Blog ini berisi tentang pelajaran-pelajaran, Tips, dan Info menarik lainnya
Keseimbangan AD-AS
KESEIMBANGAN AD - AS
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS GARUT
FAKULTAS EKONOMI
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum WR. WB
Seraya memanjatkan Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Bahwasannya berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah Kami dapat menyelsaikan penulisan makalah ini. Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Kepada sahabat-
sahabatnya dan mudah-mudahan sampailah kepada kita selaku umatnya.
Akhir kata Kami mohon maaf apabila masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk Kami umumnya untuk para pembaca.
Saran dan kritik yang membangun sangat Kami harapkan demi kemajuan Kami selanjutnya.
Wassalamu’alaikun WR. WB
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah....................................................................................... 2
A. Analisis AD-AS...................................................................................... 8
BAB IV PENUTUP................................................................................................. 15
A. Kesimpulan............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Keseimbangan struktur perekonomian merupakan faktor utama dalam mencapai sasaran pembangunan
dan salah satu ciri strategi pembangunan yang harus dimiliki Indonesia yang mempunyai potensi
sebagian dari sektor pertanian yaitu kebijaksanaan pembangunan yang menjaga keterkaitan antara
sektor pertanian dengan sektor industri dalam bentuk agroindustri. Paparan ini sesuai dengan progam
jangka panjang pembanguna ekonomi di Indonesia yaitu mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang
antara sektor industri dan pertanian.
Perekonomian Indonesia ditinjau dari sudut pandang makro bukan hanya dipengaruhi oleh
perekonomian yang terjadi di dalam negeri namun juga perekonomian di negara-negara maju
serta negara tujuan ekspor karena Karakteristik Perekonomian Indonesia yang termasuk dalam kriteria
“Small Open Economy ” menyebabkan dinamika yang terjadi dalam perekonomian global dapat
memengaruhi perekonomian domestik. Terjadinya keseimbangan pasar keuangan nasional dengan
pasar keuangan internasional, sebagaimana negara-negara emerging markets lainnya, memberi
tantangan tersendiri bagi keseimbangan eksternal perekonomian Indonesia. Ruang lingkup
perekonomian dari ekonomi makro lebih luas cakupannya seperti tingkat suku bunga, inflasi dan nilai
tukar rupiah adalah variabel yang mempengaruhi unsur-unsur di dalam permintaan agregat yang
meliputi konsumsi privat, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor. Dengan semakin
membaiknya ketiga variabel tersebut, maka permintaan agregat juga akan mengalami perbaikan. Selain
permintaan agregat juga terdapat penawaran agregat yaitu pasar tenaga kerja dan teknologi atau IPTEK.
Agregat demand dan agregat supply memiliki masing proporsi 50 persen dalam agregat perekonomian
Indonesia, sehingga penanganannya harus seimbang agar perekonomian nasional dapat berkembang
seusai dengan keinginan pemerintah agar masyarakat sejahtera.
Kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2012 diperkirakan oleh banyak pihak sebagai lebih baik
daripada beberapa tahun sebelumnya. Economic outlook yang optimistik dikeluarkan oleh Pemerintah,
Bank Indonesia, para ekonom, serta lembaga internasional. Optimisme itu bersumber dari pencapaian
variable makroekonomi tahun 2010 yang sedikit melebihi harapan, disertai prediksi kondisi
perekonomian dunia yang diyakini akan semakin membaik, setelah dua tahun sebelumnya terpengaruh
oleh krisis keuangan di beberapa Negara maju. Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2010 secara
umum memang melebihi harapan target ekonomi, Data yang dikeluarkan BPS baru-baru ini
memperlihatkan perkembangan perekonomian makro yang menuju perbaikan. Peningkatan pun dinilai
berdukungan sumber pertumbuhan yang makin berimbang, diantaranya tercermin pada peran investasi
dan ekspor yang meningkat. Semua di dukung oleh arus masuk modal asing yang besar, kondisi
makroekonomi yang kondusif. Ditengah perekonomian yang membaik tersebut, pelaku ekonomi masih
mengakui akan adanya beberapa tantangan utama dalam perumusan kebijakan, yaitu aliran masuk
modal asing yang deras, ekses likuiditas yang tinggi, tekanan inflasi yang cenderung meningkat, efisiensi
dan daya saing sektor perbankan yang masih rendah serta berbagai kendala di sektor riil.Tantangan
terkait dengan aliran masuk modal asing yang deras tidak terlepas dari pemulihan ekonomi global yang
terus berlanjut.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian AD-AS?
C. Tujuan Masalah
2. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok yang diberikan oleh Dosen Mata kuliah Ekonomi
Pengantar Makro.
BAB II
LANDASAN TEORI
Aggregrate Demand atau Permintaan Agregat adalah tingkat pengeluaran yang akan dilakukan dalam
ekonomi pada berbagai tingkat harga.
Aggregrate Supply atau Penawaran Agregat adalah penawaran barang dan jasa yang dilakukan
perusahaan – perusahaan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga, sedangkan Pengeluaran
Agregat adalah menggambarkan tentang hubungan antara pengeluaran yang akan dilakukan dalam
perekonomian dengan pendapatan nasional.
Dari sifat-sifat Permintaan Agregat (AD) dan Penawaran agregat (AS) dapat disimpulkan bahwa analisis
AD-AS merupakan analisis keseimbangan ekonomi negara dalam keadaan harga yang mengalami
perubahan. Analisis tersebut bertujuan untuk melengkapi analisis penawaran agregat-pengeluaran
agregat (Y = AE)
Analisis keseimbangan pendapatan nasional merupakan analisis penentuan kegiatan ekonomi negara
yang dikenal sebagai “analisis Keynesia Sederhana” atau “Simple Keynesian analysis”. Dinamakan
demikian oleh karena pokok-pokok dari pemikiran tersebut dikembangankan oleh seorang ahli ekonom
Inggris, yaitu John Maynard Keynes, daam bukunya “The General Theory of Employement, Interest and
Money”, dan dia dinamakan sederhana oleh karena analisis itu belum memperhatikan peranan uang
dan suku bunga dalam penentuan kegiatan ekonomi.
Pandangan klasik
Buku Keynes tersebut mengkritik padangan ahli-ahli ekonomi klasik yang berkeyakinan bahwa
perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Menurut ahli-ahli ekonomi klasik
seperti yang dicontohkan oleh Hukum Say atau pandangan Jean Baptish Say-seorang ahli ekonomi
Perancis:”supply creates its own demand”. Dalam bahasa Indonesia ungkapan itu dapat dinyatakan
sebagai “penawaran dengan sendirinya menciptakan permintaan”. Maksudnya adalah dalam ekonomi
terdapat cukup banyak permintaan dan oleh sebab itu setiap jenis barang yang diproduksikan akan
dapat terjual di pasar. Wujudnya permintaan agregat cukup besar ini akan menjamin terciptanya tingkat
kegiatan ekonomi yang tinggi yang menggunakan semua faktor produksi yang tersedia.
Berdasarkan kepada keyakinan ini selanjutnya ahli-ahli eonomi klasik berpendapat bahwa di setiap
perekonomian akan selalu dicapai kesempatan kerja penuh. Dalam masyarakat ekonomi dan
pendapatan nasional ditentukan oleh kemampuan negara tersebut untuk menggunakan faktor-faktor
produksi yang tersedia untuk memproduksi barang dan ajsa. Dengan kata lain, penentuan produksi
nasional dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut :
Y= f(K,L,Q,T)
Dimana :
produksi.
Apabila diperhatikan bentuk analisis AD-AS, dan membandingkannya dengan analisis makroekonomi
Keynesian, pada dasarnaya dapat ditunjukan dua kelemahan penting dari analisis Keynesian, yaitu :
Ahli – ahli ekonomi klasik berpendapat “money is neutral” atau uang adalah netral. Maksudnya uang
tidak dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Menurut ahli – ahli ekonomi klasik, kesempatan kerja
penuh selalu dicapai. Dalam keadaan seperti ini pendapatan nasional tidak dapat ditambah. Apabila
jumlah uang dalam ekonomi bertambah, menurut ahli – ahli ekonomi klasik, perubahan ini tidak dapat
menaikkan pendapatan nasional. Pertambahan tersebut hanya akan meningkatkan harga – harga barang
dalam perekonomian. Pandangan ini dinamakan TEORI KUANTITAS.
Teori Keynes mengenai peranan uang dalam kegiatan ekonomi sangat berbeda dengan pendapat ahli –
ahli ekonomi Klasik. Bagi Keynes uang tidak netral. Artinya : perubahan – perubahan dalam jumlah uang
dalam ekonomi dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian. Perbedaan pandangan ahli – ahli
ekonomi Klasik dengan Keynes mengenai peranan uang dalam kegiatan ekonomi dan tingkat harga
dapat dibedakan kepada dua aspek:
2. Perbedaan pandangan mengenai efek perubahan jumlah uang dalam ekonomi (atau jumlah
penawaran uang) kepada kegiatan ekonomi.
Suku bunga ditentukan oleh tabungan yang tersedia dalam masyarakat dan permintaan dana modal
untuk investasi. Kedua faktor tersebut ditentukan oleh suku bunga. Maka perubahan tabungan dan
perubahan permintaandana modal akan menimbulkan perubahan kepada suku bunga. Menurut Keynes
suku bunga ditentukan oleh penawaran uang dan permintaan uang.
Ahli –ahli ekonomi klasik berpendapat uang tidak dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dan produksi
nasional. Ini disebabkan karena kesempatan kerja penuh sudah dicapai. Keynes berpendapat bahwa
perubahan jumlah uang akan dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Hubungan antara perubahan
jumlah uang dengan kegiatan ekonomi akan melalui proses berikut:
1. Perubahan jumlah uang akan mempengaruhi suku bunga. Apabila jumlah uang bertambah suku
bunga akan turun.
3. Pertambahan dalam investasi akan menambah pengeluaran agregat dan selanjutnya pertambahan
pengeluaran agregat ini akan menambah pendapatan nasional.
c) Peranan pemerintah dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu tahun tertentu.
Analisis Keynes merupakan analisis jangka pendek yang memperhatikan perubahan kegiatan ekonomi
sebagai akibat dari perubahan pengeluaran agregat. Dalam analisis itu tidak diperhatikan mengenai
perkembangan teknologi dan perubahan kualitas faktor – faktor produksi. Jumlah dan kualitas faktor –
faktor produksi dianggap tetap. Oleh sebab itu dalam analisis tersebut terdapat pertalian yang erat
diantara pengeluaran agregat dengan kegiatan ekonomi, produksi nasional dan tingkat kesempatan
kerja. Apabila pengeluaran agregat bertambah maka kegiatan ekonomi, produksi nasional dan
kesempatan kerja akan meningkat. Peningkatan kesempatan kerja akan mengurangi pengangguran.
Keynesian meneranglkan efek perubahan penawaran uang kepada kegiatan ekonomi melalui rangkaian
peristiwa berikut:
ü Terdapat perubahan yang besar dalam kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu.
Keynesian menekankan perlunya campur tangan pemerintah dalam usaha untuk mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh tanpa inflasi. Kebijakan pemerintah dibedakan menjadi dua, yakni: kebijakan
fiskal dan kebijakan moneter.
BAB III
PEMBAHASAN
Analisis AD-AS merupakan model penentuan keseimbangan dengan menggunakan pemisahan harga
berubah. Dalam analisis AD-AS, Penawaran Agregat dibedakan atas :
§ Penawaran Agregat Jangka Pendek ( Short Run Aggregate Supply) atau SRAS.
Kurva SRAS adalah kurva yang terus menerus melengkung ke atas dan memotong garis tegak pada Yf
, kurva AS semakin tinggi tingkat kenaikannya. Berbentuk horizontal, karena upah dan harga kaku pada
tingkat yang sudah ditentukan sebelumnya. Karena itu, pergeseran dalam permintaan agregat
mempengaruhi output dan kesempatan kerja.
§ Penawaran Agregat Jangka Panjang ( Long Run Aggregate Supply) atau LRAS.
Dalam jangka panjang, kurva penawaran agregat berwujud vertical karena output di tentukan oleh
jumlah modal dan tenaga kerja serta ketersediaan teknologi, tetapi tidak oleh tingkat harga. Karena itu,
pergeseran permintaan agregat mempengaruhi tingkat harga tetapi tidak output atau kesempatan kerja.
Kurva AD didefinisikan sebagai suatu fungsi atau kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat
harga dengan jumlah pengeluaran agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian.
Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri-atas ke kanan-bawah. Artinya “Semakin
Rendah Tingkat Harga, Semakin Besar Permintaan Agregat Yang Wujud Dalam Perekonomian”. Sifat
Kurva AD menurun ke bawah ini disebabkan oleh beberapa faktor dibawah ini :
Dalam suatu waktu tertentu tingkat pendapatan nominal masyarakat adalah tetap. Tingkat gaji dan
upah dan jumlah kesempatan kerja akan menentukan jumlah pendapatan yang diterima masyarakat
pada suatu waktu tertentu. Apabila tingkst harga berbeda, daya beli pendapatan yang diperoleh itu
adalah berbeda. Semakin rendah tingkat harga, semakin banyak barang dan jasa yang dapat dibeli.
Dengan kata lain, Nilai rill pengeluaran agregat akan semakin meningkat, apabila tingkat harga semakin
rendah.
Pada umumnya terdapat perkaitan yang cukup rapat diantara perubahan tingkat harga dengan suku
bunga. Apabila harga adalah stabil, atau tingkat inflasi sangat rendah, suku bunga cenderung akan
berada pada tingkat yang rendah. Semakin tinggi inflasi, suku bunga cenderung akan semakin tinggi.
Terdapat perkaitan yang rapat pula diantara suku bunga dengan Investasi yaitu semakin tinggi suku
bunga akan menyebabkan penurunan dalam investasi. Kemerosotan Investasi neyebabkan pengurangan
pengeluaran agregat. Dengan demikian kenaikan harga akan menimbulkan proses perubahan berikut :
ü Investasi yang merosot menyebabkan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional rill merosot.
Betbagai negara, terutama negara-negara yang telah maju sektor induatrinya, akan mengeluarkan
barang yang sama jenisnya. Oleh karena itu tingkat harga akan menjadi salahsatu faktor penting dalam
menentukan ekspor dan impor di suatu negara. Secara umum dapat dikatakan :
ü Apabila barang-barang dalam suatu negara relatif lebih murah, ekspor akan meningkat, dan Impor
berkurang dan sebaliknya
ü Apabila barang-barang dalam suatu negara relatif lebih mahal, ekspor akan merosot dan impor
meningkat.
ü Pengurangan ekspor neto akan menurunkan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional rill.
2. Ciri-Ciri Kurva AS
a) Pada ketika tingkat pengangguran masih tinggi, kurva AS relatif landai. Maksudnya, penambahan
produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-perusahaan pada harga yang relatif tetap karena :
b) Dari titik B hingga titik C yaitu titik pada garis tegak pada tingkat kesempatan kerja penuh Kurva AS
bertambah tingkat kenaikannya. Sebab : Pengangguran sudah semakin merosot dan kapasitas pabrik-
pabrik sudah mencapai optimum
Bentuknya yang melengkung ke atas berarti “semakin tinggi tingkat harga, semakin besar jumlah
barang yang diproduksikan dan ditawarkan para pengusaha”. Faktor yang memperngaruhi bentuk kurva
AD antara lain:
ü Efek hukum hasil tambahan yang semakin berkurang dalam jangka pendek, fungsi produksi dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut :
Q=f (L)
Artinya : Jumlah output atau nilai produksi rill, ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang
digunakan.
Terdapat hubungan yang negatif antara kenaikan tingkat upah dengan tingkat pengangguran.
§ Apabila tingkat kesempatan kerja semakin sangat tinggi yaitu apabila tingkat pengangguran rendah,
kenaikan tingkat upah menjadi cepat
Keseimbangan pendapatan nasional yang ada didalam analisis AD-AS dinamakan juga sebagai
“Keseimbangan Makroekonomi” yang berarti suatu analisis yang menerangkan bagaimana tingkat
kegiatan ekonomi, pendapatan nasional rill dan tingkat harga umum ditentukan. Artinya :
ü Dalam analisis AD-AS telah memasukan unsur perubahan harga dalam analisis keseimbangannya
ü Perpotongan dititik E berarti permintaan agregat adalah sama dengan penawaran agregat pada
pendapatan nasional rill sebanyak Ye dan pada Pe
ü Titik E merupakan kesimbangan yang akan di capai dalam perekonomian, karena peusahaan tidak
akan menambah atau mengurangi output yang diproduksi.
Perubahan dalam permintaan agregat yang tidak diikuti oleh perubahan penawaran agregat akan
menimbulkan perubahan harga dan pendapatan nasional rill ke arah bersamaan yaitu kedua-duanya
meningkat atau kedua-duanya merosot.
Analisis mengenai perubahan kurva penawaran agregat AS menunjukan bahwa perubahan tersebut
akan mengakibatkan perubahan harga dan pendapatan nasional rill ke arah yang bertentangan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurva permintaan agregat AD dibentuk oleh keseimbangan Y = AE yang berlaku pada tingkat harga yang
berbeda. Dalam perekonomian pengeluaran agregat meliputi AE = C + I + G+ (X – M). Dengan demikian
kurva AD dibentuk oleh nilai AE pada berbagai tingkat harga. Kurva AD menurun ke bawah, dari sisi kiri
ke arah kanan, dan berarti semakin rendah harga semakin besar permintaan agregat. Sifat yang
demikian disebabkan oleh faktor-faktor berikut : (1) pendapatan riil dan konsumsi rumah tangga
meningkat apabila harga turun, (2) semakin stabil harga-harga, semakin rendah suku bunga dan
menyebabkan investasi meningkat, dan (3) harga yang semakin rendah akan menambah ekspor dan
mengurangi impor perubahan-perubahan dalam komponen pengeluaran agregat, yaitu C,I,G,X dan M
akan menggeser kurva AD. Kurva AD akan bergeser ke kanan apabila C, I, G, dan X (masing-masing atau
gabungannya) bertambah, dan akan bergeser ke kiri apabila M bertambah. Kenaikan S dan T juga akan
menggeser AD ke kiri.
Dalam analisis AD-AS, kurva penawaran agregat AS berbentuk melengkung ke atas dari kiri ke kanan.
Kurva AS seperti ini berbeda dengan yang selalu digambarkan berdasarkan teori klasik (yaitu tegak lurus
pada pendapatan nasional yang dicapai pada kesempatan kerja penuh) dan yang digambarkan
berdasarkan teori keynes (yaitu berbentuk huruf L yang dibalikkan arahnya) bentuk kurva AS yang
melengkung ke atas tersebut didasarkan kepada dua teori dalam analisis teori mikro ekonomi (yaitu
teori biaya produksi dan teori pasaran tenaga kerja) dan hasil dari studi empirikal.
Keseimbangan pendapatan nasional, yang dalam analisis AD-AS dinamakan juga sebagai keseimbangan
makroekonomi, dicapai apabila kurva AD berpotongan dengan kurva AS. Keseimbangan ini akan
menentukan tingkat harga yang berlaku dalam perekonomian dan pendapatan nasional riil yang akan
diwujudkan. Keseimbangan ini akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Secara analisis,
perubahan keseimbangan itu dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu: perubahan AD saja, perusahaan
AS saja, dan perubahan serentak atau secara berturutan dalam AD dan AS.
Ekonomi Makro
Komentar
BACA SELENGKAPNYA
BACA SELENGKAPNYA
ICHA
KUNJUNGI PROFIL
Arsip
Label
Laporkan Penyalahgunaan
Indahnya Berbagi Ilmu