Anda di halaman 1dari 4

Jurnal1 Jurnal 2 Jurnal 3 Jurnal 4

Judul Dampak Hospitalisasi Terhadap Riwayat Hospitalisasi, Terapi Bermain Clay Terhadap
Perkembangan Anak Kehadiran Orang Tua Kecemasan Pada Anak Usia
Terhadap Respon Prasekolah (3-6 Tahun) Yang
Perilaku Anak Pra Menjalani Hospitalisasi Di
Sekolah Pada Tindakan Rsud Banjarbaru
Invasif
Jurnal Jurnal Ilmiah Widya Jurnal Psikologi Jambi Jurnal Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung
Mangkurat
Volume & Volume 2 Volume: 3 Volume: 3
Halaman Halaman: 9 - 20 Halaman: 41 – 51 Halaman: 1-15
Tahun 2014 2018 2015
Penulis Yuli Utami Sri Mulyani Nor Ella Dayani
Reviewer Kelompok 4 Kelompok 4 Kelompok 4
Tanggal 2 Mei 1 Juli September
Latar Belakang Semakin meningkatnya populasi Anak yang sedang menjalani Perasaan cemas merupakan
anak yang dirawat di rumah sakit, perawatan di rumah sakit akan dampak dari hospitalisasi yang
dimana hospitalisasi pada anak mengalami kecemasan dan dialami oleh anak karena
stres. Respon emosi terhadap
merupakan pengalaman yang penyakit sangat bervariasi menghadapi stressor (hal yang
penuh dengan stress, baik bagi tergantung usia dan pencapaian dapat menimbulkan stress)
anak itu sendiri maupun orang tugas perkembangan anak. yang ada dilingkungan rumah
tua. Banyaknya stressor yang Penyebab stres dan kecemasan sakit. Dampak dari kecemasan
dialami anak ketika menjalani pada anak dipengaruhi oleh banyak pada anak yang menjalani
hospitalisasi menimbulkan faktor, diantaranya perilaku yang perawatan, apabila tidak segera
dampak negatif yang ditunjukkan petugas kesehatan ditangani akan membuat anak
(dokter, perawat dan tenaga
mengganggu perkembangan kesehatan lainnya), pengalaman melakukan penolakan terhadap
anak. Lingkungan rumah sakit hospitalisasi anak, support system tindakan perawatan dan
dapat merupakan penyebab stress atau dukungan keluarga yang pengobatan yang diberikan
dan kecemasan pada anak. mendampingi selama perawatan. sehingga akan berpengaruh
Faktor-faktor tersebut dapat terhadap lamanya hari rawat
menyebabkan anak semakin stres
dan hal ini dapat berpengaruh anak dan dapat memperberat
terhadap proses penyembuhan kondisi penyakit yang diderita
anak. Untuk mengurangi
dampak akibat hospitalisasi
yang dialami anak selama
menjalani perawatan,
diperlukan suatu media yang
dapat mengungkapkan rasa
cemasnya. Salah satunya
adalah terapi bermain
Tujuan untuk membahas lebih detail Tujuan bermain bagi anak
Penelitian tentang: Stressor hospitalisasi, adalah menghilangkan rasa
Respon anak ketika menjalani nyeri ataupun sakit yang
hospitalisasi, Respon keluarga dirasakannya dengan cara
terhadap hospitalisasi, Dampak mengalihkan perhatian anak
hospitalisasi, Meminimalkan pada permainan sehingga anak
dampak hospitalisasi. akan lupa terhadap perasaan
cemas maupun takut yang
dialami, selama anak menjalani
perawatan dirumah sakit
Subjek Anak usia kurang dari 17 tahun Seluruh anak usia pra sekolah Pada anak usia prasekolah (3-6
Penelitian yang dirawat di Ruang tahun) yang menjalani
Perawatan Anak RSUD Raden hospitalisasi di RSUD
Mattaher Jambi
Banjarbaru
Metode Studi kepustakaan dengan Desain penelitian ini bersifat Penelitian kuantitatif dengan
Penelitian pendekatan deskriptif eksploratif. kuantitatif analitik untuk mengkaji desain penelitian Quasi
kausa atau determinan dari suatu Eksperimental dengan
fenomena. Kesimpulan yang dapat rancangan PretestPosttest
ditarik dalam penelitian ini dapat Non Equivalent Control Group
berupa hubungan sebab akibat Design dengan adanya
maupun korelasional dengan kelompok kontrol. Penelitian
pendekatan crosssectional (potong ini dilakukan dengan cara
lintang) yang bertujuan untuk membandingkan hasil antara
melihat hubungan antara variabel kelompok eksperimen dengan
dependen dengan variabel kelompok kontrol. Kelompok
independen pada waktu yang eksperimen dilakukan
bersamaan. pengamatan awal (pretest)
terlebih dahulu sebelum
diberikan perlakuan, setelah
diberikan perlakuan lalu
dilakukan pengamatan akhir
(posttest). Kelompok kontrol
diberikan pengamatan awal
(pretest) dan akhir (posttest)
tanpa diberikan perlakuan
Hasil Penelitian Hasil analisis hubungan antara Hasil penelitian ini
kehadiran orang tua dengan respon menunjukkan bahwa terapi
perilaku anak terhadap tindakan bermain clay mempunyai
invasif diperoleh bahwa dari 11 pengaruh terhadap penurunan
responden yang tidak didampingi kecemasan pada anak usia
ortu pada saat tindakan invasif, prasekolah (3-6 tahun) yang
menunjukkan respons perilaku menjalani hospitalisasi di
yang kurang baik ada sebanyak 10 RSUD Banjarbaru karena
(90.9 %) responden dan diantara dengan dengan melakukan
responden yang didampingi ortu permainan anak dapat
menunjukkan respon perilaku yang mengalihkan perhatian
baik ada sebanyak 15 (78.9 %). terhadap rasa sakit yang dialami
Hasil uji statistik diperoleh p-Value pada permainannya (distraksi)
0,001 maka dapat disimpulkan ada dan relaksasi melalui
hubungan yang bermakna kesenangannya melakukan
permainan selama menjalani
hospitalisasi
Pembahasan Sejumlah faktor resiko Peran orang tua selama anak Dampak dari kecemasan yang
membuat anak-anak tertentu dirawat di rumah sakit adalah dialami anak usia prasekolah
lebih rentan terhadap stres dengan menjalani kolaborasi selama menjalani hospitalisasi
hospitalisasi dibandingkan antara keluarga dengan profesi apabila tidak segera diatasi
kesehatan dan kehadiran orang tua akan membuat anak melakukan
dengan lainnya. Mungkin
yang dapat memberikan rasa penolakan terhadap tindakan
karena perpisahan merupakan nyaman pada anak. Bentuk perawatan dan pengobatan yang
masalah penting seputar kolaborasi orang tua dan profesi diberikan sehingga akan
hospitalisasi bagi anak-anak kesehatan diwujudkan dengan berpengaruh terhadap lamanya
adanya keterlibatan orang tua hari rawat, dan proses
yang lebih muda, anak yang dalam perawatan dan memenuhi kesembuhan anak (2,10). Oleh
aktif dan berkeinginan kuat, kebutuhan anak dengan sebab itu, diperlukan upaya
cenderung lebih baik ketika memberikan suport emosional dalam mengatasi memburuknya
hospitalisasi dibandingkan kepada anak, ikut terlibat pada kecemasan pada anak selama
tindakan yang sederhana. menjalani hospitalisasi dengan
anak yang pasif. Hal ini memberikan intervensi yang
mengharuskan perawat harus sesuai dengan tumbuh kembang
mewaspadai anak-anak yg anak
pasif karena membutuhkan
dukungan yang lebih banyak
daripada anak yang aktif.

Anda mungkin juga menyukai