Anda di halaman 1dari 4

# note 1

7 minggu setelah kecerahan

MINGGU YANG BUDDHA LAKUKAN MAKNA


PERTAMA MENATAP POHON BODDHI  TERIMAKASIH KEPADA YANG
SAMBIL MERENUNGI SIAPA PUN YANG TELAH
KEBAHAGIAAN MEMBANTU KITA
 MERENUNGKAN KEBAHAGIAN
YANG KITA RASAKAN PADA SAAT
BERBUAT BAIK
KEDUA MERENUNGI MUSABAB YANG SETELAH MERENUNGKAN KEBAHAGIAN
SALING BERGANTUNGAN YANG KITA DAPAT ATAS KEBAIKAN
YANG KITA LAKUKAN, MENJADI LEBIH
TENANG DAN BIJAKSANA

KETIGA MENCIPTAKAN LINTASAN MENGHILANGKAN KERAGUAN PARA


PERMATA YANG MELINTANG DEWA DAN BRAHMANA, SEHINGGA
DARI TIMUR KE BARAT MEREKA MAU BELAJAR DHARMA (JIKA
MEMILIKI KEMAMPUAN, HARUS
PERCAYA DIRI SIAPA TAU KEMAMPUAN
KITA DAPAT MEMBANTU ORANG LAIN)
KEEMPAT PARA DEWA MENCIPTAKAN BUDDHA PEDULI DAN CINTA KASIH
WISMA PERMATA UNTUK KEPADA SEMUA MAKHLUK DAN
BUDDHA DAN BUDDHA BIJAKASANA
DUDUK BERSILA DALAM
WISMA ITU DAN MERENUNGI
DHARMA SECARA MENDALAM
KELIMA MENGAJAR KEPADA  HILANGKAN NIAT BURUK
BRAHMANA  RENDAH HATI
 TIDAK MUDAH TERPENGARUH
 MEMILIKI PENGENDALIAN DIRI
 BELAJAR DAN PRAKTETK

KEENAM TEGUH TERHADAP GODAAN BELAJAR MENGURANGI KETAMAKAN,


MARA KEBENCIAN DAN KEKELIRUAN

KETUJUH DILINDUNGI RAJA NAGA CINTA KASIH YANG BESAR


MUCALINDA
# note 2
Memutar Roda Dhamma

7 minggu setelah pencerahan, Brahma Sahampati memohon kepada Buddha untuk mengajarkan ajaran (Dhamma)
dan karena welas kasihnya yang besar kepada semua makhluk lalu Buddha mengambil keputusan untuk
mengajarkan Dhamma kepada smua makhluk.
Setelah itu Buddha berpikir siapa yang bisa diajarkan Dhamma ini? Buddha mengingat kedua gurunya yaitu Alara
Kalama dan Udakka Ramaputta, tetapi kedua guru Buddha sudah meninggal dunia, kemudian Buddha mengingat
5 pertapa yang dulu menemaninya dalam pertapaan keras. Dengan Kekuatannya, Buddha melihat mereka ada di
Taman Rusa Isipatana di dekat Benares. Maka, Buddha pun pergi berhalan kaki menuju taman tersebut.
5 pertapa tersebut bernama: Kondanna, Bhaddiya, Vappa, Mahanama, Assaji
Dalam pembabaran Dhamma kepada lima pertapa, Buddha mengajarkan bahwa untuk merealisasi kecerahan, kita
tidak boleh menjalani dua ekstrem, yaitu: ekstrem menikmati hidup dengan kesenangan indrawi dan ekstrem
menyiksa diri. Kecerahan direalisasi dengan memahami Empat Kebenaran Mulia, yang dikenal sebagai
“Dhammacakkappavattana Sutta”
Dhammacakkappavattana Sutta ini mengajarkan tentang:

 Dukkha Ariya Sacca - kebenaran mulia tentang penderitaan


 Dukkhasamudaya Ariya Sacca - kebenaran mulia tentang asal-mula penderitaan
 Dukkhanirodhaṃ Ariya Sacca - kebenaran mulia tentang lenyapnya penderitaan
 Dukkhanirodhagāminī Paṭipadā Ariya Sacca - kebenaran mulia tentang jalan menuju lenyapnya
penderitaan

Kejadian Buddha mengajar untuk pertama kali ini, diperingati sebagai Asadha.

Setelah terdapat 61 Arahat, Buddha berkata kepada mereka untuk mengajarkan Dhamma.
#note 3
Kriteria Agama Buddha

Sifat-sifat Dhamma:
1. Telah dibabarkan sempurna oleh Buddha
Buddha telah mengajarkan semua yang kita perlukan untuk menjadi baik, bahagia dan selalu sadar, tidak
ada yang ketinggalan. Buddha tidak mengajarkan hal-hal yang tidak bermanfaat
2. Terlihat amat jelas
Kita bisa melihat Dhamma dimana saja. Saat kita melihat teman kita sedang membagi makanan, itulah
Dhamma. Saat guru sedang mengajar dengan penuh perhatian, itulah Dhamma
3. Tidak bersela waktu
Dhamma diajarkan Buddha ribuan tahun lalu. Saat itu, dhamma adalah kebenaran dan dapat membuat
hidup kita bahagia. Saat ini, Dhamma masih merupakan kebenaran dan membuat kita bahagia. Dan, ribuan
tahun mendatang, Dhamma tetap merupakan kebenaran, dan membuat hidup kita bahagia. Dhamma
senantiasa indah, dahulu, kini dan nanti
4. Mengundang untuk dibuktikan
Buddha mengajarkan kita untuk tidak percaya begitu saja terhadap apa yang kita dengar. Sekalipun
Buddha sendiri yang mengucapkannya. Buddha mengajak kita untuk datang dan melihat langsung ajaran-
Nya.
5. Menuntun ke dalam batin
Jika kita menjalani Dhamma dengan sungguh-sungguh, Dhamma akan membimbing batin kita menjadi
tenang dan bahagia.
6. Dapat diselami para bijaksana dalam batin masing-masing
Semua orang, siapa pun dia, bisa belajar Dhamma. Namun kita tidak belajar Dhamma dengan menghafal
atau tahu saja. Kita mempelajari Dhamma dengan hati dan dengan hidup sesuai Dhamma.

Pokok-pokok ajaran Buddha adalah:


1. Ketuhanan yang maha Esa
Umat buddha berlindung dalam ketuhanan yang maha esa dan menjalankan sifat-sifat ketuhanan.
2. Berlindung kepada TriRatna
Umat Buddha berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sangha. Yakin kepada Buddha, menjalankan
Dhamma dan bersama Sangha menjalani Dhamma.
3. Bodhisatta
Bodhisatta adalah makhluk yang menyempurnakan diri dalam Dhamma demi mencapai kebahagiaan
Nibbana demi kebaikan dan kebahagiaan banyak makhluk
4. Empat kebenaran Mulia (Cattari Ariya Saccani)
Setiap sekte agama Buddha haruslah memberi pemahaman tentang duka, sebab duka, akhir duka dan jalan
menuju lenyapnya duka kepada seluruh umatnya. Dengan demikian semua umat Buddha memiliki
pemahaman tentang duka dan mengetahui cara terbebas dari duka.
5. Hukum Perbuatan (Kamma)
Setiap sekte agama Buddha memberikan pemahaman yang benar kepada umatnya mengenai hukum
karma, dimana segala pikiran, perkataan dan perbuatan kita pasti akan berbuah pada saat yang sesuai. Dan
semua keadaan yang terjadi pada kita saat ini adalah buah dari pikiran, perkataan dan perbuatan kita pada
masa lampau.
6. Hukum kelahiran kembali (Punabhava)
Umat Buddha tidak memandang kehidupan saat ini adalah satu-satunya kehidupan yang dialami tiap
makhluk. Tiap makhluk mengalami kelahiran ulang dimana karma pada kehidupan yang satu berlaku juga
pada kehiduapan lainnya dan karmalah yang menentukan ke mana makhluk terlahir ulang setelah ia
meninggal.
7. Hukum tiga ciri kehidupan (Tilakkhana)
Umat Buddha memandang hidup ini selalu berubah (Anicca), tidak memuaskan (Dukkha), dan tanpa diri
(Anatta). Seseorang yang memahami tida ciri kehidupan akan menjalani kehidupan dengan lebih ikhlas,
welas dan mawas sehingga ia tidak mudah menderita dan lebih mudah bahagia.
8. Hukum Musabab yang saling bergantungan (Paticcasamuppada)
Memahami hukum musabab yang saling bergantungan mengajarkan kita untuk mengenali penderitaan
dan mengakhiri penderitaan
9. Nibbana sebagai tujuan akhir
Setiap umat Buddha meyakini Nibbana sebagai tujuan akhir. Ia yang telah mencapai Nibbana tak akan
menderita akan hal buruk atau hal baik yang terjadi padanya.

Keselamatan yang diberikan Buddha dapat dicapai dengan usaha manusia sendiri. Karena itu dikatakan bahwa
setiap orang bisa menjadi Buddha dan mencapai Nibbana. Secara sederhana dirumuskan ajaran para Buddha
adalah: tidak melakukan segala kejahatan, mengembangkan kebajikan, dan memurnikan batin sendiri.

Anda mungkin juga menyukai