KOMPONEN DINDING
Oleh :
Ulya Hafizha Rahman
1610812220022
Puji dan syukur saya panjatkan terhadap kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat
dan anugerah-Nya kami selaku Penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai tugas Ujian Akhir Semester
dalam tugas mata kuliah Teknologi Bahan Bangunan Program Studi Teknik Arsitektur Universitas
Lambung Mangkurat.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan kami selaku Penulis dalam
menjabarkan yang lebih dalam. Namun, saya sudah berusaha dengan baik. Setiap saran dan kritik
yang bersifat membangun, selalu saya harapkan demi kesempurnaan laporan kerja praktik ini.
Kami juga berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan saya sendiri selaku penulis.
Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa
selalu melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua, Aamiin.
Banjarbaru,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dinding merupakan suatu struktur yang berperan penting dalam suatu bangunan. Maka
dari itu penting bagi kita untuk mempelajari apa saja macam-macam komponen dinding dan
fungsinya.
Untuk menambah wawasan dan mengetahui apa saja macam-macam komponen dinding
dan apa saja karakteristik dan kekurangan-kelebihan tiap komponen berbeda.
BAB II
ISI
Dinding adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk
ruang. Teknologi menghadirkan fungsi baru dari dinding dan menyuguhkan berbagai macam jenis
finishing-nya. Fungsi lain dari dinding yaitu sebagai pendefinisi ruangan, peredam suara,
pelindung bagian dalam bangunan dari cuaca dan sebagainya. Berdasarkan fungsinya, dinding
terbagi menjadi beberapa bagian. Di antaranya dinding partisi, dinding pembatas (boundary wall),
dinding penahan (retaining wall) dan sebagainya.
Beberapa acuan sederhana dalam memilih dan melihat bata merah yang baik ketika
diterima di lokasi proyek (pemeriksaan cepat):
Tidak banyak yang pecah atau hancur (lihat pada tumpukan di lokasi penjualan atau
atas truk ketika sampai di proyek, serta setelah diturunkan tidak boleh bertambah
terlalu banyak yang pecah)
Bentuk dan ukuran relatif seragam, tidak banyak benjolan yang tidak beraturan
Bentuk bata merah harus relatif prismatis, tidak boleh melengkung
Warna merah bata bagus dan relatif seragam
Jika digores dengan besi terdengar suara garing dan tidak membekas terlalu dalam
Jika dogores dengan kuku tidak boleh tergerus oleh goresan kuku
Jika dibelah, warna merah bata pada penampang belahan bagus dan relatif seragam
Jika dibanting di atas tanah tidak terbelah lebih dari 25% jumlah pengecekan
Jika dibanting di atas batu atau lantai, bata terbelah dan tidak hancur
Ukuran Bata :
Spesi = ± 1,5 – 2 cm
Potensi Bata:
Teknis Pemasangan Bata:
1. Sloof bersih dari kotoran dan jika dalam keadaan kering perlu disiram terlebih
dahulu.
2. Tersedia tali rambu2 pemasangan agar tegak lurus sumbu bumi dan tegak lurus
lantai.
3. Susunan antar bata [kiri-kanan atau bawah] berjarak ± 2cm [spesi]
4. Susunan tidak siar. Konfigurasi lapisan 1-3-5 dst berbeda dengan lapisan 2-4-6
dst.
5. Tinggi maksimum bata dipasang 1,5 m per hari atau disesuaikan keadaan.
Diikuti dengan pengecoran kolom praktis. Hari kedua juga demikian teknisnya
6. Lebar pasangan bata tanpa kolom praktis maksimum 3m. Jika lebih, sebaiknya
ditambahkan kolom praktis baru.
7. Jika dinding terdapat pintu, maka kusen siap dengan angkur yang akan masuk
ke dalam spesi pasangan bata. Kedudukan kusen harus benar-2 stabil/tidak
goyang dan akurat.
8. Jika pada dinding terdapat jendela, pasangan bata berhenti sesuai ketinggian
jendela yang diinginkan.
9. Jika kusen jendela menggunakan aluminium, pemasangan terus dilanjutkan
dengan menyisakan ukuran bidang jendela. Jika kusen kayu, maka kusen
terlebih dahulu diletakkan di atas bata yang sudah terpasang. Kedudukan kusen
harus stabil/tidak goyang. Sisi kira-kanan kusen sudah siap dengan angkur yang
akan masuk ke dalam spesi pasangan bata.
10. Untuk hasil yang lebih baik, sisi kiri-kanan kusen dicor
2.2.2 Batako
Secara umum, batu bata batako terbuat dari campuran semen dan pasir kasar yang dicetak
atau dipres. Konstruksi bangunan yang sering menggunakan batu bata batako di antaranya adalah
gudang, pagar, dan pos jaga. Batu bata batako memiliki ukuran yang relatif besar, menjadikan
pemasangannya lebih mudah dan cepat selesai.
Bobot yang lebih ringan dibandingkan dengan batu bata merah menjadikan batako cocok
digunakan untuk bangunan yang memiliki lebih dari dua lantai, seperti ruko. Batu bata batako juga
memiliki rongga, sehingga pemasangannya relatif lebih cepat dibanding menggunakan batu bata
jenis lain.
Berdasarkan bahan bakunya, batako dapat dibedakan menjadi 2, antara lain:
1. Batako trass atau putih
Batako putih terbuat dari campuran trass, batu kapur, dan air, sehingga juga sering disebut
sebagai batu cetak kapur trass. Trass sendiri merupakan jenis tanah yang berasal dari lapukan batu-
batu gunung berapi dengan warna putih atau putih kecoklatan. Ukuran batako trass yang ada di
pasaran biasanya memiliki panjang 20 cm-30 cm, tebal 8 cm-10 cm dan tinggi 14 cm-18 cm
Kelebihan batako:
Ukurannya lebih besar daripada bata merah sehingga membutuhkan lebih
sedikit batako dan material perekat saat pembangunan
Ukurannya cenderung sama dan cetakannya lebih rapi dibandingkan bata merah
Ukurannya yang lebih besar dapat menghemat waktu dan tenaga saat
pembangunan
Lebih mudah dipotong dengan
rapi
Kedap air sehingga meminimalisir perembesan air hujan
Lebih ringan dibandingkan bata merah (karena ada rongga di bagian tengahnya)
Kekurangan batako:
Mudah retak
Mudah dilubangi dan pecah karena terdapat rongga di bagian tengahnya
Menyerap panas sehingga membuat ruangan lebih panas
Untuk mendapatkan kualitas batako yang paling baik, kita harus mengetahui cara memilih
batako yang benar. Sebenarnya kualitas batako yang paling baik adalah yang dibuat dengan
menggunakan mesin. Sebelum membeli, Anda juga sebaiknya perlu menanyakan pada penjual
atau produsen mengenai komposisi bahan yang digunakan untuk membuat batako. Komposisi
campuran batako yang paling baik adalah pasir 75%, semen 20%, dan air 5%. Komposisi ini adalah
standar baku yang telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986.
Kepadatan dan komposisi adonan yang tepat juga dapat dilihat dari tampilan pori-porinya.
Batako dengan kualitas baik memiliki tampilan pori-pori yang lebih padat, tertutup rapat, dan tidak
menimbulkan rongga-rongga di permukaan dan lapisan luarnya. Permukaannya juga terlihat rata
dan halus. Bagian pinggir batako juga harus terlihat lanip dan terasa tajam saat dipegang.
Cara memasang batako:
Letakkan adukan semen ke tempat yang akan dipasang batako, cukup untuk
satu batako dulu.
Letakkan batako di atas adonan semen secara perlahan dengan ujung batako
sedikit mendorong adonan.
Sesuaikan posisi batako dengan gerakan menggeser bukan mengangkat.
Ulangi cara tersebut pada tiap pemasangan batako hingga selesai satu baris
Agar pemasangan lebih lurus (dan harus lurus agar tidak mudah roboh) gunakan
tali untuk meluruskan dengan cara mengikat tali tersebut di kedua ujung
tembok.
Semua siar vertikal, siar antar dinding, dan kolom maupun blok harus terisi
penuh.
Sesuaikan ketebalan adukan siar pada kisaran 1 cm dengan variasai 3 mm.
Setelah pemasangan batako pada dinding selesai, tutupi dinding tersebut
dengan terpal atau penutup lainnya agar terlindung dari hujan dan terik
matahari.
Berikan percikan air setiap hari selama 1-2 hari.
Terakhir, lindungi dinding dari pengaruh cuaca dengan memplester dinding.
2.2.3 Bata Ringan
Bata ringan itu adalah bahan bangunan yang fungsinya sama dengan batu bata merah untuk
membuat dinding. Dari luar, material bahan baku bata ringan menyerupai beton pada umumnya
tetapi bobotnya lebih ringan. Permukaannya pun halus dan bentuknya pun uniform dengan
‘kawan-kawan’-nya sejenis.
Bata ringan pertama kali disempurnakan di Swedia pada pertengahan 1920-an oleh Dr.
Johan Axel Eriksson, seorang arsitek dan penemu, bekerjasama dengan Profesor Henrik Kreüger
dari KTH Institut Teknologi Kerajaan Swedia. Hebel adalah merek dagang dari bata ringan yang
diproduksi oleh Josef Hebel, yang membuka pabriknya yang pertama di Jerman pada 1943.
Bata ringan disebut hebel karena salah kaprah pengartian nama benda dengan merek
dagangnya. Sama seperti jika kita beli air minum dalam kemasan di warung. Apapun merek
dagangnya, tetap saja disebut ‘aqua’, karena Aqua memang merek dagang dari air minum dalam
kemasan yang pertama di Indonesia.
Bata ringan baru mulai ramai dipergunakan di Indonesia pada 1995. Harga yang masih
cukup tinggi dan ketersediaan yang terbatas menyebabkan bata ringan kurang diminati masyarakat
pada masa-masa itu.
Bahan baku bata ringan sendiri biasa disebut beton ringan jenis AAC (Autoclaved Aerated
concrete), yang merupakan perpaduan dari pasir silica, semen, alumunium pasta dan bahan lainnya.
Proses produksi bata ringan menerapkan teknologi yang mengacu pada standar DIN dari Jerman,
sehingga produk yang dihasilkan memiliki standar kualitas yang cukup baik.
Setelah penulisan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa dinding memiliki berbagai
macam jenis material dan tiap material memiliki keunggulan dan kekurangna masing-masing.
Mempelajari hal ini tentu dapat membantu dalam menentukan material apa yang akan dipakai
pada saat mendesain suatu bangunan. Maka dari itu, mempelajari Teknologi Bahan Bangunan
adalah hal yang sangat penting bagi seorang arsitek, terlebih lagi pada era globalisasi yang makin
kesini harus makin kreatif dan efisien dalam mendesain.
DAFTAR PUSTAKA