Anda di halaman 1dari 3

Evaluasi

1. Pengertian
Evaluasi merupakan kegiatan lebih lanjut dari kegiatan pengukuran dan pengembangan
indikator; oleh karena itu dalam melakukan evaluasi harus berpedoman pada ukuran-ukuran dan
indikator yang telah disepakati dan ditetapkan.
Evaluasi juga merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja masa lalu yang berguna untuk
meningkatkan produktivitas dimasa datang, sebagai suatu proses yang berkelanjutan, evaluasi
menyediakan informasi mengenai kinerja dalam hubungannya terhadap tujuan dan sasaran
(Notoatmodjo, 2003).
Evaluasi program kesehatan merupakan bagian dari proses manajerial pembangunan
kesehatan nasional yang lebih luas. Dalam melakukan evaluasi kita sebenarnya menetapkan suatu
nilai. Kita dapat mengurangi unsur subyektif pada penilaian tersebut dengan mendasarkan
penilaian atas fakta-fakta yang ada. Penerapannya menghendaki pikiran yang terbuka dan mampu
memberi kritik yang membangun menuju kepada pemikiran pendapat yang sehat (Soekarwati,
1995).
2. Tujuan Evaluasi
Evaluasi memiliki tujuan sebagai berikut:
a) Mengetahui apakah sarana yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
b) Menentukan kelemahan dan kekuatan daripada program, baik dari segi teknis maupun
administratif yang selanjutnya diadakan perbaikan-perbaikan.
c) Membantu menentukan strategi, artinya mengevaluasi apakah cara yang telah
dilaksanakan selama ini masih bisa dilanjutkan, atau perlu diganti.
d) Motivator, jika program berhasil, maka akan memberikan kepuasan dan rasa bangga
kepada para staf, hingga mendorong mereka bekerja lebih giat lagi.
e) Menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan dilihat dari tercapai atau tidaknya tujuan pada
sasaran
3. Metode Evaluasi
Berdasarkan waktunya evaluasi/penilaian, maka penilaian dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Penilaian rutin (concurrent evaluation atau progress report). Dalam setiap program
penilaian rutin ini hendaknya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program
tersebut. Dengan demikian, penilaian akan berjalan berkesinambungan dan teratur, serta
bersamaan dengan pelaksanaan program itu sendiri.
b) Penilaian Berkala (periodical evaluation), yaitu penilaian yang dilakukan pada setiap
akhir dari suatu bagian tertentu dari program, seperti tiap enam bulan, satu tahun, dua
tahun, dan sebagainya.
c) Penilaian khusus (ad-hoc evaluation), yaitu penilaian yang dilakukan setiap saat yang
diperlukan.
d) Penilaian akhir (terminal evaluation), yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir suatu
program atau beberapa waktu sesudah akhir suatu program. Jadi ini merupakan penilaian
terhadap pencapaian tujuan akhirnya. (Mubarak dkk., 2009)
Menurut Mantra (1997) secara umum evaluasi dapat dibedakan atas beberapa tahap yaitu:
a. Evaluasi pada tahap awal program
Evaluasi yang dilakukan pada tahap pengembangan program sebelum program dimulai.
Evaluasi ini akan menghasilkan informasi yang akan di pergunakan untuk
mengembangkan program agar program dapat lebih sesuai dengan situasi dan kondisi
sasaran.
b. Evaluasi pada tahap proses
Evaluasi yang dilakukan disini adalah pada saat program sedang dilakasanakan.
Tujuannya adalah untuk mengukur apakah program yang sedang berjalan telah sesuai
dengan rencana atau tidak atau apakah telah terjadi penyimpangan yang dapat merugikan
pencapaian tujuan dari program.
c. Evaluasi pada akhir program
Evaluasi yang dilakukan pada saat program telah selesai dilaksanakan dengan tujuan
untuk memberikan pernyataan efektifitas atau tidaknya suatu program selama kurun
waktu tertentu. Sehingga dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan untuk
merencanakan dan mengalokasikan resources.
d. Evaluasi dampak program
Evaluasi yang menilai keseluruhan efektifitas program dalam menghasilkan perubahan
sikap dan perilaku pada target sasaran, evaluasi dampak merupakan kebalikan dari
penilaian kebutuhan program mana kalau evaluasi kebutuhan menentukan kebutuhan
suatu program sedangkan penilaian dampak akan menentukan tingkat kebutuhan yang
nyata setelah diintervensi oleh program kesehatan.

4. Langkah-langkah dalam evaluasi/penilaian adalah sebagai berikut :


1. Menentukan tujuan evaluasi
Tujuan dari evaluasi harus dimengerti, sebab hal ini mempengaruhi bagian apa dari program
yang perlu diamati, selanjutnya memengaruhi pula macam informasi yang akan dikumpulkan.
2. Menentukan bagian apa dari program yang akan dievaluasi
Apakah yang dievaluasi masukannya, proses, kelauaran, atau dampaknya, atau kombinasi dari
bagian-bagian tersebut.
3. Mengumpulkan data awal (base line data)
Data ini dapat dipergunakan sebagai pembanding, anatara sebelum diadakan suatu kegiatan
dengan situasi sesudah diadakan kegiatan. Data awal yang diperlukan bergantung pada apa
yang akan dinilai dan maksud penilaian.
4. Mempelajari tujuan program
Tujuan program merupakan syarat penting sutau program, agar penilaian dapat dilakukan
dengan baik. Tujuan harus dapat dikur dan jelas. Tujuan dapat dirumuskan menjadi tujuan
jangka pendek, menengah, dan panjang. Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang ingin
dicapai dalam waktu dekat, merupakan loncatan untuk bisa sampai pada tujuan jangkat
menengah. Tujuan jangka menengah untuk bisa samapi pada tujuan yang harus dicapai dulu,
untuk bisa mencapai tujuan jangak panjang. Tujuang jangka pangjang merupakan tujuan akhir
dari sebuah program.
5. Menentukan tolok ukur (indikator)
Perlu ditetapkan patokan apa yang akan digunakan sebagai dasar pengukuran. Dengan kata
lain, harus ditentukan apa yang akan diukur. Contoh, jika tujuannya adalah meningkatakan
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya olahraga, harus ditentukan dahulu apa yang akan
dipakai untuk mengukur kesadaran masyarakat. Misalkan untuk mengukur berapa persen
masyarakat yang berolahraga pada pagi hari, maka mereka yang membiasakan olahraga pada
pagi hari adalah tolok ukurnya. Hal ini harus dibandingkan antara sebelum dan sesudah
kegiatan.
6. Menentukan cara menilai, alat penilaian, dan sumber datanya
7. Mengumpulkan data
8. Mengolah dan menyimpulkan data yang didapat.
9. Feedback (umpan balik) dan saran-saran kepada program yang akan dinilai
(Notoatmodjo, 2007).

Anda mungkin juga menyukai