Anda di halaman 1dari 32

Diklat Three in One Angakatan I

Operator Produksi Olahan


Makanan dan Keamanan Pangan

ETOS KERJA

Medan, 05 Februari 2020 Lisnawati Tamba, S.TP


APA ANDA MERASA BELUM PUAS DENGAN KINERJA
SAAT INI?

APA ANDA MERASA SUDAH BEKERJA DENGAN BAIK TAPI


KURANG DIHARGAI OLEH ATASAN?

APA LINGKUNGAN KERJA TIDAK MENDUKUNG


ANDA DALAM MENJALANKAN PEKERJAAN DENGAN
MAKSIMAL?
• Jika Anda mengalami 3 hal tersebut berarti Anda perlu
membenahi etos kerja Anda. Entah Anda menyadarinya
atau tidak, perilaku konkret yang selama ini Anda
peragakan di dunia kerja sebenarnya mencerminkan
ETOS KERJA Anda! Perilaku konkret tersebut
berlandaskan etika dan perspektif kerja yang selama
ini Anda yakini.
• Pertanyaannya sekarang, sudah tepatkah ETOS KERJA
yang selama ini Anda peragakan? Ini sangat penting
untuk Anda jawab dan pahami karena karier Anda
sesungguhnya ditentukan oleh ETOS KERJA Anda!
Apa itu ETOS
SIKAP SUBJEK TERHADAP KERJA

Lalu....

Apa itu KERJA


AKTIVITAS SUBJEK DEGAN TUJUAN MEMENUHI
KEBUTUHAN HIDUP
Miliki etos kerja sejak hari ini.
KONTRAK PSIKOLOGIS
PESERTA DIKLAT SIANTAR TOP
1. ON TIME WAKTU MASUK, ISTIRAHAT, SNACK,
DAN PULANG
2. BERPAKAIAN RAPI (PAKAIAN HITAM PUTIH,
SEPATU, ASESORIS PESERTA DIKLAT)
3. MENGIKUTI DIKLAT HINGGA SELESAI
4. HP SILENT
5. JAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN BDI
MEDAN
LIMA AKIBAT BILA ANDA TIDAK
MENJAGA ETOS KERJA
1. Target kerjanya tidak tercapai dan
performanya menurun
2. Kariernya tidak naik-naik dalam kurun waktu
yang lama
3. Mudah mengeluh dan tidak berkembang
4. Melanggar komitmen bekerja
5. Merasa tidak bahagia karena tidak
berkembang
LIMA KEUNTUNGAN YANG ANDA
PEROLEH DARI ETOS KERJA
• 1. Mendapatkan peningkatan karier
2. Menjadi orang dengan kepribadian yang
terus berkembang
3. Aktualisasi diri akan terus meningkat
4. Dibutuhkan oleh banyak orang
5. Disegani oleh kawan dan lawan
ORGANISASI ETOS KERJA
1. Organisasi memiliki identitas yang jelas

Identitas organisasi atau perusahaan, artinya


memiliki lokasi yang jelas, perijinan, dan nama
perusahaan.

2. Status karyawan di dalam perusahaan jelas

Status karyawan ini ditunjukkan dengan adanya


bukti konkret, seperti tanda pengenal, kartu
anggota, baju seragam karyawan, dan sebagainya.
3. Memiliki visi dan misi yang jelas

Pada dasarnya, visi dan misi bukanlah budaya perusahaan.


Namun, secara tidak langsung budaya sebuah perusahaan
mempengaruhi pembentukan visi dan misi. Visi dan misi adalah
tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya.
Secara tidak langsung, perusahaan memiliki arah kerja yang
jelas dengan adanya visi dan misi

4. Manajemen bersikap terbuka

Manajemen mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan


peningkatan produktivitas karyawan. Tujuannya adalah agar
seluruh karyawan memiliki pemahaman perusahaan dalam
kondisi seperti apa, bagaimana nasib karyawan nanti, dan
kontribusi apa yang mereka berikan. Jika tujuan tersebut
dapat tercapai, otomatis akan terjadi perubahan perilaku
yang secara konsisten menetap pada setiap karyawan.
5. Memiliki aktivitas organisasi yang terarah

Aktivitas organisasi adalah kinerja yang ada di dalam organisasi itu


sendiri. Selain pengaruh dari visi dan misi, tentu perilaku organisasi
yang terbentuk juga harus jelas. Artinya, segala keputusan yang
diambil pasti akan melalui beberapa tahapan. Tidak seketika itu juga
sebuah perubahan keputusan langsung disampaikan kepada anggota
organisasi atau karyawan. Organisasi yang sehat akan selalu
membiasakan karyawan menjalankan tahapan perencanaan (planning),
tindakan (action), dan evaluasi (evaluation).

6. Memperhatikan kebutuhan karyawan

Karyawan adalah aset yang harus dijaga. Organisasi yang sehat tidak
hanya akan menuntut karyawan atau anggota yang tergabung di
dalamnya, melainkan juga berusaha mencari cara mempertahankan
karyawan. Caranya adalah memfasilitasi training, workshop,
menghargai inovasi yang telah dilakukan karyawan, dan sebagainya.
Ada lima langkah untuk menciptakan
budaya organisasi yang sehat, yaitu
sebagai berikut :
1. Konsistensi

Para pendiri perusahaan yang telah


menentapkan poin-poin budaya perusahaan
yang telah diyakini, maka harus konsisten dalam
memberikan contoh dan berperilaku. Selain
dengan memberikan contoh bisa memasukkan
dalam aturan perusahaan dan kebijakan
perusahaan lainnya.
2. Sosialisasi

Melakukan sosialisasi kepada seluruh anggota


organisasi atau karyawan. Mulai dari karyawan
tersebut bergabung harus dilakukan training atau
pengenalan budaya organisasi. Hal ini dilakukan
agar setiap orang yang tergabung dapat
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan baik.
3. Seleksi

Melakukan proses seleksi kepada orang-orang


yang akan bergabung dengan organisasi.
Mencari bibit unggul yang memiliki karakter
yang sesuai dengan budaya yang diyakini.
Dengan demikian, budaya organisasi yang sehat
akan memberikan dampak positif yaitu
meningkatkan komitmen karyawan.
4. Dukungan manajemen

Dukungan manajemen dapat dipastikan harus


selalu ada dalam pembentukan budaya. Namun
sebelum budaya organisasi terbentuk,
manajemen yang ada di dalam perusahaan
harus satu suara. Hal ini agar kedepannya tidak
ada permasalahan terkait dengan budaya
organisasi yang diyakini.
5. Evaluasi

Melakukan evaluasi secara rutin terkait dengan budaya


organisasi yang sudah berjalan serta perbaikan guna
menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi ekonomi
setempat dan kebutuhan dari perusahaan itu sendiri.
Korporasi dengan budaya organisasi yang sehat mampu
menghasilkan empat hal, yaitu:
1. Revenue: 4x lebih tinggi
2. Tenaga kerja: 7x lenbih berkualitas
3. Nilai saham: 12x lebih tinggi
4. Keuntungan bersih: lebih dari 700%
INILAH 9 PRINSIP BUDAYA KERJA
ORANG JEPANG
1. Bushido

Bushido adalah prinsip tentang semangat kerja


keras yang diwariskan secara turun-temurun.
Semangat ini telah melahirkan proses belajar
bangsa Jepang yang tak kenal lelah.
2. Prinsip Samurai

Prinsip samurai adalah prinsip tidak mudah


menyerah. Prinsip samurai masih tertanam kuat
dalam sanubari bangsa Jepang, namun tidak
digunakan untuk berperang melainkan untuk
membangun ekonomi, menjaga harga diri,
kehormatan bangsa secara teguh, serta tak
menyerah pada berbagai bencana alam,
terutama gempa dan tsunami.
3. Konsep Budaya Keishan

Konsep budaya keishan menuntut kerajinan,


kesungguhan, minat dan keyakinan, hingga
akhirnya timbul kemamuan untuk selalu belajar
dari orang lain. Caranya adalah seorang
pekerja harus selalu kreatif, inovatif, dan
produktif.
4. Prinsip Kaizen

Prinsip kaizen adalah optimal biaya dan waktu


dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Hal itu mendorong bangsa Jepang untuk
berkomitmen tinggi pada pekerjaan dan
diselesaikan sesuai jadawal agar tidak menimbulkan
pemborosan. Jika tak mengikuti jadwal, maka
penyelesaian pekerjaan akan lambat dan
menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, perusahaan
di Jepang menerapkan peraturan “tepat waktu”
bagi para pekerjanya.
5. Perusahaan Untung, Saya juga akan Untung

Disiplin dan semangat kerja inilah yang membentuk


sikap dan mental kerja yang positif. Disiplin juga
menjadikan para pekerja patuh dan loyal pada
perusahaan. Mereka mau melakukan apa saja demi
keberhasilan perusahaan, bahkan sanggup bekerja
lembur tanpa mengharapkan bayaran tambahan.
Karena mereka beranggapan jika hasil produksi
meningkat dan perusahaan mendapat keuntungan
besar, maka mereka juga akan mendapatkan
kompensasi setimpal.
6. Malu Jika Pulang Lebih Cepat

Pekerja yang pulang lebih cepat dianggap


pekerja yang tidak penting dan tidak produktif.
Ukuran nilai dan status orang Jepang didasarkan
pada disiplin kerja dan jumlah waktu yang
dihabiskan di tempat kerja. Tanpa ada
pengawas pun mereka bekerja dengan baik,
penuh dedikasi, dan disiplin.
7. Pembagian Waktu yang Efisien

Ketika sudah masuk kerja, maka tak ada lagi


pekerja yang mengobrol dan bercanda. Mereka
langsung bekerja sesuai pekerjaanya masing-
masing. Baru ketika tiba saatnya makan siang
(hiru gohan no jikan) mereka hentikan pekerjaan
dan bercanda ria dengan teman-teman sambil
menuju kantin (shokudo) untuk makan dan kembali
bercanda tanpa memikirkan pekerjaan.
8. Senioritas

Jepang adalah salah satu negara yang masih


memegang teguh senioritas. Ada istilah senior
(Senpai) dan junior (Kouhai). Pekerja yang muda
harus patuh kepada pekerja yang lebih tua bila
diberi perintah. Senior harus mengarahkan dan
mengajari juniornya, sedangkan junior wajib
menghormati dan mengikuti perintah seniornya. Hal
itu berakibat para pekerja senior biasanya sudah
berumur 50-60 tahun menempati top level sekelas
manajer atau direktur, sedangkan pekerja junior di
bawah 30 tahun menempati level bawah.
9. Tamu adalah Raja, Atasan adalah Dewa

Ada pepatah Jepang yang mengatakan bahwa


“tamu adalah raja, atasan adalah dewa”. Pepatah
ini membuat para pekerja patuh dan loyal pada
atasan mereka. Mereka siap melakukan apa yang
diperintahkan atasan demi kesuksesan perusahaan
tempat mereka bekerja. Mereka berpikiran apabila
produksi perusahaan naik dan untung besar,
otomatis pekerja akan mendapatkan bayaran yang
setimpal. Gagal menyelesaikan pekerjaan sama
halnya dengan mempermalukan diri sendiri, bahkan
harga diri mereka merasa hilang.
KERJASAMA MELALUI KELOMPOK
• GAMES
Tugas dari setiap kelompok adalah menemukan
10 kesamaan pada anggota kelompok tersebut
games
• setiap orang harus menuliskan satu tindakan
konyol yang pernah dilakukannya. Setelah
selesai menuliskan hal konyol tersebut,
masukkan kertas tersebut dalam satu tempat.
• Acak dan bagikan kekelompok yang lain
• Ambil salah satu dan setiap anggota kelompok
meniru hal konyol tersebut!
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai