Anda di halaman 1dari 3

Rabu, 8 April 2019 (3 Ramadhan 1440 H)

Hi readers, hari ini pengen sharing sekaligus sebagai self-reminder aja (mudah-mudahan ga termasuk
riya).

Jadi gini kemarin malam ikut tarawih berjamah di masjid Jami Said Na’um daerah Kebon Kacang, Tanah
Abang. Selepas solat isya ternyata tidak langsung sholat taraweh tetapi ada kultum, eh bukan kultum
juga ya soalanya hampir 30 menit. Biasa aja sih tapi ini ceramah yang sangat menampar dan
mengingatkan saya akan keteledoran dank kelalaian saya selama hidup ini.

Aduh siapa ya nama Ustadznya??? Hehe ga tau. Tapi terimakasih banyak udah mengingatkan.
“Jazakumullah khairan katsiran. Wa jazakumullah ahsanal jaza“

Readers, temanya sangat ringan itu membahass tentang cinta pertama loh… awalnya saya berfikir tidak
ada yang spesial toh kita semua juga tahu cinta pertama kita atau bahkan untuk beberapa orang
mungkin disebut cinta monyet, tapi ternyata bukan itu yang dibahas.

Sang Ustadz memulai dengan ungkapan “Hidup tanpa Cinta Bagai Taman tak Berbunga” klo ga slah ya…
dan diteruskan sebait lagu tentang kegalauan, judul novel lah, film sampai kisah Rahul dan Anjali yang
ada di “Kuch Kuch Hota Hai” sejauh itu saya masih mendengarkanya dan tidak ada apa-apa malah
ketawa-ketawa karena lucu penyampaianya.

Selepas itu sang ustadz menaikan suranya bahkan sedikit membentak menyatakan bahwa kita
(khususnya saya “karena merasa”) telah salah besar dengan memahami cinta itu, langsung beliau
membacakan salah satu ayat dari surah At-Taubah : 24 yang Artinya: Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-
anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari
Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”.

Dari ayat itu saya sadar yang dimaksud cinta pertama itu kearah mana, selanjutnya Beliau
menyampaikan bahwa kita harus mencintai Alloh dan Rosulnya diatas segala-galanya. Diteruskan
dengan membacakan Ayat ke 165 dari surat Al-Baqarah yang artinya “Dan diantara manusia ada orang-
orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika
seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari
kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya
(niscaya mereka menyesal).”

Dengan tegas beliau menyampaikan bahwa kita sebagai seorang muslim yang beriman harus jauh lebih
mencintai Alloh dan Rosulnya di bandingkan yang lain, ini yang membuat saya sadar selama ini masih
mementingkan kerjaan daripada sholat tepat waktu misalnya, masih lebih takut kehilangan anak dan
istri dari pada menajalankan semua perintahnya, lebih banyak mencintai dunia dari pada
mempersiapksn diri buat akhirat . Na'udzubillahimindzalik.

Selepas itu beliau menyampaikan salah satu kisah sahabat rosullulloh yang sangat mencintai Alloh dan
Rosullnya disamping segalanya yang ada di dunia ini yaitu kisah Julaiibib yang dinikahkan Alloh dengan
Bidadari, bagi teman-teman yang mau tau kisahnya silahkan cari sendiri ya… terlalu panjang dan takut
salah dalm menyampikanya. (buka aja google)

Akhirnya ceramahnya selesai dengan kisah tersebut dan menyisakan sesak didada yang begitu
mendalam mudah-mudahan bisa menjadi pengingat selamanya. Amiinn.

Intinya buat saya pribadi dan istri @nsditarahma serta anak-anaku yang ku sayangi mari kita mencintai
Alloh dan Rosulnya di atas segalanya, doakan ayah yang sedang merantau mencari nafkah buat keluarga
kita karena Alloh. Dan khususnya bagi temen-teman yang pernah terasakiti baik sengaja maupun tidak
mohon maafkan saya, serta mohon doanya semoga Alloh mengampuni dosa kita semua dan
memberikan rahmatnya kepada kita. Aamiin Ya Robbalalamin .

#maafacak-acakanlagibelajarmenulislagi
Wednesday, May 8, 2019 [3rd Ramadhan 1440 H)

Assalamualaikum Wr. Wb.

Hi readers, today I want to share a story as self-reminder for me!

Let’s begins! Yesterday I followed taraweeh prayer in Said Na’um Mosque. After praying Isya

Anda mungkin juga menyukai