DNA Recombinant Word
DNA Recombinant Word
PENDAHULUAN
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perkembangan bioteknologi tidak hanya
didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lainnya, seperti
biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya. Perkembangan bioteknologi pada abad 21 sudah sangat pesat, terutama di negara-
negara maju. Teknik bioteknologi modern telah berkembang pesat sejak 1970- an.
Perkembangan ini tidak lepas dari peran para ilmuan yang tak kenal lelah untuk
mengembangkan berbagai teknik bioteknologi. Teknik bioteknologi modern yang sudah sering
didengar antara lain teknik kultur jaringan dan Rekayasa Genetik atau yang lebih dikenal
dengan Teknik DNA Rekombinan. Pada dasarnya upaya untuk mendapatkan suatu produk
yang diinginkan melalui teknologi DNA rekombinan melibatkan beberapa tahapan tertentu.
Tahapan- tahapan tersebut adalah isolasi DNA genomik/kromosom yang akan diklon,
pemotongan molekul DNA menjadi sejumlah fragmen dengan berbagai ukuran, isolasi DNA
vektor, penyisipan fragmen DNA ke dalam vektor untuk menghasilkan molekul DNA
molekul DNA rekombinan dari sel inang, dan analisis DNA rekombinan.Teknik DNA
Rekombinan melibatkan upaya perbanyakan gen tertentu di dalam suatu sel yang bukan sel
Asam deoksiribonukleat, atau DNA adalah molekul yang mengandung instruksi yang
dibutuhkan organisme untuk berkembang, hidup, dan bereproduksi. Instruksi ini ditemukan di
dalam setiap sel, dan diturunkan dari orang tua kepada anak-anak mereka. DNA ditemukan
1
dalam nukleus sel dalam organisme multiseluler, dan pertama kali diisolasi pada tahun 1869,
oleh dokter Swiss Friedrich Miescher. Model heliks ganda dari DNA (asam deoksiribonukleat)
terdiri dari dua untaian yang saling terkait. Helai ini terdiri dari nukleotida, yang terdiri dari
tiga bagian komponen: gugus gula, gugus fosfat, dan basa. Gula dan gugus fosfat bergabung
membentuk 'tulang punggung' untaian DNA yang berulang. Ada empat basa berbeda yang
berpotensi melekat pada kelompok gula: adenin, timin, guanin, dan sitosin, mengingat
peruntukan A, T, G, dan C.
Basis adalah apa yang memungkinkan dua untai DNA untuk bersatu. Gaya antarmolekul
kuat yang disebut ikatan hidrogen antara pangkalan pada untaian yang berdekatan bertanggung
jawab untuk ini; karena struktur basa yang berbeda, adenin (A) selalu membentuk ikatan
hidrogen dengan timin (T), sedangkan guanin (G) selalu membentuk ikatan hidrogen dengan
Teknologi DNA rekombinan yaitu mengubah bahan genetik di luar organisme untuk
memperoleh karakteristik yang ditingkatkan dan diinginkan dalam organisme hidup atau
sebagai produk mereka. Teknologi ini melibatkan penyisipan fragmen DNA dari berbagai
sumber, memiliki urutan gen yang diinginkan melalui vektor yang sesuai. Manipulasi dalam
genom organisme dilakukan baik melalui pengenalan satu atau beberapa gen baru dan elemen
pengatur atau dengan mengurangi atau memblokir ekspresi gen endogen melalui
penggabungan ulang gen dan elemen. Pembelahan enzimatik diterapkan untuk mendapatkan
fragmen DNA yang berbeda menggunakan restriksi endonukleasi untuk situs target urutan
DNA spesifik diikuti oleh aktivitas DNA ligase untuk bergabung dengan fragmen untuk
memperbaiki gen yang diinginkan dalam vektor. Vektor kemudian dimasukkan ke dalam
organisme inang, yang ditanam untuk menghasilkan banyak salinan fragmen DNA yang
dimasukkan dalam kultur, dan akhirnya klon yang mengandung fragmen DNA yang relevan
dipilih dan dipanen. Molekul DNA rekombinan (rDNA) pertama dihasilkan pada tahun 1973
2
oleh Paul Berg, Herbert Boyer, Annie Chang, dan Stanley Cohen dari Universitas Stanford dan
Universitas California San Francisco. Pada tahun 1975, selama regulasi "The Asilomar
Conference" dan penggunaan aman teknologi rDNA telah dibahas. Paradoksnya bagi
pandangan para ilmuwan pada masa Asilomar, metode DNA rekombinan untuk mendorong
perkembangan pertanian dan obat-obatan memakan waktu lebih lama daripada yang
diperkirakan karena kesulitan yang tak terduga dan hambatan untuk mencapai hasil yang
memuaskan. Namun, sejak pertengahan 1980-an, jumlah produk seperti hormon, vaksin, agen
terapi, dan alat diagnostik telah dikembangkan terus menerus untuk meningkatkan kesehatan.1
Kloning DNA adalah proses pembuatan banyak salinan identik dari potongan DNA
tertentu. Dalam prosedur kloning DNA khas, gen atau fragmen DNA lain yang menarik
(mungkin gen untuk protein manusia yang penting secara medis) pertama kali dimasukkan ke
dalam potongan DNA melingkar yang disebut plasmid. Penyisipan dilakukan menggunakan
enzim yang "memotong dan menempel" DNA, dan menghasilkan molekul DNA rekombinan,
atau DNA yang dikumpulkan dari fragmen dari berbagai sumber. Selanjutnya, plasmid
rekombinan dimasukkan ke dalam bakteri. Bakteri yang membawa plasmid dipilih dan
Kegunaan salinan dari sekuens DNA dalam plasmid yaitu pada beberapa kasus,
membutuhkan banyak salinan DNA untuk melakukan percobaan atau membangun plasmid
baru. Dalam kasus lain, potongan DNA mengkodekan protein yang berguna, dan bakteri
digunakan sebagai "pabrik" untuk membuat protein. Sebagai contoh, gen insulin manusia
diekspresikan dalam bakteri E. coli untuk membuat insulin digunakan oleh penderita diabetes.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Asam deoksiribonukleat, atau DNA adalah molekul yang mengandung instruksi yang
dibutuhkan organisme untuk berkembang, hidup, dan bereproduksi. Instruksi ini ditemukan di
dalam setiap sel, dan diturunkan dari orang tua kepada anak-anak mereka. DNA ditemukan
dalam nukleus sel dalam organisme multiseluler, dan pertama kali diisolasi pada tahun 1869,
oleh dokter Swiss Friedrich Miescher. Model heliks ganda dari DNA (asam deoksiribonukleat)
terdiri dari dua untaian yang saling terkait. Helai ini terdiri dari nukleotida, yang terdiri dari
tiga bagian komponen: gugus gula, gugus fosfat, dan basa. Gula dan gugus fosfat bergabung
membentuk 'backbone' untaian DNA yang berulang. Ada empat basa berbeda yang berpotensi
melekat pada kelompok gula: adenin, timin, guanin, dan sitosin, mengingat peruntukan A, T,
G, dan C.
Basis adalah apa yang memungkinkan dua untai DNA untuk bersatu. Gaya antarmolekul
kuat yang disebut ikatan hidrogen antara pangkalan pada untaian yang berdekatan bertanggung
jawab untuk ini; karena struktur basa yang berbeda, adenin (A) selalu membentuk ikatan
hidrogen dengan timin (T), sedangkan guanin (G) selalu membentuk ikatan hidrogen dengan
sitosin (C).2
4
Gambar 2.1. Sruktur DNA
Sel-sel dalam tubuh terus-menerus membelah, meregenerasi, dan mati tetapi agar proses
ini terjadi, DNA di dalam sel harus mampu mereplikasi dirinya sendiri. Selama pembelahan
sel, dua untai DNA terbelah menjadi dua untai tunggal kemudian dapat digunakan sebagai
templat untuk membangun versi baru untai komplementer. Karena A selalu berpasangan
dengan T, dan G selalu berpasangan dengan C, dimungkinkan untuk menyusun urutan basis
pada satu untai menggunakan untai yang berlawanan dan ini yang memungkinkan DNA untuk
mereplikasi dirinya sendiri. Proses ini dilakukan oleh keluarga enzim yang disebut DNA
polimerase.
Ketika DNA digunakan untuk membuat protein, kedua untai juga harus membelah.
Namun, dalam kasus ini, kode DNA disalin ke mRNA (messenger ribonucleic acid), suatu
proses yang dikenal sebagai 'transkripsi'. Struktur RNA sangat mirip dengan DNA, tetapi
dengan beberapa perbedaan utama. Pertama, mengandung gugus gula yang berbeda dalam
tulang punggung gula fosfat molekul: ribosa bukan deoksiribosa. Kedua, masih menggunakan
basa A, G dan C, tetapi alih-alih basa T, ia menggunakan urasil, U. Struktur urasil sangat mirip
dengan timin, dengan tidak adanya kelompok metil (CH3) menjadi satu-satunya perbedaan.
5
Sifat penting dari DNA adalah dapat bereplikasi, atau membuat salinannya sendiri.
Setiap untai DNA dalam heliks ganda dapat berfungsi sebagai pola untuk menduplikasi urutan
basa. Ini sangat penting ketika sel membelah karena setiap sel baru perlu memiliki salinan tepat
Setelah nukleotida DNA disalin, mRNA dapat meninggalkan nukleus sel dan menuju
sitoplasma yaitu tempat sintesis protein terjadi. Di sini, molekul rumit yang disebut ribosom
'membaca' urutan basa pada molekul mRNA. Asam amino individu, yang membentuk protein,
dikodekan oleh tiga bagian huruf dari untai mRNA. Kode yang mungkin berbeda, dan asam
amino yang dikodekan untuknya, dirangkum dalam posting sebelumnya yang melihat struktur
asam amino. Jenis RNA yang berbeda, transfer RNA, bertanggung jawab untuk mengangkut
Namun, proses ini tidak selalu sempurna. Kesalahan dapat terjadi dalam menyalin urutan
DNA ke mRNA, dan kesalahan acak ini disebut sebagai mutasi. Kesalahan bisa dalam bentuk
basis yang diubah atau bahkan basis yang dihapus atau ditambahkan. Beberapa bahan kimia,
dan radiasi, dapat menyebabkan perubahan ini, tetapi mereka juga dapat terjadi tanpa adanya
efek eksternal ini. Mereka dapat menyebabkan kode asam amino diubah menjadi kode lain,
atau bahkan tidak terbaca. Sejumlah penyakit dapat terjadi akibat mutasi selama replikasi
DNA, termasuk cystic fibrosis, dan anemia sel sabit, tetapi patut dicatat bahwa mutasi juga
Meskipun hanya ada 20 asam amino, tubuh manusia dapat menggabungkannya untuk
menghasilkan sekitar 100.000 protein. Pemuatan DNA adalah proses yang berkelanjutan, dan
rantai protein tunggal dapat memiliki 10-15 asam amino yang ditambahkan ke dalamnya per
detik melalui garis besar proses di atas. Karena tujuan tulisan ini terutama untuk menguji
6
struktur kimia DNA, pembahasan replikasi dan sintesis protein tetap singkat dan relatif
sederhana.
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perkembangan bioteknologi tidak hanya
didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lainnya, seperti
sebagainya. Perkembangan bioteknologi pada abad 21 sudah sangat pesat, terutama di negara-
negara maju. Teknik bioteknologi modern telah berkembang pesat sejak 1970- an.
Perkembangan ini tidak lepas dari peran para ilmuan yang tak kenal lelah untuk
Teknologi yang dikenal sebagai teknologi DNA rekombinan atau dengan istilah yang lebih
populer rekayasa genetika, ini melibatkan upaya perbanyakan gen tertentu di dalam suatusel yang
bukan sel alaminya sehingga sering pula dikatakan sebagai kloning gen. Banyak definisi telah
rekombinan adalah pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara penyisipan
danmengalami perbanyakan di dalam suatu sel organisme lain yang berperan sebagai sel
tertentu dalam waktulebih cepat dan jumlah lebih besar daripada produksi secara konvensional.
7
Pada dasarnya upaya untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkan melalui
tersebutadalah isolasi DNA genomik/kromosom yang akan diklon, pemotongan molekul DNA
menjadisejumlah fragmen dengan berbagai ukuran, isolasi DNA vektor, penyisipan fragmen
DNA kedalam vektor untuk menghasilkan molekul DNA rekombinan, transformasi sel
inangmenggunakan molekul DNA rekombinan, reisolasi molekul DNA rekombinan dari sel
Kloning molekuler adalah proses laboratorium yang digunakan untuk membuat DNA
rekombinan. Proses ni adalah salah satu dari dua metode yang paling banyak digunakan,
bersama dengan reaksi rantai polimerase (PCR), digunakan untuk mengarahkan replikasi dari
setiap urutan DNA spesifik yang dipilih oleh peneliti. Ada dua perbedaan mendasar antara
metode. Salah satunya adalah bahwa kloning molekuler melibatkan replikasi DNA dalam sel
hidup, sementara PCR mereplikasi DNA dalam tabung reaksi, bebas dari sel-sel hidup.
Perbedaan lainnya adalah bahwa kloning melibatkan pemotongan dan menempelkan sekuens
mereplikasi dalam sel hidup. Vektor umumnya berasal dari plasmid atau virus, dan mewakili
segmen DNA yang relatif kecil yang mengandung sinyal genetik yang diperlukan untuk
replikasi, serta elemen tambahan untuk kenyamanan dalam memasukkan DNA asing,
mengidentifikasi sel yang mengandung DNA rekombinan dan jika diperlukan untuk
mengekspresikan DNA asing. Pilihan vektor untuk kloning molekuler tergantung pada pilihan
organisme inang, ukuran DNA yang akan dikloning, apakah dan bagaimana DNA asing akan
8
Dalam standar protokol kloning, mengkloning setiap fragmen DNA pada dasarnya
melibatkan tujuh langkah: (1) Pilihan organisme inang dan vektor kloning, (2) Persiapan DNA
vektor, (3) Persiapan DNA yang akan dikloning, (4) Pembuatan DNA rekombinan, (5)
Pengenalan DNA rekombinan ke dalam organisme inang, (6) Pemilihan organisme yang
mengandung DNA rekombinan, dan (7) Penapisan untuk klon dengan sisipan DNA dan sifat
Secara garis besar ada tiga tipe rekombinasi genetik yang sudah banyak diketahui, yaitu
rekombinasi transposisi/replikatif.
merupakan homologi urutan nukleotida cukup besar. Ciri khusus rekombinasi homolog adalah
bahwa proses tersebut dapat terjadi setiap titik di daerah homologi. Rekombinasi terjadi melalui
tahap pemotongan untaian DNA yang kemudian diikuti dengan proses penggabungan kembali.
kromosom. Proses rekombinasi terjadi secara akurat sehingga tidak ada satupun pasangan basa
nukleotida yang hilang atau ditambahkan ke dalam kromosom rekombinan. Proses pertukaran
tersebut menyebabkan terbentuknya struktur yang dapat terlihat sebagai kiasma (chiasma) pada
waktu meiosis. Kiasma merupakan tempat pemotongan dan penggabungan kembali untai
DNA, yaitu ketika dua kromatid yang berbeda (non-sister chromatids) terpotong dan
tergabungkan satu sama lain. Rekombinasi homolog dimulai ketika dua kromosom homolog
terletak berdekatan satu sama lain sehingga urutan nukleotida yang homolog dapat
dipertukarkan. Kontak antara dua pasang kromosom tersebut, disebut sebagai proses sinapsis,
9
Rekombinasi genetik homolog melibatkan pertukaran genetik antara dua molekul DNA
(atau segmen molekul yang sama) yang mendiami wilayah yang luas dengan susunan homolog.
Susunan basa yang sebenarnya pada DNA tidak sesuai sepanjang susunan dua DNA yang
sama. Daerah rekombinasi khusus berbeda dalam hal pertukaran yang hanya terjadi pada
susunan DNA yang terdefinisi. Perubahan DNA adalah berbeda dalam hal perubahan ini
melibatkan segment pendek DNA dengan kapasitas yang luar biasa untuk berpindah dari satu
lokasi kromosom ke lokasi yang lain. “gen hopping” ini merupakan gen yang pertama kali
diamati pada maizena oleh Barbara McClintock pada tahun 1950. Tambahan lagi tentang kelas
terkarakterisasi ini, ada jarang yang lebar penyusunan kembali yang tidak biasa dimana tidak
ada mekanisme dan tujuan yang diajukan. Pembahasan dari mekanisme rekombinasi harus
selalu menyertakan stuktur DNA yang luar biasa. Pada rekombinasi genetik homolog, dua
molekul DNA berinteraksi dan meluruskan susunannya yang sama pada beberapa tahapan
reaksi. Proses pelurusan ini bisa melibatkan formasi DNA menengah barudima tiga atau
bahkan empat strand dilepaskan. Cabang struktur DNA juga ditemukan sebagai rekombinan
menengah. Pertukaran informasi antara dua makromolekul helix besar sering melibatkan
10
Rekombinasi genetik homolog (juga disebut rekombinasi umum) dihubungkan secara
kuat dengan divisisel pada eukaryotik. Proses yang terjadi dalam frekuensi tinggi selama
meiosis, proses yang mana sel germline dengan dua pasangan kromosom yang cocok (sel
diploid) membagi untuk memproduksi satu set gamet—sel sperma atau ovum pada eukaryotik
yang lebih tinggi masing-masing gamet memiliki satu anggota untuk masing-masing pasangan
kromosom (sel haploid). Proses pada meiosis dimulai dengan replikasi DNA pada sel germ
sehingga masing-masing molekul DNA ada pada empat salinan. Sel kemudian berkembang
sepanjang proses dua divisi sel meiotik yang mengurangi kandungan DNA pada level haploid
pada masing-masing empat sel inang. Setelah DNA direplikasi selama profase I (profase divisi
meiotik pertama), hasil salinan DNA terasosiasi dengan sentromernya dan disebut sebagai
kromatid saudara. Masing-masing set molekul DNA homolog disusun sebagai dua pasang
kromatid. Informasi genetik ditukar antara kromatid genetik homolog terdekat pada tahap
meiosis dengan alat rekombinasi genetik homolog. Proses ini melibatkan kerusakan dan
penggabungan kembali DNA. Pertukaran juga disebut pindah silang, pindah silang
menghubungkan dua pasang kromatid saudara bersama-sama pada titik yang disebut chiasmata
(tunggal, chiasma). Hal ini secara efektif menghubungkan keempat kromatid homolog
bersama-sama, dan hubungan ini sangat esensial untuk segregasi kromosm yang tepat pada
divisi sel meiotik berikutnya. Pendekatan awal, rekombinasi atau pindah silang dapat terjadi
dengan kemungkinan yang sama pada hampir semua titik sepanjang kromosom homolog.
Frekuensi rekombinasi pada daerah yang memisahkan dua titik pada kromosom sebanding
dengan jarak antar titik. Fakta ini digunakan selama penerapan dekade untuk memetakan posisi
relatif dan jarak antara gen; rekombinasi homolog merupakan proses molekuler yang underpin
Pada bakteri yang tidak menjalani meiosis, rekombinasi genetik terjadi pada proses
seperti konjugasi, perkawinan dimana kromosom DNA ditransfer antara dua sel bakteri yang
11
berhubungan secara dekat, hal ini dapat terjadi dalam sel tunggal antara dua kromosom
diidentifikasi :(1) tipe rekombinasi ini berkontribusi terhadap perbedaan genetik pada populasi;
(2) pada eukariot menyediakan penghubung sementara antara kromatid yang secara nyata
mengoreksi urutan segregasi pada kromosom ke sel inang pada divisi sel meiotik pertama; dan
Fungsi pertama dan kedua sering menjadi bahan yang menarik bagi ilmuan untuk studi
tentang sel, dan rekombinasi homolog sering dijelaskan sebagai sumber perbedaan genetik.
Namun, fungsi perbaikan DNA merupakan peranan yang paling penting pada sel. Perbaikan
DNA seperti yang dijelaskan disebut pada fakta bahwa luka DNA pada satu strand dapat
diperbaiki secara akurat karena informasi genetik dijaga di dalam strand saling melengkapi
yang tidak rusak. Pada tipe luka tertentu, seperti luka pada strand ganda, strand ganda tautan
silang, luka yang ditinggalkan strand tunggal setelah replikasi strand komplementer rusak atau
tidak ada. , ketika hal ini terjadi, informasi yang dibutuhkan untuk perbaikan DNA yang akurat
harus berasal dari kromosom homolog yang terpisah dan perbaikan yang melibatkan
kromosom homolog. Jenis luka ini umumnya berasal radiasi ionisasi dan reaksi oksidatif, dan
perbaikannya mengoreksi produksi gamet eukariot yang bisa hidup dan keberadaan bakteri
setiap harinya. Perbaikan yang dimediasi oleh rekombinasi genetik homolog disebut perbaikan
Berbeda dari proses rekombinasi homolog, rekombinasi khusus hanya terjadi pada
tempat khusus di dalam segmen molekul DNA. Pertukaran materi genetik dilakukan oleh
protein khusus yang mengkatalisis pemotongan dan penggabungan molekul DNA secara tepat
pada tempat terjadinya rekombinasi. Proses rekombinasi semacam ini tidak tergantung pada
protein recA. Rekombinasi khusus mempunyai beberapa ciri yaitu (i) proses rekombinasi
12
terjadi di tempat khusus pada kedua fragmen DNA, (ii) rekombinasi berlangsung timbal balik
(reciprocal), artinya kedua hasil pertukaran genetik tersebut dapat diperoleh kembali, (iii)
rekombinasi terjadi secara konservatif, artinya proses pertukaran genetik tersebut dilakukan
melalui pemotongan dan penyambungan kembali bagian DNA yang berekombinasi tanpa ada
sintesis nukleotida baru, dan (iv) bagian yang mengalami rekombinasi tersebut mempunyai
Saat ini kita dapat menemukan berbagai macam metode ektraksi DNA. Para peneliti
perlakukan. Tahapan atau perlakuan yang terlalu panjang dan terlalu kompleks sering
meningkatkan resikok egagalan, terutama bagi pemula. Tahapan atau perlakuan dalam
ekstraksi DNA juga dipengaruhi asal sel atau jaringan target.DNA biasanya diisolasi dari sel
dengan menggunakan metode yang melisiskan sel tetapi mencegah fragmentasi DNA. Langkah
ini biasanya melibatkan EDTA (ethylenediaminetetraacetic acid) yang dalam proses tersebut
13
akan mengikat ion magnesium (kofaktor yang dibutuhkan oleh enzim D Nase). Idealnya
dinding sel (jika ada) didigesti secara enzimatis (misalnya dengan enzim lisosim). Selanjutnya
membran sel sebaiknya disolubilisasi dengan detergen. Jika disrupsi fisik dibutuhkan
sebaiknya dilakukan seminim mungkin. Dalam proses disrupsi ini enzim nuklease yang
terlepas dari komponen selular dapat mencerna asam nukleat secara efisien, sehingga kerja
enzim nuklease harus dihambat. Disrupsi sel dan sebagian besar langkah selanjutnya sebaiknya
dilakukan pada suhu 40 C, menggunakan alat yang terbuat dari gelas dan larutan yang telah di-
autoclave (fungsi autoclave adalah untuk menghancurkan aktivitas DNase pada alat
atau larutan tersebut). Setelah melepaskan asam nukleat dari sel, RNA dapat dihilangkan
dengan penambahan RNase yang telah diterapi panas untuk menginaktivasi DNase kontaminan
(RNase relatif stabil terhadap panas karena adanya ikatan disulfida yang akan menyebabkan
proses renaturasi ketika didinginkan). Kontaminan mayor lainnya, yaitu protein, dihilangkan
dengan dengan larutan fenol atau campuran fenol-khloroform (keduanya akan mendenaturasi
protein tetapi tidak mendenaturasi asam nukleat). Setelah campuran tersebut dibuat menjadi
emulsi, dilakukan sentrifugasi. Setelah sentrifugasi akan terbentuk bagian organik di bagian
bawah dan bagian aquos di bagian atas dipisahkan lapisan yang terdiri dari protein yang
terdenaturasi. Cairana aquous diambil dan dideproteinisasi beberapa kali sampai tidak ada lagi
material yang terlihat pada lapisan tengah. Kemudian DNA yang sudah tidak mengandung
protein ini dicampur dengandua bagian etanol. DNA akan menjadi presipitat, terpisah dari
larutan sampel tersebut. Setelah disentrifugasi, pelet DNA kemudian dilarutkan kembali.
Secara umum mekanisme isolasi total DNA seluler secara konvensional adalah sebagai
berikut:
14
4. Penambahan proteinase (proteinase K)
Beberapa senyawa mempunyai fungsi multipel dalam protokol ekstraksi asam nukleat.
Agen chaotropic seperti GuSCN (guanidine isothiocyanate), NaI (sodium iodide), dan LiCl
merusak integritas sel, denaturasi protein dan menginaktivasi nuklease. GuSCN dengan
molaritas di atas 4M dapat mempresipitasi DNA dan RNA berberat molekular tinggi.
Dalam lingkungan yang tinggi garam chaotropic ini senyawa silika dapat berikatan
secara spesifik dengan molekul DNA dan RNA, sedangkan lemak dan protein kontaminan
hanya mempunyai afinitas yang moderat terhadap silika sehingga dapat dicuci bersih darinya.
Absorbsi asam nukleat pada matriks silika meningkat pada pH asam dan konsentrasi garam
yang tinggi,sehingga larutan bufer yang mengandung pH yang tinggi dan konsentrasi garam
yang rendahdapat digunakan untuk mencuci-lepaskan asam nukleat dari matriks silika .Cara
lain pemanfaatan silika dalam proses ekstraksi asam nukleat adalah dengan melakukan
perubahan kimia pada matriks silika sehingga akan secara spesifik berikatan dengan protein
nukleat berbasis silika ini telah menjadi dasar metode ekstraksi asam nukleat kit komersial.
Matriks silika dalam kit komersial tersebut dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti
filter (spin column), gel (glassmilk, silica gel), suspensi (celite, plain-coarse silicate), bahkan
memungkinkan pemisahan asam nukleat yang berikatan dengan silika dari kontaminasi lemak,
karbohidrat dan protein melalui langkah pembilasan yang multipel. Metode ini juga mendasari
15
Metode alternatif yang berbasis matriks silika antara lain teknik hibridisasi fragmen
asam nukleat yang menggunakan probe yang didesain spesifik yang melekat pada matriks solid
atau bead magnetik. Kelemahan umum dari teknik penangkapan seperti ini adalah selama
proses pelekatan dan cuci-lepas, dapat terjadi fragmentasi dan hilangnya DNA target.DNA juga
dapat diisolasi dari organela spesifik atau partikel virus. Untuk ekstraksi DNAsemacam ini
sebaiknya dilakukan isolasi organela target atau virus tersebut terlebih dahulu sebelum
dilakukan ekstraksi DNA-nya karena isolasi DNA target dari campuran DNA (DNAtotal)
relatif sulit. Jika dibutuhkan isolat DNA dengan kemurnian yang tinggi, DNA dapat
Untuk memeriksa integritas DNA dapat dilakukan dengan elektroforesis pada gel
agarose. Secara kasar gambaran yang diperoleh dari elektroforesis pada gel agarose tersebut
juga dapat digunakan untuk menaksir konsentrasi isolat DNA kita. Cara yang lebih akurat
untuk mengetahui konsentrasi dan kemurnian DNA yang diperoleh adalah dengan
menggunakan spektrofotometer UV. DNA untai tunggal mempunyai koefisien absorbsi 0,027,
DNA untai ganda 0,02 dan RNA 0,025 per-ml per-cm pada panjang gelombang 260 nm. Rasio
absorbs 260/280 nm dapat digunakan untuk mengetahui adanya kontaminasi protein atau fenol
Sampel DNA yang murni memiliki rasio 260/280 nm sebesar 1,8-1,9, sedangkan
sampelRNA yang murni 1,9-2,0. Jika rasio tersebut di bawah 1,8 berarti ada ketidakmurnian
yang signifikan yang masih tertinggal di dalam sampel. Saat ini sudah banyak dijual alat
kuantitasasam nukleat. Yang perlu diingat dalam penggunaan spektrofotometer adalah jangan
lupa untuk selalu melakukan kalibrasi dengan larutan ³blank´ sebelum memeriksa konsentrasi
asam nukleatsampel. Yang digunakan sebagai blank adalah pelarut yang digunakan untuk
16
2.2.3. Enzim Restriksi
Enzim restriksi atau disebut juga enzim endonuklease restriksi merupakan bagian dari
sistem kekebalan bakteri untuk melindungi bakteri dari infeksi DNA asing. Enzim
endonuklease restriksi biasanya diberi nama berdasarkan nama bakteri asal enzim tersebut
diisolasi. Saat ini telah dikenal lebih dari 200 enzim restriksi dengan sekuens tempat
pembelahan yang spesifik. Perkembangan teknik pemotongan DNA berawal dari saat
ditemukannya sistem restriksi dan modifikasi DNA pada bakteri E. coli, yang berkaitan dengan
infeksi virus atau bakteriofag lambda (l). Virus l digunakan untuk menginfeksi dua strain E.
Jika l yang telah menginfeksi strain C diisolasi dari strain tersebut dan kemudian
digunakan untuk mereinfeksi strain C, maka akan diperoleh l progeni (keturunan) yang lebih
kurang sama banyaknya dengan jumlah yang diperoleh dari infeksi pertama. Dalam hal ini,
dikatakan bahwa efficiency of plating (EOP) dari strain C ke strain C adalah 1. Namun, jika l
yang diisolasi dari strain C digunakan untuk menginfeksi strain K, maka nilai EOP-nya hanya
10-4. Artinya, hanya ditemukan l progeni sebanyak 1/10.000 kali jumlah yang diinfeksikan.
Sementara itu, l yang diisolasi dari strain K mempunyai nilai EOP sebesar 1, baik ketika
direinfeksikan pada strain K maupun pada strain C. Hal ini terjadi karena adanya sistem
Pada waktu bakteriofag l yang diisolasi dari strain C diinfeksikan ke strain K, molekul
DNAnya dirusak oleh enzim endonuklease restriksi yang terdapat di dalam strain K. Di sisi
lain, untuk mencegah agar enzim ini tidak merusak DNAnya sendiri, strain K juga mempunyai
sistem modifikasi yang akan menyebabkan metilasi beberapa basa pada sejumlah urutan
tertentu yang merupakan tempat-tempat pengenalan (recognition sites) bagi enzim restriksi
tersebut.
17
DNA bakteriofag l yang mampu bertahan dari perusakan oleh enzim restriksi pada siklus
infeksi pertama akan mengalami modifikasi dan memperoleh kekebalan terhadap enzim
restrisksi tersebut. Namun, kekebalan ini tidak diwariskan dan harus dibuat pada setiap akhir
putaran replikasi DNA. Dengan demikian, bakteriofag l yang diinfeksikan dari strain K ke
strain C dan dikembalikan lagi ke strain K akan menjadi rentan terhadap enzim restriksi.
Metilasi hanya terjadi pada salah satu di antara kedua untai molekul DNA.
Berlangsungnya metilasi ini demikian cepatnya pada tiap akhir replikasi hingga molekul DNA
baru hasil replikasi tidak akan sempat terpotong oleh enzim restriksi. Enzim restriksi dari strain
K telah diisolasi dan banyak dipelajari. Selanjutnya, enzim ini dimasukkan ke dalam suatu
kelompok enzim yang dinamakan enzim restriksi tipe I. Banyak enzim serupa yang ditemukan
Pada tahun 1970 T.J. Kelly menemukan enzim pertama yang kemudian dimasukkan ke
dalam kelompok enzim restriksi lainnya, yaitu enzim restriksi tipe II. Ia mengisolasi enzim
tersebut dari bakteri Haemophilus influenzae strain Rd, dan sejak saat itu ditemukan lebih dari
475 enzim restriksi tipe II dari berbagai spesies dan strain bakteri. Semuanya sekarang telah
menjadi salah satu komponen utama dalam tata kerja rekayasa genetika.
Enzim restriksi tipe II antara lain mempunyai sifat-sifat umum yang penting sebagai
berikut:
1. Mengenali urutan tertentu sepanjang empat hingga tujuh pasang basa di dalam molekul
DNA.
2. Memotong kedua untai molekul DNA di tempat tertentu pada atau di dekat tempat
pengenalannya.
Sebagian besar enzim restriksi tipe II akan mengenali dan memotong urutan pengenal
yang mempunyai sumbu simetri rotasi. Pemberian nama kepada enzim restriksi mengikuti
18
aturan sebagai berikut. Huruf pertama adalah huruf pertama nama genus bakteri sumber isolasi
enzim, sedangkan huruf kedua dan ketiga masing-masing adalah huruf pertama dan kedua
nama petunjuk spesies bakteri sumber tersebut. Huruf-huruf tambahan, jika ada, berasal dari
nama strain bakteri, dan angka romawi digunakan untuk membedakan enzim yang berbeda
Tempat pemotongan pada kedua untai DNA sering kali terpisah sejauh beberapa pasang
basa. Pemotongan DNA dengan tempat pemotongan semacam ini akan menghasilkan fragmen-
fragmen dengan ujung 5’ yang runcing karena masing-masing untai tunggalnya menjadi tidak
sama panjang. Dua fragmen DNA dengan ujung yang runcing akan mudah disambungkan satu
sama lain sehingga ujung runcing sering pula disebut sebagai ujung lengket (sticky end) atau
ujung kohesif.
Hal itu berbeda dengan enzim restriksi seperti Hae III, yang mempunyai tempat
pemotongan DNA pada posisi yang sama. Kedua fragmen hasil pemotongannya akan
mempunyai ujung 5’ yang tumpul karena masing-masing untai tunggalnya sama panjangnya.
Fragmen-fragmen DNA dengan ujung tumpul (blunt end) akan sulit untuk disambungkan.
Biasanya diperlukan perlakuan tambahan untuk menyatukan dua fragmen DNA dengan ujung
19
tumpul, misalnya pemberian molekul linker, molekul adaptor, atau penambahan enzim
Pemotongan DNA genomik dan DNA vektor menggunakan enzim restriksi harus
genomik nantinya harus dapat disambungkan (diligasi) dengan DNA vektor yang sudah
berbentuk linier.
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk meligasi fragmen-fragmen DNA secara in
vitro. Pertama, ligasi menggunakan enzim DNA ligase dari bakteri. Kedua, ligasi
menggunakan DNA ligase dari sel-sel E. coli yang telah diinfeksi dengan bakteriofag T4 atau
lazim disebut sebagai enzim T4 ligase. Jika cara yang pertama hanya dapat digunakan untuk
meligasi ujung-ujung lengket, cara yang kedua dapat digunakan baik pada ujung lengket
maupun pada ujung tumpul. Sementara itu, cara yang ketiga telah disinggung di atas, yaitu
20
homopolimerik 3’. Dengan untai tunggal semacam ini akan diperoleh ujung lengket buatan,
Suhu optimum bagi aktivitas DNA ligase sebenarnya 37ºC. Akan tetapi, pada suhu ini
ikatan hidrogen yang secara alami terbentuk di antara ujung-ujung lengket akan menjadi tidak
stabil dan kerusakan akibat panas akan terjadi pada tempat ikatan tersebut. Oleh karena itu,
ligasi biasanya dilakukan pada suhu antara 4 dan 15ºC dengan waktu inkubasi (reaksi) yang
Pada reaksi ligasi antara fragmen-fragmen DNA genomik dan DNA vektor, khususnya
plasmid, dapat terjadi peristiwa religasi atau ligasi sendiri sehingga plasmid yang telah
dilinierkan dengan enzim restriksi akan menjadi plasmid sirkuler kembali. Hal ini jelas akan
menurunkan efisiensi ligasi. Untuk meningkatkan efisiensi ligasi dapat dilakukan beberapa
cara, antara lain penggunaan DNA dengan konsentrasi tinggi (lebih dari 100µg/ml), perlakuan
dengan enzim alkalin fosfatase untuk menghilangkan gugus fosfat dari ujung 5’ pada molekul
DNA yang telah terpotong, serta pemberian molekul linker, molekul adaptor, atau penambahan
21
enzim deoksinukleotidil transferase untuk menyintesis untai tunggal homopolimerik 3’ seperti
2.2.5. Transformasi
Tahap berikutnya setelah ligasi adalah analisis terhadap hasil pemotongan DNA
genomik dan DNA vektor serta analisis hasil ligasi molekul-molekul DNA tersebut.
menggunakan teknik elektroforesis (lihat Bab X). Jika hasil elektroforesis menunjukkan bahwa
fragmen-fragmen DNA genomik telah terligasi dengan baik pada DNA vektor sehingga
terbentuk molekul DNA rekombinan, campuran reaksi ligasi dimasukkan ke dalam sel inang
agar dapat diperbanyak dengan cepat. Dengan sendirinya, di dalam campuran reaksi tersebut
selain terdapat molekul DNA rekombinan, juga ada sejumlah fragmen DNA genomik dan DNA
plasmid yang tidak terligasi satu sama lain. Tahap memasukkan campuran reaksi ligasi ke
dalam sel inang ini dinamakan transformasi karena sel inang diharapkan akan mengalami
Teknik transformasi pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 oleh M. Mandel dan
beberapa spesies bakteri lainnya yang mempunyai sistem transformasi alami seperti Bacillus
subtilis telah dapat dilakukan. Kemampuan transformasi B. subtilis pada waktu itu telah
dimanfaatkan untuk mengubah strain-strain auksotrof (tidak dapat tumbuh pada medium
minimal) menjadi prototrof (dapat tumbuh pada medium minimal) dengan menggunakan
22
preparasi DNA genomik utuh. Baru beberapa waktu kemudian transformasi dilakukan
E.coli.
Hal terpenting yang ditemukan oleh Mandel dan Higa adalah perlakuan kalsium klorid
(CaCl2) yang memungkinkan sel-sel E. coli untuk mengambil DNA dari bakteriofag l. Pada
tahun 1972 S.N. Cohen dan kawan-kawannya menemukan bahwa sel-sel yang diperlakukan
dengan CaCl2 dapat juga mengambil DNA plasmid. Frekuensi transformasi tertinggi akan
diperoleh jika sel bakteri dan DNA dicampur di dalam larutan CaCl2 pada suhu 0 hingga 5ºC.
Perlakuan kejut panas antara 37 dan 45ºC selama lebih kurang satu menit yang diberikan
setelah pencampuran DNA dengan larutan CaCl2 tersebut dapat meningkatkan frekuensi
transformasi tetapi tidak terlalu esensial. Molekul DNA berukuran besar lebih rendah efisiensi
transformasi melibatkan tahap-tahap berikut ini. Molekul CaCl2 akan menyebabkan sel-sel
sehingga dinding sel menjadi bocor. DNA yang ditambahkan ke dalam campuran ini akan
membentuk kompleks resisten DNase dengan ion-ion Ca2+ yang terikat pada permukaan sel.
Kompleks ini kemudian diambil oleh sel selama perlakuan kejut panas diberikan.
Oleh karena DNA yang dimasukkan ke dalam sel inang bukan hanya DNA rekombinan,
maka kita harus melakukan seleksi untuk memilih sel inang transforman yang membawa DNA
masih harus dilakukan seleksi untuk mendapatkan sel yang DNA rekombinannya membawa
23
Cara seleksi sel transforman akan diuraikan lebih rinci pada penjelasan tentang plasmid.
Pada dasarnya ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi setelah transformasi dilakukan, yaitu
(1) sel inang tidak dimasuki DNA apa pun atau berarti transformasi gagal, (2) sel inang
dimasuki vektor religasi atau berarti ligasi gagal, dan (3) sel inang dimasuki vektor rekombinan
dengan/tanpa fragmen sisipan atau gen yang diinginkan. Untuk membedakan antara
kemungkinan pertama dan kedua dilihat perubahan sifat yang terjadi pada sel inang. Jika sel
inang memperlihatkan dua sifat marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa kemungkinan
kedualah yang terjadi. Selanjutnya, untuk membedakan antara kemungkinan kedua dan ketiga
dilihat pula perubahan sifat yang terjadi pada sel inang. Jika sel inang hanya memperlihatkan
salah satu sifat di antara kedua marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa kemungkinan
Seleksi sel rekombinan yang membawa fragmen yang diinginkan dilakukan dengan
dilakukan secara in vitro menggunakan teknik reaksi polimerisasi berantai atau polymerase
chain reaction (PCR). Pelacakan fragmen yang diinginkan antara lain dapat dilakukan melalui
cara yang dinamakan hibridisasi koloni. Koloni-koloni sel rekombinan ditransfer ke membran
nilon, dilisis agar isi selnya keluar, dibersihkan protein dan remukan sel lainnya hingga tinggal
tersisa DNAnya saja. Selanjutnya, dilakukan fiksasi DNA dan perendaman di dalam larutan
pelacak. Posisi-posisi DNA yang terhibridisasi oleh fragmen pelacak dicocokkan dengan posisi
koloni pada kultur awal (master plate). Dengan demikian, kita bisa menentukan koloni-koloni
24
Gambar 2.7. Teknik melakukan Screening.
2.2.7. Vektor
Vector adalah sebuah agen yang dapat membawa fragmen DNA ke dalam sel inang.
Ada dua macam vector yaitu vector cloning yang digunakan untuk memproduksi fragmen
DNA dan vector ekspresi yang digunakan untuk mengekspresikan gen tertentu dalam fragmen
DNA. Ada beberapa vector yang sering digunakan dalam teknik DNA rekombinan, antara lain
1. Plasmid
Plasmid merupakan DNA bakteri yang terpisah dari kromosom bakteri. Plasmid dapat
bereplikasi sendiri. Plasmid juga mengandung berbagai gen. Jenis, jumlah jenis, dan jumlah
tiap jenis (copy) plasmid bervariasi antar sel. Bahkan antar sel dalam satu spesies bakteri.
Ukuran plasmid berkisar antara beberapa kbp hingga mendekati 100kbp. Sebuah vector
plasmid juga harus mengandung gen resistensi obat untuk amplifikasi selektif.
25
Gambar 2.8. Struktur Plasmid.
Plasmid dapat dimodifikasi untuk mampu membawa potongan DNA lain ke dalam sel
bila memiliki:
b. Penanda (Marker) yang mudah diseleksi (misalnya gen ketahanan terhadap antibiotik)
c. Situs untuk mengklon (potongan DNA yang memiliki urutan basa nukleotida yang
menjadi sasaran enzim restriksi tetapi tidak terletak di dalam daerah replikator atau
penanda
2. Phaga
Phaga merupakan virus yang dapat menginfeksi bakteri, tersusun atas molekul DNA
yang membawa beberapa gen dan kapsid (molekul protein yang membungkus). Keuntungan
utama dari vector phaga adalah efisiensi transformasi yang tinggi, sekitar 1000 kali lebih
a. Siklus litik yaitu siklus yang diakhiri degan pelepasan fage baru dari bakteri yang
b. Siklus lisogenik yaitu siklus dimana DNA fage tersisip di dalam kromosom bakteri
26
Gambar 2.9. Struktur phaga.
3. Cosmid
Cosmid merupakan vector kombinasi antara vector plasmid dan situs COS yang
memungkinkan DNA target untuk dimasukkan ke dalam kepala situs COS. Teknik ini memiliki
keuntungan yaitu efisiensi transformasi yang tinggi dan cosmid dapat membawa 45 kbp
27
4. YAC
Yeast Artificial Chromosomes (YAC) merupakan vector yang mampu membawa fragmen
DNA hingga sebesar 2mbp, untuk membuat pustaka genom yang berukuran besar. Digunakan
5. BAC
kesuburan fungsional plasmid (atau F-plasmid), digunakan untuk mengubah dan kloning pada
bakteri, F-plasmid memainkan peran penting partisi karena mengandung gen yang
mempromosikan pemerataan plasmid setelah pembelahan sel bakteri. Buatan bakteri yang
biasa menyisipkan kromosom ukuran 150-350 KBP, tetapi dapat lebih besar dari 700 KBP.
28
Gambar 2.12. Strutur BAC
BAC sering digunakan untuk urutan genom organisme dalam proyek genom, misalnya
Proyek Genom Manusia. Potongan pendek organisme DNA diperkuat sebagai masukkan
untuk memisahkan campuran DNA, RNA atau protein berdasarkan ukuran molekulnya. Pada
elektroforesis gel, molekul yang ingin dipisahkan didorong oleh medan elektrik melalui sebuah
gel yang berpori kecil. Molekul akan berjalan melalui pori dalam gel pada kecepatan
yang berbanding terbalik dengan panjangnya. Artinya, molekul DNA yang lebih kecil akan
melalui jarak yang lebih jauh melalui gel daripada molekul DNA yang lebih besar.
kromatografi yaitu untuk memisahkan komponen zat tertentu untuk dianalisis lebih lanjut,
29
namun dalam hal elektroforesis ia memanfaatkan prinsip medan elektrik untuk memisahkan
mudahnya, medan ini dibuat dengan satu ujung gel memiliki muatan positif dan pada ujung
lainnya bermuatan negatif. Karena DNA dan RNA bermuatan negatif, ia akan tertarik menuju
medan yang bermuatan positif. Namun untuk protein yang tidak bermuatan negatif, jika
peneliti ingin memisahkan protein menggunakan elektroforesis gel maka pertama-tama protein
harus dicampur dengan deterjen yang disebut Sodium Deodecyl Sulfate. Perlakuan ini
membuat protein terbuka menjadi bentuk linear dan selnjutnya diselubungi muatan negatif
yang mengizinkannya untuk berpindah menuju medan bermuatan positif pada gel dan terpisah.
Akhirnya, setelah molekul DNA, RNA, atau protein terpisah menggunakan elektroforesis gel,
pita (band) yang menunjukkan ukuran berbeda tiap molekul dapat dideteksi.
30
2.2.9. Hibridisasi asam nukleat
Hibridisasi asam nukleat adalah salah satu metode analisis yang paling sering
digunakan. Teknik ini digunakan untuk Southern blotting, Northern blotting dan untuk skrining
library. Tujuan metode ini adalah untuk melihat (visulisasi) sekuens asam nukleat tertentu
(DNA atau RNA) dalam lingkungan/latar belakang campuran sekuens lain yang kompleks.
Teknik ini memanfaatkan sifat DNA yaitu dua untai asam nukleat yang komplemen akan saling
1. Southern Blotting
Southern blotting dimulai dengan pemisahan elektroforesis gel fragmen DNA yang
menjadi 2 untai tunggal) dengan perlakuan alkali, selanjutnya untai tunggal ditransfer
ke membran melalui transfer kapilaritas. DNA akan terikat pada secara kovalen pada
membran dan diimobilisasi pada fase padat, menghasilkan replika fragmen pada gel.
2. Northern Blotting
Pemisahan gel dan hibridisasi asam nukleat dapat juga untuk analisis RNA
Southern blotting adalah: (1) RNA jauh lebih rentan terhadap degradasi dibanding
DNA, oleh karena itu elektroforesis dilakukan dalam buffer yang mengandung zat
kimia yang bersifat melindungi (biasanya formaldehid), (2) RNA sudah berupa untai
tunggal dan membutuhkan kondisi denaturasi yang lebih ringan, (3) RNA biasanya
berukuran tertentu sehingga tidak memerlukan digesti enzim untuk memperoleh pola
pita.
31
2.2.10. DNA Library (Perpustakaan DNA)
Ada dua jenis utama perpustakaan DNA yang dibangun oleh para ilmuwan yang
menggunakan teknik rekayasa genetika. Itu adalah perpustakaan cDNA dan perpustakaan
Genomik. Perbedaan utama antara perpustakaan cDNA dan genomik adalah bahwa pustaka
'cDNA berisi DNA komplementer kloning dari total mRNA organisme sementara
perpustakaan genomik DNA mengandung fragmen kloning dari seluruh genom suatu
Perpustakaan genomik DNA adalah kumpulan klon yang mengandung fragmen DNA
genom total organisme. Ini berisi seluruh DNA genom organisme itu, termasuk urutan
pengkodean dan nonkode. Pembangunan perpustakaan genom dilakukan oleh teknologi DNA
ekstraksi DNA yang sesuai, DNA genomik total organisme harus diisolasi. Kemudian DNA
harus diubah menjadi ukuran yang mudah diatur atau ke dalam fragmen spesifik dengan
dalam vektor yang menggunakan ligas DNA (enzim penyatu DNA). Vektor adalah organisme
yang mereplikasi dirinya sendiri. Plasmid dan bakteriofag umumnya digunakan vektor dalam
teknologi DNA rekombinan. Vektor ligasi ini dikenal sebagai molekul DNA rekombinan
karena keduanya membawa sekumpulan DNA sendiri dan dimasukkan. Rekombinan vektor
ditambahkan ke bakteri inang dan dibuat untuk menyerap vektor rekombinan di dalam sel
bakteri. Bakteri dengan vektor rekombinan (plasmid) harus ditanam dalam media kultur.
Selama penggandaan bakteri, DNA bakteri, bersama dengan plasmid rekombinan, meniru
genom mereka dan menghasilkan klon. Klon ini mengandung seluruh genom organisme
sumber. Makanya, itu disebut perpustakaan genomik. Plasmid dapat dengan mudah dipisahkan
dari DNA kromosom bakteri untuk membangun perpustakaan genom organisme tersebut. Jika
32
organisme tertentu mengandung gen yang tertarik, mudah untuk mendeteksi di perpustakaan
Perpustakaan cDNA adalah kumpulan klon DNA pelengkap (cDNA) yang disintesis dari
total mRNA organisme. Prosedur konstruksi melibatkan berbagai langkah. Pemurnian total
mRNA dari organisme adalah langkah pertama yang terlibat. MRNA terisolasi diubah menjadi
untai cDNA dengan proses yang disebut reverse transcription. Transkripsi terbalik difasilitasi
oleh enzim yang disebut reverse transcriptase. Ini menggunakan primer 3 'kecil dan memulai
Hasil cDNA terdoping ganda diubah menjadi fragmen yang lebih kecil menggunakan
endonuklease restriksi dan dimasukkan ke dalam vektor yang sesuai. Molekul rekombinan
yang dibangun ini kemudian ditambahkan ke dalam organisme inang dan ditanam dalam media
kultur untuk menghasilkan klon. Kumpulan klon yang mengandung fragmen cDNA dari
organisme dikenal sebagai perpustakaan cDNA. MRNA matang yang diiris seluruhnya tidak
mengandung intron dan area peraturan. Oleh karena itu fragmen non-coding tidak ada di
perpustakaan cDNA tidak seperti di perpustakaan genomik. Perpustakaan cDNA penting untuk
jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan
oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E.
Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan
keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang
dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu
basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein. Sumber bakteri ini
33
contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang. E.
Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2,
sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E.
coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negara-
negara di eropa sekarang sangat mewaspadai penyebaran bakteri E. Coli ini, mereka bahkan
34
BAB III
KESIMPULAN
Rekayasa genetika merupakan proses dan teknik untuk menghasilkan produk dan jasa
Rekombinasi DNA adalah proses pertukaran elemen genetik yang dapat terjadi antara
untaian DNA yang berlainan atau antara bagian-bagian gen yang terletak dalam satu
untaian DNA
Rekombinasi homolog dapat terjadi pada sel eukariot (proses meiosis) dan sel
Plasmid adalah molekul DNA utas ganda sirkuler (tak berujung) yang berukuran kecil
yang terdapat di dalam sitoplasma, dan dapat melakukan replikasi secara autonom
Recovery fragmen DNA meliputi proses restriksi plasmid, elusi, ligasi dan
transformasi
Isolasi DNA plasmid meliputi 3 tahap penting yaitu lisis membran sel bakteri,
Mengklon suatu fragmen DNA yang spesifik menggunakan ujung tidak rata
E. coli dipilih untuk teknologi rekayasa genetika karena pertumbuhannya sangat cepat
35
DAFTAR PUSTAKA
36