Laprak
Laprak
LAPORAN PRAKTIKUM
M. IFRANDO H -12018060
DZIKI HILMAWAN-12017064
1
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka praktikum ini bertujuan untuk:
Mengetahui cara penentuan kesamaan spesies turritella berdasarkan metode yang ada.
Menentukan kesamaan spesies yang terdapat pada sampel-sampel turritella yang digunakan
dalam praktikum.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Turritellidae merupakan hewan kelas gastropoda (biasa dikenal sebagai filum siput) yang
memiliki ciri khas berupa cangkang putar yang berbahan dasar aragonit-kalsit. Putaran cangkang
umumnya berputar vertikal mengitari suatu pilar tengah atau lubang (Doyle, 1996: 139). Taksonomi
Turritellidae dimulai dari kingdom Animalia, filum Moluska, kelas Gastropoda Cuvier 1797, orde
Neotaenioglossa, family Turritellidae Clarke 1851, genus Turritella Lamarck 1799, dengan beragam
jenis spesies yang masing-masing dapat dibedakan dengen morfometrinya. Merriam (dalam Pandita,
2013: 2) Tiga parameter utama untuk identifikasi antara lain; 1.) Bibir jejak luar, 2.) Ontogeni spiral
Salah satu metode yang lazim digunakan dalam menentukan taksonomi dari Turritellidae
adalah dengam menggunakan data biometri. Biometri (berasal dari bahasa yunani ‘bios’ yang berarti
hidup dan ‘metron’ yang artinya mengukur) merupakan metode untuk menganalisis mahluk hidup
Pada Turritellidae, jenis morfologi yang dapat diamati adalah spiral ribs, sculpture, bentuk
protoconch , dan teleconch. Pengukuran biometri mencakupi panjang cangkang vertikal (L), lebar dari
ulir terakhir (Wang), lebar suture di ulir terakhir (Wsut), besar sudut apeks (α), dan jumlah kamar ulir
(Whorl number). Aswan (dalam Pandita, 2013: 2 ) mengajukan parameter analisis biometri
Turritellidae berdasarkan rasio dari panjang cangkang vertikal (L) dan whorl number. Pandita (2013:
2) membagi analisis biometri atas tiga parameter data; 1.) Rasio dari Wang dengan Wsut, 2.) Rasio
panjang cangkang vertikal (L) dengan Wsut dan, 3.) Rasio panjang cangkang vertikal dengan Wang.
Fiksasi dari parameter-parameter ini didasarkan asumsi bahwa suatu organisme selalu memiliki
pertumbuhan yang konsisten, dimana perkembangan satu parameter akan diikuti oleh perkembangan
3
BAB III METODE DAN DATA
3.1 Metode
Pada laboratorium Paleontologi, beberapa sampel fosil terdiri dari 18 fosil yang dibagi
menjadi kelompok A berjumlah 10 fosil dan kelompok B berjumlah 8 fosil . Analisis laboratorium
yang dilakukan adalah mengidentifikasi moluska dengan pengamatan morfologi dan pengukuran
biometrik pada cangkang moluska.
Karakter taksonomi dari Turritellidae telah dikembangkan oleh beberapa penulis. Meriam
(1941) yang mengusulkan tiga parameter utama untuk identifikasi: 1) lip trace. 2)the ontogeny of
primary spiral, and 3) protoconch. Parameter ini telah diterima oleh beberapa penulis seperti Marwick
(1957) dan Kotaka (1959) dengan beberapa perubahan yang detail. Shuto (1969) telah menerima juga,
tetapi ia menambahkan parameter lain dengan menghormati biometri ini.
Pada Turritellidae, pengamatan morfologi meliputi jumlah ribs spiral, sculpture, bentuk
protoconch dan teleconch. Pengukuran biometri melingkupi jumlah whorl, Panjang cangkang (L),
maksimum lebar whorl terakhir (Wang), lebar sutura pada whorl terakhir (Wsut), dan sudut apex (α).
4
3.3 Data
Hasil pengukuran biometri pada praktikum paleontologi diolah dan disajikan dalam bentuk
tabel . berdasarkan parameter-parameter biometri sebelumny
Whorl
Kotak No Spesies L (mm) Wang Wsut sudut Wang : L Wsut : L Wsut : Wang
Number
A 106.00 28.80 19.60 15.20 12 0.27 0.18 0.68
E 46.00 13.30 10.60 16.13 7 0.29 0.23 0.80
G 34.00 19.40 12.35 29.77 6 0.57 0.36 0.64
C 51.00 30.00 19.35 30.46 7 0.59 0.38 0.65
Kotak A
5
1 BAB IV ANALISIS DAN DISKUSI
14
R² = 0.9399
12
R² = 0.151
10
whorl number
8 kelompok
A
6
kelompok
4 B
0
0.00 50.00 100.00 150.00
length of shell A and B (mm)
Rasio ini dedasarkan pada Panjang cangkang dengan maksimal lebar sutura pada whorl terakhir .
parameter ini belum pernah digunakan untuk menentukan spesies. Berdasarkan sifat alami
turritellidae bahwa perumbuhan panjang cangkang akang diikuti dengan pertumbuhan lebar sutura
pada whorl terakhir. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sampel terdistribusi dan L
>60mm berumur Pliocene – Pleistocene sedangakan L<60 mm upper Miocene -lower Miocene.
35.00
R² = 0.3418
30.00
R² = 0.2976
25.00
Wang (mm)
20.00 kelom
pok A
15.00
10.00
5.00
0.00
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
length of shell A and B (mm)
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sampel terdistribusi dan L >60mm berumur Pliocene –
Pleistocene sedangakan L<60 mm upper Miocene -lower Miocene.
6
4.3 Rasio Panjang cangkang (L) : Wsut
25.00
R² = 0.5556
20.00 R² = 0.322
Wsut (mm)
15.00 kelom
pok A
10.00
5.00
0.00
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
length of shell A and B (mm)
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sampel terdistribusi dan L >60mm berumur Pliocene –
Pleistocene sedangakan L<60 mm upper Miocene -lower Miocene.
25.00
20.00
Wsut (mm)
15.00
kelompok A
kelompok B
10.00
5.00
0.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00
Wang (mm)
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sampel tersebar dengan merata dansampel yang
melebihi Wang >20mm berumur Pliocene – Pleistocene sedangakan Wang<20 mm upper Miocene -
lower Miocene.
7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Praktikum ini menunjukkan aspek biometri merupakan refleksi dari kondisi geologi. Telah
terlihat bahwa ukuran kecil individu muncul pada Upper miocen-lower pliocene, sedangkan yang
berukuran beasar muncul pada tingkat yang lebih muda pada umur pliocene-pleistocene.
Dengan demikian, dari fosil ini dapat menunjukkan umur pada batuan realtif dari ukuran kecil
untuk batu yang tua dan yang bberukuran besar relatif batu yang muda
5.2 SARAN
Pada praktikum ini masih banyak korelasi error yang belum dibahas dan tidak mengamati
batuan pada kondisi lapangan sehingga hasil dari praktium ini masih jauh dari kebenaran. Perlu
adanya metode tambahan seperti analisis laboratorium mikropaleontologi untuk menentukan umur
yang lebih presisi
8
DAFTAR PUSTAKA
Allmon, W. D.. 2010. The Natural (and Not-So-Natural) History of “Turritella agate”. United
Pandita, H., Zaim, Y., Aswan, Rizal, Y.. 2013. Relationship of Biometrical Aspect of
Geoscience.
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=71309#n