Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia sudah menggunakan Kurikulum 2013.

Pendidikan sebagai wadah untuk belajar, berkreasi demi mewujudkan cita-cita

manusia yang berkualitas serta melatih keterampilan dalam bidang tertentu.

Pada Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 81 A tahun 2013

tentang implementasi kurikulum menyatakan bahwa secara prinsip kegiatan

pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka. Lembaga

pendidikan di seluruh dunia termasuk Indonesia harus mampu mempromosikan

keterampilan untuk peserta didik melalui pendidikan formal (Tindowen,

Bassig, & Cagurangan, 2017).

Pendidikan adalah pilar dari sistem sekolah yang memainkan peran

utama dalam keterampilan (Cai & Gut, 2018). Karena itu Islam sebagai agama

yang sangat menganjurkan, mementingkan pendidikan serta menghargai

manusia yang menuntut ilmu dan mengangkat orang yang berilmu beberapa

derajat di sisi-Nya, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Mujadilah

ayat: 11
Artinya: “ Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majelis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan”(Surat Al-Mujadilah ayat 11).

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, memiliki peran penting dalam berbagai disiplin ilmu, dan

mampu memajukan daya berpikir manusia dalam menghadapi berbagai

permasalahan dalam kehidupan (Daling & Haryadi, 2017:129). Tujuan mata

pelajaran matematika di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang

termuat dalam Nomor 22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006) satu diantaranya

adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah yang

meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,

menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

Namun secara realita, pemecahan masalah merupakan kegiatan

matematika yang sangat sulit dilaksanakan baik bagi guru yang mengajarkan

maupun bagi peserta didik yang mempelajarinya (Aliyah, Hardi & Arief,

2014:11).

Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan pembelajaran

matematika adalah dengan penggunaan media. Media merupakan pembawa

pesan atau informasi (Sumiharso & Hisbiyatul, 2017:192). Media pembelajaran

adalah seluruh alat dan bahan yang dapat di pakai untuk tujuan pendidikan
(Musdalifah, 2018). Media pembelajaran juga digunakan untuk menyampaikan

informasi dalam praktek pembelajaran, media pembelajaran meliputi buku,

tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar

bingkai), foto, gambar, grafik, TV dan komputer (Arsyad, 2013).

Media pembelajaran yang terbatas adalah kendala yang dihadapi

pendidik (Aryuntini, Astuti, & Yuliana, 2018). Kurangnnya pemanfaatan media

dalam proses pembelajaran menjadi penghambat dalam penyampaian materi

(Irwan, Asrori, & Mering, 2017). Dalam mengembangkan bahan ajar,

pemilihan media yang akan dikembangkan juga harus diperhatikan dan

disesuaikan dengan permasalahan yang ada pada siswa (Daling & Rahman,

2017).

Media yang bisa digunakan dalam pembelajaran sangat beragam, satu

diantaranya adalah booklet. Booklet merupakan kumpulan dari beberapa leaflet

yang di satukan sehingga membentuk buku yang membahas sebuah topik

(Balgis & siti, 2018). Booklet tergolong sebagai media cetak karena sebuah

booklet hampir mirip dengan buku yang dibuat dalam berbagai macam bentuk

desain yang menarik dengan muatan informasi yang disajikan secara singkat

dan jelas sehingga tidak memerlukan banyak halaman (Daling & Rahman,

2017). Isi Booklet cenderung lebih banyak ilustrasinya daripada teks sehingga

tidak terkesan monoton. Selain itu, bentuknya yang kecil menjadikan booklet

lebih mudah dibawa kemanapun (Satmoko, 2006).


Selain penggunaan media dalam pembelajaran tentunya untuk

membantu tercapainya tujuan pembelajaran harus dengan menggunakan model,

metode atau strategi mengajar yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi

(Daling & Rahman, 2017). Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan

sebagai alternatif untuk meningkatkan prestasi peserta didik adalah model

Resource Based Learning. Model pembelajaran ini telah di implementasikan

dalam ilmu hukum oleh MacCrate dan Carnegie. MacCrate dan Carnegie

menyatakan bahwa model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk menjadi pemecah masalah yang efektif (Butler, 2012:10).

Oleh karena itu, Resource Based Learning menjadi salah satu solusi yang dapat

di terapkan dalam pembelajaran matematika untuk mengasah kemampuan

pemecahan masalah ((Aliyah, Hardi & Arief, 2014:11).

Resource Based Learning adalah model pembelajaran yang dirancang

oleh instruktur yang secara aktif melibatkan peserta didik dengan aneka ragam

sumber belajar, baik cetak maupun non-cetak (Campbell, 2002:3). Dalam

pelaksanaan Resource Based Learning segala sumber belajar yang ada di

lingkungan belajar di manfaatkan dalam proses pembelajaran. Salah satu

keunggulan dari model ini adalah mendorong peserta didik untuk bisa

bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri (komala, 2017:139).

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul

“Pengembangan Media Booklet Dengan Model RBL (Resource Based


Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Kelas VII MTsN 2 Padang Pariaman”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan

dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Minimnya ketersediaan media dalam pembelajaran Matematika.

2. Belum tersedianya media berupa Booklet sebagai pedoman dalam

pembelajaran.

3. Pendidik belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang menarik.

4. Pendidik lebih sering menggunakan bahan ajar berupa buku paket dan LKS.

5. Peserta didik kurang termotivasi dalam pembelajaran Matematika.

6. Sumber belajar yang digunakan hanya yang disediakan sekolah di

perpustakaan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti mengambil

pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Belum tersedianya media Booklet pada pembelajaran Matematika di MTsN

2 Padang Pariaman.

2. Pengembangan media Booklet pada pembelajaran matematika dibatasi pada

materi Garis dan Sudut.


3. Tahap penelitian hanya dilakukan hingga tahap develop (pengembanngan).

4. Produk akhir dalam penelitian dan pengembangan ini adalah media Booklet

dengan model RBL (Resource Based learning) untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi garis dan sudut.

5. Kualitas Booklet diukur dari hasil validasi ahli media dan ahli materi,

respon guru dan respon peserta didik terhadap media Booklet dengan model

RBL untuk meningkatkan kemampuan matematis peserta didik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat disimpulkan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kevalidan media Booklet dengan model RBL untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis kelas VII MTsN

2 Padang Pariaman?

2. Bagaimana kepraktisan media Booklet dengan model RBL untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis kelas VII MTsN

2 Padang Pariaman?

3. Bagaimana keefektifan media Booklet dengan model RBL untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis kelas VII MTsN

2 Padang Pariaman?
E. Tujuan Pengembangan

Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan

permasalahan yang telah dirumuskan. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mendapatkan gambaran tentang:

1. Kevalidan media Booklet dengan model RBL untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematis kelas VII MTsN 2 Padang

Pariaman.

2. Kepraktisan media Booklet dengan model RBL untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematis kelas VII MTsN 2 Padang

Pariaman.

3. Keefektifan media Booklet dengan model RBL untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematis kelas VII MTsN 2 Padang

Pariaman.

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya media Booklet dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Mengetahui kevalidan media Booklet dengan model RBL untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis kelas VII

MTsN 2 Padang Pariaman.


b. Mengetahui kepraktisan media Booklet dengan model RBL untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis kelas VII

MTsN 2 Padang Pariaman.

c. Mengetahui keefektifan media Booklet dengan model RBL untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis kelas VII

MTsN 2 Padang Pariaman.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi peneliti

Mengetahui keefektifan media Booklet dengan model RBL

yang dibuat dan dapat memberikan pengalaman untuk bekal peneliti

untuk berinovasi dalam mengembangkan media pembelajaran agar

peserta didik tidak merasa jenuh.

b. Manfaat bagi pendidik

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai acuan pendidik untuk

berinovasi dalam menyampaikan pelajaran matematika khususnya pada

materi garis dan sudut dan tidak hanya terpaku pada buku paket saja.

Dengan pendidik berinovasi mengembangkan media pembelajaran

maka akan menarik minat peserta didik untuk mempelajari pelajaran

tersebut sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.

c. Manfaat bagi peserta didik

1) Sebagai sumber belajar yang bisa meningkatkan hasil belajar

matematika
2) Membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan karena booklet

memiliki tampilan yang menarik dan mudah dipahami.

3) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis

khususnya pada materi garis dan sudut.

4) Dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik terhadap materi

yang diajarkan.

d. Bagi madrasah

Memberikan sumbangan yang berarti dalam rangka

memperbaiki pembelajaran matematika dengan menggunakan bahan

ajar berupa Booklet.

e. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian

selanjutnya yang tertarik untuk meneliti pengembangan media

pembelajaran Booklet dengan model RBL untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematis.

G. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk media Booklet matematika adalah sebagai berikut:

Booklet matematika berisi materi garis dan sudut dengan menggunakan

model RBL. Didalam booklet matematika tersebut terdiri dari materi dan

gambar, contoh soal, latihan soal, kolom diskusi, evaluasi, adanya informasi

mengenai hal-hal dalam kehidupan yang berkaitan dengan materi, dan daftar
pustaka. Booklet matematika yang akan dikembangkan digunakan sebagai

bahan ajar yang dapat membantu pendidik dan peserta didik dalam proses

pembelajaran matematika.

H. Asumsi Pengembangan

Pengembangan booklet matematika ini didasarkan pada asumsi-asumsi

sebagai berikut:

1. Booklet matematika ini hanya berisi materi garis dan sudut yang digunakan

bersamaan dengan model RBL untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematis peserta didik.

2. Booklet matematika ini khusus diperuntukkan bagi pendidik dan peserta

didik kelas VII semester genap hanya pada materi garis dan sudut.

3. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

yang biasa dikenal dengan Research and development (R&D).

4. Kualitas media booklet matematika dapat dikembangkan dengan berbagai

masukan atau saran dari ahli sebagai berikut:

a. Ahli materi: merupakan dosen ahli materi matematika terutama materi

garis dan sudut.

b. Ahli media: merupakan dosen yang mempunyai pemahaman yang

sangat baik tentang media pembelajaran.

c. Guru matematika MTsN 2 Padang Pariaman

d. Peserta didik kelas VII MTsN 2 Padang Pariaman


5. Hasil akhir berupa booklet matematika dengan kelayakan, kepraktisan dan

keefektifan yang baik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematis peserta didik sehingga dapat menunjang pembelajaran

peserta didik pada materi garis dan sudut serta memungkinkan peserta didik

untuk belajar secara mandiri.

I. Definisi Istilah

1. Menurut Briggs (1970) yang dikutip dari buku Sadiman dkk mengatakan

bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta

merangsang siswa untuk belajar seperti buku, film, bingkai dan sebagainya

(Sadiman, Rahardjo & Anung, 2014:6)

2. Booklet adalah buku berukuran kecil (setengah kuarto) dan tipis, tidak lebih

dari 30 halaman bolak-balik, yang berisi tulisan dan gambar-gambar

(Simamora, 2009:71)

3. RBL (Resource Based Learning) adalah model pembelajaran yang dirancang

oleh instruktur yang secara aktif melibatkan peserta didik dengan aneka

ragam sumber belajar, baik cetak maupun non-cetak (Campbell, 2002:3).

4. Pemecahan masalah adalah sumbu dari proses pembelajaran matematika

(Aliyah, Hardi & Arief, 2014:11).


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Belajar dan Pembelajaran Matematika

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

sendiri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi akibat

adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya (Arsyad, 2013:1).

Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah dengan adanya

perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut

menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan

(psikomotor) dan nilai sikap (afektif) (Sadiman, Rahardjo & Anung,

2014:2).

Belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku ditimbulkan,

diubah atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atau situasi (atau rangsang)

yang terjadi (Sarwono, 2017:107).

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan

tingkah laku menuju arah yang lebih baik lagi melalui interaksi dengan

lingkungan untuk memperoleh sejumlah pengalaman dan pengetahuan yang

digunakan untuk mengembangkan diri dan memajukan kehidupan.


Belajar erat kaitannya dengan pembelajaran. Pembelajaran

merupakan proses interaksi pendidik dan peserta didik dalam lingkungan

belajar dengan memanfaatkan sumber belajar dan sarana belajar yang

tersedia.

Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi

nuansa agar program belajar dan berkembang secara optimal. Menurut

konsep komunikasi, pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional

antara peserta didik dengan pendidik, peserta didik dengan peserta didik,

dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan

bagi peserta didik yang bersangkutan. Pendidik berperan sebagai

komunikator, peserta didik sebagai komunikan, dan materi yang

dikomunikasikan berisi pesan berupa ilmu pengetahuan. (Suherman, 2003:

7-8)

Salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan

sainstifik setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa dan

informasi dari sekitarnya. (Abdul, 2011: 23)

Dalam hubungannya dengan pembelajaran matematika, menurut

Ahmad Susanto (2013:186) pembelajaran matematika adalah suatu proses

belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan

kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan

mengkonstruksi pengetahuan yang baru sebagai upaya meningkatkan

penguasaan yang baik terhadap materi matematika.


Dalam pembelajaran matematika tugas seorang guru yang paling

penting adalah meyakinkan peserta didiknya bahwa yang akan dipelajari

merupakan konsep-konsep matematika yang dapat digunakan dalam

kehidupan sehari-hari dengan menekankan bahwa matematika dibangun

berdasarkan keterkaitan konsep. Matematika diajarkan dengan tujuan untuk

mempersiapkan peserta didik agar dapat menggunakan matematika dan

pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran

matematika yang dilaksanakan terfokus pada melatih dan menumbuhkan

cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Serta

mengembangkan sikap gigih dan percaya diri sesuai dengan penyelesaian

masalah (Umbara, 2017:11-12).

Dengan demikian pembelajaran lebih menekankan kepada

bagaimana upaya guru memfasilitasi siswa belajar dengan memanfaatkan

sarana dan prasarana belajar dan mendorong siswa untuk menemukan dan

mengembangkan konsep-konsep matematika dengan sendiri sehingga

informasi yang diperoleh dapat dipahami dengan baik, bukan hanya hasil

proses tranformasi dari guru.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau

pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Asosiasi Teknologi


dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and

Communication Technology/ AECT) memberikan batasan bahwa media

adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk

menyalurkan pesan atau informasi.

Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education

Association/ NEA) media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik

tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Dengan kata lain,

media merupakan segala sesuatu yang bisa digunakan untuk

menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim ke penerima sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian

siswa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, dkk, 2014: 6-7).

Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2013:4) mengatakan bahwa

media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape-

recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar

bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan computer.

Rossi dan Breidle (dalam sanjaya, 2012) mengemukakan bahwa

media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai

untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, Koran, majalah,

dan lain sebagainya.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media

pembelajaran adalah segala sesuatu berupa alat dan bahan yang dapat
digunakan sebagai penyalur pesan atau informasi untuk menambah

pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan keterampilan pada

setiap orang yang menggunakannya.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-

kegunaan sebagai berikut (Sadiman, dkk, 2014:17) :

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitis

(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif anak didik.

4) Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum

dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa , maka

guru banyak mengalami kesulitan jika harus mengatasinya sendiri.

Hal ini akan lebih sulit jika latar belakang lingkungan guru dan

siswa berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan adanya media

pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam :

a) Memberikan perangsang yang sama

b) Mempersamakan pengalaman

c) Menimbulkan persepsi yang sama.


Sudjana & Rivai (dalam Arsyad, 2013: 28) mengemukakan

manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat

lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan

mencapai tujuan pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemontrasikan, memerankan, dan lain-

lain.

Menurut Sanjaya (2012) penggunaan media pembelajaran

memiliki beberapa fungsi antara lain:

1. Fungsi Komunikatif

Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan

komunikasi antara pengirim pesan dan penerima pesan.

2. Fungsi Motivasi

Media pembelajaran digunakan untuk memotivasi siswa

dalam belajar sehingga dapat lebih meningkatkan minat siswa

dalam belajar.
3. Fungsi Kebermaknaan

Melalui penggunaan media, pembelajaran akan lebih

bermakna, maksudnya selain mendapat informasi siswa dapat

meningkatkan kemampuan untuk menganalisis dan mencipta.

4. Fungsi Penyamaan Persepsi

Setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap

informasi yang didapatkan.

5. Fungsi Individualitas

Pemanfaatan media pembelajaran berfungsi untuk dapat

melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya

belajar yang berbeda.

c. Macam-macam Media

Berdasarkan bentuk dan cara peyajiannya, media dapat

dikelompokkan sebagai berikut (Sanjaya, 2012):

1) Media grafis adalah media yang menyampaikan fakta, ide, gagasan

melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka, dan simbol. Yang

termasuk dalam media grafis adalah grafik, diagram, bagan, sketsa,

poster, papan flannel, dan bulletin board.

2) Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui

proses pencetakan. Beberapa hal yang termasuk dalam media cetak

antara lain buku teks, modul, dan bahan pengajaran terprogram.


3) Gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang

dihasilkan melalui proses fotografi, yang termasuk dalam media ini

adalah foto.

4) OHP/OHT adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat

yang disebut OHP.

5) Opaque projector adalah media yang dgunakan untuk

memproyeksikan benda-benda tidak tembus pandang, seperti buku

dan foto.

6) Slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan

melalui alat yang dinamakan projector slide.

7) Film stripe atau film rangkai yaitu media visual yang hampir sama

seperti slide.

8) Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya

melalui pendengaran.

9) Media audio visual diam adalah media yang penyampaian pesannya

diterima oleh pendengaran dan penglihatan namun gambar yang

dihasilkan gambar diam atau hanya memiliki sedikit gerakan.

10) Film yaitu serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat

dan diproyeksikan sehingga memberi kesan hidup dan bergerak.

11) Televisi merupakan media yang menyampaikan pesan audio visual

dan gerak.
12) Multimedia merupakan suatu sistem penyampaian dengan

menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu

unit. Misalnya modul yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio dan

bahan audio visual.

d. Kriteria Pemilihan Media

Kriteria dalam pemilihan media seperti yang dikutip dalam

Arsyad (2003), meliputi:

1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

prinsip, atau generalisasi.

3) Praktis, luwes, dan bertahan.

4) Guru terampil menggunakannya.

5) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar

belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil

atau perorangan.

6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf

harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.

3. Media Booklet

Booklet adalah sebuah buku tipis yang terdiri antara satu halaman

dan tidak lebih dari empat puluh delapan halaman yang dijilid bagian

tengah. Booklet berisikan informasi-informasi penting, yang isinya harus


jelas, tegas, mudah dimengerti dan akan lebih menarik jika booklet tersebut

disertai dengan gambar (Satmoko, 2006:79).

Booklet merupakan bahan ajar yang berisi informasi penting diikuti

dengan kondisi gambar di sekitar lingkungan siswa seperti halnya bahan

ajar yang diharapkan oleh kurikulum 2013. (Suniah, dkk, 2018:176).

Simamora (2009:71) mengemukakan booklet adalah buku berukuran kecil

(setengah kuarto) dan tipis, tidak lebih dari 30 halaman bolak-balik, yang

berisi tulisan dan gambar-gambar.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa booklet adalah

sebuah buku yang berukuran kecil dan tipis yang dilengkapi dengan gambar

yang berisi informasi penting yang dirancang secara unik, jelas dan mudah

dimengerti.

Dalam membuat booklet terdapat enam elemen yang perlu

diperhatikan, yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran

huruf, dan penggunaan spasi kosong. Informasi dalam booklet ditulis dalam

bahasa yang ringkas dan mudah dipahami dalam waktu singkat. Booklet

juga didesain untuk menarik perhatian dan dicetak di atas kertas yang bagus.

Bentuknya sering terlihat seperti buku berukuran kecil (Muzdalifah,

2018:21).

Menurut Satmoko (2006) (dalam Muzdalifah, 2018:21) media

booklet memiliki beberapa keunggulan seperti:

a. Booklet isinya mudah dimengerti dan dipahami.


b. Booklet mempunyai sifat yang menarik dan informatif sehingga dapat

memotivasi peserta didik untuk mempelajarinya.

c. Isi booklet lebih banyak ilustrasinya daripada teks sehingga tidak

terkesan monoton.

d. Bentuk booklet yang kecil dapat dengan mudah dibawa kemanapun.

Menurut Notoadjmojo (2005) (dalam Muzdalifah, 2018:21-22)

media booklet mempunyai beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut:

1) Booklet merupakan media cetak sehingga tidak dapat menstimulir efek

suara dan efek gerak.

2) Mudah terlipat walaupun sudah dicetak pada kertas yang lebih tebal.

3) Umpan balik sulit diketahui dan sulit dinilai hasilnya.

4) Booklet kurang tepat bila digunakan pada sasaran yang memiliki

kemampuan baca rendah atau buta huruf.

5) Bila tidak disiapkan secara seksama dan hati-hati booklet justru akan

kehilangan arti.

4. RBL (Resource Based Learning)

a. Pengertian RBL (Resource Based Learning)

Resource Based learning adalah belajar berbasis aneka sumber

merupakan strategi pembelajaran dimana siswa membangun

pemahamannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar baik

cetak, non cetak, maupun orang, baik secara individual atau kelompok

dengan segala kegiatan belajar yang bertalian dengan itu, jadi bukan
dengan cara yang konvensional dimana guru menyampaikan bahan

pelajaran kepada murid, tetapi setiap komponen yang dapat

memberikan informasi seperti perpustakaan, laboratorium, kebun, dan

semacamnya juga merupakan sumber belajar (Komala, 2017:139).

RBL (Resource Based Learning) adalah serangkaian strategi

terpadu untuk mempromosikan pembelajarn yang berpusat pada siswa

dalam konteks pendidikan massal, melalui kombinasi sumber belajar

yang dirancang khusus dan media teknologi interaktif (Ryan,dkk,

2000). Menurut Campbell (2002:3) (dalam Aliyah, dkk, 2014)

mengemukakan bahwa Resource Based Learning adalah model

pembelajaran yang dirancang oleh instruktur yang secara aktif

melibatkan peserta didik dengan aneka ragam sumber belajar, baik

cetak maupun non-cetak.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Resource Based Learning adalah

sebuah model pembelajaran yang menggunakan berbagai macam

sumber belajar, baik cetak maupun non cetak.

b. Manfaat Resource Based Learning

Sumber belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam

proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan media yang

tidak lain hanyalah sebagai sarana menyampaikan pesan, sedangkan

sumber belajar lebih daripada itu. Adapun fungsi RBL yaitu

(Sulistyowati, 2012:46) :
1) Meningkatkan produktivitas pembelajaran

2) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya individual

3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah dalam pembelajaran

4) Menetapkan pembelajaran

5) Penggunaan sumber belajar dalam pembelajaran dapat membantu

batas-batas geografis.

5. Pemecahan Masalah Matematis

Pemecahan masalah merupakan salah satu metode yang tepat untuk

mempelajari dan mengerjakan matematika. Siswa yang memiliki

keterampilan dalam memecahkan masalah, akan memiliki keuntungan di

antaranya mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memperkuat

keterampilan matematika (Susanto, 2015:4)

Menurut Rizqi yang dikutip dari Misu (2014) pemecahan masalah

adalah bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam

proses pembelajaran dan penyelesaian, siswa memperoleh pengalaman

dimungkinkan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah

diselenggarakan untuk diterapkan ke pemecahan masalah.

Polya (1973) (dalam Nengsih, dkk, 2019:144) menjelaskan

beberapa tahapan yang harus dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah,

antara lain:

a. Memahami masalah, yaitu kemampuan siswa untuk menyebutkan apa

yang diketahui, ditanyakan dan dipersyaratkan;


b. Merencanakan strategi penyelesaian, yaitu siswa mampu mencari

hubungan antara informasi-informasi yang diperoleh dengan

pengalaman masa lampau;

c. Melaksanakan penyelesaian, yaitu siswa dapat menyelesaikan masalah

berdasarkan rencana penyelesaian yang telah dibuat;

d. Memeriksa kembali hasil berdasarkan tahapan yang ada.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah matematis

adalah suatu cara yang dilakukan untuk menyelesaikan berbagai macam

masalah matematis berdasarkan tahapan-tahapan yang ada.

6. Garis dan Sudut

Anda mungkin juga menyukai