Anda di halaman 1dari 3

Macam-Macam Sampel Penelitian

Dalam sebuah penelitian baik itu skripsi, tesis, maupun


desertasi, keberadaan sampel memiliki peran yang sangat vital.
Hal ini dikarenakan sampel penelitian dijadikan sebagai sumber
pengambilan data baik itu secara kuantitatif maupun kualitatif.
Menurut Sugiyono (2011:62), sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan
pengertian dari populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2011:61).

Teknik sampling sangatlah diperlukan dalam sebuah penelitian


karena hal ini digunakan untuk menentukan siapa saja anggota
dari populasi yang hendak dijadikan sampel. Untuk itu teknik
sampling haruslah secara jelas tergambarkan dalam rencana
penelitian sehingga jelas dan tidak membingungkan ketika
terjun dilapangan.

Sugiyono (2011:62) mengelompokkan teknik sampling menjadi 2 (dua) yaitu Probability


Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. (Sugiyono, 2011: 63). Probability Sampling terdiri dari 4 (empat) macam yang
akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Simple Random Sampling


Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu
(Sugiyono, 2011:64).
2. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2011:64).
Contoh: Suatu perusahaan memiliki pegawai dengan pendidikan berstrata lulus (S1 = 50
orang; S2 = 30 orang; SMK = 800 orang; SMA = 400 orang; dan SD = 300 orang). Maka
contoh pengambilan sampel dengan teknik ini adalah dengan asumsi 10% dari populasi
masing-masing strata yang diambil. Jadi dari S1 diambil 5 orang (acak), S2 diambil 3
orang (acak), SMK diambil 80 orang (acak), SMA diambil 40 orang (acak), dan SD
diambil 30 orang (acak). Maka total sampel yang diambil adalah 5+3+80+40+30 = 158
orang.
3. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proporsional (Sugiyono, 2011:64).
Contoh: Suatu perusahaan memiliki pegawai dengan pendidikan berstrata lulus (S1 = 50
orang; S2 = 30 orang; SMK = 800 orang; SMA = 400 orang; dan SD = 300 orang). Maka
pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan secara bebas (seenaknya) yaitu S1
diambil 50 orang atau semua populasi S1 dan S2 diambil 30 orang atau semua populasi
S2. Sementara kelompok strata yang lain diabaikan karena jumlah populasinya terlalu
besar. Sehingga total sampel yang digunakan adalah 50 + 30 = 80 orang.
4. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2011:65).
Contoh: Di kota Banyuwangi terdapat 30 SMP sebagai populasi. Karena itu pengambilan
sampelnya ditentukan sebesar 15 SMP saja dengan pemilihan secara random (acak).
Teknik sampel ini terdiri dari 2 tahap, yaitu (1) tahap penentuan sampel daerah, dan (2)
tahap penentuan orang-orang yang ada di daerah itu.
5. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Consecutive sampling.

Consecutive sampling yaitu pemilihan sample dengan menetapkan subjek


yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai
kurun waktu tertentu, sehingga jumlah responden dapat terpenuhi
(Nursalam, 2003).

Sedangkan pada Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. (Sugiyono, 2011: 66). Nonprobability Sampling terdiri dari 6 (enam) macam
yang akan dijabarkan sebagai berikut ini:

1. Sampling Sistematis
Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut (Sugiyono, 2011:66).
Misalnya jumlah populasi 100 orang dan masing-masing diberi nomor urut 1 s/d 100.
Sampelnya dapat ditentukan dengan cara memilih orang dengan nomor urut ganjil
(1,3,5,7,9,…, dst) atau memilih orang dengan nomor urut genap (2,4,6,8,…,dst).
2. Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan (Sugiyono, 2011:67).
Misalnya ingin melakukan penelitian tentang pendapat mahasiswa terhadap layanan
kampus. Jumlah sampel yang ditentukan adalah 500 mahasiswa. Kalau pengumpulan data
belum mencapai kuota 500 mahasiswa, maka penelitian dipandang belum selesai.
3. Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah tekik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono, 2011:67).
4. Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2011:68). Teknik ini paling cocok digunakan untuk penelitian kualitatif yang
tidak melakukan generalisasi.
Misalnya penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah
orang yang ahli makanan atau ahli gizi.
5. Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel (Sugiyono, 2011:68).
Hal ini sering digunakan untuk penelitian dengan jumlah sampel dibawah 30 orang, atau
untuk penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sedikit
atau kecil.
Misalnya jika jumlah populasi 20 orang, maka 20 orang tersebutlah yang dijadikan
sampel.
6. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar (Sugiyono, 2011:68).
Misalnya suatu penelitian menggunakan sampel sebanyak 10 orang, tetapi karena peneliti
merasa dengan 10 orang sampel ini datanya masih kurang lengkap, maka peneliti mencari
orang lain yang dirasa layak dan lebih tahu tentang penelitiannya dan mampu melengkapi
datanya.

Read more: Macam-Macam Sampel Penelitian - Davin Plus


http://davinplus.blogspot.com/2012/05/macam-macam-sampel-penelitian.html#ixzz2ObPrM56X
Plagiatisme adalah perilaku pengecut dan tidak kreatif
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Share Alike

Anda mungkin juga menyukai