Aliran Filsafat Pendidikan
Aliran Filsafat Pendidikan
KELOMPOK 3 :
INDRIANI (17078113)
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat
serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang hakikat manusia dan pendidikan ini. Selanjutnya shalawat serta
salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yaitu Al-Quran dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup umat manusia.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu dapat teratasi. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia. Karena dalam memperlajari Filsafat Pendidikan Kita lebih tahu dasar-dasar
pendidikan. Dengan mempelajarinya maka generasi yang akan datang akan lebih
memahami tentang pendidikan dan aliran filsafat pendidikan, supaya kita dapat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASANA.
1. Aliran Essensialisme
Secara etimologi, Essensialisme berasal dari bahasa Inggris yakniessential yang berarti
inti atau pokok dari sesuatu, dan isme berarti aliran,mazhab, atau paham. Dalam biologi,
essensialisme adalah paham dimanaspesies hewan dan nabati berbeda satu dan lain karena
essensinya, yang berarti pengakuan adanya diskontinuitas di alam. Sedangkan dalam filsafat,
sebagai hasil dari determinismeyang menentukannya dan yang tidak dapat lepas darinya.
Aliran filsafat Essenssialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar
manusia kembali kepada kebudayaan lama. Mereka beranggapan bahwa kebudayaan lama itu
telah banyak memberikan kebaikan-kebaikan untuk umat manusia. Yang dimaksud dengan
kebudayaan lama ituialah yang telah ada semenjak peradaban manusia yang pertama. Akan
yang tumbuh dan berkembang di sekitar abad 11, 12, 13, dan 14Masehi. Di dalam zaman
Yunani dan Romawidulu. Renaissance itu merupakan reaksi terhadap tradisi dan sebagai
puncaktimbulnya individualisme dalam berpikir dan bertindak pada semua cabangdari
aktivitas manusia.
anak didik sesuai dengan kebenaran yang berasal dari atas yaitu dunia supranatural, yaitu
Tuhan. Sedangkan aliran filsafat realisme berpendapat bahwa upaya pendidikan harus
diarahkan pada upaya menguasai pengetahuan yang sudah mantap sebagai hasil penelitian
ilmiah yan dituangkan secara sistematisdalam berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran.
landasan-landasan pendidikan adalah nilai-niai yang essensial. Yaitu yang telah teruji oleh
waktu, bersifat menuntun dan telah turun menurun dari zaman ke zaman, dengan mengambil
Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa orang
pelopornya, seperti William C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L.
Kandell. Pada tahun 1938 mereka membentuk suatu lembaga yang disebut “The Esensialist
Commite for the Advancement of American Education”. Bagley sebagai pelopor esensialisme
adalah seorang guru besar pada ”Teacher College”, Columbia University. Ia yakin bahwa
fungsi utama sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah kepada generasi
muda.
Gerakan back to basics yang dimulai pertengahan tahun 1970-an adalah dorongan skala
tidak semua teori aliran ini berasal dari filsafat esensialisme. Tujuan pendidikan aliran ini
adalah untuk meneruskan warisan budaya dan warisan sejarah melalui pengetahuan inti yang
terakulmulasi dan telah bertahan dalam kurun waktu yang lama, serta merupakan suatu
kehidupan yang telah teruji oleh waktu dan dikenal oleh semua orang.
1. Minat-minat yang kuat dan tahan lama yang sering tumbuh dariupaya-upaya belajar awal
yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa.
2. Pengawasan pengarahan dan bimbingan orang dewasa yang melekatdalam masa balita
lemah.
2. Aliran Rekonstruksionisme
lahir didasari atas suatu tanggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan
diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada pada saat sekarang ini.
Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin
Dalam publikasinya “Dare the School Build a New Social Order”, George
mengemukakan bahwa sekolah akan betul-betul berperan apabila sekolah menjadi pusat
kesukuan (rasialisme).
Aliran ini dalam satu prinsip sependapat dengan perenialisme, bahwa ada satu
kebutuhan yang amat mendesak untuk kejelasan dan kepastian bagi kebudayaan zaman
3. Aliran Perennialisme
mengatasi krisis ini Pernnialisme memberikan jalan keluar berupa kembali kepada
kebudayaan masa lampau, “regressive road to culture”. Oleh sebab itu Perennialisme
jaman modern ini kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan yang
ontologisnya, bahwa batang tubuh pengetahuan yang berlangsung dalam ruang dan waktu
ini mestilah terbentuk melalui dasar-dasar pendidikan yang diterima manusia dalam
sedangkan pengetahuan itu sendiri adalah kebenaran. Kebenaran pada setiap manusia
adalah sama, oleh karena itu, dimanapun dan kapanpun ia akan selalu sama.
4. Aliran Idealisme
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi,
bukan pula fisik. Parmenides, filosof dari Elea (Yunani Puba), berkata, “Apa yang tidak
dapat dipikirkan adalah tidak nyata”. Plato seorang filosof idealisme klasik (Yunani
Purba), menyatakan bahwa realitas terakhir adalah dunia cita. Dunia cita merupakan
dunia mutlak, tidak berubah, dan asli serta abadi. Realitas akhir tersebut sebenarnya telah
ada sejak semula pada jiwa manusia. Schoupenhaur menyatakan bahwa “Dunia adalah
ide saya”. Menurut Hegel, dunia adalah roh, yang mengungkapkan diri dalam alam,
dengan maksud agar roh tersebut sadar akan dirinya sendiri. Hakikat roh dapat berupa ide
bahwa pengetahuan yang diperoleh melallui indera tidak pasti dan tidak lengkap, karena
dunia hanyalah merupakan hasil akal belaka, karena akal dapat membedakan bentuk
KESIMPULAN
Perennialisme diambil dari kata perennial, yang berarti abadi atau kekal.
Perennialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad ke dua
puluh. Pola dasar pendidikan perennialisme hanya dibatasi pada prinsip-prinsip umum
dari teori dan praktek pendidikan yang dilaksanakan oleh penganut Perennialisme.
Perennialisme memandang kebenaran sebagai hal yang konstan, abadi atau perennial.
Tujuan dari pendidikan, menurut pemikir perenialis, adalah memastikan bahwa para
tidak berubah.
dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun
Esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa orang pelopornya,
seperti William C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kandell. Pada
tahun 1938 mereka membentuk suatu lembaga yang disebut “The Esensialist Commite
Idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan pula
fisik. Menurut pandangan idealisme, nilai itu absolut, apa yang dikatakan baik, benar,
salah, cantik, atau tidak cantik, secara fundamental tidak berubah dari generasi ke
generasi. Pada hakikatnya nilai itu tetap. Nilai tidak diciptakan manusia, melainkan
Kristiawan, Muhammad. 2016. Filsafat Pendidikan;The Choice Is Yours. Jogjakarta: Valia Pustaka
Noor Syam, Muhammaad. 1984. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila.
http://www.totosimandja.co.cc/2012/06/makalah-filsafat-pendidikan-tentang.html