Tujuan instruksional umum yang ingin dicapai atas isi secara keseluruhan buku ini adalah agar
pembaca, khususnya mahasiswa, dapat memahami dan dapat menerapkan bahasa Indonesia
ragam ilmiah secara tepat. Pembaca, khususnya mahasiswa, diharapkan dapat memahami dan
dapat menerapkan ejaan, kata dan istilah, kalimat dan paragraph secara tepat, serta mengemas
wacana ilmiah secara benar dan sistematis.
2. Sistematika penyajian
Dalam rangka mencapai TIU tersebut diatas, isi dan sistematis penyajian buku ini diatur sebagai
berikut. Pertama, diketengahkan terkait dengan hakikat,fungsi dan variasi bahasa Indonesia.
Kemudian, dilanjutkan dengan pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahasa
Indonesia ragam ilmiah. Sebelum semua hal itu dibicarakan, didahulukan pula sebutir
pembicaraan, yaitu Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Hakikat bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem lambing berupa bunyi yang bersifat arbiter, digunakan oleh
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa itu
mempunyai aturan , kaidah, atau pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk
maupun tata kalimat.
Lambing yang digunakan dalam sistem bahasa berupa bunyi. Artinya yang dianggap primer
dalam bahasa adalah yang diucapkan bahasa lisan. Lambang-lambang bersifat arbiter.
Maksudnya, tidk ada ketentuan atau hubungan antara suatu lambang bunyi dengan benda
atau konsep yang dilambangkannya misalnya, antara kata ( yang berupa bunyi) KUDA
dengan bendanya yaitu sejenis binatang berkaki 4, yang biasa dipakai untuk menarik
beban. Jika memang ada ketentuan atau hubungan antara lembang dengan bendanya itu ,
tentu orang Di Jawa tengah akan menyebutkan KUDA juga , dan bukannya JARAN .
walaupun lambang- lambang Bahasa itu bersifat arbiter, kalua penyimpangan dari yang telah
disepakati dan dilazimkan, akan merusak jalannya komunikasi.
Fungsi Bahasa yang utama adalah alat untuk berkomunikasi didalam kehidupan manusia
bermasyarakat. Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai Bahasa nasional dan sebagai
Bahasa negara di Indonesia mempunyai fungsi sebagai berikut :
VARIASI BAHASA
Variasa Bahasa dapat dibedakan dari segi pemakai dan segi pemakaiannya. Dari segi
pemakai dapat dibedakan atas variasi atau ragam Bahasa yang disebut dialek, idiolek, dan
sosiolek. Dialek adalah ragam Bahasa yang digunakan oleh sekelompok masyarakat dalam
suatu wilayah tertentu. Misalnya, Bahasa Indonesia dialek Medan, dialek Yogyakarta, dialek
Ambon. Idiolek adalah ragam Bahasa yang bersifat perseorangan. Sementara itu, sosiolek
adalah ragam Bahasa yang digunakan oleh sekelompok social didalam masyarakat.
Dari segi pemakaian, variasa Bahasa dapat dibedakan sebagai berikut :
A. ragam Bahasa jurnalistik , ragam Bahasa sastra , ragam Bahasa keilmuan, dan ragam
Bahasa bidang lain
B. Ragam Bahasa resmi ( digunakan dalam situasi resmi ) dan ragam Bahasa tidak resmi
( ragam Bahasa non baku atau non standar)
C. Ragam Bahasa lisan dan Bahasa tulis
Oleh karena itu, berkomunikasi dengan Bahasa tulis tidak semudah seperti berbahasa lisan.
Menyusun kalimat, memilih kata, dan menempatkan tanda baca harus dipikirkan secara
cermat. Istilah lain dipakai untuk menyebut variasi Bahasa karena bidang disebut laras
Bahasa , sedangkan variasi Bahasa karena keresmian pemakaian disebut ragam Bahasa.
Bahasa Indonesia adalah Bahasa resmi negara republik Indonesia dan Bahasa persatuan
bangsa Indonesia sebagai Bahasa negara, Bahasa Indonesia termuat didalam undang undang
dasar republik Indonesia 1945, khususnya pada bab XV, pasal 36. Sebagai Bahasa persatuan,
Bahasa Indonesia termuat dalam sumpah pemuda 28 oktober 1928, khususnya pada butir
ketiga yang berbunyi “ Kami Putra Dan Putri Indonesia Menjujung Bahasa Persatuan,
Bahasa Indonesia “.
Dari sudut pandang linguistic, Bahasa Indonesia adalah sebuah variasi dari Bahasa melayu.
Dasar yang dipakai adalah Bahasa melayu riau, tetapi telah mengalami perkembangan akibat
penggunaannya sebagai Bahasa kerja dan proses pembakuan pada awal abad ke 20. Sampai
saat ini, Bahasa Indonesia merupakan Bahasa yang hidup yang terus berkembang dengan
pengayaan kosa kata baru, baik melalui penciptaan maupun melalui penyerapan dari Bahasa
daerah dan Bahasa asing.