7 minggu setelah pencerahan, Brahma Sahampati memohon kepada Buddha untuk mengajarkan ajaran (Dhamma)
dan karena welas kasihnya yang besar kepada semua makhluk lalu Buddha mengambil keputusan untuk
mengajarkan Dhamma kepada smua makhluk.
Setelah itu Buddha berpikir siapa yang bisa diajarkan Dhamma ini? Buddha mengingat kedua gurunya yaitu Alara
Kalama dan Udakka Ramaputta, tetapi kedua guru Buddha sudah meninggal dunia, kemudian Buddha mengingat
5 pertapa yang dulu menemaninya dalam pertapaan keras. Dengan Kekuatannya, Buddha melihat mereka ada di
Taman Rusa Isipatana di dekat Benares. Maka, Buddha pun pergi berhalan kaki menuju taman tersebut.
5 pertapa tersebut bernama: Kondanna, Bhaddiya, Vappa, Mahanama, Assaji
Dalam pembabaran Dhamma kepada lima pertapa, Buddha mengajarkan bahwa untuk merealisasi kecerahan, kita
tidak boleh menjalani dua ekstrem, yaitu: ekstrem menikmati hidup dengan kesenangan indrawi dan ekstrem
menyiksa diri. Kecerahan direalisasi dengan memahami Empat Kebenaran Mulia, yang dikenal sebagai
“Dhammacakkappavattana Sutta”
Dhammacakkappavattana Sutta ini mengajarkan tentang:
Kejadian Buddha mengajar untuk pertama kali ini, diperingati sebagai Asadha.
Setelah terdapat 61 Arahat, Buddha berkata kepada mereka untuk mengajarkan Dhamma.
#note 3
Kriteria Agama Buddha
Sifat-sifat Dhamma:
1. Telah dibabarkan sempurna oleh Buddha
Buddha telah mengajarkan semua yang kita perlukan untuk menjadi baik, bahagia dan selalu sadar, tidak
ada yang ketinggalan. Buddha tidak mengajarkan hal-hal yang tidak bermanfaat
2. Terlihat amat jelas
Kita bisa melihat Dhamma dimana saja. Saat kita melihat teman kita sedang membagi makanan, itulah
Dhamma. Saat guru sedang mengajar dengan penuh perhatian, itulah Dhamma
3. Tidak bersela waktu
Dhamma diajarkan Buddha ribuan tahun lalu. Saat itu, dhamma adalah kebenaran dan dapat membuat
hidup kita bahagia. Saat ini, Dhamma masih merupakan kebenaran dan membuat kita bahagia. Dan, ribuan
tahun mendatang, Dhamma tetap merupakan kebenaran, dan membuat hidup kita bahagia. Dhamma
senantiasa indah, dahulu, kini dan nanti
4. Mengundang untuk dibuktikan
Buddha mengajarkan kita untuk tidak percaya begitu saja terhadap apa yang kita dengar. Sekalipun
Buddha sendiri yang mengucapkannya. Buddha mengajak kita untuk datang dan melihat langsung ajaran-
Nya.
5. Menuntun ke dalam batin
Jika kita menjalani Dhamma dengan sungguh-sungguh, Dhamma akan membimbing batin kita menjadi
tenang dan bahagia.
6. Dapat diselami para bijaksana dalam batin masing-masing
Semua orang, siapa pun dia, bisa belajar Dhamma. Namun kita tidak belajar Dhamma dengan menghafal
atau tahu saja. Kita mempelajari Dhamma dengan hati dan dengan hidup sesuai Dhamma.
Keselamatan yang diberikan Buddha dapat dicapai dengan usaha manusia sendiri. Karena itu dikatakan bahwa
setiap orang bisa menjadi Buddha dan mencapai Nibbana. Secara sederhana dirumuskan ajaran para Buddha
adalah: tidak melakukan segala kejahatan, mengembangkan kebajikan, dan memurnikan batin sendiri.