Anda di halaman 1dari 14

Shindi Shella May Wara

06211540000101
Statistika Offisial A

Kecamatan Kedungwaru dalam Angka

1. Kondisi Kecamatan Kedungwaru

1.1 Keadaan Geografis


Kecamatan Kedungwaru merupakan salah satu kecamatan yang ada di sebelah utara
Kabupaten Tulungagung. Luas Wilayah kecamatan Kedungwaru adalah 29,47 Km. dengan
batas-batasnya yaitu sebelah utara adalah Kecamatan Ngantru, sebelah timur adalah
Kecamatan Sumbergempol, sebelah selatan adalah Kecamatan Tulungagung dan sebelah
barat berbatasan dengan Kecamatan Kauman. Berikut merupakan nama-nama desa yang ada
di Kecamatan Kedungwaru.
No Nama Desa
1 Plosokandang
2 Tunggulsari
3 Ringinpitu
4 Loderesan
5 Bulusari
6 Bangoan
7 Rejotangan
8 Kedungwaru
9 Plandaan
10 Mangunsari
11 Tawangsari
12 Winong
13 Majan
14 Simo
15 Ketanon
16 Gendingan
17 Tapan
18 Ngujang
19 Boro
Dari seluruh desa yang ada di Kecamatan Kedungwaru yang mempunyai wilayah
terluas adalah Desa Ringinpitu dengan luas 3,09 Km2 dan yang mempunyai wilayah
tersempit adalah Desa Winong dengan luas 0,35 Km2. Sedangkan bila dilihat dari jumlah
penduduk, ternyata yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak adalah Desa Ketanon dan
yang mempunyai jumlah penduduk terkecil adalah Desa Winong. Bila dilihat dari
penggunannya ada dua jenis lahan yaitu tanah sawah dan tanah kering, luas lahan sawah
terbesar di kecamatan ini adalah di Desa Ringinpitu seluas 309,43 Ha. Hal ini menunjukkan
bahwa di Desa Ringinpitu selain merupakan desa dengan wilayah terluas juga mempunyai
lahan sawah terluas juga.

1.2 Pemerintahan
Kecamatan Kedungwaru terbagi habis ke dalam 19 desa, 131 Rukun Warga (RW) dan
500 Rukun Tetangga (RT). Desa yang mempunyai jumlah RT terbanyak adalah desa Ketanon
sebanyak 53 RT, sedangkan yang mempunyai jumlah RT paling sedikit adalah desa Winong
sebanyak 6 RT Dari desa-desa yang ada di kecamatan Kedungwaru tidak ada jabatan kepala
desa yang kosong. Pemerintahan Kecamatan merupakan kepanjangan tangan dari Sistem
pemerintahan Kabupaten. Oleh karena itu ada beberapa pegawai di dinas kabupaten yang
ditugaskan di kecamatan. Jumlah pegawai yang ada di kecamatan Kedungwaru berjumlah
162 orang terbagi atas golongan I, II, III dan IV masing-masing sebanyak 2 orang untuk
golongan I, 54 orang untuk golongan II, Golongan III sebanyak 63 orang, dan golongan IV
sebanyak 26 orang, sedangkan pegawai honorer ada 17 orang.

1.3 Penduduk dan Tenaga Kerja


Penduduk kecamatan Kedungwaru menurut hasil proyeksi Sensus Penduduk (SP)
Tahun 2010, untuk tahun 2016 sebanyak 89. 732 jiwa, yang terbagi atas laki-laki 44.575 jiwa
dan perempuan 45.157 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 3.045 jiwa/km2.
Memang belum terjadi pemerataan penduduk di Kecamatan Kedungwaru Hal ini bisa dilihat
adanya kesenjangan tingkat kepadatan penduduk antar kecamatan. Di satu sisi ada yang
tingkat kepadatannya di atas 7.000 jiwa/km2 namun di sisi lain ada yang kurang dari 1.600
jiwa/km2. Ditinjau dari sumber penghasilan utama rumah tangga, ternyata di Kecamatan
Kedungwaru yang terbesar adalah sektor jasa-jasa, hal ini dikarenakan sebagian besar lahan
pertanian telah beralih penggunaannya menjadi bangunan dan perumahan. Sektor jasa-jasa
terbesar ada di desa Ketanon.
1.4 Sosial
Di Kecamatan Kedungwaru ada petugas kesehatannya khususnya dokter. Namun
untuk tenaga dukun bayi hampir di semua desa mempunyainya. Hal ini bukan penghalang
untuk mendapatkan pengobatan secara cepat, sebab antara satu desa dengan desa yang lain di
Kecamatan Kedungwaru itu mudah untuk mencapainya baik dari segi sarana maupun
prasarana. Dalam segi keagamaan, Kecamatan Kedungwaru 99.249 persen penduduknya
beragama islam, sedangkan sisanya adalah pengikut agama lain, dengan sarana peribadatan
masjid, mushola masing-masing sebanyak 100 dan 270 buah.
Keluarga Berencana (KB) merupakan program pemerintah berskala nasional yang
bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dengan melakukan pembatasan
jumlah kelahiran. Di Kecamatan Kedungwaru, dari sekitar 15.649 orang Pasangan Usia
Subur (PUS) peserta KB, sekitar 40 persen menggunakan metode kontrasepsi suntik. Metode
kontrasepsi dengan suntik ini persentasenya paling besar dibandingkan dengan metode
kontrasepsi lainnya, karena selain mudah didapatkan, juga banyak yang cocok dengan
metode ini dan tidak banyak menanggung resiko.
Cakupan permasalahan sosial lainnya meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
hukum, jumlah anak terlantar, pengemis/gelandangan, wanita tuna susila, korban narkotika,
anak nakal, korban bencana, fasilitas tempat olah raga, organisasi Kesenian, dll. Untuk
kegiatan oleh raga di Kecamatan Kedungwaru tersedia fasilitas lapangan sepakbola,
bulutangkis, volley ball, tenis meja, silat/karate dan catur. Diharapkan dengan tersedianya
berbagai fasilitas olah raga tersebut dapat memotivasi masyarakat untuk gemar melakukan
olah raga karena didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Sedangkan untuk
organisasi kesenian, Kecamatan Kedungwaru memiliki beberapa jenis kesenian antara lain
wayang gono, jaranan, jedor dan orkes. Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat
di Kecamatan Kedungwaru khusunya terhadap kesenian daerah masih cukup tinggi.

1.5 Pertanian
Berdasarkan data pertanian di Kecamatan Kedungwaru banyak memproduks tanaman
padi sebanyak 17.516 kuintal.dengan produksi terbanyak di desa Simo sebesar 7.550 kuintal.
Selain tanaman padi, Kecamatan Kedungwaru juga menanam palawija lainnya seperti jagung,
ubi kayi, dan kacang tanah. Untuk sayuran yang ditanam di Kecamatan Kedungwaru ada
cabai, tomat. kacang panjang, kangkung, ketimun, dan terong dengan produksi terbesar
adalah tanaman terong di desa boro sebesar 190 kuintal. Pada sektor buah-buahan mayoritas
memproduksi rambutan sebanyak 6.042 dengan produksi paling banyak ada di desa Boro
sebanyak 715 pohon. Selain itu terdapat buah alpukat, belimbing, langsat, durian, jeruk,
salak, sawo, semangka, sirsak dan sukun. Untuk tanaman jenis perkebunan ada kelapa, kopi,
kapuk randu, tembakau, tebu, bambu dan kakao dengan total produksi terbanyak adalah tebu
sebesar 11.860.000 kuintal. Pada produksi budidaya perikanan terdiri atas gurami, lele, ikan
hias, patin dan nila, dengan produksi mayoritas gurami sebanyak 1.147.966 kg. Dilihat dari
usaha peternakan, Kecamatan Kedungwaru memiliki ternak sapi potong, sapi perah, dan
ayam, baik ayam potong, petelur maupun kampung. Ada juga yang melakukan budidaya
ternak puyuh, kelinci, itik, dan menthog. Terdapat 62 kelompok tani yang menyebar di
seluruh desa di Kecamatan Kedungwaru yang membantu meningkatkan hasil produktivitas
pertanian di Kecamatan Kedungwaru,

1.6 Penggalian dan Industri


Sektor penggalian merupakan salah satu sektor yang sangat tergantung pada alam.
Artinya kalau semakin lama di gali semakin lama akan habis. Penggalian yang tidak di
imbangi dengan pelestarian alam akan sangat membahayakan keadaan lingkungan. Di
Kecamatan Kedungwaru ada dua jenis penggalian, yaitu penggalian pasir bangunan dan tanah
urug. Dari dua jenis tersebut yang terbanyak adalah penggalian pasir bangunan dengan
produksi 210.500 M3. Hal ini bisa dimaklumi, sebab ada beberapa desa di Kecamatan
Kedungwaru yang berada di pinggiran Sungai Brantas, yang mana di sungai ini banyak sekali
pasirnya.

1.7 Perdagangan
Data mengenai perdagangan bersumber dari monografi desa, pada tahun 2016 ini di
Kecamatan Kedungwaru ada lima pasar meskipun tidak besar tapi banyak menunjang
jalannya perekonomian di Kecamatan Kedungwaru. Terdapat Indomart, Alfamart dan toko
swalayan masing-masing sebanyak 10, 4 dan 147. Selain itu terdapat beberapa toko
perancangan, warung kopi, warung nasi, dan rumah makan.

1.8 Transportasi dan Komunikasi


Berhasil tidaknya suatu pembangunan tidak bisa terlepas dari lancarnya aktifitas
masyarakat di segala bidang. Beberapa faktor yang dapat memperlancar aktifitas masyarakat
tersebut antara lain : jalan, sarana angkutan dan juga sarana telekomunikasi. Dengan adanya
sarana angkutan dan komunikasi yang memadai di harapkan dapat memperlancar proses
pembangunan yang berjalan, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di kecamatan tersebut.
Dari data yang tersedia, sarana dan prasarana yang ada ternyata alat transportasi pribadi
(sepeda dan sepeda motor) itu yang paling dominan, hal ini bisa dimaklumi sebab desa-desa
di Kecamatan Kedungwaru kebanyakan tidak dilalui angkutan umum. Sementara mayoritas
masyarakat Kecamatan Kedungwaru memiliki televisi pribadi sebagai sarana komunikasi
mereka.

1.9 Keuangan dan Jasa-Jasa


Banyaknya usaha di suatu daerah itu menandakan meningkatnya kesadaran penduduk
akan perlunya jiwa kewiraswastaan. Dari data yang tersedia menunjukkan jumlah usaha yang
tidak terlalu sedikit untuk masing-masing jenis usaha menurut desa. Di kecamatan ini
terdapat beberapa jasa perusahaan antara lain notaris di desa Bangoan, desa Ketanon dan desa
Kedungwaru, jasa periklanan di desa Plosokandang, desa Plandaan dan desa Boro, dan
beberapa usaha fotocopy, 32 reparasi mobil, 84 reparasi motor, 45 reparasi sepeda, 43
reparasi elektronik dan 5 reparasi jam/kacamata. Di kecamatan ini juga terdapat beberapa
usaha seperti salon, pangkas rambut, penjahit dan masih banyak lagi.

2. Potensi Kecamatan Kedungwaru

Kecamatan Kedungwaru memiliki potensi di beberapa sektor. Dari sektor pertanian


Kecamatan Kedungwaru unggul pada hasil pertanian padi dan rambutan, sementara hasil
kebun terbanyak adalah produksi tebu. Pada sektor perikanan dan peternakan, Kecamatan
Kedungwaru menghasilkan produksi ikan gurami yang besar dan peternak ayam yang
banyak. Selain itu, Kecamatan Kedungwaru juga memiliki potensi pada usaha penambangan
pasir dimana ada beberapa desa yang dilewati oleh sungai Brantas, diantaranya Desa
Bulusari, Bangoan, Tapan, Ngujang dan Boro.

3. Permasalahan di Kecamatan Kedungwaru


Permasalahan yang ada di Kecamatan Kedungwaru adalah tidak meratanya potensi
sumber penghasilan masyarakat Kecamatan Kedungwaru. Hal tersebut dapat terlihat dari
potensi penambangan pasir yang hanya bisa dilakukan di beberapa desa saja. Selain itu,
penambangan pasir di Kecamatan Kedungwaru sering dilakukan secara illegal sehingga
cenderung tidak memperdulikan ekosistem di sekitar bantaran Sungai Brantas.
4. Evaluasi Pembangunan Kecamatan Kedungwaru

Pembangunan di Kecamatan Kedungwaru bisa dikatakan belum merata. Hal tersebut


terlihat pada sektor perdagangan di Kecamatan Kedungwaru, yakni tidak meratanya sarana
jual beli seperti pasar dan supermarket. Untuk pembangunan jalan di Kecamatan
Kedungwaru dikatakan merata. Untuk fasilitas kesehatan dikatakan memadai karena tiap desa
memiliki puskesmas sebagai penunjang kesehatan warga.
Kabupaten Blitar dalam Angka

1. Kondisi Kabupaten Blitar


1.1 Keadaan Geografis
Kabupaten Blitar merupakan kabupaten yang terletak di Pulau Jawa bagian Timur.
Merupakan salah satu Kabupaten dari 38 kabupaten/kota yang membagi habis wilayah
Provinsi Jawa Timur, berada di pesisir Samudera Indonesia dengan batas wilayah utara
Kabupaten Kediri, bagian timur Kabupaten Malang, bagian selatan Samudera Indonesia,
bagian barat Kabupaten Tulungagung serta tengah wilayah Kabupaten Blitar berbatasan
dengan Kota Blitar. Kabupaten Blitar berada di sebelah Selatan Khatulistiwa, terletak pada
111°40¹-112°10¹ Bujur Timur dan 7°58¹- 8°9¹51¹¹ Lintang Selatan.
Keberadaan Sungai Brantas membagi wilayah Kabupaten Blitar menjadi dua wilayah,
yaitu bagian utara dan selatan. Kabupaten Blitar bagian utara Merupakan dataran rendah dan
dataran tinggi dengan ketinggian antara 105–349 Meter dari permukaan air laut, dan
keberadaanya dekat dengan Gunung Kelud yang merupakan gunung berapi yang masih aktif
membuat struktur tanahnya lebih subur dan banyak dilalui sungai. Kecamatan yang
wilayahnya di bagian utara meliputi: Kanigoro, Talun, Selopuro, Kesamben, Doko, Wlingi,
Gandusari, Garum, Nglegok, Sanankulon, Ponggok, Srengat, Wonodadi dan Udanawu.
Sedangkan Kabupaten Blitar bagian selatan Merupakan dataran rendah dan dataran tinggi
dengan ketinggian antara 150 – 420 meter dari permukaan air laut. Sebagian wilayahnya
merupakan daerah pesisir, dan pegunungan berbatu membuat struktur tanah yang kurang
subur bila dibandingkan dengan Blitar bagian utara. Kecamatan yang wilayahnya di bagian
selatan meliputi : Bakung, Wonotirto, Panggungrejo, Wates, Binangun, Sutojayan dan
Kademangan.
Kabupaten Blitar berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, maka sama dengan
wilayah lain di Indonesia yang mempunyai perubahan musim sebanyak 2 jenis musim pada
setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Sementara data yang diperoleh
dari Dinas PU. Binamarga dan Pengairan Kabupaten Blitar menyatakan jumlah stasiun
pengamat curah hujan sejumlah 43 stasiun pengamat yang tersebar di seluruh wilayah Blitar,
yaitu 37 stasiun pengamat berada di wilayah Kabupaten Blitar dan 6 stasiun pengamat berada
di wilayah Kota Blitar. Dari 22 kecamatan yang ada terdapat 3 kecamatan yang tidak
mempunyai stasiun pengamat curah hujan di wilayahnya, yaitu Kecamatan Wonotirto,
Kecamatan Wates, dan Selopuro.
1.2 Pemerintahan
Dalam melaksanakan tugas, Bupati dibantu oleh Wakil Bupati dan staf ahli dibidang
Bagian Ekonomi Pembangunan, Bagian Hukum, Bagian Humas dan Protokol, Bagian
Kesejahteraan Rakyat, Bagian Layanan Pengadaan, Bagian Organisasi, Bagian Pemerintahan,
Bagian Perlengkapan, dan Bagian Umum. Untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintah
Bupati Kabupaten Blitar juga dibantu oleh dinas/instansi daerah yang meliputi : Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Satpol PP, RSUD, enam (6) Badan, sembilan belas
(19) Dinas, dan dua puluh dua (22) Kecamatan. Pembagian wilayah Kabupaten Blitar terdiri
dari 22 kecamatan, 248 desa/kelurahan, 765 dukuh, 1.982 Rukun Warga, dan 7.046 Rukun
Tetangga.
Pada tahun 2016 tercatat jumlah produk hukum daerah sebanyak 13 program legislasi
daerah (Prolegda) dan 10 peraturan daerah yang disahkan. Kelompok umur anggota DPRD
yang berumur 21-25 tahun sebanyak 7 orang, 36-49 tahun sebanyak 31 orang, 40-59 tahun
sebanyak 10 orang, dan yang lebih 60+ sebanyak 2 orang. Sedangkan menurut pendidikan
yang berpendidikan SLTA sebanyak 25 orang, D1-D3 sebanyak 1 orang, S1 sebanyak 19
orang, dan S2-S3 sebanyak 5 orang.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dibawah naungan pemerintah Kabupaten Blitar
yang tercatat di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Blitar mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari jumlah Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Blitar, yaitu pada tahun 2015 mencapai 11.310
pegawai, untuk tahun 2016 10.136 pegawai.
1.3 Penduduk dan Ketenagakerjaan
Berdasarkan data hasil Sensus Penduduk (SP) jumlah penduduk Kabupaten Blitar
pada tahun 2000 adalah sebesar 1.064.643 jiwa. dan pada tahun 2010 sebesar 1.116.639 jiwa
mencangkup penduduk tidak bertempat tinggal tetap. Penduduk Kabupaten Blitar pada tahun
2016 menurut hasil proyeksi Sensus Penduduk mencapai 1.149.710 jiwa, terdiri dari 575.877
jiwa penduduk laki-laki dan 573.833 jiwa penduduk perempuan, dengan sex rasio sebesar
100,36 persen yang berarti dalam 100 jiwa penduduk perempuan ada sebanyak 100-101 jiwa
penduduk laki-laki. Komposisi penyebaran penduduk di masing-masing wilayah Kecamatan
di seluruh Kabupaten Blitar, memperlihatkan bahwa Kecamatan Ponggok berpenduduk
paling banyak diantara 22 kecamatan yang ada, yaitu sebanyak 101.793 jiwa.

Lebih dari 7 ribu orang jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Transmigrasi
dan Tenaga Kerja Kabupaten Blitar pada tahun terakhir. Pada tahun 2016 mencapai 6.905
orang pencari kerja 4.280 diantaranya perempuan, sementara jumah lowongan kerja yang
tersedia hanya untuk 5.039 orang. Dari sejumlah pencari kerja tersebut yang sudah
mendapatkan penempatan sebanyak 3.792 orang, dan dari sejumlah lowongan kerja yang ada
1.093 diantaranya telah dihapus sehingga sisa lowongan kerja sampai akhir 2016 sebanyak
170.

Jumlah peserta KB aktif di Kabupaten Blitar sebanyak 176.953 orang pada tahun
2016. Sedangkan untuk aseptor baru sebanyak 30.498 di tahun 2016. Alat kontrasepsi
terbanyak digunakan adalah suntikan/ injection menyusul kemudian KB dengan cara Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/Spiral/IUD) dan ketiga terbesar adalah pemakaian
Tablet/Pil.

1.4 Sosial dan Kesejahteraan Rakyat


Di Kabupaten Blitar tempat peribadatan yang tersedia cukup memadai, yaitu tiap
kecamatan rata-rata memiliki 48 Masjid, 175 Mushola/Langgar, 8 Gereja Protestan, 2 Polis
Protestan, 2 Gereja Katholik, dan 1 Kopel Katholik. Tempat ibadah umat Budha Wihara ada
21 dan Cetya 4 terletak di 10 kecamatan, yaitu Kecamatan Panggungrejo, Binangun,
Kademangan, Selorejo, Doko, Wlingi, Garum, Nglegok, Sanankulon, dan Ponggok.
Sedangkan tempat ibadah umat Hindu terdapat 95 pura dan 79 sanggar yang terletak di 13
kecamatan.
Fasilitas kesehatan di Kabupaten Blitar sebanyak 5 rumah sakit umum yaitu terletak di
Kecamatan Sutojayan 1 unit, 1 unit di Kecamatan Kesamben, 2 unit di Kecamatan Wlingi,
dan 1 unit di Kecamatan Srengat. Kapasitas Zal di RSUD Ngudiwaluyo Wlingi ada 250 zal
dengan jumlah tenaga medis 231 orang. Jumlah pasien yang berobat selama tahun 2016
sebanyak 116 494 orang, yang menjalani rawat inap. Dari sejumlah pasien yang menjalani
rawat inap 6,16
Kejadian bencana alam yang terjadi selama tahun 2012 tercatat sebanyak 8 bencana,
masing-masing banjir 2, angin puyuh 4, kebakaran 1 dan tanah longsor 1 kali kejadian.
Adapun korban yang dirugikan dalam bencana tahun 2012 sebanyak 25 KK dan 2 Jiwa.
Untuk tahun 2014 belum mendapatkan informasi dari dinas terkait.
Gambaran sisi yang tidak kondusif di Kabupaten Blitar dari sosial masyarakat dapat
dilihat dari data kejahatan yang terjadi. Tindak kejahatan yang terjadi dan telah dilaporkan di
POLRESTA Kabupaten Blitar sebanyak 382 kasus yang 317 kasus telah terselesaikan di
tahun 2014. Adapun jumlah pelanggaran lalu lintas sebanyak 18.169 pelanggaran.
Kabupaten Blitar rmempunyai perkumpulan kesenian wayang orang sebanyak 9
kelompok, 14 kelompok ketoprak, 27 kelompok Ludruk, 2 kelompok Ande-ande Lumud, 4
kelompok Drama, 72 kelompok Karawitan, 55 kelompok Jedor, 20 kelompok Genjring, 22
kelompok Samproh, 32 kelompok Qosidah, 36 kelompok Musik, 6 kelompok Angklung, 278
kelompok Jaranan, 9 kelompok Reyog, 13 kelompok Pencak Silat,155 kelompok Dalang, 15
kelompok Pramugari, 104 kelompok Waranggono, 6 buah sanggar.
1.5 Pertanian
Kabupaten Blitar dengan luas 158.885 Ha, apabila di lihat dari penggunaan lahannya
tampak bahwa 19,95 persen merupakan luas sawah dan 80,05 persen merupakan bukan lahan
sawah. Dari lahan sawah seluas itu terdapat 89,89 persen lahan sawah berpengairan tehnis,
sedangkan 10,10 persen lahan sawah berpengairan tadah hujan. Untuk luas bukan lahan
sawah dilihat dari penggunaannya tampak bahwa luas tegal/kebun menduduki luas terbesar
yaitu 36,65 persen, urutan kedua yaitu lahan bukan pertanian sebesar 35,34 persen,
sedangkan sisanya untuk lainnya (tambak, kolam, empang, hutan negara, dan lain-lain) 11,70
persen, perkebunan 10,47 persen, ditanami pohon hutan rakyat 4,32 persen, Ladang/huma
1,40 persen, sementara tidak diusahakan 0,20 persen, dan penggembalaan/Padang rumput
0,01 persen.

Salah satu komoditi pertanian tanaman pangan unggulan antara lain padi dan jagung
produksinya relatif stabil setiap tahun. Produksi tanaman padi pada periode tahun 2015- 2016
di atas 371.184 ton berupa gabah kering panen. Untuk luas areal, produksi dan jumlah petani
perkebunan rakyat dibedakan menjadi tanaman semusim dan tanaman tahunan, khusus
mengenai tanaman perkebunan rakyat semusim per kecamatan yang terdiri dari tanaman tebu,
tembakau lokal dan virginia, dimana petani tebu masih cukup banyak yaitu 2.770 orang,
1.195 orang petani tembakau lokal dan 174 petani tembakau virginia. Kemudian tanaman
tahunan perkebunan rakyat yang terbanyak adalah petani kelapa yaitu 34.438 orang,
menyusul kakao 8.034 orang, kopi 3.880 orang, cengkeh 3.576 orang, terakhir kenanga 994
orang.

Pada sektor kehutanan, luas tebangan secara umum mengalami peningkatan, tanaman
kehutanan yang menjadi produk andalan Kabupaten Blitar yaitu kayu jati dan kayu rimba
yang pada tahun 2016 ini produksinya mencapai 17.380 M3. Untuk peternakan ayam ras
petelur sangat berpengaruh pada sektor peternakan di Kabupaten Blitar, populasi ayam ras
petelur di Kabupaten Blitar mencapai 15.170.000 ekor pada tahun 2016 meningkat sebesar
1,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk ayam ras pedaging tetap yaitu 965.600
ekor pada tahun 2016.
Komoditi ikan hias terutama ikan koi mengalami perkembangan yang cukup bagus
pada beberapa tahun terakhir walaupun perkembangan tersebut terlihat berfluktuatif dari
tahun ke tahun. Salah satu komoditi subsektor perikanan yang dijadikan sebagai produk
unggulan di Kabupaten Blitar adalah ikan hias khususnya ikan Koi, sub sektor perikanan
menyumbang nilai PDRB Kabupaten Blitar sebanyak 4,83 persen pada tahun 2016.

Jumlah alat pengolah tanah sebanyak 1.608 unit 2 Wheel Tructor yang 115
diantaranya kondisinya rusak. Sedangkan alat pemberantas hama sebanyak 15.678 unit Hand
Sprayer yang 932 unit diantaranya kondisinya rusak, 514 unit Emposan hanya 249 unit rusak/
tidak bisa digunakan. Dan terdapat alat pengolahan padi berupa Mesin Perontok Padi
sebanyak 813 unit yang 37 diantaranya rusak, 1 unit Mesin Pengering Gabah yang 1
diantaranya rusak, 440 unit Mesin Penggilingan Padi Besar yang 52 diantaranya rusak, dan
110 unit Mesin Penggilingan Padi Kecil yang 3 diantaranya rusak, serta 199 unit Rice Milling
Unit (RMU) yang 10 unit diantaranya kondisinya rusak.

1.6 Industri

Jenis industri yang didirikan akan berpengaruh erat terhadap besarnya nilai investasi
yang ditanam. Jumlah investasi industri kecil di Kabupaten Blitar pada tahun 2013 sebesar
117 milyar rupiah yang terbagi menjadi 70 milyar rupiah untuk kelompok industri kecil
formal dan 47 milyar rupiah untuk kelompok industri kecil non formal. Di Kabupaten Blitar
pada tahun 2013 tercatat sebanyak 1 industri besar dan 68 industri sedang. Industri besar
yang ada bergerak disektor makanan dan terletak di kecamatan Sanankulon.

Di Kabupaten Blitar mempunyai 3 Unit pelayanan Jaringan Listrik yaitu UPJ Wlingi,
UPJ Sutojayan, dan UPJ Srengat dibawah naungan PT PLN, dapat mensuplai kebutuhan akan
tenaga listrik yang digunakan untuk keperluan industri, rumahtangga, komersial dan
umum/publik. Dalam dunia industri, energi listrik merupakan komponen yang cukup penting
setelah bahan bakar. Selama tahun 2015, tiga unit pelayanan jaringan listrik dengan
pelanggan sebanyak 80.952, kapasitas terpasang sebesar 67 MW, dengan daya mampu
sebesar 53,2 MW, serta rasio elektrifikasi sebesar 79,68 persen.

Perusahaan Daerah Air Minum di Kabupaten Blitar dikelola oleh Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Wlingi, berada di wilayah kecamatan Wlingi. Air yang dijual/disalurkan
ke pelanggan bukan air hasil proses penjernihan yang biasa dilakukan oleh perusahaan air
minum pada umumnya, namun diperoleh langsung dari mata air yang langsung disalurkan ke
pelanggan. Kuantitas air yang diproduksi PDAM pada tahun 2016 ini meningkat yaitu
sebanyak 3.807.646 M3 di tahun 2015 menjadi 4.163.186 M3 di tahun 2016, sedangkan
omset pada tahun 2016 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu
mencapai 10,2 milyar rupiah.

1.7 Perdagangan

Jumlah permohonan SIUP oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Blitar pada tahun 2016 sebanyak 481 perusahaan, hal ini disebabkan karena kesadaran
pengusaha sektor perdagangan untuk mengurus Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
Mengacu pada pelaksanaan UU No. 3 Th. 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan, pemegang
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) perseorangan di Kabupaten Blitar pada tahun 2016 sebanyak
1.766 perusahaan. Dari sejumlah Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang merupakan
perusahaan Komaditer (CV) sebanyak 81,71 persen, 15,12 perusahaan perorangan, 2,83
persen Perseroan Terbatas, 0,34 persen Koperasi.

1.8 Hotel dan Pariwisata

Jumlah hotel yang ada pada tahun 2016 sebanyak 10 buah, dengan fasilitas jumlah
kamar sebanyak 196, dan tempat tidur sebanyak 215 buah. Keberadaan hotel-hotel yang
tersedia di Kabupaten Blitar tidak strategis, mengingat jauhnya jarak tempuh ke terminal bus,
stasiun kereta api, pelabuhan udara serta pelabuhan laut yang terdekat. Hotel yang ada di
Kabupaten Blitar tersebut masing-masing berada di Kecamatan Kademangan sebanyak 1
buah yaitu berada di Perbatasan Kabupaten Tulungagung. Di Kecamatan Selorejo yang
berbatasan dengan Kabupaten Malang sebanyak 5 buah, dan 2 hotel lainnya di Kecamatan
Wlingi dan Kecamatan Sanankulon.

Untuk Obyek wisata ke ibukota Kabupaten Blitar, serta jadwal kegiatan obyek wisata
yang patut dicatat oleh wisatawan baik domestik ataupun wisatawan asing. Salah satu tempat
wisata di Kabupaten Blitar adalah Candi Penataran yang merupakan candi terbesar di Jawa
Timur, berada di Kecamatan Nglegok. Pada tahun 2016 ini jumlah pengunjungnya
mengalami peningkatan yang cukup berarti. Jumlah pengunjung di tahun 2016 sebanyak
184.926.

1.9 Transportasi dan Komunikasi

Jalan raya di wilayah Kabupaten Blitar yang merupakan jalan provinsi ada sepanjang
28,78 Km jalan aspal, dengan kondisi jalan 100 persen sedang dan merupakan kelas jalan
IIIB. Jalan Kabupaten yang ada sepanjang 4.466 Km terdiri dari jalan aspal 63,30 persen,
21,79 persen jalan tanah, 12,02 persen jalan kerikil/makadam dan 3,11 persen merupakan
jalan beton. Kondisi jalan 24,18 persen baik, 37,62 persen sedang, 15,00 persen rusak ringan,
5,82 persen rusak berat, dan sisanya jalan tanah 21,72 persen. Sarana transportasi jalan raya
baik untuk barang maupun untuk penumpang yang ada di Kabupaten Blitar cukup beragam
jenisnya. Hal ini terlihat dengan semakin meningkatnya jumlah dan jenis kendaraan bermotor
yang wajib uji di Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Kabupaten Blitar.

Disamping transportasi jalan raya, sarana transportasi darat lainnya yang murah dan
dijangkau masyarakat ekonomi lemah pada umumnya yaitu berupa angkutan kereta api.
Sepanjang rel kereta api yang melintasi wilayah Kabupaten Blitar terdapat 5 buah stasiun
kereta api yaitu Stasiun Kereta Api Garum, Talun, Wlingi, Kesamben dan Pohgajih

Fasilitas pelayanan Pos di Kabupaten Blitar sebanyak 39 unit terdiri dari 18 unit
Kantor Pos Cabang, 3 unit Pos Desa, dan 18 unit Pos Keliling. Pendapatan dari penjualan
materai mengalami kenaikan dari 13,34 milyar pada tahun 2014 menjadi 16,68 milyar pada
tahun 2015 namun jumlah pengiriman surat mengalami penurunan, seiring dengan
perkembangan Hand Phone (HP). Unit pelayanan telekomunikasi di Kabupaten Blitar ada 6
unit yaitu berada di Kec. Binangun, Kec. Kesamben, Kec. Sutojayan (Lodoyo), Kec Nglegok
(Penataran), Kec. Srengat dan Kec. Wlingi.

2. Potensi Kabupaten Blitar

Kabupaten blitar memiliki potensi di beberapa sektor. Dari sektor pertanian


Kabupaten Blitar unggul pada hasil pertanian padi dan jagung sementara pada usaha
peternakan mayoritas penduduknya peternak ayam. Dari segi perikanan, Kabupaten Blitar
banyak memproduksi ikan koi. Selain itu, Kabupaten Blitar juga memiliki potensi pada usaha
penambangan pasir dimana ada beberapa wilayah yang dilewati oleh sungai Brantas. Selain
itu terdapat banyak obyek wisata pantai dan wisata budaya, yakni Candi Penataran. Gunung
kelud juga salah satu obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan Kabupaten Blitar.

3. Permasalahan di Kabupaten Blitar


Permasalahan yang ada di Kabupaten Blitar adalah tidak meratanya potensi sumber
penghasilan masyarakat Kabupaten Blitar. Hal tersebut dapat terlihat dari potensi
penambangan pasir yang hanya bisa dilakukan di beberapa titik di sekitar Sungai Brantas
saja. Selain itu, banyak wisata yang kurang dikembangkan, misal wisata Gunung Kelud yang
kurang ditambah sarana prasarana-nya.
4. Mortalitas Kabupaten Blitar
Tingkat mortalitas di Kabupaten Blitar dapat terlihat dari indicator Infant Mortality
Rate (IMR) atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai Angka Kematian Bayi (AKB).
Indikator tersebut cocok untuk melihat karakteristik sosial, Pendidikan, dan kesehatan
penduduk di Kabupaten Blitar. Berikut rumus dari IMR.
𝐷𝑜
𝐼𝑀𝑅 = ×𝑘
𝐵
Keterangan:
Do : Jumlah Kematian Bayi usia 0-1 tahun
B : Total Lahir Hidup
k : Konstanta (1000 penduduk)
Berdasarkan data dari Kabupaten Blitar dalam kota, untuk tahun 2016 diketahui
jumlah kematian bayi sebanyak 105 dan total lahir hidup 16.960 sehingga didapatkan nilai
Infant Mortality Rate (IMR) sebagai berikut.
105
𝐼𝑀𝑅 = × 1,000 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
16.960
𝐼𝑀𝑅 = 6,418
Dari perhitungan diatas dapat diketahui nilai IMR sebesar 6,418 yang artinya bahwa
pada tahun 2016 setiap 1000 bayi berusia 0-1 tahun, terdapat 7 bayi berusia 0-1 tahun yang
mati.

Anda mungkin juga menyukai