Anda di halaman 1dari 4

PAHLAWAN NASIONAL - Abdoel Halim (Abdul Halim)

Abdul Halim adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia. Abdul Halim lahir
di Bukittinggi, Sumatera Barat, 27 Desember 1911 dari pasangan Achmad Sutan Iyus dan
Darama. Setelah menempuh pendidikannya di HIS lalu melanjutkan pendidikannya ke
MULO dan AMS B hingga lulus dari GHS. Pada masa proklamasi 1945, Abdul Halim duduk
sebagai Wakil Ketua BP-KNIP bersama Assaat yang menjabat Ketua BP-KNIP.

Badan Pekerja (BP) adalah badan pelaksana yang melakukan pekerjaan sehari-hari
dari Komite Nasional Indonesia Pusat yang beranggotakan 137 orang. Pada tahun 1948,
Halim ikut membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat.
Pada masa revolusi fisik (1945-1949) Abdul Halim tidak pernah melakukan praktik dokter.

Pada masa Republik Indonesia Serikat atau RIS, Abdul Halim menduduki posisi
Perdana Menteri. Kemudian setelah RIS, Abdul Halim duduk dalam Kabinat Natsir. Setelah
melepaskan jabatan sebagai Menteri Pertahanan (ad interim) di Kabinet Natsir, Abdul Halim
kembali menekuni bidangnya sebagai dokter dan menjabat direktur Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta.

Abdul Halim terakhir menjabat sebagai Inspektur Jenderal RSCM dan meninggal di Jakarta
pada tanggal 4 Juli 1947. Abdul Halim merupakan keturunan dari pasangan Achmad Sutan
Iyus dan Darama. Abdul Halim berasal dari daerah Banuhampu, Agam, Sumatera Barat. Pada
usia 7 tahun, Abdul Halim dibawa oleh Abdullah yang merupakan sepupu ibunya untuk
berpindah ke Jakarta. Abdullah pada masa tersebut menjadi salah satu pemimpin Bataafsche
Petroleum Maatscappij (BPM – sekarang dikenal sebagai Pertamina).

Abdul Halim menerima pendidikan sejak di HIS, MULO, AMS B, hingga lulus dari
GHS (Geneeskundige Hooge School atau Sekolah Kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia). (2)
Abdul Halim merupakan anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP
KNIP) 1945-1950, sebuah badan legislatif yang dalam masa revolusi bersenjata.

 Masa perjuangan 1945-1949

KNIP dibentuk karena belum dapat menyelenggarakan pemilihan umum, yang memiliki
fungsi sebagai DPR dan MPR. Bulan Desember 1945,Abdul Halim mengusahakan
dibukanya kembali kereta api ke Bekasi setelah Bekasi diduduki tentara Inggris.

Bulan September 1946, Abdul Halim menemui Kolonel Alex Kawilarang di luar Bogor
untuk mengembalikan serdadu-serdadu Sekutu yang telah melarikan diri ke pihak Republik
kepada pasukan induk mereka atas permintaan komandan tentara Inggris.

Setelah itu Abdul Halim diangkat oleh PM Sjahrir sebagai Komisaris RI untuk Kota
Jakarta dengan tugas sangat luas, diantaranya mempertahankan nilai Oeang Repoeblik
Indonesia (ORI) di Jakarta yang praktis telah dikuasai oleh NICA, dan mengkoordinasikan
beberapa kementerian RI yang sebagian masih berada di Jakarta.

 Masa RI dan setelah RIS 1950

Ketika menjabat Perdana Menteri Republik Indonesia di Yogyakarta, Abdul Halim


bersama dengan Mohammad Natsir yang menjabat anggota parlemen di Jakarta, berjuang
untuk membubarkan RIS dan mengembalikan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada akhirnya perjuangan Abdul Halim tercapai. Setelah RIS bubar, pada Agustus 1950
naiklah Kabinet Natsir dan Abdul Halim menduduki posisi menjadi Menteri Pertahanan.
Jabatan sebegai Menteri Pertahanan tidak lama dipegangnya, Abdul Halim mengundurkan
diri dari dunia politik. dan kembali kepada profesinya yaitu seorang Dokter. (3)
Abdul Halim hingga akhir hayatnya, tidak menikah. Di tahun-tahun terakhir kehidupannya,
Abdul Halim sering memilih untuk nyepi di Yogya bersama Sri Sultan Hamengku Buwono
IX

Abdul Halim terakhir menjabat sebagai Inspektur Jenderal RSCM dan meninggal di Jakarta
Tugas

Tokoh Pahlawan Pejuang Kemerdekaan

Disusun oleh :

YULIANNISA EKA PUTRI

XI IPA 1

SMA N 1 BUKITTINGGI
TP 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai