Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Maintenance

Maintenance jika diartikan dalam bahasa Indonesia ialah pemeliharaan. Namun sampai saat ini
masih banyak orang yang meganggap maintenance itu adalah perawatan. Karena banyak yang
menganggap perawatan dengan pemeliharaan itu sama, namun pada kenyataannya sangatlah
berbedah antara perawatan dan pemeliharaan.
Perbedaan Antara Pemeliharaan dan Perawatan.
Pemeliharaan dan perawatan tidaklah sama, dimana pengertian dari pemeliharaan yaitu
tindakan yang dilakukan terhadap suatu alat atau produk agar produk tersebut tidak mengalami
kerusakan, tindakan yang dilakukan yaitu meliputi penyetelan, pelumasan, pengecekan
pelumas dan penggantian spart-spart yang tidak layak lagi. Sedangkan pengertian perawatan
yaitu suatu tindakan perbaikan yang dilakukan terhadap suatu alat yang telah mengalami
kerusakan agar alat tersebut dapat digunakan kembali. Kesimpulannya yaitu pemeliharaan
dilakukan sebelum suatu alat/produk mengalami kerusakan dan mencegah terjadinya
kerusakan, sedangkan perawatan yaitu dilakukan setelah suatu alat mengalami
kerusakan(perbaikan).

Macam-MacamPemeliharaan

1.Preventive Maintenance
Preventive Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal
ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan
pada komponen/alat dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi.
Contoh pekerjaan tersebut adalah:
Melakukan pengecekan terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperatur, atau alat
pendeteksi indikator lainnya. apakah telah sesuai hasilnya untuk kondisi normal kerja suatu
alat. Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada alat/produk (debu, tanah maupun
bekas minyak), Mengikat baut-baut yang kendor , Pengecekan kondisi pelumasan.
Perbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang bocor atau rusak.

2. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan
evaluasi dari perawatan berkala (Preventive Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi
dari indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi suatu alat dan juga dapat melakukan
pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan tindakan perbaikan selanjutnya.

3. Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa adanya rencana terlebih
dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak pada suatu alat/produk yang sedang
beroperasi, yang mengakibatkan kerusakan bahkan hingga alat tidak dapat beroperasi. Contoh
kerusakan tesebut pada pompa adalah:
Rusaknya bantalan karena kegagalan pada pelumasan
Terlepasnya couple penghubung antara poros pompa dan poros penggeraknya akibat kurang
kencangnya baut-baut yang tersambung. Macetnya impeller karena terganjal benda asing.

4. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan pemeliharaan yang telah direncanakan, yang didasarkan
pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk alat tersebut.
Pemeliharaan ini merupakan ”general overhaul” yang meliputi pemeriksaan, perbaikan dan
penggantian terhadap setiap bagian-bagian alat yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak
maupun batas maksimum waktu operasi yang telah ditentukan.
Diposkan oleh SYAMARIANTO (rhyan poltek) di 21:27

Jenis-Jenis Maintenance

Dalam menentukan kebijaksanaan maintenance, umumnya terdapat 2 jenis maintenance, yaitu


sebagai berikut.

Planned (preventive) maintenance.


Breakdown (corrective) maintenance

Preventif Maintanance
Kegiatan preventive maintenance bertujuan untuk mengurangi kemungkinan cepat rusak dan
kondisi mesin selalu slap pakai. Caranya adalah sebagai berikut.
Patrol/Regular Preventive Maintenance Inspection
Kegiatan maintenance yang dilaksanakan dengan cara memeriksa setiap bagian mesin secara
berpatroli dan berurutan sesuai dengan schedule.
Major Overhaul (turun mesin)
Kegiatan maintenance yang dilaksanakan dengan mengadakan pembongkaran menyelurah dan
penelitian terhadap mesin, serta melakukan penggantian suku cadang yang sesuai dengan
spesifikasinya.
Untuk memudahkan melaksanakan maintenance maka kegiatan maintenance yang dilakukan
sebaiknya berdasarkan:
Sistem work order atau work order system merupakan kegiatan maintenance yang dilaksanakan
berdasarkan pesanan dari bagian produksi maupun dari bagian-bagian lain.
Check list system merupakan daftar atau schedule yang telah dibuat untuk melakukan kegiatan
maintenance dengan cara pemeriksaan terhadap setiap mesin secara berkala.
Rencana kerja triwulan, yaitu kegiatan maintenance yang dilaksanakan berdasarkan
pengalaman atau berdasarkan catatan sejarah mesin, misalnya kapan suatu mesin harus dirawat
atau diperbaiki.
Work order atau Surat perintah memuat tentang:
apa yang harus dikedakan;
siapa yang menger akandanbertanggungjawab,
alat-alat yang dibutuhkan serta macamnya;
waktu yang dibutuhkan untuk menger akan pekedaan pemeliharaan tersebut dan kapan waktu
penyelesaiannya.
Preventive maintenance bertujuan agar hal-hal berikut terjamin.
a) Keamanan mesin dan operator (tenaga maintenance).
b) Kelancaran mesin.
c) Mutu produksi.
d) Kebersihan mesin dan lingkungan sekitarnya.
Keempat hal tersebut bermuara pada mutu produk yang primer sesuai rencana.
a. Keamanan Mesin dan Operator (nnaga Maintenance)
Untuk setiap mesin yang terdapat di dalam pabrik sudah ada ketentuan mengenai karakteristik
mesin tersebut.
Misalnya: temperatur air, angin, dan oli tidak boleh melebihi standar yang sudah ditentukan.
Untuk operator harus memperhatikan alat-alat pengaman yang terdapat di dalam setiap mesin

b. Kelancaran Mesin
Pemberian minyak pelumas secara teratur dan pemeriksaan mesin sert4 peralatannya secara
berkala, bertujuan agar dapat menj aga kelancaran mesin sehingga proses produksi dapat ber
alan lancar.
Untuk setiap mesin yang ada sudah dipasang suatu alai kontrol untuk mengetahui keadaan
minyak pelumas harus ditambah. Penggantian minyak pelumas dilakukan berdasarkan j am
kerja mesin atau hasil analisis minyak
di laboratorium

c. Mutu Produksi
Menjaga mutu produksi bertujuan untuk selalu dapat memenuhi standar mutu utama dengan
menekan tingkat kerusakan produk serendah mungkin. Hal ini dilakukan dengan cara
mempertahankan tingkat produktivitas kerja dan selalu memenuhi spesifikasi kerja yang telah
ditentukan serta ketelitian dan kecermatan yang didukung oleh tekad dan kemauan kerja yang
tinggi. Untuk mencapai mutu produksi tersebut bagian maintenance akan menjaga agar pabrik
tetap dapat beroperasi secara efisien dengan menghindari (mengurangi) hambatan sekecil
mungkin sehingga produk dapat diserahkan kepada langganan tepat pada waktunya (delivery
date yang tepat). Untuk setiap mesin dibuat suatu hasil persentase kerusakan. Misalnya, untuk
kerusakan produk di bagianfinishing adalah 10% dari 60% yang ditargetkan
(sasaran).

d. Kebersihan Mesin dan Lingkungan Sekitarnya


Lantai sekitar mesin harus bersih dari lumuran minyak yang berlebihan pada waktu
melaksanakan pelumasan serta dari sampah yang berserakan. Hal ini untuk menghindari
tedadinya kecelakaan bagi pekeda (operator) serta menciptakan kenyamanan bekerja.
Kebersihan mesin dijaga dengan cara membersihkan mesin tersebut serta diadakan
pengecatan kembali.
Dalam melaksanakan kegiatan maintenance, bila perlu ada penambahan jam ker a. Biasanya
penambahan jam ker a dilakukan pads hari Minggu serta hari-hari libur lain yang dikenal
dengan overtime.
Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Minggu (libur), yaitu preventive maintenance, yakni
kegiatan berikut ini.
Pelumasan atau penggantian oli.
Perbaikan terencana.
Penggantian spare part (suku cadang).
Pembongkaran serta penelitian mesin.
Pada hari kerja, kegiatan preventive maintenance dan breakdown (corrective) maintenance
dilaksanakan dengan porsi sebagai berikut.
80% roting dan breakdown maintenance.
20% preventive maintenance.
Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan preventive maintenance dibuat suatu jadwal sebagai
berikut.
a) Mendistribusikan kegiatan secara merata dalam skala waktunya dengan memperhatikan
frekuensi kegiatan.
b) Menggunakan check list dengan instruksinya untuk dipakai sebagai pedoman oleh petugas
maintenance, serta untuk keseragaman pelaksanaan dan pengecekan.
c) Perawatan pencegahan dilakukan tepat waktu, kecuali mesin sedang diperbaiki karena
kerusakan atau sedang dibongkar (overhaul).
d) Perawatan pencegahan dilakukan menurut jadwal tertentu, yaitu hal-hal kecil yang tidak
mengganggu jadwal produksi.
Contoh: Perawatan pencegahan (preventive maintenance) untuk mesin Banbury, dikepada
check list yang memuat instruksi, sebagai berikut.
· Periksa kondisi dan kebocoran dust stop searing.
· Periksa kebocoran Racin Hyd. Unit.
· Periksa bolt-bolt door top and lacth cyl.
· Periksa Mc. Cord lubricator pump.
· Periksa kebocoran angin pada ram packing dan line pipa-pipa angin.
· Periksa kebocoran pada line pipa pendingin.
· Batch off mill, periksa kondisi mill knife dan kebocoran angin.
· Periksa kondisi roll-roll, pillow block bearling, convbelt, gearbox, coupling, sprocket, dan
rantai pads: loading, scale, charging, crooss over conveyor.
· Periksa panborn traverse motor blower, drive chain, steel cable, motor coupling screw.

MAINTENANCE
TUJUAN BELAJAR
Umum
Peserta dapat mengetahui kegiatan-kegiatan dan peralatan di workshop maintenance.
TUJUAN MAINTENANCE
Program Maintenance bertujuan untuk:
1. Melakukan perawatan dan pemeliharaan peralatan produksi sehingga selalu
berada dalam kondisi daya guna efektif.
2. Melakukan perawatan peralatan produksi dengan biaya seekonomis mungkin.
3. Melakukan modifikasi peralatan produksi sebagai improvement dalam
mencapai standar kualitas yang lebih baik.
Maintenance dapat dikelompokkan atas tiga bagian yaitu preventive maintenance, predictive
maintenance, dan breakdown maintenance.
PREVENTIVE MAINTENANCE
Preventive maintenance merupakan maintenance rutin yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan sebelum usia pakai (life time) peralatan tersebut berakhir. Preventive
maintenance biasanya didasarkan pada jam operasional peralatan. Jenis-jenis preventive
maintenance dapat dikelompokkan atas:
Oiling
Oiling adalah tindakan pemberian oli terhadap komponen-komponen bergerak, penggunaan oli
pada umumnya untuk bagian-bagian peralatan yang tertutup seperti gearbox. Pemberian oli
terdiri dari penggantian dan penambahan. Jenis oli yang digunakan setiap peralatan tidak ada
yang sama tergantung pada kondisi kerja peralatan tersebut.
Untuk kondisi kerja dengan temperatur tinggi seperti turbin digunakan oli Turbo T46,
sedangkan untuk hydrolic power pack dan hydrolic system lainnya menggunakan oli Turalik
52 atau Oli Meditran SAE 10.
Greasing
Merupakan proses penambahan dan penggantian grease, biasanya menggunakan alat berupa
pompa grease (pispot). Grease digunakan untuk bearing, bushing dan poros.
Penggantian
Penggantian spare part rutin dilakukan sesuai dengan rancangan awal peralatan tersebut, sesuai
dengan usia pakainya. Penggantian spare part tersebut untuk menjamin optimalisasi kerja unit
secara keseluruhan. Seperti penggantian filter pada mesin diesel.
Penyetelan
Penyetelan dilakukan untuk mengembalikan peralatan ke kondisi semula, sehingga kerja
peralatan tersebut tetap optimal. Seperti penyetelan kerenggangan rotor bar dengan ripple plate
pada unit ripple mill sesuai dengan efisiensi peralatan tersebut, penyetelan damper separating
colomb, secondary separating colomb dan LTDS.
PREDICTIVE MAINTENANCE
Predictive maintenance bertujuan untuk mengetahui lebih dini kemungkinan terjadinya
kerusakan pada suatu unit. Dengan diketahuinya kondisi peralatan tersebut dapat dilakukan
tindakan untuk mencegah peralatan tersebut breakdown pada saat beroperasi yang dapat
menyebabkan terjadinya stagnasi proses produksi. Predictive maintenance terdiri dari merger
tester, vibro tester, thickness tester.
1. Merger tester digunakan untuk mengetahui tahanan isolasi dari electromotor,
bila tahanan isolasi electromotor rendah perlu dilakukan serlak ulang, hal ini akan dapat
mencegah electromotor terbakar.
2. Vibro tester berfungsi untuk mengetahui getaran suatu peralatan seperti bearing,
jika getarannya telah melebihi standar maka perlu dilakukan penggantian atau
penambahan grease jika masih memungkinkan.
3. Sedangkan thickness meter berfungsi untuk mengetahui ketebalan suatu unit
dan laju keausan suatu peralatan sehingga dapat direncanakan penggantiannya.
BREAKDOWN MAINTENANCE
Breakdown maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan pada suatu unit yang terhenti
operasinya akibat kerusakan pada alat tersebut. Pada dasarnya breakdown maintenance sangat
tidak diinginkan, karena akan mengganggu proses produksi. Oleh karena itu preventive
maintenance dan predictive maintenance perlu untuk dioptimalkan.
PENGANTAR ISO 9001
ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu
(SMM). SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan anda dan seperangkat prinsip-
prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan
untuk terciptanya konsistensi mencapai kepuasan pelanggan.

Jenis-Jenis Pemeliharaan
Jenis-Jenis Pemeliharaan
Di bawah ini akan di jelaskan beberapa dari macam-macam pemeliharaan (maintenance),
yaitu:
1. Preventive Maintenance
Adalah kegiatan pemeliharan dan perawatan yang di lakukan untuk mencegah timbulnya
kerusakan-
kerusakan yang tidak terduga, dan menemukan kondisi kerusakan pada waktu di gunakan.
Dalam
prakteknya preventive maintenance yang di lakukan oleh suatu perusahaan dapat di bedakan:
a. Continue maintenance adalah kegitan pemeliharaan dan perawatan yang di lakuakan rutin.
contohnya
membersihkan fasilitas atau peralatan, pelumasan, pengecekan oli, pengecekan isi bahan
bakar
pemanasan.
b. Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang di lakukan secara
periodic atau
dalam jangka waktu tertentu.
2. Corecttive Maintenance
Adalah pemeliharaan yang di lakaukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada
fasilitas
atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perawatan ini merupakan
pemeliharaan dan
tidak di jadwalkan dan biasa terjadi.
3. Improve maintenance
Adalah suatu perawatan peningkatan dipakai bila dilakukan modifikasi pada peralatan
sehingga
kondisinya meningkat dengan tujuan agar kerusakan tersebut tidak terulang dan mampu
beroperasi sampai
masa kerjanya (lifetime) tercapai.
4. Breakdown Maintenance
Jenis perawatan ini hanya bisa di lakaukan apabila mesin samasekali mati karena ada
kerusakan atau
kelainan dan tidak mungkin dapat di operasikan. Untuk dapat memperbaikinya maka prinsip
kerja dari
peralatan yang bersangkuta harus dapat di kuasai. Dengan di kuasainya prinsip kerja
peralatan tersebut
maka diagnosa terhadap kerusakan dapat di lakukan dengan cepat dan tepat.
Sifat Breakdown dapat di bedakan menjadi:
• Sporadic, yatu breakdown yang terjadi mendadak, dramatis atau kerusakan – kerusakan alat
yang yang
tidak terduga, breakdown maintenance jenis ini bisa terjadi dan mudah di tanggulangi.
• Kronis, yaitu minor breakdown tetapi frekuensi kejadiannya tinggi. Breakdown jenis ini
sering di abaikan
atau di lupakan setelah beberapakali usaha pengulangan yang gagal. Breakdown akan
menyebabkan
beberapa kerugian baik yang langsung maupun yang tidak langsung:
• Kerugian langsung mencangkut biaya perbaikan, biaya pencegahan, kerugian cacat produk,
dan lain
sebagainya.
• Kerugian tidak langsung mencakup penurunan produksi, merosotnya moral karyawan,
menurunkan atau
merusak citra perusahaan

Anda mungkin juga menyukai