yang belum matang akan meningkatkan risiko
mendapat pekerjaan.
agar BKKBN dapat menurunkan angka kelahiran pada remaja 15-19 tahun.
IKU 7 – Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun)
IKU 7 – Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun)
pada kelompok umur 15–19 tahun. Pengukuran IKU dilakukan dengan cara
di mana:
Berdasarkan data PMA2020, ASFR 15-19 tahun pada tahun 2015 adalah
ASFR 15-19 tahun adalah 46 per 1000 kelahiran, maka pencapaian pada
3.4
ASFR
adalah:
Berencana (GenRe);
narkoba;
forum di masyarakat.
5. Khusus pada PUS muda usia resiko tinggi hamil dan melahirkan, perlu
pemberian KIE dan pelayanan KB, agar mereka mau ber-KB untuk
kehamilan yang merupakan akibat dari suatu perilaku seksual baik secara
satu dari empat pilar dalam upaya Safe Motherhood. Melalui SS ini,
sebesar 58,7%.
tahun)
diinginkan sama sekali dan atau kehamilan yang tidak diinginkan pada saat
kehamilan tersebut diinginkan pada saat itu, tidak diinginkan pada saat itu
201 Realis
201 an
2015
asi
5 Tahun
7.1 12,1
5 Tahu
58,7
8. Persentase kehamilan yang
Tahun n
%
tidak diinginkan dari WUS
(15-49 tahun)
Belum optimalnya penurunan kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS 15-49
Reproduksi;
Tabel 3.19
diinginkan dari WUS (15-49 tahun) Tahun 2015 dengan Target 2019
diinginkan Target
(15-49 tahun)
Jika dibandingkan dengan target BKKBN tahun 2019, capaian IKU 8 adalah
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 (SDKI12) merupakan SDKI yang
adalah Survei Prevalensi Kontrasepsi Indonesia yang dilakukan pada tahun 1987,
kedua sampai kelima adalah SDKI 1991, SDKI1994, SDKI 1997, SDKI 2002-2003,
dan SDKI2007. SDKI12 adalah suatu survei yang dirancang untuk menyajikan
kesehatan ibu dan anak, kematian ibu, dan pengetahuan tentang AIDS dan
PMS yang dapat digunakan oleh para pengelola program, pengambil kebijakan,
alat kontrasepsi.
Menilai partisipasi dan penggunaan pelayanan kesehatan oleh pria bagi seluruh
keluarganya.
negara - negara lain dan dapat digunakan oleh para pengelola program,
pengambil kebijakan, dan peneliti dalam bidang fertilitas, KB, dan kesehatan.
http://www.bps.go.id/aboutus.php?info=70