Anda di halaman 1dari 46

Model-Model Pembelajaran

KATA PENGANTAR

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah


menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA
sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun
pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI.
Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa
kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan
penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai
semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan dilakukan secara bertahap
mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di 10% SMA sampai dengan tahun
pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Sepanjang implementasi secara bertahap tersebut
akan dilakukan evaluasi, perbaikan konsep dan strategi implementasi Kurikulum 2013
agar siap untuk dilaksanakan secara menyeluruh di semua SMA.

Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan
fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara
lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat
Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan
menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskah-
naskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP,
Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model
Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian
Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model
Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model
Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan
Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi
Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskah-
naskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari
unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru
dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun
sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi
guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.

Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih


operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk
penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan
pembahasan naskah-naskah ini diucapkan terima kasih.

Jakarta, 00Juni 2015


Direktur Pembinaan SMA,

Harris Iskandar, Ph.D


NIP. 196204291986011001

@2015, Dit. Pembinaan SMA ii


Model-Model Pembelajaran

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................... 1
C. Ruang Lingkup .................................................................. 2
D. Landasan Hukum ............................................................... 2
BAB II MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ................................................... 3
A. Pengertian ...................................................................... 3
B. Model-model Pembelajaran ................................................. 10
C. Tujuan Pengembangan dan Penggunaan Model Pembelajaran; ........ 21
BAB III MODEL PEMBELAJARAN DALAM MATA PELAJARAN ................................ 23
A. Langkah Pemilihan Model Pembelajaran .................................. 23
B. Contoh Penggunaan Model Pembelajaran ................................. 24
BAB IV PENUTUP ................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 33
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………………………..34

@2015, Dit. Pembinaan SMA iii


Model-Model Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam merancang
suatu pembelajaran yang harus dikembangkan guru sebagai bentuk pertanggung-
jawaban kegiatan profesinya kepada masyarakat, sejawat, dan peserta didik. Dalam
pengembangan pembelajaran, guru harus menerjemahkan prinsip-prinsip pedagogi dan
pembelajaran dalam suatu perencanaan, dan kemudian merealisasikan perencanaan
tersebut dalam bentuk pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dapat mengikuti suatu model pembelajaran yang
telah ditentukan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
yang relevan dan diberlakukan, atau guru menerapkan model atau pendekatan lain yang
sesuai dengan pendekatan saintifik. Model pembelajaran yang dikembangkan harus
dapat mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
strategi, metode dan teknik pembelajaran.

Kesinambungan prinsip-prinsip kurikulum dalam perencanaan, pelaksanaan, dan


penilaian pembelajaran dapat menyebabkan hasil belajar yang dimiliki peserta didik
sesuai dengan yang diharapkan kurikulum. Oleh karena itu guru dapat melaksanakan
pembelajaran berdasarkan suatu model tertentu atau mengikuti langkah-langkah yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik di sekolah masing-masing.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyusunan RPP yang dikembangkan oleh
guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada silabus, pedoman
mata pelajaran, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru yang telah ditetapkan.
Fakta yang ada mengindikasikan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan model pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi kelasnya, dan sesuai pendekatan saintifik. Untuk hal itu, maka Direktorat
Pembinaan SMA menyusun naskah Model-model Pembelajaran di SMA yang mengacu
pada karakteristik Kurikulum 2013.

B. Tujuan
Naskah ini disusun dengan tujuan membantu guru secara individual maupun kelompok
dalam mengembangkan model pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu dan
@2015, Dit. Pembinaan SMA 1
Model-Model Pembelajaran

karakteristik Kurikulum 2013, yang disesuaikan dengan karakteristik guru dan peserta
didik, serta kondisi kelas.

C. Ruang Lingkup
Naskah Model-model Pembelajaran ini memuat antara lain;
1. Pengertian
2. Model-model Pembelajaran
3. Tujuan Pengembangan Model Pembelajaran;
4. Contoh penggunaan model pembelajaran dalam mata pelajaran
5. Penilaian hasil belajar

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 sebagai perubahan ke dua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang
Penilaian Hasil Belajar pada Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
11. Surat Edaran Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 Tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum.
12. Peraturan lain yang berlaku

@2015, Dit. Pembinaan SMA 2


Model-Model Pembelajaran

BAB II
MODEL PEMBELAJARAN

A. Pengertian
Sebelum membahas pengertian model pembelajaran, mari kita perhatikan contoh
kegiatan pembelajaran 2 (dua) orang guru Matematika sebagai berikut;
1. Guru A mengajarkan tentang jarak antara titik dan garis dalam ruang dimensi tiga
melalui kegiatan sebagai berikut;
a. setelah memberi salam, berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik, guru
meminta peserta didik untuk duduk berdasarkan kelompok yang telah
ditentukan sebelumnya;
b. guru membagikan bangun ruang dimensi tiga (kubus, balok, limas, dll) kepada
setiap kelompok, masing-masing kelompok mendapat bangun ruang yang
berbeda;
c. guru meminta peserta didik untuk menentukan jarak sebuah titik terhadap garis
yang harus didiskusikan dalam kelompok;
d. peserta didik mengerjakan tugas dengan berdiskusi dalam kelompok, sambil
sesekali bertanya kepada guru, atau mencari dari buku siswa, dari buku lain,
atau dari internet;
e. Sambil berjalan berkeliling guru mengarahkan peserta didik untuk menemukan
jarak tersebut dengan berbagai cara,
termasuk mengukur, atau dengan
menggunakan aturan yang telah dipelajari;
f. Selanjutnya guru meminta perwakilan
kelompok untuk mengemukakan hasil diskusi
masing-masing kelompok yang ditanggapi
oleh kelompok lain, sementara guru
mencatat hasil dari semua kelompok sambil sesekali memberi arahan atau
masukan;
g. Setelah semua kelompok memaparkan hasil, guru mengulas kembali hasil
paparan kelompok , dan meminta peserta didik untuk mengamati dan
mendiskusikannya;
h. Melalui diskusi kelas, guru dan peserta didik membuat simpulan;
i. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta
didik untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada kegiatan selanjutnya;
j. Memberi salam.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 3


Model-Model Pembelajaran

Model yang dilakukan guru A tersebut diatas, kita sebut saja sebagai “Model
Pembelajaran A”

2. Guru B melaksanakan kegiatan tersebut sebagai berikut;


a. setelah memberi salam, berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik guru
meminta peserta didik untuk membuka buku siswa Mata Pelajaran Matematika
halaman yang memuat materi dimensi tiga;
k. guru meminta peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi itu
kemudian guru duduk dikursinya sambil memeriksa hasil ulangan kelas lain;
l. peserta didik membaca buku sesuai yang ditugaskan;
m. setelah 30 (tiga puluh) menit, guru (sambil tetap duduk) meminta salah seorang
peserta didik untuk menjelaskan isi halaman yang dibacanya, dan meminta yang
lain untuk menanggapinya;
n. Sambil duduk di kursinya guru bertanya mengerti atau tidak, sambil langsung
menjelaskan materi tersebut;
o. Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal yang ada
di buku sampai jam pelajaran selesai;
p. Setelah bel berbunyi, guru meminta peserta didik untuk melanjutkan
pekerjaannya di rumah;
q. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam

Kegiatan tersebut di atas kita namakan saja “Model Pembelajaran B”


Dari Model Pembelajaran A dan Model Pembelajaran B di atas, mana yang sesuai dengan
model pembelajaran Anda?
Mungkin di antara Anda ada yang menjawab Model Pembelajaran A, tapi sebagian besar
dari Anda, mungkin menjawab;
“Semuanya tidak ada yang sesuai dengan model yang saya laksanakan. Itu tidak sesuai
dengan karakter saya dan karakter peserta didik saya, lagi pula kondisi kelas saya lebih
bagus dari itu. Saya mengajarkan materi tersebut
InilInilah
dengan cara cara saya sendiri, dengan
kelasku.....
menggunakan alat yang lebih up to date, sesuai
dengan karakter materinya dan disesuaikan pula
dengan karakter peserta didik saya, serta kondisi
kelas yang saya punya....”
Dengan demikian Anda menggunakan model

@2015, Dit. Pembinaan SMA 4


Model-Model Pembelajaran

pembelajaran hasil kreasi Anda, sesuai dengan karakteristik peserta didik Anda, kondisi
kelas Anda, dan Anda yang memegang kendali. Dalam hal ini Anda telah menciptakan
dan menggunakan “Model Pembelajaran Anda”.
Jadi apakah yang disebut dengan pembelajaran dan model pembelajaran?
Berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan
Dasar dan Menengah, yang dimaksud dengan pembelajaran adalah proses interaksi
antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. yang dilaksanakan dengan berbasis aktivitas dengan
karakteristik:
a. interaktif dan inspiratif
b. menyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif
c. kontekstual dan kolaboratif
d. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian peserta didik
e. sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kurikulum 2013 mewajibkan guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan


menggunakan pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mengadopsi langkah-
langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pendekatan ini
menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi
pembelajaran melalui kegiatan sebagai berikut:

1. Mengamati (Observing)
Kegiatan mengamati bertujuan untuk melatih ketelitian peserta
didik dalam melihat suatu konteks, dan juga berkaitan dengan
Melatih
kesabaran dan pemanfaatan waktu, dapat dilakukan antara lain dengan
ketelitian membaca, mendengar, atau mengamati fenomena.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 5


Model-Model Pembelajaran

2. Menanya (Questioning)
Kegiatan menanya dilakukan agar peserta didik dapat
 Membangun
membangun pengetahuannya secara faktual, konseptual,
pengetahuan
Faktual, dan prosedural, tentang suatu hukum dan teori, hingga
konseptual, berpikir metakognitif. Melalui kegiatan bertanya
prosedural, dan dikembangkan kreatifitas dan rasa ingin tahu, serta
berfikir
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
metakognitif
membentuk critical minds. Proses menanya dapat
 Melatih
kreatifitas dan dilakukan melalui kegiatan diskusi atau kerja kelompok.
rasa ingin tahu

3. Mengumpulkan informasi/mencoba (Experimenting)


Mengumpulkan informasi/mencoba bermanfaat untuk
 Mengembangkan
meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam
sikap jujur, teliti,
kemampuan mengembangkan kreativitas dan keterampilan
berfikir berkomunikasi. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui
sistematis membaca, mengamati aktivitas, kejadian atau objek
 Mengembangkan
tertentu, memperoleh informasi, mengolah data, dan
keterampilan
menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan, lisan, atau
berkomunikasi
gambar. Selain itu juga kegiatan tersebut dapat melatih
peserta didik untuk mengambangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengugkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahsa yang baik dan benar

@2015, Dit. Pembinaan SMA 6


Model-Model Pembelajaran

4. Mengasosiasi (Associating)
Mengasosiasi dilakukan untuk menemukan keterkaitan
 Menemukan
satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola
keterkaitan antar
informasi dan dari keterkaitan informasi tersebut. Kegiatan ini dapat
menemukan dilakukan melalui berbagai aktivitas antara lain
polanya menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori,
 Mengambangkan menyimpulkan, dan memprediksi/ mengestimasi.
sikap jujur, teliti, Mengambangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
disiplin, taat aturan kerja keras, kemampuan menerapkan
aturan kerja keras, prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
kemampuan deduktif dalam menyimpulkan.
menerapkan
prosedur, berpikir
induktif serta
deduktif.

5. Mengomunikasikan (Communicating)
Komunikasi sarana untuk menyampaikan hasil
Melatih konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa,
penyampaian
diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta
pengetahuan,
didik mampu mengomunikasikan pengetahuan,
keterampilan dan
aplikasinya dengan keterampilan, dan penerapannya dengan memiliki sikap
sikap jujur, teliti, jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
toleransi, dan mengugkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
menghargai otang
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan
lain.
benar.

Kegiatan di atas sering disingkat menjadi 5M dan dilaksanakan pada saat kegiatan inti
dalam proses pembelajaran dan disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran yang
berbeda antara yang satu dengan lainnya.

5 M ????
Kegiatan 5M ini bukan rangkaian kegiatan sakral
yang harus dilaksanakan semuanya dalam satu
kali pertemuan. Guru dapat memfokuskan pada
“M” mana yang akan dibelajarkan, sesuai dengan

@2015, Dit. Pembinaan SMA 7


Model-Model Pembelajaran

kompetensi yang harus dicapai peserta didik.

Berikut adalah contoh pertemuan pertama dari rangkaian kegiatan pembelajaran Bahasa
Inggris untuk Kompetensi Dasar 3.7 dan 4.8 yang terdiri dari atas 3 (tiga) pertemuan
dengan fokus pada kegiatan mengamati, menanya, dan mencoba.

a. Kompetensi Dasar:
1) 3.7 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks
deskriptif sederhana tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah
terkenal, sesuai dengan konteks penggunaannya.
2) 4.8 Menangkap makna dalam teks deskriptif lisan dan tulis sederhana.
b. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (10’)

a. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti


berdoa, mengecek kehadiran peserta didik, menyiapkan buku pelajaran;

b. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat


pembelajaran teks deskripsi tentang tempat wisata dalam kehidupan sehari-
hari, seperti brosur promosi wisata sehingga dapat memilih tempat libur
yang diinginkan;

c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk me-review materi sebelumnya;

d. Mengajukan pertanyaan tentang gambar tempat wisata yang ditayangkan


terkait materi yang akan dipelajari;

e. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,


menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan uraian kegiatan sesuai RPP.

2. Kegiatan Inti (75’)

a. Mengamati (20’)

1) Peserta didik dalam kelompok membacakan 3 deskripsi tempat wisata


secara bergantian.

2) Setelah itu peserta didik menonton iklan tempat wisata yang relevan
dengan deskripsi di atas yang ditayangkan guru.

b. Menanya (15’)

1) Peserta didik melakukan kegiatan menanya tentang perbedaan antara


berbagai teks deskripsi yang ada dalam bahasa Inggris terutama
@2015, Dit. Pembinaan SMA 8
Model-Model Pembelajaran

tentang fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dengan


bimbingan dan arahan guru.

2) Peserta didik menanyakan gagasan pokok, informasi rinci dan informasi


tertentu dari teks deskripsi tentang tempat wisata.

3) Peserta didik mencari gagasan pokok, informasi rinci dan informasi


tertentu dari brosur yang dibaca melalui beberapa pertanyaan arahan.

c. Mencoba (40’)

1) Peserta didik dalam kelompok membacakan teks deskriptif sebuah


brosur tempat wisata yang sudah dibawa dengan pengucapan, tekanan
kata dan intonasi yang tepat

2) Peserta didik secara berpasangan menemukan gagasan pokok,


informasi rinci dan informasi tertentu serta fungsi sosial dari teks
deskripsi yang dibaca/didengar.

3) Kembali berkelompok peserta didik berlatih menyunting teks tempat


wisata yang diberikan dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaannya.

3. Penutup (5’)

a. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

Thank you very much for your participation. You did a good job today, I’m
very happy with your activity in the class. How about you, did you enjoy
my class?

b. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas individual


untuk membaca melalui internet berbagai deskripsi tentang tempat wisata.

c. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan


berikutnya.

Semua penjelasan di atas akan menjawab pertanyaan “Apa yang dimaksud dengan
model pembelajaran?”, yaitu cara atau rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh
seorang guru dalam suatu pembelajaran dari awal sampai akhir. Permendikbud Nomor
103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran menyatakan bahwa, model pembelajaran
merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama,
ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Sedangkan pendekatan atau metode atau
teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan seorang guru untuk
@2015, Dit. Pembinaan SMA 9
Model-Model Pembelajaran

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Memperhatikan kedua pengertian di atas, maka model pembelajaran dapat diartikan
juga sebagai bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.

B. Model-model Pembelajaran

Lampiran Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan
Dasar dan Menengah menyatakan bahwa, model pembelajaran merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya
discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry
learning. Berikut penjelasan ke-empat model tersebut.

1. Model Discovery Learning.

Model ini memberikan kesempatan kepada peserta


didik untuk mencari tahu tentang suatu permasalahan
dan menemukan solusinya berdasarkan kepada hasil
pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya
sendiri, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan
baru yang dapat digunakannya dalam memecahkan
persoalan yang relevan.
Langkah model pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut;
a. Stimulation (memberi stimulus); guru memberikan stimulan, untuk diamati
peserta didik agar mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan
konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
b. Problem Statement (mengidentifikasi masalah) merupakan kegiatan peserta didik
dalam menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan
ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan
merumuskan masalah.
c. Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan
data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan
masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan
kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan
berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami
kegagalan.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 10


Model-Model Pembelajaran

d. Data Processing (mengolah data); peserta didik mencoba dan mengeksplorasi


kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan
nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan
aplikatif.
e. Verification (memverifikasi); peserta didik mengecek kebenaran atau keabsahan
hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang
relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi
suatu kesimpulan.
f. Generalization (menyimpulkan); Peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan
hasil kesimpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa,
sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

2. Problem Based Learning (PBL)


Model pembelajaran ini bertujuan merangsang
peserta didik untuk belajar melalui berbagai
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari
dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan
dipelajarinya, misalnya tentang pengaturan lalu-
lintas.

Langkah-langkah pembelajaran PBL adalah sebagai


berikut:

a. Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan peserta
didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran
merupakan salah satu kegiatan dimana peserta didik menyampaikan berbagai
pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah yang dikaji.
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik
melakukan percobaan untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau
menyelesaikan masalah yang dikaji.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data
yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat
jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 11


Model-Model Pembelajaran

3. Project Based Learning (PjBL)


Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran
yang memfokuskan pada permasalahan kompleks yang
diperlukan peserta didik untuk memahami
pembelajaran melalui investigasi, berkolaborasi dan
bereksperimen dalam membuat suatu proyek, serta
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum.
Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut;
a. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal
agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari
fenomena yang ada.
b. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan
yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
c. Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat
penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan
sesuai dengan target.
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi
proyek yang sedang dikerjakan.
e. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan
berbagai data lain dari berbagai sumber.
f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi
kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang
sama atau mata pelajaran lain.

4. Model Inquiry Learning

Model pembelajaran Inkuiri merupakan suatu kegiatan


belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan peserta didik untuk mencari dan meyelidiki
secara sistemik, kritis, logis, dan analisis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya.

Langkah-langkah dalam model inkuiri terdiri atas:

@2015, Dit. Pembinaan SMA 12


Model-Model Pembelajaran

a. Mengamati berbagi fenomena alam yang akan memberikan pengalaman belajar


kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena.
b. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi untuk melatih peserta
didik mengeksplorasi fenomena melalui berbagai sumber.
c. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban dapat melatih peserta didik
dalam mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban
dari pertanyaan yang diajukan.
d. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan,
sehingga peserta didik dapat memprediksi dugaan yang paling tepat sebagai dasar
untuk merumuskan suatu kesimpulan.
e. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau
dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil
temuannya.

Berkaitan dengan model pembelajaran Bruce Joyce dan Marsha Weil mengetengahkan 4
(empat) kelompok besaran model pembelajaran, yaitu:

1. Model Interaksi Sosial (The Social Interaction Family)


Tujuan penggunaan model ini antara lain untuk
membangun hubungan kerjasama, interaktif, dan
produktif diantara peserta didik. Model ini dapat
dilakukan melalui kerjasama berpasangan, kerjasama
dalam kelompok, bermain peran, atau belajar di dunia
nyata, misalnya kondisi sosial tertentu.

2. Model Pengolahan Informasi (The Imformation Processing Family).


Model ini dirancang agar peserta didik dapat
menggunakan olah fikirnya untuk menggali berbagai
informasi, melakukan analisis data, dan mengolahnya,
sehingga mereka memperoleh suatu pengetahuan atau
pemahaman konsep tertentu (learning to think by
thinking).

@2015, Dit. Pembinaan SMA 13


Model-Model Pembelajaran

3. Model Personal (The Personal Family).


Dimulai dengan pengarahan guru terhadap peserta
didiknya tentang pemahaman kemampuannya masing-
masing dengan pertanyaan atau permasalahan yang
harus diselesaikan sesuai dengan kemampuan peserta
didik, misalnya permasalahan tentang tantangan atau
keinginan yang harus dicapai.

4. Model Modifikasi Tingkah Laku (The Behavioral System Family).


Model ini memberikan pembelajaran melalui suatu
tugas atau perbuatan yang harus dilakukan peserta
didik dalam memperoleh suatu pengalaman dalam
menentukan atau memilih solusi pemecahan masalah
yang dihadapi, sehingga peserta didik memiliki
kompetensi tertentu
Ke-empat model Joyce dan Weil tersebut dapat diterapkan kedalam kegiatan
pembelajaran menjadi model-model lain yang khusus sesuai dengan karakteristik materi
pembelajaran dan aktivitas yang dikembangkan oleh guru dengan tujuan tertentu,
misalnya model Investigasi Kelompok (Group Investigation) dan model Bermain Peran
(Role Playing) sebagai penjabaran dari Model Inetraksi Sosial, dan model Berfikir
Induktif (The Induktif Thinking) sebagai penjabaran dari model Pengolahan Informasi

1. Model Investigasi Kelompok (Group Investigation).


John Dewey mengatakan bahwa model ini dapat memberikan pengalaman kepada
peserta didik dalam memecahkan suatu permasalahan dengan caranya sendiri dan
dibicarakan dalam group secara demokratis.
Langkah-langkah model pembelajar tersebut adalah sebagai berikut;
a. Peserta didik dibagi kedalam kelompok (4 – 6 orang)
b. Guru memberikan pengarahan tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik
di masing-masing kelompok.
c. Peserta didik dihadapkan pada suatu situasi yang memerlukan pemecahan atau
suatu keputusan yang harus ditentukan.
d. Peserta didik mengeksplorasi situasi tersebut

@2015, Dit. Pembinaan SMA 14


Model-Model Pembelajaran

e. Peserta didik merumuskan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam menghadapi


situasi tersebut, antara lain merumuskan masalah, menetukan peran anggota
kelompok, dan merumuskan alternatif cara yang akan digunakan.
Dalam melaksanakan tiga langkah di atas peserta didik dapat dibimbing oleh guru,
sehingga guru bertindak sebagai mentor.
f. Kerja mandiri
g. Peserta didik melakukan pengecekan terhadap kemajuan dalam menyelesaikan
tugasnya.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara berulang, sampai ditemukan suatu
solusi atau keputusan yang tepat.

2. Model Bermain Peran (Role Playing)


Model ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih menggali dan
memahami orang lain dengan tugasnya masing-masing melalui pemecahan permasalahan
sosial nyata yang dihadapi oleh kelompoknya. Model ini juga akan berdampak pada
pemahaman nilai-nilai sosial maupun pribadi, sehingga dapat melatih rasa saling
menghargai, kerja keras, dan sifat demokratis.
Langkah model pembelajaran tersebut sebagai berikut;
a. Pemanasan; dalam kegiatan ini guru menyampaikan permasalahan yang berkaitan
dengan pengalaman peserta didik, sehingga peserta didik dapat merasakan dan
mengeksplorasi permasalahan tersebut secara akurat berdasarkan pengalaman atau
imaginasinya. Permasalahan dapat disajikan melalui bacaan, cerita lisan,
pertanyaan, atau film.
b. Menentukan peran masing-masing anggota kelompok;
Kegiatan ini merupakan kegiatan peserta didik dan guru dalam diskusi yang
menjelaskan berbagai karakter dengan apa yang disukainya atau tidak disukainya,
perasaannya, dan sebagainya. Untuk selanjutnya menentukan sukarelawan untuk
berperan dalam masing-masing karakter tersebut.
c. Menentukan langkah pemecahan masalah;
1) Peserta didik masing-masing menentukan langkah kegiatan yang akan
dilaksanakannya, dapat dibantu oleh guru melalui pertanyaan misalnya tentang
apa yang diobservasi, dimana, dan bagaimana caranya.
2) Mempersiapkan peran yang akan dilaksanakan melibatkan antara lain karakter,
kesukaan atau kebiasaan, dan cara berfikir, dan cara kerja yang diperankannya.
Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting, karena akan menentukan
keberhasilan keseluruhan pembelajaran.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 15


Model-Model Pembelajaran

d. Pelaksanaan masing-masing tugas anggota sesuai dengan tugas atau peran yang
sudah direncanakan. Perlu ditegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekedar
bermain drama, tapi lebih memberikan pengalaman dan pemahaman kepada
peserta didik bagaimana seseorang memiliki peran dan tanggungjawabnya. Selain
itu peserta didik diharapkan memiliki ide-ide baru yang dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya sebagai hasil perwujudan pencapaian
kompetensinya.
e. Diskusi dan evaluasi hasil observasi dan tugas yang berkaitan dengan ketepatan
tugas yang diberikan, waktu, atau tempat obervasi yang bersifat umum yang
melibatkan pemain dan observer. Dalam kegiatan ini bukan mendiskusikan
perannya tepat atau tidak, tapi menekankan pada hal-hal yang sangat penting
berkaitan dengan kompetensi yang harus dicapai, misalnya sikap terbuka, materi
pelajaran sesuai, dan cara kerja yang tepat.
f. Langkah berikutnya adalah sharing pendapat antar peserta didik, peserta didik
dengan guru yang mendiskusikan hasil dari langkah sebelumnya, sehingga
memungkinkan ada penggantian peran. Hasil dari langkah ini adalah fokus perbaikan
dalam pelaksanaan, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang lebih baik.
g. Diskusi dan eavaluasi seperti bagian f.
h. Sharing pengalaman dan generalisasi. Dalam kegiatan ini guru membimbing peserta
didik untuk menemukan berbagai alternatif solusi pemecahan masalah dari
permasalahan yang serupa, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupannya.

3. Model Pembelajaran Berfikir Induktif (Thingking induktively)


Model ini bertujuan untuk melatih peserta didik dalam memahami, mengidentifikasi,
dan menentukan keterhubungan, konsep-konsep yang dipelajarinya untuk dikembangkan
atau diaplikasikan dalam situasi atau permasalahan tertentu.
Langkah model ini terdiri atas;
a. Formasi konsep (consept formation). Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini
antara lain; 1) identifikasi dan numerasi data yang relevan dengan topik atau
permasalahan, 2) mengelompokan data yang memiliki karakteristik yang serupa
atau sama, dan 3) melakukan kategorisasi data.
b. Interpretasi data (Interpretation of data). Pada langkah ini dilakukan; 1)
identifikasi keterkaitan atau perbedaan antar data, 2) eksplorasi sebab-akibat
dalam suatu keterkaitan, dan 3) menemukan implikasi dan ekstrapolasi antar data.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 16


Model-Model Pembelajaran

c. Aplikasi prinsip (application of principles). Pada langkah ini peserta didik dilatih
untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip yang dipelajari untuk menjelaskan fenomena
baru atau memprediksi fenomena yang akan muncul.

Selain model-model yang telah dibahas di atas, masih banyak model-model


pembelajaran lain, seperti model khusus yang digunakan oleh mata pelajaran tertentu
seperti Bahasa Inggris dengan model Task Based Learning (TBL) atau model yang
dikembangkan dalam mata pelajaran Ekonomi yaitu “Two stay and two stray”.
Seorang ahli fisika dan guru besar Harvard University Eric Mazur mengembangkan suatu
model pembelajaran yang “membalikan” situasi atau kebiasaan yang dilakukan seorang
guru, model ini dikenal dengan model Peer Instruction.

Kegiatan pembelajaran yang rutin dilakukan


seorang guru biasanya diawali dengan
Bahan penjelasan bahan atau materi ajar, baru
kemudian memberikan pertanyaan atau tugas
kepada peserta didik. Model Peer Instruction
Peserta didik
melaksanakan pembelajaran yang tidak

Peer biasa, bisa saja diawali dengan tugas kepada


Guru
peserta didik untuk membaca atau
mempelajari materi tersebut sebelumnya, atau dimulai dengan pertanyaan yang harus
dikerjakan oleh peserta didik sebelum pembelajaran.
Didalam kelas kegiatan pembelajaran dapat dilakukan melalui diskusi berpasangan,
diskusi kelompok, atau diskusi kelas yang dipimpin oleh salah saorang peserta didik
sebagai mentor atau instruktur. Guru dapat memberikan pertanyaan yang disebut
dengan Concept Test (CT) berkaitan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapai peserta
didik dalam menjawab pertanyaan atau membaca bahan ajar yang diberikan.
Untuk pertanyaan yang diajukan, Eric Mazur menyarankan hal-hal sebagai berikut;
1. Instruktur mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan respon peserta didik
terhadap bahan yang dipelajari sebelumnya.
2. Peserta didik merefleksi pertanyaan yang diajukan.
3. Peserta didik membuat “persetujuan” terhadap satu jawaban induvidu.
4. Instructur meriview semua respon peserta didik.
5. Peserta didik mendiskusikan cara-cara dalam membuat jawaban dengan
pasangannya.
6. Peserta didik kembali membuat “persetujuan” terhadap satu jawaban individu.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 17


Model-Model Pembelajaran

7. Instruktur kebali membuat review dari semua respon yang diberikan, dan
membuat keputusan apakah masih perlu penjelasan tentang suatu konsep yang
dibicarakan sebelum melangkah ke diskusi konsep selanjutnya.

Selain itu perlu diperhatikan bahwa Peer Instruction lebih menekankan peserta didik
untuk belajar antar sesamanya, sehingga diantara mereka akan terjadi diskusi atau
pembelajaran diantaranya yang interaktif dengan menggunakan bahasanya sendiri yang
mereka gunakan sehari-hari. Besar kemungkinan akan terjadi “kegaduhan” diluar
kebiasaan yang dilakukan guru kita pada umumnya.
Peer Instruction memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menjelaskan suatu
pengetahuan, atau konsep, kejadian yang diterima/dialami peserta didik, sesuai dengan
pemahamannya sendiri.

Langkah-langkah pembelajaran dengan model Peer Instruction sebagai berikut;


1. Persiapan;
a. Menyiapkan bahan atau materi pembelajaran yang akan didiskusikan dalam
pelaksanaan peer, yang dapat dilaksanakan secara berpasangan atau kelompok.
Bahan tersebut dapat berupa pertanyaan untuk tes (Concept Test atau CT),
bacaan, masalah nyata, atau film.
Contoh soal CT;
Gambar berikut adalah kondisi tiga pantai. Di pantai manakah air laut akan
terlebih dahulu sampai ke pantai? Mengapa?
a. Pantai A b. Pantai B c. Pantai C

Pantai Pantai Pantai

Laut
Laut laut

A B C

Pada soal CT, bukan jawaban benar atau salah, tetapi lebih menggali
pemahaman dan jalan pemikiran peserta didik.

b. Menyiapkan pertanyaan atau tugas berkaitan dengan bahan atau materi yang
memerlukan proses berfikir, dan tidak hanya memiliki jawaban pasti, sehingga
peserta didik dapat menggunakan daya nalarnya sesuai kemampuannya.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 18


Model-Model Pembelajaran

c. Mengembangkan petunjuk apa yang harus dikerjakan peserta didik secara


individu, berpasangan, atau dalam kelompok.
2. Pelaksanaan;
a. Pada kegiatan pembelajaran
didalam kelas, siswa berinteraksi antar
sesamanya, dengan menggunakan
petunjuk yang dikembangkan,
guru hanya bertindak sebagai mentor.
Kunci keberhasilan dari kegiatan tersebut
adalah frekuensi dan interaksi yang penuh dengan daya nalar, dan terjadinya
belajar melalui pengalaman dengan komunikasi secara fisik diantara
sesamanya.
b. Jika pembelajaran dimulai dengan CT, maka setelah mengerjakan soal, peserta
didik dapat menjelaskan kepada teman sebangkunya tentang cara nalar atau
cara pikir yang dia kerjakan sehingga memperoleh jawaban masing-masing,
sehingga terjadi diskusi kescil. Pada kegiatan tersebut memungkinkan pasangan
lain ikut berdiskusi, sehingga dapat berkembang menjadi diskusi kelompok.
c. Jika kegiatan tidak dimulai dengan CT, guru dapat memulai pembelajaran
dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang harus diselesaikan sendiri
kemudian didiskusikan dengan teman sebangkunya sebelum menyusun jawaban
akhir. Guru dapat meminta salah seorang peserta didik untuk menjelaskan alur
fikir dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dalam kelas, sehingga akan
terjadi diskusi kelas. Penjelasan tersebut dapat berupa presentasi atau
demonstrasi dengan menggunakan perangkat IT.
d. Kegiatan diskusi dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas, sesuai dengan
materi atau kondisi yang direncanakan.
3. Membuat rangkuman hasil pembelajaran yang dikemukakan oleh peserta didik, guru
bertindak sebagai fasilitator dan pengarah (jika diperlukan).

Selain pendekatan dan model, dalam pembelajaran ada juga yang disebut dengan
metode pembelajaran. Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan
pendekatan saintifik dapat menggunakan metode pembelajaran antara lain metode
diskusi, metode eksperimen, metode demonstrasi, dan metode simulasi.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 19


Model-Model Pembelajaran

a. Metode Diskusi
Diskusi merupakan suatu kecakapan atau pembahasan
terarah tentang suatu topik, masalah atau isu yang menarik
perhatian semua peserta didik. pembahasan dapat diarahkan
pada klarifikasi (penjelasan) suatu isu atau masalah,
menghimpun ide dan pendapat, merancang kegiatan, atau
memecahkan masalah. Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok atau
klasikal.
Metode ini dapat merangsang peserta didik lebih kreatif dalam memberi gagasan/ide,
melatih membiasakan bertukar pikiran dalam mengatasi masalah, dan melatih peserta
didik untuk mengemukakan pendapat secara verbal.
b. Metode Eksperimen
Suatu cara pengelolaan pembelajaran dimana peserta
didik melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya.
Dalam metode ini peserta didik diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang objek yang
dipelajarinya.
c. Metode Demonstrasi
Demonstrasi merupakan suatu presentasi yang
dipersiapkan untuk memperlihatkan suatu perilaku atau
prosedur. Presentasi disertai dengan penjelasan lisan,
alat, ilustrasi dan pertanyaaan. Dalam kegiatan
pembelajaran demonstrasi, peserta didik melakukan
aktivitas demonstrasi dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya.
Dengan metode ini dapat dikurangi terjadinya verbalisme, pembelajaran lebih menarik,
dan peserta didik memiliki kesempatan membandingkan antara teori dengan kenyataan.
Tujuan demonstrasi antara lain untuk mengajarkan bagaimana cara membuat sesuatu
atau menggunakan alat/prosedur tertentu dengan benar, serta membangkitkan minat
peserta didik untuk mencoba.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 20


Model-Model Pembelajaran

d. Metode Simulasi

Simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan


menggunakan peralatan atau suasana tiruan yang
bertujuan agar peserta didik dapat meningkatkan
penguasaannya terhadap konsep serta keterampilan
dalam bidang yang dipelajarinya, serta mampu
belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan
balik dan penyempurnaan yang berkelanjutan.
Dengan demikian, maka peserta didik mampu
mengembangkan kreativitas, memupuk keberanian dan percaya diri, memperkaya
pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya.

Memperhatikan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang diuraikan di atas,


maka guru dapat menggunakan model-model pembelajaran tertentu seperti yang
disarankan dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014. Guru dapat juga
mengembangkan model pembelajaran khusus yang disesuaikan dengan situasi, kondisi,
dan karakteristik peserta didik, serta disesuaikan dengan kompetensi yang akan
dipelajari peserta didik, atau hanya menggunakan rangkaian kegiatan pendekatan
saintifik, atau menggunakan metode tertentu yang sesuai dengan tuntutan
pembelajaran saintifik. Guru dapat juga mengembangkan model pembelajaran khusus
dengan rangkaian aktivitas tertentu dan tidak mutlak menganut salah satu model
seperti yang dijelaskan oleh Joyce dan Weil. Dengan demikian, memungkinkan adanya
model baru hasil kreativitas pengembangan pembelajaran yang diciptakan oleh seorang
guru.

C. Tujuan Pengembangan dan Penggunaan Model Pembelajaran


Model pembelajaran dikembangkan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan
pembelajaran berkaitan dengan pengembangan kompetensi peserta didik yang meliputi
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sesuai dengan karakteristik
pembelajaran yang dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, maka
sebuah model pembelajaran yang dikembangkan memiliki tujuan antara lain:
1. Mendorong peserta didik untuk interaktif dalam pembelajarannya, baik dengan
gurunya, antar sesamanya, maupun antar dirinya dengan sumber belajar.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 21


Model-Model Pembelajaran

2. Memberikan inspirasi kepada peserta didik untuk lebih meningkatkan kreativitas dan
keinginan tahuannya terhadap pemahaman suatu konsep dan dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi maupun dalam
kegaiatan lain, dan dapat meningkatkan sifat percaya diri.
4. Memberikan pengalaman belajar yang kontekstual dan kolaboratif
5. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta
didik
6. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat, minat,
kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 22


Model-Model Pembelajaran

BAB III
MODEL PEMBELAJARAN DALAM MATA PELAJARAN

A. Langkah Pemilihan Model Pembelajaran


Cara menentukan sebuah model pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata pelajaran. Hal tersebut disesuaikan
dengan karakteristik materi pada masing-masing mata pelajaran. Secara umum. Hal-hal
yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan model pembelajaran yang akan
digunakan hal-hal sebagai berikut.
a. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 dan/atau KD-2 yang dapat
mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan
tuntutan KD-3 dan/atau KD-4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan
dan/atau keterampilan.
b. Kesesuaian model pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang spesifik dalam
mengembangkan potensi dan kompetensi, misalnya untuk mengembangkan interaksi
sosial, atau mengolah informasi.
c. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan pendekatan saintifik yang
mengembangkan pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan 5M. Penilaian
Hasil Belajar.

Bagaimanakah Anda sebagai guru menilai hasil belajar peserta didik? Meskipun Anda
mengajar dengan menggunakan model tertentu atau model kreasi anda sendiri,
penilaian hasil peserta didik tetap mengacu kepada Permendikbud Nomor 104 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah yang
mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian harus dilakukan tahapan demi tahapan sesuai langkah model pembelajaran
yang digunakan.

Contoh 1.
Jika Anda menggunakan model Interaksi Sosial, maka sesuai dengan tujuan dari
penggunaan model tersebut, penilaian dapat dilakukan sebagai berikut;
a. Penilaian sikap pada saat observasi kelas lebih difokuskan terhadap sikap
kerjasama dan interaktif.
b. Penilaian pengetahuan dilakukan terhadap penguasaan materi yang menjadi bahan
kajian/pembahasan sesuai Indikator Pencapain Kompetensi (IPK) yang dapat
dilakukan secara observasi, lisan, atau tertulis.
@2015, Dit. Pembinaan SMA 23
Model-Model Pembelajaran

c. Penilaian keterampilan dapat dilakukan terhadap keterampilan konkret dan


keterampilan abstrak. Misalnya untuk pembelajaran Bahasa Inggris seperti pada
ulasan sebelumnya, penilaian keterampilan pelafalan dapat dilakukan melalui
observasi pada saat peserta didik berdialog dan hasil kajian tertulis terhadap teks.

Contoh 2.
Jika Anda menggunakan model Inquiry, maka sesuai dengan sintak dan tujuan dari
penggunaan model tersebut penilaian dapat dilakukan sebagai berikut;

a. Penilaian sikap difokuskan kepada sikap teliti, cermat, kritis, logis, dan analisis.
b. Penilaian pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui kualitas pertanyaan
yang menggambarkan penguasaan peserta didik terhadap fenomena yang
diamatinya. sebagai bahan kajian yang berkaitan dengan kompetensi.
c. Selain dari pertanyaan, pengetahuan peserta didik dapat dilihat dari jawaban
apakah ia memberikan jawaban yang benar atau logis (meskipun salah), sehingga
dapat menggambarkan penguasaannya terhadap materi atau bahan ajar serta
permasalahan yang ihadapinya.
d. Penilaian juga harus mempertimbangkan banyak dan akurasinya data serta
bagaimana cara memperolehnya. Hal tersebut akan memberikan gambaran alur
pikir dan pemahaman peserta didik terhadap penguasaan suatu konsep dan
aplikasinya dalam situasai yang berbeda.
e. Untuk selanjutnya penilaian dilakukan terhadap kesimpulan yang dirumuskan
peserta didik, karena kesimpulan yang diberikan dapat menentukan kualitas
pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran.
f. Presentasi atau penyajian hasil suatu temuan juga termasuk salah satu unsur
penilaian. Melalui presentasi peserta didik akan terlatih untuk terbuka dan lebih
percaya diri.

B. Contoh Penggunaan Model Pembelajaran


Penggunaan Model Discovery Based Learning dalam Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari
ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam. Pendidikan Agama Islam (PAI)
adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai
berbagai kajian keislaman, tetapi lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu

@2015, Dit. Pembinaan SMA 24


Model-Model Pembelajaran

menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan


sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak hanya
menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek
afektif dan psikomotornya. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SMA adalah
terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur).
Memperhatikan karakteristik PAI tersebut di atas, berikut adalah contoh langkah-
langkah kegiatan pembelajaran Model Discovery Based Learning dalam mata pelajaran
PAI.
a. Kompetensi Dasar
1) 4.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan Q.S. Al-
Hujurat (49) : 10 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
2) 3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-
Hujurat (49) : 10); serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs),
prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah).

b. Langkah-langkah Pembelajaran seperti dalam table berikut:

Kegiatan
Pendahuluan Keterangan
No. Guru Peserta didik
1. Memberi salam, Memberi salam, Disesuaikan
mengabsen, berdoa dengan kondisi
mengkondisikan dan situsai
peserta didik atau
dalam materi yang karakteristik
akan dipelajari guru/sekolah
masing-
masing.
2. Meminta peserta
didik untuk duduk
dalam kelompok
yang telah
ditetapkan
sebelumnya
3. Menjelaskan
Kompetensi Dasar
yang harus dicapai
peserta didik.
4. Menjelaskan tugas
kelompok yang
harus dilakukan
yaitu;
a. memperhatikan
cara
melafalkan
bacaan, sesuai
dengan kaidah
@2015, Dit. Pembinaan SMA 25
Model-Model Pembelajaran

Kegiatan
Pendahuluan Keterangan
No. Guru Peserta didik
tajwid dan
mahkrajul
huruf, serta
memberikan
pendapat
tentang tafsir
ayat tersebut
dikaitkan
dengan norma
kehidupan yang
berlaku.
b. memberikan
tanggapan
terhadap isi
film yang
berkaitan
dengan ukuwah
islamiah,
selanjutnya
dikaitkan
dengan tafsir
ayat Al-Qur’an
tersebut.
Inti
1. Menayangkan film Mengamati dan Stimulation
yang dimulai mencermati cara (memberi
dengan melafalkan ayat stimulus).
penampilan disesuaikan kegiatan
seseorang sedang dengan tulisannya. mengamati
melantunkan Q.S. situasi melalui
Al-Anfal (8) : 72); film
Q.S. Al-Hujurat
(49) : 12; dan QS
Al-Hujurat (49) :
10) disertai
dengan tampilan
“tulisan berjalan”
pada layar sesuai
ayat yang
dibacakan dan
dilanjutkan
dengan suatu
kondisi yang
berkaitan dengan
kontrol diri
(mujahadah an-
nafs), prasangka
baik (husnuzzhan),
dan persaudaraan
(ukhuwah) yang
dilakukan orang-
@2015, Dit. Pembinaan SMA 26
Model-Model Pembelajaran

Kegiatan
Pendahuluan Keterangan
No. Guru Peserta didik
orang dalam
kehidupan sehari-
hari.
2. Mencermati situasi
atau alur cerita
film berkaitan
Kompetensi Dasar.
3. Meminta satu atau Satu atau dua Mencoba
dua orang peserta orang peserta
didik untuk didik melafalkan
melafalkan salah satu dari
kembali ayat-ayat ayat-ayat
tersebut. tersebut, yang lain
mengamati.
Setelah satu ayat
selesai dilafalkan,
yang lain
memberikan
masukkan
(pembenaran atau
memperbaiki cara
lafalannya)
4. Meminta peserta Mencari
didik untuk terjemahan atau
mencari tafsir dari ayat
terjemahan atau tersebut dari
tafsir dari ayat Al- berbagai sumber,
Qur’an yang antara lain buku
dibacakan. agama, buku
tafsir, atau dari
internet
4. Memancing Diskusi kelompok Problem
pertanyaan dari tentang tingkah Statement
peserta didik laku orang-orang (mengidentifi
tentang hubungan yang tergambar kasi masalah);
antara ayat Al- dalam film, menemukan
Qur’an yang kaitanya dengan permasalahan
dibacakan dengan aturan atau norma yang terdapat
tingkah laku yang berlaku dalam
orang-orang dalam dalam masyarakat. kehidupan
film, serta manusia
kaitannya dengan berdasarkan
kehidupan sehari- isi film yang
hari, baik yang diamati.
dialaminya atau
yang dilihatnya
dilingkungan
sekitar, atau dari
media/internet.
5. Memberikan
jawaban dan
@2015, Dit. Pembinaan SMA 27
Model-Model Pembelajaran

Kegiatan
Pendahuluan Keterangan
No. Guru Peserta didik
tanggapan
terhadap
pertanyaan guru
secara individual,
kelompok, atau
diskusi kelas
6. Meminta siswa Mencari ayat-ayat Data
untuk mencari Al-Qur’an atau Collecting
ayat-ayat lain atau hadits, internet, (mengumpulk
hadits yang atau sumber lain an data);
berkaitan dengan yang relevan, atau mencari dan
kontrol diri menanyakan suatu mengumpulka
(mujahadah an- kejadian, baik n
nafs), prasangka yang dialaminya data/informas
baik (husnuzzhan), maupun yang i yang dapat
dan persaudaraan dilihatnya digunakan
(ukhuwah) sesuai dikaitkan dengan untuk
dengan isi film tatanan atau menemukan
yang ditayangkan. norma yang solusi
berlaku. pemecahan
masalah yang
dihadapi dari
Al-Qur’an
atau hadits,
buku agama,
atau sumber
lain, misalnya
internet.
7. Menyelesaikan Data
tugas sesuai hasil Processing
temuan (mengolah
berdasarkan ayat- data);
ayat Al-Qur’an kegiatan
atau hadits, mengolah data
internet, atau melalui diskusi
sumber lain dan dan
hasil diskusi membandingk
kelompok an dengan
hasil data dari
tafsir Al-
Qur’an dan
hadits, atau
norma
masyarakat
yang berlaku

8. Mendiskusikan lagi Verification


hasil simpulan (memferifika
yang dibuatnya, si);
serta kemungkinan mengecek
untuk menambah kebenaran
@2015, Dit. Pembinaan SMA 28
Model-Model Pembelajaran

Kegiatan
Pendahuluan Keterangan
No. Guru Peserta didik
sumber lain untuk atau
lebih mendapatkan keabsahan
hasil yang lebih hasil
akurat pengolahan
data melalui
diskusi
dengan
kelompok
lain yang
menggunaka
n berbagai
tafsir Al-
Qur’an dan
hadits dari
berbagai
ahli.
9. Meminta kelompok Mengemukakan
yang sudah siap tanggapan dan
untuk ulasan terhadap isi
mengemukakan film berkaitan
hasil diskusinya, dengan
baik secara lisan, (mujahadah an-
presentasi, atau nafs), prasangka
tulisan baik (husnuzzhan),
dan persaudaraan
(ukhuwah), sesuai
hasil diskusi dalam
kelompoknya.
10. Menyebutkan ayat-
ayat Al-Qur’an,
hadits, atau
sumber lain yang
relevan.
11. Saling memberikan
tanggapan atau
sanggahan, dan
tambahan
pendapat sesuai
hasil temuan dan
diskusi
kelompoknya
masing-masing
12. Memberikan Menyanggah atau
tanggapan dan menerima
masukkan apabila masukan, baik dari
diperlukan. guru maupun
kelompok lainnya
berdasarkan
kepada sumber
yang jelas dan
dapat
@2015, Dit. Pembinaan SMA 29
Model-Model Pembelajaran

Kegiatan
Pendahuluan Keterangan
No. Guru Peserta didik
dipertanggung-
jawabkan
13. Membuat simpulan Generalization
bersama (bersama (menyimpulka
antara guru dan n). Peserta
peserta) tentang didik digiring
bagaimana untuk
seharusnya menggeneralis
menjalankan sikap asikan hasil
ukuwah islamiah simpulannya
sesuai dengan pada suatu
ajaran Islam dan kejadian atau
norma masyarakat permasalahan
yang berlaku yang serupa,
sehingga
peserta didik
dapat melatih
pengetahuan
metakognisiny
a.
Penutup
1. Memberikan
penghargaan
terhadap kerja
keras peserta
didik
2. Menjelaskan
meteri pelajaran
untuk pertemuan
berikutnya
3. Membaca salam

c. Penilaian

Untuk kegiatan pembelajaran diatas, penilaian hasil belajar dapat dilakukan dengan
cara;

1) Observasi yang dilaksanakan pada saat peserta didik melafalkan ayat dan pada
saat diskusi. Penilaian ini dapat mencakup penilaian sikap (disesuaikan dengan
penilaian sikap yang direncanakan guru), pengetahuan, dan keterampilan. Nilai
pengetahuan dan keterampilan diberikan kepada peserta didik yang memberikan
masukkan dengan benar.
2) Pada saat observasi juga dilakukan penilaian untuk setiap langkah yang dilakukan
peserta didik, mulai cara mengidentifikasi permasalahan, menentukan alternatif
solusi, sampai mengkomunikasikan hasilnya. Penilaian ini mencakup: 1) penilaian
sikap, misalnya kerja keras, teliti, dan cermat; 2) penilaian pengetahuan,
misalnya pemahaman terhadap tanda-tanda bacaan atau tajwid dan
menyebutkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan ukuwah islamiyah;

@2015, Dit. Pembinaan SMA 30


Model-Model Pembelajaran

dan 3) penilaian keterampilan, misalnya melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an yang


relevan.
3) Ulangan harian dilaksanakan untuk menilai pengetahuan dengan instrumen
penilaian disesuaikan dengan indikator yang disiapkan guru.

Contoh-contoh penggunaan model pembelajaran untuk mata pelajaran yang lain


dapat dilihat pada lampiran.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 31


Model-Model Pembelajaran

BAB IV
PENUTUP

Mulai tahun pelajaran 2015-2016 sejumlah 2.156 SMA melaksanakan Kurikulum 2013
sebagai sekolah rintisan.

Pembelajaran merupakan titik tolak terpenting dalam pelaksanaan Kurikulum untuk


mencapai tujuan yang telah ditentukan.Oleh sebab itu maka guru harus berusaha
semaksimal mungkin dalam menyusun rencana dan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan suatu cara atau model pembelajaran yang tepat, sehingga pembelajaran
yang terlaksana dapat mengembangkan potensi peserta didik dalam mencapai
perkembangan yang seimbang antara kebutuhan fisik, psikis, dan spritual yang mencakup
domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Naskah ini disusun sebagai salah satu bahan untuk membantu guru dalam merencanakan
dan melaksanakan pembelajarannya dengan menggunakan model yang sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran, peserta didik, serta sarana dan prasarana pendidikan yang
tersedia di sekolah masing-masing.

Untuk selanjutnya, kritikan dan saran demi peningkatan dan perbaikan sangat
diharapkan.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 32


Model-Model Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York.
Longman.

Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Bloom, B.S., Englehart, M.B., Furst, E.J., Hill, W.H., & Krathwohl, D.L.1956. Taxonomy
of educational objectives. The classifications of educational goals. Handbook I.

Bloom’s Taxonomy: The 21st Century Version, Education Technology and Mobile
Learning: A Resource of Free Educational Web Tool and Mobile App for Education

Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty.
Educational Policy, 12, 525-541.

Dit. PSMA (2014). Model Pembelajaran; Pendekatan Saintifik dalam Mata Pelajaran
(Bahasa Inggris, Biologi, dll). Jakarta

Dit. PSMA (2014). Model Penilaian di SMA. Jakarta

Joyce, B & Weil, M (1996). Models of Teaching fifth Edition. United States of America.
Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.

Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and


Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 19


tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum
2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian
Hasil Belajar pada Pendidikan Dasar dan Menengah

Soedjadi, R. (2006). Mengenal Revisi Taxonomy Bloom. Surabaya: PPs Unesa.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

@2015, Dit. Pembinaan SMA 33


Model-Model Pembelajaran

Lampiran 1: Contoh Kegiatan Pembelajaran Bahasa Arab

Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa dunia memiliki peran penting dalam proses
komunikasi maupun sebagai alat untuk menggali esensi dari suatu ilmu pengetahuan.
Contoh berikut adalah kegiatan pembelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan Model
Proyek (Project Based Learning) atau ‫اَ ِإل ْمالَء الــمـ َ ْنـظُور‬
dengan langkah-langkah yang dimulai dari menyiapkan pertanyaan atau penugasan
proyek, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari
sebuah proyek, memonitor kegiatan dan perkembangan proyek, menguji hasil dan
mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Dengan materi pokok memproduksi teks lisan dan
tulis sederhana tentang kegiatan sehari-hari produk yang dihasilkan diantaranya adalah
poster dengan narasi yang menceritakan kegiatan sehari-hari (‫ )األعمال اليومية‬siswa dari
mulai bangun tidur sampai tidur kembali. Dengan tujuan siswa memproduksi teks lisan
dan tulis sederhana sesuai dengan struktur kebahasaan yang tepat.

Berikut adalah langkah pembelajarannya.

Kegiatan pembelajaran tersebut terdiri atas 3 (tiga) fase sebagai berikut;


Fase 1
Kegiatan Kelas
Kegiatan Pendahuluan
No. Guru Siswa Keterangan
1.
Mengucapkan salam Menjawab salam
dan mempersilahkan guru, dan siswa
siswa untuk berdoa, berdo’a untuk
dilanjutkan dengan mengawali proses
mengabsen siswa pembelajaran

2. Apersepsi
Memberikan Menyimak apa yang
apersepsi terkait disampaikan guru
topic atau materi terkait materi yang
yang akan dibahas akan dibahas
dan dihubungkan
dengan materi
sebelumnya

3. Meminta siswa Membentuk


untuk membentuk kelompok dengan
kelompok dengan mulia berhitung dari
cara berhitung 1 – 5 (‫ خمسة‬- ‫ )واحد‬dan
dengan dilanjutkan duduk
mengggunakan dengan
bahasa arab dari 1 – kelompoknya
5 (‫ خمسة‬- ‫ )واحد‬dan
@2015, Dit. Pembinaan SMA 34
Model-Model Pembelajaran

Fase 1
Kegiatan Kelas
Kegiatan Pendahuluan
No. Guru Siswa Keterangan
meminta siswa masing-masing
mengamati video
yang akan
ditayangkan

Kegiatan Inti
1. Menayangkan video 1. Mengamati video Perencanaan
yang berkaitan yang disajikan Projek
dengan kegiatan oleh guru dan
sehari-hari dalam merancang
bahasa Arab, dan langkah apa yang
meminta siswa akan dilakukan
untuk sesuai dengan
memperhatikan tugas
struktur tata bahasa memproduksi teks
atau kaidah yang bentuk poster
digunakan sebagai sederhana dalam
bahan dalam bahasa Arab
memproduksi teks
lisan dan tulis
sederhana dalam
bentuk poster
sebagai tugas yang
akan dikerjakan

2. Membagikan  Mengidentifikasi Identifikasi


teks bahasa arab struktur dan dan analisis
berdasarkan video kaidah bahasa kaidah dan
yang ditayangkan arab tentang struktur
dan meminta siswa jumlah ismiah dan berdasarkan
untuk fi’liah teks yang
mengidentifikasi menggunakan teks diberikan
struktur dan kaidah yang disediakan
kebahasaan tentang
jumlah ismiah dan  Menganalisis
fi’liah . struktur kaidah
tata bahasa arab
(‫)اجلملة اإلمسية والفعلية‬dari
teks dengan topic
(‫ )األعمال اليومية‬sebagai
bahan dalam
memproduksi teks
lisan dan tulis
sederhana.
Meminta siswa
untuk mencari dari Mencari dari sumber
sumber lain, misal lain, misal buku teks
buku teks atau atau browsing
internet. dengan alamat
@2015, Dit. Pembinaan SMA 35
Model-Model Pembelajaran

Fase 1
Kegiatan Kelas
Kegiatan Pendahuluan
No. Guru Siswa Keterangan
 www.youtube.c
om/wacth?v=P
MSnj2T9xCk
 https://www.y
outube.com/wa
tch?v=14sXkAcV
lGw
 https://www.y
outube.com/wa
Memfasilitasi siswa tch?v=tzLM7C6Q
untuk tanya jawab lrg
yang berkaitan
dengan struktur dan Menanyakan hal-hal
kaidah tata bahasa yang berkaitan
Arab. dengan penjelasan
struktur kaidah tata
bahasa arab
berkaitan dengan
jumlah ismiah dan
fi’liah sebagai
bahan pelaksanaan
projek.

3. Memberikan Menentukan tema Mendesain


beberapa pilihan proyek sesuai projek
tema proyek untuk kesepakatan dengan
dididkusikan dalam anggota
kelompok kelompoknya

4. Memberikan contoh Mendiskusikan


hasil proyek berupa desain projek yang
poster yang akan dibuat dalam
terdapat narasi kelompok masing-
dalam Bahasa Arab masing
Membuat jadwal Membuat
pengerjaan proyek jadwal
dalam kelompok pelaksanaan
serta menerima projek
laporan jadwal
pengerjaan proyek

Kegiatan penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran berkaitan
dengan tugas projek yang akan dilaksanakan
Fase 2
Kegiatan di luar kelas
Pelaksanaan/pembuatan Projek
1. Siswa mengerjakan tugas mebuat poster dengan teks
sederhana diluar jam pelajaran dan melaporkan cara kerja

@2015, Dit. Pembinaan SMA 36


Model-Model Pembelajaran

Fase 1
Kegiatan Kelas
Kegiatan Pendahuluan
No. Guru Siswa Keterangan
serta perogresnya melalui email dalam bentuk film atau
foto. Pada saat pertemuan berikutnya (fase 3) siswa
melaporkan hasil sementara melalui presentasi
2. Guru memonitor kerja siswa melalui laporan email berupa
tulisan, foto, atau film.
Fase 3
Kegiatan Kelas
Kegiatan Pendahuluan
1. Membaca salam dan Membaca salam
mengabsen
2. Menanyakan tugas Menjawab
yang diberikan serta pertanyaan guru dan
bertanya tentang mengemukakan
kesulitan siswa. kesulitan dalam
menyelesaikan
tugasnya

Kegiatan Inti
1. Meminta masing- Mempresentasikan Uji coba hasil
masing kelompok hasil karya sementara
untuk melaporkan sementara berupa
progres projeknya poster dan narasinya
melalui presentasi dalam bahasa Arab
dan mengumpulkan
hasil sementara
Memeriksa hasil
karya sementara
siswa berupa poster
yang terdapat
narasinya

2. Memonitor jalannya Kelompok lain Monitoring dan


presentasi hasil menanggapi dan evaluasi
proyek memberi masukkan

3. Setelah semua Memperbaiki projek


kelompok sesuai masukkan
mempresentasikan guru dan kelompok
hasilnya, maka guru lain
memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
memperbaiki
projeknya
Kegiatan Penutup
1. Memberikan Mengungkapkan
kesempatan siswa pengalamannya
untuk masing-masing
mengungkapkan

@2015, Dit. Pembinaan SMA 37


Model-Model Pembelajaran

Fase 1
Kegiatan Kelas
Kegiatan Pendahuluan
No. Guru Siswa Keterangan
pengalaman
belajarnya

2. Memberikan
penjelasan tentang
kegaiatan yang akan
datang

Penilaian;

1. Penilaian sikap lebih diarahkan pada keingintahuan pada saat mengidentifikasi dan
penilaian kerjasama dalam pelaksnaan dapat dilihat pada film atau foto, atau
tulisan yang dikirim siswa
2. Pada saat presentasi penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaksanakan sesuai
dengan rambu-rambu Bahasa Arab, antara lain tentang pelafalan dan kandungan
isi poster.
3. Penilaian pengetahuan dan keterampilan juga dilihat dari hasil akhir berupa
produk yaitu poster.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 38


Model-Model Pembelajaran

Lampiran 2: Kolaborasi Antar Guru Mata Pelajaran

Contoh berikut adalah kegiatan pembelajaran kolaborasi antar guru mata pelajaran,
yaitu mata pelajaran Kimia, Ekonomi, Seni, dan Prakarya dan Kewirausahaan dengan
menggunakan Model Proyek (Project Based Learning).
Contoh tersebut memberikan gambaran kepada guru dalam melmberikan tugas proyek
kepada siswa, sehingga dapat meringankan kerja siswa dalam melaksanakannya.
Kegiatan pembelajaran tersebut terdiri atas 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan kelas dan
kegiatan di luar kelas dengan langkah sebagai berikut;

Kegiatan Kelas
Kegiatan Pendahuluan
No. Guru Siswa Keterangan
1.
Mengucapkan salam Menjawab salam
dan mempersilahkan guru, dan siswa
siswa untuk berdoa, berdo’a untuk
dilanjutkan dengan mengawali proses
mengabsen siswa pembelajaran

Mengulang materi Menyimak apa Apersepsi


sebelumnya berkaitan yang disampaikan
dengan tugas yang guru terkait materi
akan dibuat yaitu yang akan dibahas
tentang aplikasi
koloid dalam
kehidupan sehari-hari
serta pameran hasil
projek.
2. Motivasi
Menjelaskan kegiatan
pembelajaran yang
berbeda dengan
biasanya, karena
melibatkan guru lain
(berkolabarasi), yaitu
guru PKWU, guru
Seni, dan guru
Ekonomi.
3. Membentuk
Meminta siswa untuk kelompok
membentuk kelompok

Kegiatan Inti
1. Memberikan tugas Perencana
projek pembuatan an
produk yang Projek
merupakan aplikasi
koloid dalam
kehidupan sehari- Mencermati dan
@2015, Dit. Pembinaan SMA 39
Model-Model Pembelajaran

hari mencatat indicator-


Sebagai stimulus indikator atau unsur-
guru Memberikan unsur dalam science
link mengenai product ideas sesuai
science product kebutuhan
ideas
http://www.science
projectideas.co.uk/i
ce-cream-colloidal-
chemistry.html
2. Guru Kimia, Merencanakan produk Mendesain
Ekonomi, Prakarya koloid yang akan di Proyek
dan Kewirausaahan, pamerkan.
serta guru
Pendidikan Seni
berkolabirasi dalam
memfasilitasi dan
melakukan
pendampingan
untuk siswa dalam
merencanakan
proyek.
Mencari informasi di
internet mengenai
proses pembuatan
produk koloid yang
akan dibuat.

Guru Seni dan PKWU Merencanakan


mendampingi siswa packaging desain
dalam mendesain produk koloid yang
packaging produk akan di pamerkan
Membuat anggaran
Guru Ekonomi biaya produksi dan
mendampingi siswa menentukan harga jual
dalam menentukan produk koloid yang
biaya dan marketing dibuat dan Menyusun
plan marketing plan

Guru Seni Merencanakan stand


mendampingi siswa desain pameran.
dalam mendesain
stnad pameran
Merencanakan poster
desain sebagai media
dalam
memperkenalkan
koloid kepada
pengunjung pameran.

Berkolaborasi dalam Menyusun jadwal dan Menyusun


memfasilitasi dan tempat proses Jadwal
mensupervisi proses pembuatan produk
koloid, packaging,
@2015, Dit. Pembinaan SMA 40
Model-Model Pembelajaran

stand pameran, dan


poster.
Membagi tugas/peran
masing-masing siswa
Meminta perwakilan Mempresentasikan
kelompok untuk perencanaan proyek
mempresentasikan pameran koloid.
rencana proyek
Kegiatan Penutup
Memberikan Mencatat pengarahan
pengarahan untuk guru, dan memperbaiki
melaksanakan rencana proyek
proyek, sesuai
dengan ugas masing-
masing
Kegiatan di luar kelas (Pelaksanaan Proyek)
4. Berkolaborasi Mendokumentasikan Memonitor
memantau setiap proses persiapan kegiatan
perkembangan siswa pameran koloid. dan
dalam mengerjakan perkemba
proyek, mulai dari ngan
Melaksanakan tahapan
pembuatan produk, proyek
projek sesuai jadwal
pengepakan, sampai
dan
pembuatan poster.
pembagian tugas

Mendokumentasikan
setiap tahapan/proses
pelaksanaan projek.

1. Memfasilitasi dan Mengecek Menguji


memotivasi keberhasilan/ketercap hasil
aktivitas siswa aian, atau kegagalan
tahapan projek

Memberi Mengecek kesiapan


pengarahan dan pameran produk
bantuan seperlunya Memamerkan produk
koloid (perlihatkan
bentuk kolaborasi dan
sinergi antaranggota
kelompok)

Menjelaskan semua
informasi mengenai
koloid secara umum
dan produk koloid yang
dihasilkan pada
pengunjung pameran
melalui poster atau
penjelasan lisan jika
ada yang bertanya

Meminta siswa Mengeavaluasi Evaluasi

@2015, Dit. Pembinaan SMA 41


Model-Model Pembelajaran

untuk keberhasilan atau


mengidentifikasi kendala rangkain
faktor keberhasilan kegiatan
dan kendala
rangkaian kegiatan
2. Meminta siswa Melaporkan proyek
untuk membuat dalam bentuk DVD,
laporan secara terdiri atas proses
tertulis dalam pembuatan koloid,
bentuk DVD, packaging, stand
disertai foto dan pameran, dan poster,
film. serta kendala dan
keberhasilan pameran.

Penilaian;

1. Penilaian sikap lebih diarahkan pada kerja keras, disiplin, dan kerjasama.
2. GURU KIMIA : Menilai kemampuan siswa dalam memilih produk & mencari
informasi mengenai proses pembuatan produk koloid yang akan dipamerkan,
relevansi dengan materi sistem koloid, keaslian produk koloid yang dihasilkan,
penyelesaian proyek
3. GURU KEWIRAUSAHAAN: Menilai kemampuan siswa dalam merencanakan bisnis
dan menyusun marketing plan.
4. GURU SENI: Menilai kemampuan siswa dalam mendesain poster, sehingga bisa
menjadi media informasi yang menarik pengunjung pameran
5. GURU EKONOMI : Menilai kemampuan siswa dalam membuat anggaran biaya,
menentukan harga jual.

@2015, Dit. Pembinaan SMA 42


Model-Model Pembelajaran

@2015, Dit. Pembinaan SMA 43

Anda mungkin juga menyukai