Anda di halaman 1dari 8

PENYAKIT EMFISEMA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
DIMAS HIDAYATULLAH
XI MIA 12
EMFISEMA

Pengertian

Emfisema adalah penyakit paru kronik dan progresif yang terjadi ketika
dinding-dinding alveoli rusak/hancur bersama dengan pembuluh-
pembuluh darah kapiler yang mengalir didalamnya. Hal ini mengurangi
total area didalam paru dimana darah dan udara dapat bersentuhan
sehingga membatasi potensi untuk pertukaran oksigen dan karbon
dioksida. Akibatnya terjadi penurunan aliran udara ekspirasi dan terjadi
hiper-inflasi yang menyebabkan aliran udara terhambat dan
terperangkap di paru-paru, sehingga tubuh tidak mendapatkan oksigen
yang diperlukan.

Paru-paru normal dan paru-paru penderita emfisema

Emfisema ditandai dengan pembesaran ruang udara yang berada


disebelah distal dari bronkiolus, dengan kerusakan dinding inter-
alveolus. Emfisema biasanya berkembang secara bertahap dan
menimbulkan insufisiensi pernapasan. Penyebab utama emfisema
adalah merokok. Bahkan emfisema dengan derajat sedang dapat
dijumpai pada orang bukan-perokok. Iritasi yang diakibatkan rokok
merangsang destruksi atau mengganggu sintesis serat elastin dan
komponen lain dalam septum inter-alveolus.

PERBANDINGAN PENYAKIT EMFISEMA


Jenis Emfisema

Menurut AmericanThoracic Society (1962), jenis emfisema terbagi atas :

1. Paracicatricial, yaitu terdapat pelebaran saluran udara dan


kerusakan dinding alveolus di tepi lesi fibrotik paru.
2. Lobular, yaitu terdapat pelebaran saluran udara dan kerusakan
dinding alveolus di sinus/lobulus sekunder.

Menurut tempat terjadinya, emfisema terbagi atas :

1. Centriacinar atau Centrilobular Emfisema (CLE)

CLE ini secara selektif hanya menyerang bagian bronkhiolus


respiratorius. Dinding-dinding mulai berlubang, membesar, bergabung
dan akhirnya cenderung menjadi satu ruang. Penyakit ini sering kali
menyerang bagian atas paru-paru, tapi cenderung menyebar tidak
merata. CLE lebih banyak ditemukan pada perokok berat dengan
bronchitis kronik, dan jarang ditemukan pada mereka yang tidak
merokok.

2. Panacinar atau Panlobular Emfisema (PLE)

Panlobular Emfisema mempengaruhi bagian bawah paru-paru. Jenis


emfisema ini disebabkan terutama karena kekurangan enzim alfa-1
antitrypsin, yang penting untuk fungsi normal paru-paru. Merupakan
bentuk emfisema yang kurang umum, dan dapat dijumpai pada orang
yang tidak pernah merokok/perokok pasif.

CLE dan PLE sering kali ditandai dengan adanya bullae tetapi bisa juga
tidak. Biasanya bullae timbul akibat adanya penyumbatan katup
pengatur bronkhiolus. Pada waktu inspirasi lumen bronkhiolus melebar
sehingga udara dapat melewati penyumbatan akibat penebalan mukosa
dan banyaknya mucus. Tetapi sewaktu ekspirasi, lumen bronkhiolus
tersebut kembali menyempit, sehingga sumbatan dapat menghalangi
keluarnya udara.
Patogenesis ( Faktor Penyebab)

Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus


sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru.
Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan
dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya
dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit emfisema, antara lain:

1. Rokok

Menurut buku Report of the WHO Expert Committee on Smoking


Control, rokok adalah penyebab utama timbulnya emfisema paru.
Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan VEP
(volume ekspirasi paksa) per 1 detik.

Secara patologis rokok dapat menyebabkan gangguan pergerakkan silia


pada saluran pernapasan, menghambat fungsi makrofag alveolar, dan
menyebabkan hipertrofi dan hiperplasi kelenjar mucus bronkus.
Terganggunya fungsi makrofag alveolar akan mempermudah terjadinya
perdangan pada bronkus dan bronkiolus, serta infeksi pada paru-paru.
Peradangan bronkus dan bronkiolus akan mengakibatkan obstruksi
jalan napas, dinding bronkiolus melemah dan alveoli pecah. Disamping
itu, merokok akan merangsang leukosit polimorfonuklear melepaskan
enzim protease (proteolitik), dan menginaktifasi antiprotease (Alfa-1
anti tripsin), sehingga terjadi ketidakseimbangan antara aktifitas
keduanya.
2. Infeksi

Infeksi saluran napas akan menyebabkan kerusakan paru lebih berat.


Penyakit infeksi saluran napas seperti pneumonia, bronkiolitis akut,
asma bronkiale, dapat mengarah pada obstruksi jalan napas, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan terjadinya emfisema.

3. Polusi

Polutan industri dan udara juga dapat menyebabkan terjadinya


emfisema. Insidensi dan angka kematian emfisema lebih tinggipada
daerah yang padat industrialisasi. Polusi udara seperti asap rokok juga
menyebabkan gangguan pada silia dan menghambat fungsi makrofag
alveolar.

4. Keturunan atau Faktor Genetik

Biasanya emfisema diderita oleh orang yang mengalami defisiensi


enzim a-1-antitripsin. Enzim ini bekerja menetalkan enzim proteolitik
yang dikeluarkan saat terjadi peradangan dan kerusakan jaringan,
termasuk jaringan paru, karena itu kerusakan jaringan lebih jauh dapat
dicegah. Defisiensi a-1-antitripsin adalah suatu kelainan yang
diturunkan secara autosom resesif. Emfisema paru akan lebih cepat
timbul bila penderita tersebut merokok.

5. Obstruksi Jalan Napas

Emfisema terjadi karena tertutupnya lumen bronkus atau bronkiolus,


sehingga terjadi mekanisme ventil. Udara dapat masuk ke dalam
alveolus pada waktu inspirasi akan tetapi tidak dapat keluar pada waktu
ekspirasi.

6. Hipotesis Elastase dan Anti-Elastase

Di dalam paru terdapat keseimbangan antara enzim proteolitik elastase


dan anti elastase supaya tidak ada kerusakan jaringan. Perubahan
keseimbangan akan menimbulkan kerusakan jaringan elastik paru.
Arsitektur paru akan berubah dan timbul emfisema. Sumber elastase
yang penting adalah pankreas, sel-sel PMN dan makrofag alveolar (PAM
= Pulmonary alveolar macrophage). Perangsangan pada paru antara lain
oleh asap rokok dan infeksi, menyebabkan elastase bertambah banyak.
Aktivitas sistem anti elastase (enzim a-1 protease-inhibitor) menjadi
menurun. karena tidak ada lagi keseimbangan antara elastase dan anti
elastase akan menimbulkan kerusakan jaringan elastin paru dan
kemudian terjadi emfisema.

Tanda dan Gejala Emfisema

Gejala-gejala yang umum ditemukan pada penderita emfisema antara


lain:

1. Sesak napas/nafas pendek


2. Mengi
3. Sesak dada (sakit di bagian dada)
4. Batuk kronis
5. Timbul infeksi sistem respirasi
6. Hilangnya berat badan dan nafsu makan berkurang

Hal-hal yang dapat ditimbulkan oleh Emfisema yaitu :

1. Hilangnya elastisitas paru-paru

Protease (enzim paru) mengubah alveoli dan saluran nafas kecil dengan
cara merusak serabut elastin, sebagai akibatnya kantong alveolar
kehilangan ke-elastisannya sehingga jalan nafas menjadi kolaps atau
menyempit. Beberapa alveoli akan rusak dan dapat membesar.

1. Hiperinflasi Paru

Pembesaran alveoli mencegah paru-paru kembali kepada posisi istirahat


normal selama ekspirasi.

1. Terbentuknya Bullae

Dinding alveolar membengkak, akibatnya membentuk suatu bullae


(ruangan tempat udara) yang dapat dilihat pada pemeriksaan sinar-X.

1. Kolaps jalan napas kecil yang menyebabkan udara terperangkap

Ketika seorang penderita emfisema berusaha untuk ekshalasi secara


kuat, tekanan positif intratorak akan menyebabkan kolapsnya jalan
nafas (alveoli)
Penanganan

Penanganan terhadap penyakit emfisema dapat dilakukan dengan :

1. Penyuluhan kepada penderita emfisema dan keluarga untuk


menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan meningkatkan
kualitas hidup
2. Memberikan pengobatan yang efektif

Contoh obat-obatan yang digunakan antara lain :

1. Steroid (mengurangi masalah yang terkait dengan asma dan


emfisema)
2. Antibiotik dan vaksin (digunakan untuk pencegahan terhadap
infeksi)
3. Terapi oksigen

Pemberian O2 dalam jangka panjang akan memperbaiki kerusakan


akibat emfisema disertai kenaikan toleransi latihan. Pemberian O2
selama 19 jam/hari akan mempunyai hasil lebih baik dari pada
pemberian 12 jam/hari.

1. Rehabilitasi

Rehabilitasi meliputi tindakan fisioterapi, rehabilitasi psikis, dan


pekerjaan. Fisioterapi bertujuan memobilisasi dahak dan
mengendalikan kondisi fisik ketingkat yang optimal.

Rehabilitasi psikis berguna untuk menenangkan penderita yang cemas


dan tertekan karena penyakitnya.

Sedangkan rehabilitasi pekerjan dilakukan untuk memotivasi penderita


melakukan pekerjan yang sesuai dengan kemampuan fisiknya. Secara
umum rehabilitasi ini btujuan agar dapat mengurus dirinya dan
beraktivitas yang bermanfaat ssuai dengan kemampuan.

2. Terapi Oksigen yang dilakukan penderita emfisema


Pencegahan

Pencegahan terhadap penyakit emfisema dapat dilakukan dengan :

1. Berhenti Merokok

Berhenti merokok merupakan jalan yang dapat diambil untuk


memulihkan kesehatan penderita secara keseluruhan sehingga
menghentikan perkembangan emfisema.

1. Menghindari Polusi, termasuk asap rokok dan asap kendaraan


bermotor, serta yang berasal dari cat.
2. Olahraga secara teratur

Penderita dapat mengurangi penyakit emfisema dengan cara berolah


raga secara teratur. Dengan melakukan hal ini penderita dapat
meningkatkan kapasitas paru paru yang tentunya akan membuat
pernafasan lebih lega.

1. Melindungi diri dari udara dingin.

Udara dingin dapat menyebabkan kejang pada saluran bronkial


yang membuat pernapasan menjadi sulit.

Contoh Kasus

Contoh kasus emfisema yang baru-baru ini terjadi adalah kasus


kematian Whitney Houston pada 11 Februari 2012. Whitney houston
adalah seorang penyanyi pop asal Amerika yang meninggal pada usia 48
tahun akibat emfisema. Whitney di diagnosa menderita emfisema
karena kebiasaan merokoknya yang tidak dapat hilang. Whitney telah
menjadi perokok berat dan pengguna obat-obatan terlarang, serta
mengkonsumsi alkohol berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai