Anda di halaman 1dari 3

A.

Latar Belakang

Pada awalnya UGM memiliki Rumah Sakit sebagai tempat pendidikan calon dokter dan
dokter spesialis. Rumah Sakit tersebut tersebar di beberapa tempat yaitu: Pugeran,
Mangkubumen, Mangkuwijayan, Mangkuyudan, Jenggotan. Saat itu UGM satu-satunya
Universitas yang mempunyai Rumah Sakit Pendidikan sendiri.

Gagasan Prof. Dr. Sardjito untuk mendirikan rumah sakit yang bisa memberikan
pelayanan kepada masyarakat sekaligus sebagai lokasi mendidik calon dokter, dokter
spesialis yang dekat kampus Universitas Gadjah Mada telah terwujud dengan
digabungkannya RS UGM yang tersebar di kota Yogyakarta ke dalam RS Dr. Sardjito.
Rumah Sakit ini terletak di daerah Sekip di dalam kampus UGM yang dekat dengan
Fakultas Kedokteran UGM yang kemudian diresmikan pada tanggal 8 Februari 1982
dengan nama RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR SARDJITO.

RSUP Dr. Sardjito sebagai bentuk baru dari RS UGM dengan modal awal untuk
beroperasional berasal dari anggaran Depkes RI dan dari RS UGM berupa peralatan,
SDM dengan Direktur Pertama Prof. dr. Ismangoen. Rumah sakit ini menjadi Rumah
Sakit Pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UGM dengan semua Bagian Klinik
Fakultas Kedokteran UGM berada di dalam RSUP Dr. Sardjito (bedhol desa dari RS
UGM).

Saat ini RSUP Dr. Sardjito telah berkembang pesat menjadi rumah sakit kelas A yang
besar dan megah , dengan lebih dari 750 tempat tidur, lebih dari 3000 karyawan dan
menjadi RS untuk pendidikan dokter, dokter spesialis dan sub-spesialis/spesialis
konsultan, ners , dietisien, apoteker dan lain-lain. Karena sedemikian padat peserta
didik yang menempuh pendidikan profesi di rumah sakit ini maka dirasakan RSUP Dr.
Sardjito sudah tidak mencukupi lagi sebagai tempat memperoleh keterampilan klinis
terutama bagi calon dokter (mahasiswa profesi kedokteran). Mengingat daya tampung
yang tidak seimbang dengan jumlah mahasiswa maka jika RS sebagai tempat
pendidikan klinis tidak dikembangkan/ditambah kapasitasnya, dikhawatirkan mutu
lulusan bidang profesi kedokteran dan kesehatan UGM tidak akan dapat mendukung
visi UGM sebagai World Class Research University. Selain itu perkembangan
pelayanan rumah sakit di dunia mengarah kepada pelayanan terpadu, multiprofessional
dan komprehensif maka perlu ditambah sebuah rumah sakit sehingga mampu
menjawab tantangan tersebut dan menjadi satu- kesatuan rumah sakit yang unggul
baik di bidang pelayanan, pendidikan maupun riset sesuai dengan visi UGM .

Pada awal didirikan RS UGM diberi nama Hospital Akademik. Kata hospital dipilih
dengan idealisme bahwa rumah sakit ini bisa menjadi tempat yang nyaman bagi orang
sakit, tempat dimana orang sakit dilayani oleh tenaga-tenaga yang ramah dan tempat
yang nyaman bagi siapapun yang bekerja dan berkunjung ke RS UGM ini. Kata
akademik mencerminkan Tridharma Perguruan Tinggi, dimana rumah sakit ini didirikan
untuk memberikan pelayanan yang unggul kepada masyarakat sebagai bagian
pengabdian masyarakat yang didukung oleh aktivitas pendidikan dan riset yang unggul
pula. Selain layanan prima, dengan menjaga keselamatan pasien, dokter dan SDM
kesehatan lain maka yang dihasilkan juga berkualitas unggul.
RS UGM ini dibangun secara bertahap sesuai dengan strategi pertumbuhan dalam
pembangunan dan pengembangannya dengan dana APBN Kemendikbud. RS UGM
didesain dengan konsep mendasar pelayanan kesehatan terpadu dan terintegrasi
dalam klaster-klaster dengan multiprofessional team work dan sistem pendidikan
klinik “interprofessional and transprofessional”. Untuk mewadai konsep tersebut RS
UGM dibangun dengan tahapan sebagai berikut:

 Tahap 1: Meliputi pelayanan kesehatan primer dan spesialistik, rawat jalan, gawat
darurat, laboratorium, radiologi, farmasi dan penunjang non-medik.
 Tahap 2: Meliputi pembangunan lanjutan rawat jalan dan rawat inap untuk seluruh
klaster sehingga pada saat gedung sudah selesai seluruhnya maka layanan rawat jalan
spesialistik terpadu dapat dipindahkan ke klaster masing-masing untuk menghasilkan
pelayanan yang lebih nyata terintegrasi.
 Tahap 3: Meliputi pengembangan untuk gedung pendidikan dan riset yang canggih dari
dasar sampai komunitas, selain itu fasilitas penunjang lainnya seperti wisma untuk
keluarga pasien dan gedung untuk manajemen RS.

B. Proses Perkembangan

Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada merupakan salah satu RS PTN di Indonesia,
didirikan dengan peraturan Rektor UGM No. 69/P/SK/HT/2010 tanggal 4 Januari 2010
dengan nama HOSPITAL AKADEMIK kemudian diperbarui dengan Peraturan Rektor
UGM No. 245/P/SK/HT/2011 tanggal 1 Maret 2011 dengan nama Rumah Sakit
Akademik UGM. Nama RS Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM) secara
resmi telah berganti menjadi Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada (RS UGM)
berdasarkan Surat Keputusan Rektor UGM No.749/P/SK/HT/2014 tertanggal 20
Oktober 2014. Perubahan terkait dengan organisasi lainnya adalah perubahan Struktur
Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) melalui Surat Keputusan Rektor UGM No.
625/P/SK/HT/2014 tertanggal 1 Oktober 2014.

RS UGM dibangun diatas tanah seluas 44.637 m2 dan luas total kapling bangunan
9.282,5 m2 (sekitar 20,8 % dari luas tanah). Bangunan RS UGM berlantai lima seluas
41.866,96 m2 dan memiliki fasilitas area parkir 11.728 m2 (26,27 %), area jalan masuk
6.182,36 m2 (13,85 %) dan area taman hijau 17.444,14 m2 (39,08 %).

RS UGM terletak di Jl. Kabupaten Lingkar Utara, Kronggahan, Trihanggo, Gamping,


Sleman, Yogyakarta, Telp. 0274-4530303, 0274-4530404, dan Fax. 0274-4530606.
Informasi lengkap tersedia pula di website: www.rsa.ugm.ac.id

RS UGM mendapat ijin pendirian dari Dinas Kesehatan Propinsi DI Yogyakarta


berdasarkan Surat Ijin Pendirian Rumah Sakit Umum Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 445/8285/V.2 Tanggal 30
September 2011.

Pada tahun pertama operasional, Tahun 2012 RS Akademik UGM mendapatkan izin
operasional sebagai Rumah Sakit Umum dari Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta tanggal 4 Januari 2012 melalui Surat Keputusan No:
445/0078/V.2. Izin operasional yang diperoleh adalah izin operasional sementara
berlaku selama 1 tahun, dan sesuai ketentuan peraturan perundangan, proses
selanjutnya bagi rumah sakit yang telah memiliki izin operasional sementara yaitu
mengajukan surat permohonan penetapan kelas rumah sakit kepada Menteri
Kesehatan. Dalam hal ini RS Akademik UGM telah mengajukan klasifikasi sebagai
rumah sakit kelas B.

Perizinan pada tahun 2013, dikarenakan RS Akademik belum dapat memenuhi


persyaratan sebagai rumah sakit kelas B, selanjutnya proses izin operasional
didisposisi dari Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Sleman. Tahun kedua operasional ini RS Akademik UGM
kembali mendapatkan izin operasional sementara sebagai Rumah Sakit Umum dari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman berlaku tanggal 5 Januari 2013 s.d 5
Januari 2014 melalui Sertifikat No.503/2816/DKS/2013.

Tahun 2014 merupakan tahun penting dalam perkembangan pelayanan Rumah Sakit
Akademik Universitas Gadjah Mada yang selanjutnya disebut Rumah Sakit Universitas
Gadjah Mada (RS UGM). RS UGM telah menghadirkan layanan dengan pemanfaatan
teknologi kedokteran melalui peralatan medis generasi terbaru oleh dokter-dokter ahli
yang berdedikasi, tim perawat dan operator yang handal dan didukung pula oleh
manajemen yang profesional. Berikut ini tanggal – tanggal penting di tahun 2014
sebagai gambaran pencapaian kinerja Rumah Sakit:

 2 Januari 2014: Pembukaan Klaster Bedah Terpadu, ICU/NICU/PICU dan


operasionalisasi pelayanan kesehatan dengan peralatan medis generasi terbaru
 11 Agustus 2014: Penetapan Rumah Sakit Kelas B sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.03/1/1969/2014 tentang Penetapan Kelas Rumah
Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada
 20 Oktober 2014 Nama Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RS UGM)
telah resmi berubah menjadi Rumah Sakit UGM (RS UGM) berdasar Keputusan Rektor
Universitas Gadjah Mada Nomor 749/P/SK/HT/2014 tentang Penetapan Nama Rumah
Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada Menjadi Rumah Sakit Universitas Gadjah
Mada.
 6 Oktober 2014: Penanda tanganan Kerjasama dengan BPJS Kesehatan dan
dimulainya pelayanan pasien JKN/BPJS
 13 Oktober 2014: Pembukaan penambahan fasilitas kamar (Instalasi Rawat Inap)
sejumlah 18 TT di Klaster Ibu dan Anak – Gd. B3 (lt.3 dan lt.4)
 Izin operasional tetap dari Badan Kerjasama dan Penanaman Modal Pemerintah
Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Sertifikat No. 445/19/GR.I/2015 dengan
masa berlaku tanggal 07 Januari 2015 s.d 06 Januari 2020.

Anda mungkin juga menyukai