Naskah Supervisi
Naskah Supervisi
Ny. A (30 Thn) dengan diagnosa medis Asma bronkial. Keadaan umum lemah,
composmetis, pucat, anemis. TD : 100/ 60, N : 80x/ menit, RR : 25x MNT, s: 37O C.
Keluhan nyeri dada dan sesak. Diagnosa Keperawatan pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan nyeri. Rencana yang akan dilakukan : pemeriksaan TTV dan
pemberian oksigen.
Tn. Y (35 Thn) dengan diagnosa Appendix. Keadaan umum baik, composmentis, TD :
120 / 80 mmHg, N : 100x/ menit, RR : 22x/ Menit, Suhu 36,8oC. Keluhan nyeri Post Opt
Appendix. Diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan tindakan infasiv. Rencana yang
akan dilakukan : manajemen nyeri tekhnik relaksasi
PP melakukan tindakan pemeriksaan tanda – tanda vital pada pasien dan melakukan
kesalahan dalam pemeriksaan nadi, katim mengarahkan.
Katim 1 (sinta) : kok cepat sus periksanya nadi kan harusnya 1 menit full
PP tim 1 (Neni): Iya sus saya memeriksanya seperempat menit, langsung saya kalikan
4
Katim 1 (sinta) : sini saya bantu sus, kamu silahkan periksa suhu dan RR nya
PP tim 1 (Neni) : Baik pak, saya sudah selesai memeriksanya. Bagaimana perasaan
bapak saat ini? Baik pak nanti saya akan kesini lagi untuk memberikan oksigen supaya
pernafasan bapak lebih lancar dan merasa nyaman. Selamat beristirahat pak
Disaat TIM 1 menyiapkan untuk terapi oksigen pada pasien Ny. A. Begitu pula dengan
TIM 2 juga melakukan asuhan keperawatan pada Tn. Y yaitu manajmenen nyeri pada
post opt Appendix dengan tekhnik relaksasi nafas dalam
Katim 2 (Zoga) : Assalamualaikun. Masih ingat dengan saya pak? Saya Zoga Ketua Tim yang
akan merawat bapak bersama dengan perawat yeni . bagaimana pak apakah nyeri nya sudah
hilang atau masih tetap berasa?
Pasien (satli) : masih tetap mas tadi malam saya tidak bisa tidur karena merasa sangat sakit
dibagian luka post op saya
Katim 2 (zoga) : baiklah bapak, disini saya dan perawat yeni akan mengajarkan tekhnik
relaksasi agar nyeri bapak bisa berkurang sampai bisa hilang. Silahkan perawat yeni. Saya akan
keruangan dahulu ya.
PP tim 2 (Yeni) : begini ya pak karena nyerinya bapak dibagian perut maka bapak bisa
berbaring setengah duduk saja, baiklah pak berhubung anak bapak ada disini juga, jadi dapat
melihat teknik relaksasi yang saya ajarkan, supaya anak bapak nantinya bisa mengingatkan
cara relaksasinya nanti kalau bapak merasakan nyeri.
Keluarga Pasien (Risa) : iya sus,.. nanti saya ingatkan caranya kalau ayah saya merasakan
nyeri.
PP tim 2 (Yeni) : Bapak bisa melihat saya terlebih dahulu setelah itu ibu sendiri sambil
saya ajari.
PP tim 2 (yeni): Pertama bapak tarik napas melalui hidung, tahan 3 detik lalu
hembuskan pelan-pelan lewat mulut (sambil mempraktikkan). Ini diulang beberapa kali
sampai nyeri berkurang. Ibu sekarang sudah mengerti? Sekarang coba ganti ibu yang
mempraktikkan?
PP tim 2 (yeni): iya pak bagus sekali. Jika merasa lelah melakukannya bapak bisa istirahat
terlebih dahulu. Mbaknya sudah mengerti? Bisa dipraktikkan?
PP tim 2 (Yeni): baik mbak, pak saya permisi dahulu kalau ada perlu bantuan silahkan panggil
saya
PP tim 2(yeni): pak saya sudah melakukan tekhnik relaksasi kepada pasien.
PP tim 2 (yeni): Katanya merasa lebih baik, dan sudah bisa melakukannya sendiri.
Katim 2 (zoga) : bagaimana keadaannya bapak setelah tadi diajarkan tekhnik relaksasi dengan
mengatur nafas?
Pasien (satli) : nyerinya berkurang mas tapi Cuma sedikit, sudah saya coba berulang kali tapi
hanya berkurang sedikit dan masih sangat nyeri. Bagaimana ini mas?
Katim 2 (zoga): baik pak, saya akan berusaha membantu bapak untuk
Kepala Ruangan (tomi) : Bagaimana bu keadaannya? Tadi kan sudah diajarkan teknik
Pasien (satli): Anu pak. Nyerinya sudah berkurang tapi sedikit. Saya masih merasa
nyeri walau saya sudah lakukan teknik relaksasi. Ini bagaimana pak?
Kepala Ruangan (tommi) : Baik bu. Saya akan berusaha membantu ibu untuk
mengatasi
masalah ibu saya akan mencari cara untuk mengurangi rasa nyeri yang bapak rasakan
saat itu kepala ruangan yang bertugas sebagai supervisor mengontrol setiap kinerja dari
tim 1 dan 2. Setelah itu karu mengajak para katim dan perawat pelaksana berkumpul
untuk mengatasi masalah pasien
Karu : “ kinerja kalian bagus, tetap bimbing perawat pelaksana jika mereka tidak mengerti agar
mereka bisa berkembang ya. Pertahankan dan pantau terus keadaan pasien. Untuk para perawat
pelaksana jika ada kesulitan segera konsultasi ke katim kalian ya agar bisa diselesaikan
bersama.
Katim 1 : pak karu saya ingin melaporkan keadaan pasien Ny. A. Kondisi masih lemah , TTV
sudah diperiksa : 110 / 60, Nadi : 80x/ menit, pernafasan : 25x/ menit, suhu 38o C. Rencana
selanjutnya yaitu pemberian oksigen, namun saat ini saya ada rapat dengan Dosen STIKES
Bina Sehat PPNI, saya meminta bantuan bapak sebagai karu untuk menemani PP tim 1 dalam
pemberian oksigen.
Karu : terimakasih atas laporannya. Saya nanti akan mendampingi PP tim 1 dalam memberikan
oksigen pada pasien
Semua : waalaikumsalam
Ketua TIM 2 : tadi saya mengecek keadaan pasien Tn. Y yang mengeluh nyeri. Sudah
dilakukan tekhnik relaksasi untuk mengurangi rasa nyerinya tapi setelah saya kaji kembali
ternyata Tn. Y nyerinya hanya berkurang sedikit. Saya merasa bahwa pelayanan kita di
manajemen nyeri masih kurang sehingga perlu ditingkatkan
PP TIM 2 : iya saya rasa juga begitu karena Tn. Y masih merasa nyeri juga
Katim 1 : bagaimana kalau kita juga melakukan tekhnik distraksi dalam manajmen nyeri
Karu : saya rasa itu ide yang baik. Apakah kalian semua setuju? Atau ada ide lain?
PP TIM 1 : begini pak saya punya ide bagaimana kalau kita tambahkan beberapa perawat disini
diikutkan pelatihan manajemen nyeri agar kita bisa banyak referensi dan mengikuti
perkembangan manajemen nyeri?
Karu : Wah ide bagus tuh. Bagaimana dengan yang lain apa setuju?
Karu : baik saya akan mengirim beberapa dari kalian untuk mengikuti pelatihan manajemen
nyeri. Saya akan memberitahu kalian secepatnya. Sekian diskusi kita hari ini, semoga nanti
hasilnya memuaskan. Kalian bisa kembali melanjutkan pekerjaan mereka