Anda di halaman 1dari 3

1

Ina CBG’S Berlaku 1 Januari 2014


Mulai 1 Januari 2014 nanti, BPJS Kesehatan akan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan
Rujukan Tingkat Lanjutan berdasarkan cara Indonesian-Case Based Groups yang selanjutnya disingkat
Ina CBG’s.

Tarif Ina CBG’s menurut Pasal 1 angka 3 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan
Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan adalah besaran pembayaran klaim
oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan
kepada pengelompokan diagnosis penyakit.

TARIF INA CBG’S


Tarif Ina CBG’s, menurut Pasal 4 ayat (1) Permenkes tersebut meliputi:

a. tarif pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas
D dalam regional 1;
b. tarif pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas
D dalam regional 2;
c. tarif pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas
D dalam regional 3;
d. tarif pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas
D dalam regional 4;
e. tarif pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas
D dalam regional 5;
f. tarif pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit umum rujukan nasional;
g. tarif pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit khusus rujukan nasional.

Selanjutnya ditetukan,penetapan regional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan
huruf e, bagi setiap Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan merupakan hasil kesepakatan bersama antara
BPJS Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas KesehatanTingkat Lanjutan.

Mengenai tarif rawat jalan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan berupa Klinik Utama atau yang setara
diberlakukan tariff sebesar 50 % (lima puluh persen) dari standar Tarif Ina CBG’s untuk kelompok rumah
sakit kelas D.

Sedangkan untuk tarif rawat inap di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan berupa Klinik Utama atau yang
setara diberlakukan tariff sebesar 35 % (tiga puluh lima persen) dari standar Tarif Ina CBG’s untuk
kelompok rumah sakit kelas D dengan perawatan kelas III.

Dalam Lampiran Permenkes Nomor 69 Tahun 2013 tersebut dicantumkan secara rinci 288 kode untuk
rawat jalan dan 789 kode untuk rawat inap.

Tarif Ina CBG’s dibedakan berdasarkan:

A. Regional.

Terdapat 5 (lima) regional dengan rincian sebagai berikut:

1. Regional I (Banten, DKI, Jabar, Jateng, DIY, Jatim).


2. Regional II (Sumbar, Riau, Sumsel, Lampung, Bali, NTB).
3. Regional II (Aceh, Sumut, Jambi, Bengkulu, Kepri, Kalbar, Sulut, Sulteng, Sultra, Gorontalo,
Sulbar, Sulsel).
4. Regional IV (Kalsel, Kalteng).
5. Regional V (Babel, NTT, Kaltim, Kaltara, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat).
2

Sebagai contoh dapat dikemukakan tariff Ina CBG’s 2013 Regional 1 Rumah Sakit Kelas A, untuk rawat
inap sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

B. Tarif Kapitasi dan Non Kapitasi

Tarif Kapitasi menurut Pasal 1 angka 1 Permenkes Nomor 69 Tahun 2013 adalah besaran pembayaran
per-bulan yang dibayar dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan
yang diberikan.

Tarif Kapitasi tersebut merupakan rentang nilai yang besarannya untuk setiap Fasilitas kesehatan Tingkat
Pertama ditetapkan berdasarkan seleksi dan kredensial yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tarif Kapitasi tersebut diberlakukan bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang melaksanakan
pelayanan kesehatan komprehensif kepada Peserta Program Jaminan Kesehatan berupa Rawat Jalan
Tingkat Pertama.

Tarif Kapitasi untuk pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Permenkes Nomor 69 tahun 2013 sebagai berikut:

a. Tarif Kapitasi Di Puskesmas

b. Tarif Kapitasi Di RS Pratama,Klinik Pratama,Dokter Praktek,Dokter Gigi Praktek


3

Perlu dikemukakan bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 39 ayat (2) Perpres Nomor 12 Tahun 2013
”Dalam hal Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di suatu daerah tidak memungkinkan pembayaran
berdasarkan kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPJS Kesehatan diberikan kewenangan untuk
melakukan pembayaran dengan mekanisme lain yang lebih berhasil guna.”

Kewenangan dikresioner yang diberikan kepada BPJS Kesehatan dapat dilaksanakan dengan syarat bahwa
mekanisme pembayaran yang dipilih harus lebih berhasil guna.

Tarif Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.

Tarif Non Kapitasi sebagaimana dimaksud diatas merupakan nilai besaran yang sama bagi seluruh
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang melaksanakan pelayanan kesehatan kepada Peserta Program
Jaminan Kesehatan berupa Rawat Inap Tingkat Pertama dan pelaynana Kebidanan dan Neonatal.

Tarif Non Kapitasi Untuk Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Tingkat Pertama dan Pelayanan Maternal dan
Neonatal:

a. Tarif Non Kapitasi:

b. Tarif Non Kapitasi Pelayanan Kesehatan Kebidanan Neonatal:

Permenkes Nomor 69 Tahun 2013sebagai pelaksanaan Pasal 37 ayat (1) Perpres nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan mulai berlaku pada tanggal 1 januari 2014 bertepatan dengan mulai
beroperasinya BPJS Kesehatan.

Permenkes Nomor 69 Tahun 2013 sangat penting peranannya untuk mendukung beroperasinya BPJS
Kesehatan.

Besaran tarif yang rasional dan wajar, serta cara pembayaran yang baik dan tertib kepada Fasilitas
Kesehatan sangat menetukan keberlangsungan penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.

Kebijakan besaran tarif pelayanan dan cara pembayaran Fasilitas Kesehatan ini akan berdampak pada
mutu pelayanan di Fasilitas Kesehatan,kepuasan Peserta dan stabilitas finansial Program
Jaminan Kesehatan di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai