46-51
Dewi Rosanti
e-mail: dewirosanti@univpgri-palembang.ac.id
ABSTRACT
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang
Padi merupakan salah satu menyebabkan rendahnya hasil beras
tanaman pangan yang diusahakan oleh baik kualitas dan kuantitas adalah
para petani di daerah Kecamatan Lahat. gangguan gulma. Gulma sebagai
Dalam membudidayakan tanaman padi organisme pengganggu tanaman (OPT)
banyak masalah yang dihadapi oleh petani. termasuk kendala penting yang harus
Salah satu faktor yang menyebabkan
diatasi dalam peningkatan produksi
rendahnya hasil beras baik kualitas dan
kuantitas adalah gangguan gulma. Gulma padi di Indonesia. Penurunan hasil padi
sebagai organisme pengganggu tanaman akibat gulma berkisar antara 6-87
(OPT) termasuk kendala penting yang %. Data yang lebih rinci penurunan
harus diatasi dalam peningkatan produksi hasil padi secara nasional akibat
padi di Indonesia. Kehadiran gulma di gangguan gulma 15-42 % untuk padi
sawah sebagai tumbuhan yang tidak sawah dan padi gogo 47-87 % (Pitoyo,
dikehendaki akan mengurangi hasil gabah 2006).
karena tanaman padi bersaing dengan Ciri-ciri umum padi tumbuh
gulma dalam pengambilan hara, air, udara di sawah. Padi termasuk dalam suku
dan ruang (Buhaira, 2010 dan Eskandar, padi-padian atau Poaceae (sinonim
2009).
Graminae atau lumiflorae). Sejumlah
Sistem penanaman padi di
ciri suku (familia) ini juga menjadi ciri
sawah biasanya didahului oleh
padi, misalnya berakar serabut, daun
pengolahan tanah secara sempurna
berbentuk lanset (sempit memanjang),
seraya petani melakukan persemaian.
urat daun sejajar, memiliki pelepah
Mula-mula sawah dibajak, pembajakan
daun, bunga tersusun sebagai bunga
dapat dilakukan dengan mesin, kerbau
majemuk dengan satuan bunga
atau melalui pencangkulan oleh
berupa loret, floret tersusun
manusia. Setelah dibajak, tanah
dalam spikelet, khusus untuk padi satu
dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di
spikelet hanya memiliki satu floret,
beberapa tempat, tanah dapat dibiarkan
buah dan biji sulit dibedakan karena
sampai 15 hari. Selanjutnya tanah
merupakan bulir (Purba, 2007).
dilumpurkan dengan cara dibajak lagi
Gulma merupakan tumbuhan
untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga
pada waktu, tempat dan kondisi yang
kalinya 3-5 hari menjelang tanam.
tidak di inginkan oleh manusia. Pada
Setelah itu bibit hasil semaian ditanam
umumnya untuk tanaman persawahan
dengan cara pengolahan sawah seperti
diperlukan lahan yang cukup luas dan
di atas (yang sering disebut pengolahan
memerlukan jarak tanaman yang cukup
tanah sempurna, intensif atau
lebar. Hal ini memberikan kesempatan
konvensional) banyak kelemahan yang
pada gulma untuk tumbuh dan
timbul penggunaan air di sawah
berkembang lebih banyak dan lebih
amatlah boros. Padahal ketersediaan air
cepat sesuai dengan sifat gulma
semakin terbatas. Selain itu
(Daniel, 2002 dan Rosanti, 2013).
pembajakan dan pelumpuran tanah
Gulma adalah tanaman yang
yang biasa dilakukan oleh petani
tumbuhnya tidak diinginkan. Gulma di
ternyata menyebabkan banyak butir-
suatu tempat mungkin berguna sebagai
butir tanah halus dan unsur hara
bahan pangan, makanan ternak atau
terbawa air irigasi. Hal ini kurang baik
sebagai bahan obat-obatan. Dengan
dari segi konservasi lingkungan
demikian, suatu spesies tumbuhan
(Sunardi, 2002 dan Purba, 2007).
tidak dapat diklasifikasikan sebagai