Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhammad Imamul Hijrafi

NIM : 1810130310001
Kelas : IV B
EVALUASI PENDIDIKAN

1. Jelaskan pengertian dan perbedaan pegukuran, penilaian, dan evaluasi ?

Jawab :

A. Pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi


- Pengukuran (Measurement).
Menurut Cangelosi (1995), yang dimaksud dengan “pengukuran (Measurement) adalah
suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris (pengalaman belajar
peserta didik) untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah
ditentukan. Pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: penggunaan angka atau
skala tertentu dan menurut suatu aturan atau formula tertentu”. Pengukuran
(Measurement) merupakan proses yang mendeskripsikan kemampuan dan karakteristik
peserta didik dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka) untuk
mencerminkan capaian, proses, dan hasil belajar peserta didik yang mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, baik menggunakan tes maupun non
tes.
- Penilaian (Assessment).
Menurut Firman (2000:15), “Penilaian merupakan proses penentuan informasi yang
dilakukan serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan pertimbangan
sebelum keputusan. Suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh dari pengukuran hasil belajar, baik menggunakan tes dan non
tes”. Penilaian (assessment) hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan
bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
Pengajar harus mengetahui sejauh mana peserta didik telah mengerti bahan yang telah
diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang
dikelola dapat dicapai. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan
instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan
dengan nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa
angka).
- Evaluasi
Menurut (Purwanto, 2002:55) “Evaluasi adalah proses merencanakan, memperoleh,
dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran
telah dicapai oleh peserta didik”. Evaluasi dalam pembelajaran dapat dikategorikan
menjadi 2 bagian, yaitu Formatif (memperbaiki proses pembelajaran) dan Sumatif
(menetapkan tingkat keberhasilan peserta didik).
B. Perbedaan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi.
Pengukuran (Measurement) merupakan proses yang mendeskripsikan kemampuan dan
karakteristik peserta didik dengan lebih menggunakan data kuantitatif (sistem angka)
untuk mencerminkan capaian, proses, dan hasil belajar peserta didik. Berbeda dengan
Penilaian yang dapat dinyatakan dengan nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-
kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan
kepada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan pada hasil pengamatan sikap,
perilaku, dan wawancara terhadap peserta didik. Penilaian memiliki ruang lingkup yang
lebih sempit dibandingkan evaluasi, yaitu pengukuran lebih fokus pada salah satu
komponen, yaitu proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Sedangkan Evaluasi
memiliki ruang lingkup yang lebih luas yang mencakup semua komponen yang ada
didalam suatu sistem pendidikan, kurikulum, sekolah, dan sistem pembelajaran.
Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh pihak internal sekolah saja, tetapi dapat juga
dilakukan oleh pihak eksternal seperti konsultan yang mengevaluasi program di suatu
sekolah. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya
kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian,
dan terakhir evaluasi.

2. Jelaskan hakikat penilaian pendidikan ?

Jawab :

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan


data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran
dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang
digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk
menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik.

Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi. Maksudnya, peserta didik
diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik yang
dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa,
jender, dan agama. Penilaian juga merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat
memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi meraih tingkat yang setinggi-
tingginya sesuai dengan kemampuannya.

Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk mengetahui
keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian/penilaian, dan evaluasi. 3 hal
ini bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai
dengan pengukuran, kemudian pengujian/penilaian, dan terakhir evaluasi.

3. Jelaskan mengapa menilai pendidikan khususnya didalam dunia persekolahan itu penting
ditinjau dari segi peserta didik, guru, dan sekolah ?

Jawab :

Menilai pada dasarnya untuk mengetahui kemajuan tindakan pembelajaran yang telah kita
jalankan, tanpa proses menilai maka keberhasilan pembelajaran tidak dapat diukur. Penilaian
mempunyai makna ditinjau dari berbagai segi diantaranya bagi siswa, bagi guru dan bagi
sekolah.
1. Bagi siswa.
Melalui penilaian, siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti
pelajaran yang diberikan oleh guru. Apakah siswa merasa puas atau tidak puas atas
hasil yang diperolehnya. Bila hasilnya memuaskan akan menyenangkan dan dapat
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi sementara bila hasil tidak memuaskan
maka ia akan berusaha agar penilaian berikutnya memperoleh hasil yang memuaskan.
2. Bagi guru
- Dapat mengetahui siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya dan siswa
mana yang belum berhasil menguasai pelajaran.
- Guru dapat mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa atau
belum, apabila materi tepat maka diwaktu akan datang tidak perlu diadakan perubahan.
- Guru akan mengetahui metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika hasil yang
diperoleh sebagian besar siswa mendapatkan nilai bagus maka metode sudah tepat
sebaliknya bila sebagian besar hasil yang diperleh siswa buruk maka metode yang
digunakan harus dipertimbangkan kembali dan kalau perlu diganti.
3. Bagi sekolah
Keberhasilan guru dan siswa melaksanakan pembelajaran akan berdampak positif bagi
sekolah, dengan demikian penilaian bagi sekolah dapat :
- Mengetahui kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sesuai dengan harapan atau
belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah.
- Untuk mengetahui tepat tidaknya kurikulum yang dipakai.
- Untuk dapat mengetahui kemajuan perkembangan penilaian dari tahun ke tahun
sehingga menjadi pedoman bagi sekolah untuk tindakan selanjutnya.

4. Jelaskan tujuan dan fungsi penilaian pendidikan ?

Jawab :

1. Penilaian Formatif
Penilaian ini ditujukan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh anak didik setelah
menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang studi/pelajaran
tertentu.
a. Fungsi
Penilaian Formatif berfungsi untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang
lebih baik atau memperbaiki program satuan pelajaran tersebut. Dari hasil penilaian
diperoleh akan dapat ditafsirkan apakah metode yang dipakai cocok atau apakah satuan
bahasan pelajaran dari bidang studi pelajaran yang bersangkutan benar-benar sudah
sesuai untuk diberikan selama jam pelajaran yang telah ditetapkan dan lain-lain masalah
yang sehubungan dengan perbaikan proses pembelajaran.
b. Tujuan
Penilaian formatif diutamakan untuk mengetahui hingga dimana penguasaan murid
tentang bahan yang diajarkan dalam suatu program suatu pekerjaan apakah sudah sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ditentukan. Dari hasil penilaian yang diperoleh akan
dapat terjawab pertanyaan seperti: apakah bahan pelajaran itu perlu diulang, apakah
tercapai KD (Kompetensi Dasar), dan pertanyaan lainnya.

2. Penilaian Sumatif
Penilaian Sumatif dilakukan mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh murid setelah
menyelesaikan program/semester tersebut:
a. Fungsi
Pada umumnya penilaian ini berfungsi untuk menentukan angka-angka murid setelah
mengikuti program bahan pengajaran dalam satu catur wulan, semester akhir tahun atau
akhir dari semester program bahan pengajaran dari suatu satuan pendidikan.
b. Tujuan
Seperti dijelaskan di atas maka dapat dikatakan bahwa penilaian sumatif bertujuan
untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid setelah menyelesaikan
program bahan pengajaran dam satu catur wulan, semester, akhir tahun atau akhir
program bahan pengajaran pada suatu unit pendidikan. Hal ini dimaksudkan untuk
dapat menganalisa apakah seseorang murid dapat melanjutkan pelajaran/studi pada
program yang lebih tinggi.

3. Penilaian Penempatan (Placement)


Penilaian penempatan mencakup banyak hal meliputi bidang-bidang bimbingan penyuluhan di
sekolah.
a. Fungsi
Untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan pribadinya yang diperlukan agar
anak dapat ditempatkan sesuai dengan kemampuan dan kepribadiannya. Pada SMA
sederajat diadakan penjurusan atau pembagian kejuruan. Pada umumnya sekarang ini
pembagian jurusan SMA sederajat didasarkan atas langkah-langkah yang menonjol
pada rapor semester pertama. Hal ini memang sudah menggambarkan secara sepintas
kemampuan bakat yang dimiliki, namun adalah lebih memberikan harapan kesuksesan
yang lebih tepat apabila dipedomani penilaian kemampuan, bakat dan aspek
kepribadian lainnya.
b. Tujuan
Penilaian ini dimaksud untuk menempatkan anak didik pada kedudukan yang lebih
tepat berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan serta keadaan-keadaan dari
anak, sehingga anak tidak mengalami hambatan dalam mengikuti program tertentu.
Seperti yang dijelaskan di atas penempatan jurusan berdasarkan hasil belajar masih
sangat lemah mengingat bahwa tinggi rendahnya hasil belajar dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor guru, fasilitas, lingkungan dan faktor kepribadian. Bila
tingginya hasil belajar itu adalah karena faktor sedang bakat, minat, kemampuan, tidak
menunjang jelasnya bahwa kesuksesan mungkin tidak setinggi yang diharapkan. Oleh
karena itu adalah lebih baik apabila dalam hal penempatan ini test psikis yang sudah
standar ikut memainkan peranan seperti inteligensi, bakat, minat dan tes kepribadian
lainnya.
4. Penilaian Diagnostik
Seperti halnya penilaian penempatan, penilaian diagnostik banyak dilakukan dalam rangka
pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan.
a. Fungsi
Masalah yang dihadapi seseorang anak sering diakibatkan oleh banyaknya faktor, anak
sering bolos dalam mata pelajaran matematika misalnya dapat diakibatkan oleh karena
guru yang memberikan mata pelajaran tersebut dibencinya atau dapat karena memang
bakat dan kemampuannya tidak cocok. Dalam hubungan inilah penilaian diagnostik
perlu dilakukan, yaitu untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita yang
mengganggu anak, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan dalam
mengikuti program pengajaran pada suatu bidang studi tertentu atau pada program
pendidikan tertentu. Dengan mengetahui faktor penyebabnya usaha untuk
menyelesaikan masalah akan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
b. Tujuan
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa tujuan penilaian diagnostik ini adalah untuk
mengatasi/ membantu pemecahan masalah yang dialami oleh anak didik.

5. Jelaskan ciri-ciri penilaian dalam pendidikan ?

Jawab :

1. Penilaian yg obyektif biasanya harus didahului dengan kegiatan pengukuran, yg


hasilnya berupa skor.
2. Hasil penilaian bersifat relatif, artinya hasilnya tidak selalu tetap dari satu waktu ke
waktu yang lain, dan sangat tergantung dari banyak faktor: peserta didik, penilai, dan
situasi yang terjadi pada saat penilaian berlangsung.
3. Dalam kegiatan pengukuran selalu terjadi kesalahan (error), yang disebabkan oleh:
a. alat ukurnya (tidak valid dan realiabel)
b. penilai (faktor subyektif, kecenderungan nilai murah atau mahal, kesan pribadi
terhadap peserta tes, pengaruh hasil yang lalu, kesalahan menghitung, suasana hati
penilai)
c. kondisi fisik dan psikis peserta tes
d. kesalahan akibat suasana ujian (suasana gaduh, pengawasan yang tidak baik dsb).

Anda mungkin juga menyukai