Interaksi Obat Dengan Herbal
Interaksi Obat Dengan Herbal
Dosen Pengampu:
Dr. Enny Rohmawaty, dr., M.Kes
Disusun oleh:
Andromeda 130120187501
Feranika 130120187506
Niken Puspa Kuspriyanti 130120187507
MAKALAH
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PADJAJARAN
Tahun 2019
BAB I
PENDAHULUAN
(Ebadi, 2002).
Obat herbal telah diterima secara luas di negara berkembang dan di negara
maju. Menurut WHO, hingga 65 % dari penduduk negara maju dan 80 %
penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal. Faktor pendorong
terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah : i)
meningkatnya usia harapan hidup pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat,
ii) adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu seperti
kanker, serta iii) semakin meluasnya akses informasi obat herbal di seluruh dunia.
2
Berdasarkan pemikiran bahwa masyarakat seringkali mengkonsumsi obat
herbal bersamaan dengan obat sintetik, maka memungkinkan terjadinya interaksi
antara keduanya. Selama ini masih sedikit informasi tentang interaksi antara obat
herbal dan obat sintetik
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Menurut Kamus kesehatan Indonesia Interaksi obat adalah situasi
dimana suatu zat mempengaruhi aktivitas obat yaitu meningkatkan atau
menurunkan efeknya, atau menghasilkan efek baru yang tidak diinginkan
atau direncanakan.Interaksi dapat terjadi antara obat atau antara obat
dengan makanan serta obat-obatan herbal.
Obat herbal atau herbal medicine didefinisikan sebagai bahan baku
atau sediaan yang berasal dari tumbuhan yang memiliki efek terapi atau
efek lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia; komposisinya dapat
berupa bahan mentah atau bahan yang telah mengalami proses lebih lanjut
yang berasal dari satu jenis tumbuhan atau lebih. Sediaan herbal
diproduksi melalui proses ekstraksi, fraksinasi, purifikasi, pemekatan atau
proses fisika lainnya; atau diproduksi melalui proses biologi. Sediaan
herbal dapat dikonsumsi secara langsung atau digunakan sebagai bahan
baku produk herbal. Produk herbal dapat berisi eksipien atau bahan inert
sebagai tambahan bahan aktif.
4
penyebab terjadinya efek toksik yang tidak diketahui penyebabnya atau
berkurangnya efikasi obat.Bagi calon dokter, pengetahuan tentang
interaksi obat-herbal berkaitan erat dengan keberhasilan terapi
menggunakan obat (farmakoterapi) atau tindakan medis lainnya seperti
operasi. Komunikasi yang baik antara dokter dengan pasien perlu
dilakukan terkait dengan penggunaan obat herbal oleh pasien untuk
menghindari efek samping atau akibat fatal dari interaksi obat-herbal
tersebut .
Contoh interaksi obat-herbal yang dapat berakibat fatal misalnya
interaksi antara warfarin dengan ginkgo, bawang putih (Allium sativum)
dan dong quai (Angelica sinensis). Interaksi tersebut berpotensi
menimbulkan perdarahan. Dokter dan Apoteker harus memastikan bahwa
pasien yang akan mendapatkan tindakan operatif tidak mengkonsumsi obat
herbal yang mengandung tanaman-tanaman tersebut; atau menunda
tindakan operatif setidaknya 2 minggu terhitung dari konsumsi terakhir
obat herbal tersebut .Contoh lain misalnya interaksi antara obat
antidepresan trisiklik dengan yohimbin (Pausinystalia yohimbe). Interaksi
tersebut meningkatkan resiko hipertensi penggunaan yohimbin.Yohimbin
merupakan senyawa alkaloid yang memiliki efek afrodisiak, yang terdapat
dalam Irex®, Irex Max®, Neohormoviton®, dan lain sebagainya. Bagi
calon apoteker, pengetahuan interaksi obat-herbal sangat penting dalam
tim farmakoterapi bersama dengan dokter di rumah sakit ataupun
pelayanan informasi obat di apotek. Apoteker harus memberikan informasi
tentang berbagai efek samping yang mungkin timbul dan adanya interaksi
obat-herbal terhadap berbagai produk herbal.
5
umumnya tidak terawasi oleh dokter atau praktisi pengobatan herbal, hal
tersebut dapat mengakibatkan kerugian bagi pasien, jika obat herbal yang
mereka gunakan dan obat sintetiknya memiliki interaksi potensial.Interaksi
ini menentukan bioavailabilitas.
6
Jika bahan obat lain dicampur dengan tanaman diatas maka waktu
transit diusus berkurang,feses cepat dikeluarkan,kesempatan absorbsi zat
aktif berkurang dan efek farmakologinya akan berkurang.
Bersifat Menguntungkan
1. Peningkatan absorbsi
Penggunaan bahan penyusun ramuan yang mengandung
seskuiterpen (dari minyak atsiri), resin (temu-temuan) dan bromelin
(nanas) akan mensuspensi zat aktif (obat lain) hingga membuat bulk yang
lebih lipofilik, akibatnya adalah meningkatkan absorbsi kandungan aktif
lain dan kadar dalam darah meningkat.
2. Peningkatan Biovailabiliatas melalui penghambatan stitokrom P-
450
7
berkurang sehingga meningkatkan ketersediaan hayatinya. Akibatnya
konsentrasi dalam darah meningkat, dan efek farmakologi (meningkat),
efek ini dinamakan potensiasi.
Bersifat merugikan
1. Ginkgo biloba
Interaksi antara ginkgo biloba (yang berfungsi untuk menghambat
faktor pengaktifan platelet) dengan obat yang memiliki efek sebagai
antikoagulan atau antiplatelet, seperti aspirin dapat memperhebat
terjadinya pendarahan.
2. Echinaceae
Echinaceae biasanya diindikasikan untuk meningkatkan imunitas.
Penggunaan echinaceae bersama dengan ketoconazole (anti jamur),
isoniazid (untuk mengobati penyakit TBC), dapat menyebabkan lifer
toxicity.
3. Caffeine
Penggunaan obat kimia yang mengandung caffeine dengan obat
tradisional yang mengandung gingseng dapat menyebabkan gangguan
gastrointestinal, serta menyababkan insomnia.
4. Ginseng
Berdasarkan penelitian penggunaan ginseng bersama coumadin
dapat menyebabkan pendarahan. Ginseng yang digunakan bersamaan
8
dengan warfin dapat menurunkan efek anti koagulan dari warfin akibatnya
proses pendarahan dapat tetap terjadi.
5. Allium sativum (bawang putih)
Penggunaan allium sativum bersama dengan warfarin juga dapat
menyebabkan proses pendarahan tetap terjadi.
Bersifat menguntungkan
1. Rhubarb-akar kelembak
Yang mengandung tanin menunjukkan efek yang sinergis dengan
obat-obatan ACE inhibitor seperti Captropil untuk mengurangi kadar
kreatinin dalam serum
2. Buah Pare (Momordica charantia)
3. Kunyit – Asam
Obat kimiawi :
9
2. Bersifat sintomatis yang hanya untuk mengurangi penderitaannya saja.
3. Bersifat paliatif artinya penyembuhan yang bersifat spekulatif, bila
tepat penyakit akan sembuh, bila tidak endapan obat akan menjadi
racun yang berbahaya.
4. Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang bersifat akut (butuh
pertolongan segera) seperti asma akut, diare akut, patah tulang, infeksi
akut, dan lain-lain.
5. Reksi cepat, namun bersifat destruktif artinya melemahkan organ
tubuh lain, terutama jika dipakai terus-menerus dalam jangka waktu
lama.
6. Efek samping yang bisa ditimbulkan iritasi lambung dan hati,
kerusakan ginjal, mengakibatkan lemak darah.
7. Reaksi terhadap tubuh cepat.
Obat herbal :
10
Daftar Pustaka
11