Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai suatu komoditas karena
produksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Adawyah (2007), bahwa produk value added
adalah produk yang berbahan baku dari sesuatu yang tidak memiliki nilai ekonomis yang
terlalu penting, namun telah memiliki penambahan nilai setelah produk tersebut diolah.
Produk Value Added dilakukan dengan cara menggunakan bahan baku ikan
segar yang ditambahkan dengan beberapa bahan tambahan lain, seperti tepung (tapioka
atau terigu), telur, serta bumbu-bumbu seperti lada, bawang putih, bawang bombay,
serta bumbu tambahan lainnya yang kesemuanya berfungsi sebagai penambah rasa dan
aroma. Produk-produk tersebut dapat diolah dengan cara yang sederhana (skala rumah
tangga) dan akan lebih baik hasilnya apabila dilaksanakan dengan menggunakan
peralatan modern dengan dibantu oleh sistem pengemasan yang baik, akan lebih
meningkatkan daya awet, nilai jual produk dan jangkauan pemasaran yang lebih luas.
sistem pembekuan sehingga segmen pasarnya akan lebih luas lagi. (Agustini dan
Swastawati, 2003).
Menurut (Agustini, dkk 2003) beberapa jenis produk value added yang dapat
dikembangkan di masyarakat baik itu yang sudah dikenal secara luas seperti:
a. Bakso ikan
Bakso ikan hampir tidak berbeda dengan bakso sapi berbentuk bulat,
merupakan adonan dari campuran daging ikan. Bakso merupakan salah satu
produk yang mengandalkan kekuatan gel sebagai indikator mutunya maka dalam
Produk ini hampir mirip dengan bakso ikan tetapi ditambahkan dengan
sayuran dan dibungkus dengan kulit pangsit, diikat kemudian digoreng. Ekado
Gambar 2. Ekado
Sumber: Cilangkap (2018)
c. Kaki Naga
Kaki naga merupakan salah satu olahan sejenis nugget hanya saja kaki
naga berbentuk bulat agak lonjong dan ditusuk dengan tusukan kayu (stick).
Berbahan baku surimi (lumatan daging ikan) kemudian dicampur dengan tepung
dan bumbu-bumbu lainnya. Kaki naga dapat dilihat pada Gambar 3 berikut:
d. Fish Nugget
Fish nugget berbentuk persegi empat, dibuat dari bahan baku surimi beku
dan potongan daging udang. Produk ini berwarna kekuningan dan renyah setelah
digoreng dengan cita rasa udang. Fish nugget dapat dilihat pada Gambar 4
berikut:
e. Otak-otak Ikan
Otak-otak ikan merupakan olahan ikan yang sudah disiangi dan diambil
Selanjutnya, daging ikan tersebut dimasukkan lagi kedalam kulit ikan yang
kemudian direbus atau dipanggang dalam daun pisang. Otak-otak ikan dapat
f. Sosis Ikan
Sosis ikan hampir sama dengan sosis daging sapi yang sudah sangat
populer. Produk ini memiliki kenampakan yang mengkilap dengan rasa yang
7
sangat enak. Dan masih banyak produk yang lain. Sosis ikan dapat dilihat pada
Gambar 6 berikut:
g. Breaded Shrimp
Breaded shrimp rnerupakan suatu produk yang terbuat dari udang yang
telah dikeluarkan kulit dan kepalanya kemudian dilapisi dengan batter dan
berikut:
Ebi merupakan arti kata dari udang dalam bahasa Jepang (Elwi, 2013), sedangkan
ebi petit adalah bentuk olahan dari udang kecil antara size 81-90 yang dicelupkan/dilapisi
cara digoreng. Petit sendiri dalam bahasa Inggris memiliki arti kecil atau mungil,
sehingga produk ini terlihat kecil atau mungil. Pembuatan ebi petit tidak terlalu rumit yaitu
dengan cara melapisi (coating) bahan pangan bermutu tinggi dengann bahan predust,
Menurut Mulyadi (2005) bahan baku adalah Bahan baku merupakan bahan yang
memebentuk bagian menyeluruh. Bahan baku yang akan diolah harus dalam keadaan
segar dan tetap menjaga rantai dingin. Agar rantai dingin tetap terjaga ikan ditangani
secara cermat, cepat, hati-hati dan diberi pecahan es dengan perbandingan ikan dan es
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan ebi petit adalah udang. Secara
organoleptik bahan baku yaitu udang mempunyai karakteristik kenampakan yang kokoh
dan permukaan cemerlang, bau yang segar dan tekstur elastis, padat dan kompak.
Penyimpanan bahan baku dilakukan pada wadah yang baik dan disimpan pada suhu
maksimal 5°C. Bahan baku yang digunakan harus sesuai dengan SNI 01-2728.1:2006.
Udang merupakan jenis ikan konsumsi air payau, badan beruas berjumlah 13 (5
ruas kepala dan 8 ruas dada) dan seluruh tubuh ditutupi oleh kerangka luar yang disebut
eksosketelon. Umumnya udang yang terdapat di pasaran sebagian besar terdiri dari
udang laut. Hanya sebagian kecil saja yang terdiri dari udang air tawar, terutama di
daerah sekitar sungai besar dan rawa dekat pantai. Udang air tawar pada umumnya
sebagai kelompok udang palaemonid. Udang laut, terutama dari keluarga Penaeidae,
yang biasa disebut udang penaeid oleh para ahli (Menristek, 2003).
9
sangat diminati oleh masyarakat dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Pola penyebaran
dari udang Penaeidae ini luas secara ekologis dan geografis karena habitatnya yang
berbeda-beda tergantung dari spesies dan stadia atau fase dalam daur hidupnya. Secara
ekosistem penyebaran udang Penaeidae dibagi menjadi dua daerah yaitu daerah muara
Udang Penaeidae mempunyai ciri khas yaitu kaki jalan 1,2, & 3 bercapit dan kulit
citin. Udang Penaeidae termasuk Crustaceae yang merupakan binatang air memiliki
tubuh beruas-ruas, pada setiap ruasnya terdapat sepasang kaki. Tubuh udang agak
melengkung (bongkok), udang berjalan dengan cara merayap di dasar air menggunakan
kaki-kakinya (Pleopod) yang juga dapat digunakan untuk berenang, sedangkan bagian
ekornya yang terdiri atas telson dan uropod digunakan sebagai pengendali. Gambar
Adapun beberapa spesies dari udang Penaeidae yakni udang windu (Panaeus
Udang windu adalah Nama populer yang dikenal diseluruh wilayah Indonesia.
Nama lokal dari udang ini yaitu udang bango, udang sotong. Sedangkan untuk nama
internasional adalah tiger prawn lantaran berukuran besar dan warnanya yang
10
bergaris-garis hitam putih seperti harimau. Gambar udang windu dapat disajikan
Udang windu memiliki tubuh terdiri dari tiga bagian yaitu kepala dan dada
(Cephalothorax) serta perut (Abdomen). Pada bagian kelapa terdiri dari antena,
antenulle, mandibula dan dua pasang maxillae. Kepala dilengkapi dengan 3 pasang
maxilliped dan 5 pasang kaki jalan (Periopoda). Bagian dada terdiri dari 13 ruas, yaitu
5 ruas kepala dan 8 ruas dada. Bagian perut terdiri dari 6 ruas yang tersusun seperti
genteng. Pada bagian perut juga terdapat 5 pasang kaki renang dan sapasang
uropos (mirip ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson yang berfungsi
sebagai alat pengemudi (Tricahyo, 1995). Udang windu digolongkan dalam famili
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Family : Penaeidae
Genus : Panaeus
Di wilayah Indonesia ada dua spesies udang putih yaitu panaeus marguensis
dan panaeus indicus beberapa daerah mengenalnya sebagai udang cucuk atau
udang pengantin. Sifat morfologi yang khas sebagai tanda pengenal udang ini ialah
warna tubuhnya yang putih, sedangkan ujung dan tepi ekor serta kaki udang
berwarna merah kulitnya relatif tipis dan dagingnya lebih lunak dibanding udang
windu. Gambar udang putih atau jerbung dapat disajikan pada Gambar 11.
Haliman dan Adijaya (2004) menjelaskan bahwa udang putih memiliki tubuh
(moulting). Bagian tubuh udang putih sudah mengalami modifikasi sehingga dapat
lumpur (burrowing), dan memiliki organ sensor, seperti pada antenna dan antenula.
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Family : Penaeidae
Genus : Panaeus
dan panaeus indicus sukar dikenali oleh karna itu jenis udang ini di golongkan dalam
jika di budidayakan di tambak hanya mencapai ukuran 20 gram selama tiga bulan
tetapi benih alamnya sangat bayak. Oleh karna itu petani gemar membudidayakan
Udang vannamei adalah salah satu spesies udang yang berasal dari perairan
america dan hawai yang sukses di budidayakan di beberapa negara di Asia. Secara
ekologis udang vaname mempunyanyi siklus hidup indentik dengan udang windu dan
udang putih yang melepaskan telurnya di perairan laut lepas. Gambar udang
Menurut kordi (2007) udang vanname juga dapat di serang penyakit, jamur,
protozoa, bakteri dan virus. Virus spesifik yang menyerang udang ini adalah taura
symdrom virus (TSV) dan pertama kali ditemukan virus ini di muara sungai Taura,
Equador. Virus ini sangat mematikan menyerang benur udang di hatchery maupun di
tambak pembesaran. Menurut Haliman dan Dian (2006), klasifikasi udang putih
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Family : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Secara fisik, Udang pisang (Panaeus spp) menyerupai udang windu. Mulai
dari rostrum, hepatic carina, morfologis dan bagian tubuh lainnya. Tapi sifat dan
warnanya mirip udang marguensis. Udang ini aktif di malam hari dan memiliki sifat
kanibalisme serta hidup dan mencari makan di dasar perairan. Gambar udang pisang
Warna tubuh dan antenanya polos tidak berbelang serta kaki renannya
merah. Sedangkan untuk ukuran tubuh udang pisang lebih besar dari marguensis
dan vannamei.
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Family : Penaeidae
Genus : Panaeus
Udang pisang atau udang kelong termasuk ke dalam genus Panaeus yang
termasuk Decapoda, tubuhnya terdiri atas dua bagian yaitu bagian kepala dan
bagian perut. Semua bagian badan beserta anggotanya terdiri dari ruas-ruas
(segmen). Bagian kepala terdiri atas 13 ruas, diantaranya 5 ruas bagian utama
kepala dan 8 ruas merupakan bagian dada. Sedangkan bagian perut dari udang
pisang ini terdiri atas 6 ruas. Tiap ruas badan mempunyai sepasanga anggota badan
yang beruas-ruas pula. Seluruh tubuhnya tertutup oleh kerangka luar yang disebut
makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu dan terlibat dalam proses pengolahan,
pengemasan dan atau penyimpanan. Bahan ini berfungsi untuk memperbaiki rasa,
warna, bentuk, dan tekstur, serta memperpanjang masa simpan, dan bukan merupakan
Adapun bahan tambahan yang digunakan dalam olahan ebi petit yaitu sebagai
berikut :
Tepung terigu adalah tepung yang terbuat dari biji gandum melalui proses
merupakan bahan makanan atau sebagai tepung yang dibuat dari endosperm biji
campuran keduanya dengan penambahan fortifkan zat besi (Fe), seng (Zn),
Vitamin B1, Vitamin B2, dan asam folat. Tepung terigu adalah tepung atau bubuk
halus yang berasal dari bulir/biji gandum yang di haluskan, kemudian biasanya
digunakan untuk pembuatan mie, kue dan roti. Tepung terigu mengandung
banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung
15
terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam
jenis, terigu keras (kadar protein minimal 12%), terigu sedang (kadar protein
sebesar 10-11%), dan terigu lunak (kadar protein sebesar (7-9%). Komponen
terbesar tepung terigu adalah pati. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat
dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak
Tepung tapioka adalah salah satu hasil olahan dari ubi kayu. Tepung
tapioka umumnya berbentuk butiran pati yang banyak terdapat dalam sel umbi
singkong. Komposisi zat gizi tepung tapioka lebih baik bila dibandingkan dengan
tepung jagung, kentang, dan gandum atau terigu, tapioka juga dapat digunakan
campuran pada berbagai macam produk antara lain kerupuk, dan kue kering
lainnya. Selain itu tepung tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengental
(Astawan, 2003). Adapun kandungan kimia pada tepung tapioka dapat dilihat
Tepung maizena atau tepung pati jagung adalah bahan makanan yang
biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kandungan nutrisi atau gizi yang
terkandung dalam tepung maizena dengan berat tepung 100 gr dapat dilihat pada
Tabel 3.
saja dari bahan tepung terigunya. Maizena tidak mempunyai kandungan gluten
karena maizena merupakan pati yang didapatkan dari jagung. Silvia (2008)
terang, sedangkan tepung tapioka, tepung beras dan beras ketan menghasilkan
Tepung roti atau juga disebut juga dengan tepung panir yang memiliki
fungsi sebagai pelapis yang membuat hasil gorengan jadi garing dan renyah.
Tepung roti siap pakai banyak dijual di pasaran. Dari yang lembut hingga yang
17
kasar. Jika ingin mendapatakan tepung roti yang putih bersih, buang dahulu
bagian pinggir roti tawar. Potong-potong roti kasar lalu angin-anginkan sebentar
hingga agak kering. Tepung roti ini siap dipakai untuk campuran burger atau
melapisi kroket atau risoles. Jika ingin lebih kering, panggang selama 5 menit
dalam oven panas. Hasilnya tepung roti lebih kering dan ringan (Alamsyah,
2007).
5). Bumbu-bumbu
dan kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa produk (Erawaty, 2001). Bumbu-
- Garam
Chlorida (kurang lebih dari 80%) serta senyawa lainnya seperti Magnesium
2001).
kekurangan cairan.
tambahan alami yang bertujuan untuk menambah rasa pada makanan dan
protein ikan selama proses sehingga protein yang terkandung dalam ikan
tidak terurai.
18
- Gula pasir
dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa
seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel. Gula merupakan
suatu karbohidrat sederhana yang umumnya dihasilkan dari tebu. Namun ada
juga bahan dasar pembuatan gula yang lain, seperti air bunga kelapa, aren,
- Lada
dua sifat penting yaitu rasa pedas dan aroma khas. Rasa pedas merica
disebabkan oleh adanya zat piperin dan piperanin, serta chavicia yang
2003). Kandungan gizi pada merica disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut :
- Bawang Putih
Bawang Putih adalah nama tanaman dari genus Allium. Umbi dari
hidrat arang, vitamin B 1, vitamin C, kalori, posfor, kalsium dan zat besi.
Manfaat bawang putih bagi kesehatan adalah dapat menyembuhkan flu dan
(Jeane, 2010). Kandungan gizi pada umbi bawang putih disajikan pada Tabel
5 sebagai berikut :
Tabel 5. Kandungan Zat Gizi Umbi Bawang Putih per 100 gram
NO. Komponen Komponen Satuan
1. Protein 4,50 Gram
2. Lemak 0,20 Gram
3. Hidrat arang 23,10 Gram
4. Kalsium 42 Mg
5. Fosfor 134 Mg
6. Besi 1 Mg
7. Vitamin B1 0,22 Mg
8. Vitamin C 15 Mg
9. Air 71 Gram
10. Kalori 95 Kkal
Sumber: Godam (2012)
aroma yang merangsang, selain itu protein yang terkandung dalam bawang
putih membuat daging dan ikan mudah dicerna oleh saluran pencernaan
(Saparinto, 2006).
- Bawang Merah
masakan Asia Tenggara dan dunia. Fungsi dari bawang merah adalah
- Penyedap Rasa
(Saparinto, 2011).
memperbaiki makanan, membuat lebih bernilai dan lebih diterima dan menarik
berat daging
- Telur
samping nilai gizinya yang cukup tinggi (kaya akan protein), telur juga memiliki
mengembangkan adonan. Fungsi itu adalah salah satu sifat fungsional yang
(2011), bahwa telur berfungsi sebagai perekat dan pemberi sumber protein
Sifat utama yang ada pada telur adalah fungsinya sebagai emulsifier
atau bahan pembuat emulsi. Emulsi adalah campuran antara lemak dan air
telur per 100 gram antara lain 163 kalori, protein 12,89%, lemak 11,59%, air
749%, karbohidrat 0,79%, CaS4 mg%, fosfor 180 mg%, Fe 2,7%, vitamin A
yang dikenakan langsung terhadap bahan baku yang sifatnya hanya membantu atau
mendukung kelancaran proses produksi dan bahan ini bukan bagian dari produk akhir.
mengubah komposisi dan sifat khas dari ikan. Pengawasan terhadap air dan es yang
21
dipakai untuk kegiatan unit pengolahan harus memenuhi persyaratan standar air minum
dan ditangani serta disimpan di tempat yang bersih agar terhindar dari penularan dan
kontaminasi dari luar (Purwaningsih, 1993 dan SNI 01-4110.3-2006). Bahan pembantu
yang digunakan dalam proses pengolahan ebi petit adalah air dan es.
1). Air
Air digunakan sebagai media pelarut dan media pencampur bahan- bahan
yang digunakan dalam proses produksi food coated . Air selain berfungsi sebagai
fase pendispersi dalam emulsi daging, juga berfungsi untuk melarutkan protein
sarkoplasma dan sebagai pelarut garam yang akan melarutkan protein myofibril.
Kualitas air sangat penting sebagai bahan tambahan fungsional yang efektif dan
memenuhi syarat sebagai air minum. Adapun syarat- syarat air yang dapat
pengolahan memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai dengan SNI 01-
3553-2006.
2). Es
karena, es pada proses pengolahan bertujuan menjaga agar produk tetap dalam
kondisi rantai dingin, selain itu es dapat memudahkan ekstraksi protein serabut
pemuatan adonan batter dan menjaga suhu emulsi agar tetap rendah akbiat
22
pemanasan mekanis sehingga terjadi pembentukan gel yang baik dan mencegah
Es yang digunakan harus dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air
ditangani dan simpan di tempat yang bersih agar terhindar dari penularan
melindungi produk, memperindah dan memberi daya tarik kepada pembeli. Sedapat
mungkin pengemasan harus kedap udara untuk mengurangi oksidasi produk. Bahan
pengemas juga harus dapat menahan uap air agar dapat mencegah produk selama
penyimpanan. Selain jadi pelindung dari produk, pengemas juga bertujuan untuk
menambah daya tarik konsumen. Dipertegas oleh Moeljanto (1992), bahan pengemas
yang digunakan pada umumnya karton yang dilapisi dengan wax yaitu jenis lilin sehingga
Kemasan suatu produk biasanya tidak hanya satu tetapi berlapis karena
kemasan dibuat dengan tujuan yang berbeda. Adapun kemasan terdiri dari :
produk.
kemasan dasar yang biasanya dibuat lebih menarik dengan desain yang
beragam.
Label tidak dapat dipisahkan dengan kemasan yaitu label. Menurut Kotler (2002)
label adalah tempelan sederhana pada produk atau gambar yang dirancang dengan
rumit yang merupakan satu kesatuan dalam kemasan. Label merupakan bagian dari
kemasan secara keseluruhan dan harus dipertimbangkan pada tahap awal dalam proses
23
desain kemasan. Label juga bisa hanya mencantumkan merek atau dapat pula
yaitu mengidentifikasi produk dan merek, menentukan kelas produk dan menjelaskan
Menurut Venugopal (2006) proses pengolahan ebi petit (udang breaded) meliputi
pencucian III, penepungan (predust), pencelupan batter, penaburan tepung roti (breded),
pembekuan.
2.4.1. Pencucian I
Pencucian bertujuan mendapatkan bahan baku yaitu udang yang bersih dari
kotoran yang menempel (SNI 1-2696.3-2006). Pencucian yang baik dilakukan berulang
kali, sebab pencucian yang dilakukan hanya sekali dengan air banyak, kurang menjamin
kebersihannya. Selain itu sebagaimana telah diketahui bahwa salah satu cara untuk
mendapatkan kebersihan, ialah dengan mempergunakan air. Air yang digunakan untuk
pencucian pembilasan dan penyalur produk akhir, harus memenuhi persyaratan air
Tujuan dari pemotongan kepala adalah untuk mendapatkan bahan baku tanpa
kepala (headless) yang bebas mikroba patogen sesuai dengan spesifikasi. Berdasarkan
SNI 2705:2014 cara pemotongan kepala ini yaitu kepala udang dipotong dengan atau
tanpa alat pemotongan dari bagian atas kepala bawah secara cepat, cermat dan saniter
paralon PVC (polyvinyl choride) dan dilakukan dengan hati-hati agar daging udang tidak
rusak. Bagian kepala merupakan tempat terkumpulnya kotoran udang sehingga dapat
menjadi sumber bakteri. Cara pemotongan kepala adalah dari arah bawah ke atas dan
24
bagian yang dipotong mulai dari batas kelopak penutup kepala hingga batas leher.
Rendemen yang dihasilkan berkisar antara 63-65%. Dalam proses ini, terdapat tahap
sampling yang bertujuan untuk mengetahui perkiraan udang yang memiliki kualitas
segar, second, dan below standart (BS) yang kemudian dibuat presentasenya
(Sahubawa, 2016).
2.4.3. Pencucian II
Murniyati dan Sunarman (2000), menyatakan bahwa pencucian pada ikan atau
udang harus dilakukan dengan menggunakan air yang bersih dan mengalir deras supaya
kotoran bisa langsung terbuang dan tidak mengkontaminasi ikan atau udang yang
lainnya. Ikan yang bersih dari kotoran yang menempel dan bebas dari kontaminasi
bakteri patogen. Pada tahap ini udang ditempatkan dikeranjang dan dicuci kembali
dengan air mengalir. Karena pada saat pemotongan kepala banyak kotoran yang bisa
mengkontaminasi udang.
Udang dicuci dengan air yang bersih dan dingin secara cepat, cermat dan saniter
serta tetap menjaga suhu ikan (0°C - 5°C) agar rantai dingin tetap terjaga sehingga dapat
mencegah penurunan mutu udang. Tujuan ikan atau udang dicuci adalah untuk
Peeled Deveined Tail On (PDTO) yaitu udang kupas dengan menyisakan satu
ruas terakhir dan ekor serta diambil ususnya (Wahyudi, 2003). SNI 3458:2016
pembelahan dilakukan secara hati-hati, cepat, cermat, dan saniter dengan suhu produk
maksimal 5°C. Dari proses pengupasan ini menyisihkan limbah berupa kulit dan kepala
PDTO. Udang yang sudah dipotong kepalanya, dikupas kulitnya dari ruas pertama
hingga kelima, sehingga menyisakan ruas terakhir dan ekor (seperti produk PTO).
25
dengan cara menarik usus tesebut dai ruas terakhir dengan menggunakan jarum
stainless steel.
Pencucian ini bertujuan untuk mendapatkan udang kupas yang bebas dari bakteri
patogen dengan menggunakan air dingin yang mengalir dilakukan secara cepat dan
menambahkan, pencucian dilakukan dengan larutan chlor (Klorin) 10 ppm sebanyak dua
kali. Air yang digunakan untuk pengolahan udang sesuai syarat untuk air minum. Bila pH
air terlalu asam maka pH udang pun turun juga, yang akan mengakibatkan tekstur udang
cepat menjadi lunak karena enzim pencernaan yang ada akan bekerja lebih aktif. Udang
yang pH-nya tinggi (lebih dari 7,95) dianggap telah mengalami kebusukan (kerusakan).
Jika kadar chlor dalam air terlalu tinggi maka bau spesifik udang akan dirusak oleh bau
chlor, sedang bila kadar chlor terlalu rendah dikuatirkan bakteri yang ada dalam air
berhubungan langsung dengan bahan baku olahan breaded. Predust berbentuk powder
kering dan merupakan hal penting dalam proses pembuatan food coating. Pada tahap ini
udang akan dilumuri dengan tepung terigu (predust). Cara penepungan yakni dengan
memegang bagian ekor udang kemudian bagian badan dilumuri dengan tepung sampai
merata.
Predust biasanya adalah campuran dari tepung, pati dan komponen fungsional
lainnya seperti protein, vegetable gum, bumbu atau penambah citarasa/flavor. Fungsi
Flavor, menjaga flavor terutama yang sensitif terhadap suhu tinggi atau komponen
pati, dan bumbu-bumbu yang digunakan untuk mencelupkan produk sebelum dimasak,
sehingganya butter merupakan adonan cair dan merupakan lapisan kedua dari coated
product. Komposisi bahan penyusun batter pada umumnya terbagi menjadi dua:
2). Bumbu, gum, dan bahan lain yang ditambahkan dalam jumlah sedikit.
Tepung yang digunakan dalam pembuatan batter harus halus dan berwarna
putih, bersih dan tidak mengandung benda – benda asing. Komponen utama
minor memberikan karakter spesifik seperti viskositas, daya adhesi, tekstur, flavour dan
warna (Afrisanti, 2010). Dalam membuat formulasi adonan batter tidak menggunakan
kuning telur karena mengandung fosfolipid yang dapat terpisah dari batter dan
a. Adhesion batters
adhesi bahan-bahan yang sulit untuk dilapisi sebelum masuk pada tahap akhir
proses breading.
b. All-purpose batters
c. Tempura batters
Biasa dikenal pula sebagai puff batters, terbuat dari tepung gandum yang
dan penampakan.
d. Oven-ready batters
produk yang dapat dipanaskan lagi (reheated) pada conventional atau convection
ovens. Batters ini mengandung moderat leavening level dan sering ditambahkan
(kerenyahan).
Menurut Allen (2016), adonan batter yang akan digunakan harus cukup tipis,
karena berfungsi sebagai pelapis produk. Namun apabila adonan yang digunakan
adalah adonanan biasa, maka adonan harus cukup tebal untuk mempertahankan bentuk
Menurut Allen (2016), dalam pembuatan adonan plain batter komposisi bahan
Setelah udang di predust barulah udang di celup pada adonan batter, udang
yang dicelupkan pada adonan batter harus merata agar supaya pada saat proses
Breader adalah campuran tepung, pati dan bumbu, berbentuk sepihan kecil
yang telah dikeringkan , dan diaplikasikan sebelum produk digoreng yang digunakan
untuk melapisi produk-produk coating (Siregar 2008). Tepung roti dapat memberi
kenampakan yang baik serta menjadikan tekstur renyah pada produk breaded. Tepung
roti yang digunakan harus berwarnah terang, cream pucat, berbau khas roti, tidak
berjamur tidak berbau tengik dan tidak berwarna kecoklatan (BSN, 2002).
Breadcrumb dibagi dalam beberapa jenis, Ada beberapa faktor yang dapat
breader adalah ukuran, bentuk, tekstur, warna dan flavor. Menurut Owens (2001),
terdapat lima jenis utama breader, yaitu american bread crumbs, japanese bread
crumbs, crackermeal, flour breaders, dan extruded crum. Breader yang halus
menghasilkan tekstur yang lembut sedangkan breader yang kasar akan menghasilkan
tekstur yang renyah (Owens, 2001). Selain itu, breader dapat digunakan untuk
teknik pembuatan roti tradisional. Tekstur, warna, dan ukuran dapat disesuaikan
c. Cracker crumb adonan yang berbasis terigu dicampur dan dipress/ditipiskan dengan
rollers, kmudian dipanggang. Hasil dari crumb jenis ini pendek, tekstur seperti
udang dengan tepung roti. Jenis tepung roti yang digunakan terbagi atas duamacam
tergantung dengan jenis udang yang akan digunakan. Jika kita menggunakan udang
29
yang black tiger maka pelumuran tepung roti harus 2 kali, yakni tepung roti yang kasar
2.4.9. Pembekuan
Biasanya untuk skala rumah tangga maka proses pembekuan tidakperlu dilaukan
karena udang akan segera dikonsumsi dengan cara langsung digoreng. Tapi untuk skla
pabrik harus melalui proses pembekuan. Udang biasanya di susun pada pantray
sebelum proses pembekuan. Biasanya alat pembekuan yang digunakan pada produk ini
adalah IQF (individual quick frozen) dengan suhu -35°C jarak ± 20 cm antara prodak.
Berdasarkan SNI 6163:2017, standar mutu produk akhir ebi petit yang mengacu
pada produk udang lapis tepung (breaded) memiliki kriteria mutu yang paling bagus
adalah produk memiliki kenampakan yang utuh, sangat rapi, bersih, lapisan tepung rata
dan ketebalannya cukup, bersih, warna tepung cemerlang, dan udang berada di tengah
tepung bila di potong, serta warna udang cemerlang. Produk tidak terjadi pengeringan
(dehidrasi). Apabila digoreng, udang memiliki warna keemasan, tidak ada bagian yang
terbuka, memiliki bau spesifik, memiliki tekstur yang kompak, renyah, dan elastis.
Adapun andungan nutrisi produk ebi petit sebagaimana dapat dilihat pada Tabel
7 berikut :
ditujukan untuk menjaga kebersihan, agar produk hasil perikanan tidak menyebabkan
timbulnya penyakit. Sedangakan higiene adalah Kegiatan setelah sanitasi yang bertujuan
30
mencegah terjadinya kontaminasi pada produk yang ditangani serta untuk mengurangi
mikroba merugikan.
dalam proses sanitasi dan higiene antara lain, pembersih alkali, pembersih asam, dan
deterjen. Pembersih alkali terdiri atas alkali kuat, sedang, atau lemah. Pembersih alkali
dapat menyebabkan kerusakan kulit dan mengikis logam atau bahan yang dicat. Bahan
aktif yang terdapat dalam pembersih alkali kuat ialah natrium hidroksida (NaOH) dan
silikat. Contoh bahan pembersih alkali kuat antara lain natrium metasilikat dan natrium
ortosilikat. Jenis pembersih ini hanya digunakan untuk menghilangkan cemaran berat
misalnya yang terdapat dalam ruang pengasapan. Pembersih alkali lemah atau ringan
dalam bentuk cair sering dimanfaatkan untuk membersihkan tangan yang tercemar
ringan. Contoh bahan pembersih kelompok ini, antara lain, natrium karbonat, boraks, dan
juga dapat melunakkan (menurunkan kesadahan) air dengan baik, tetapi tidak dapat
2.6.1. Sanitasi Bahan Baku, Bahan Tambahan, Bahan Pembantu, Bahan Pengemas
diperhatikan adalah aspek sanitasi dan higienenya adalah air dan es. Air yang digunakan
dalam proses produksi diperoleh dari PDAM yang harus ditreatmen terlebih dahulu
dengan mengunakan proses filter karbon, filter resin, filter silika, dan UV.
bahan baku yaitu udang adalah air yang memenuhi kualitas air minum. Air minum adalah
air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan kesehatan air minum
meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisik. Oleh karena itu air dijaga
agar tidak ada hubungan silang antara air bersih dan air tidak bersih atau pipa saluran air
harus teridentifikasi dengan jelas Es yang digunakan untuk penanganan ikan berasal dari
31
air yang memenuhi persyaratan mutu air minum. Es yang digunakan dapat berbentuk
balok, curai kubus, dan pelat. Es ditangani, disimpan, didistribusikan dan dipasarkan
dengan menggunakan wadah, cara dan alat yang sesuai dengan persyaratan sanitasi
3) Bahan pengepakan tidak boleh digunakan kembali kecuali wadah tertentu yang
terbuat dari bahan yang kedaap air, halus dan tahan karat yang mudah
hewan pemeliharaan, dan binatang lainnya yang harus berfungsi dengan efektif
Untuk menjaga kebersihan ruang proses agar tidak terjadi kontaminan yang
dibawa oleh karyawan, maka salah satunya dengan melengkapi fasilitas pada UPI.
Dimana UPI harus dilengkapi fasilitas untuk mendukung kebersihan karyawan dengan
konstruksi dan jumlah yang memadai. Toilet tidak berhubungan langsung dengan ruang
32
proses, fasilitas cuci tangan di seluruh titik masuk ke ruang proses dan tidak
dioperasikan dengan tangan. Kondisi higienis, toilet dan cuci tangan harus dilengkapi
dengan air yang cukup. Perbandingan jumlah toilet dengan jumlah karyawan adalah
sebagai berikut :
1 – 9 karyawan = 1 toilet
10 – 24 karyawan = 2 toilet
25 – 49 karyawan = 3 toilet
KP/2013).
serta perilaku karyawan harus tidak menimbulkan kontaminasi silang. Peralatan dan
perlengkapan yang digunakan berhubungan langsung dengan ikan yang diolah harus
dirancang dan terbuat dari bahantahan karat, tidak beracun, tidak menyerap air, mudah
perlengkapan harus ditata sedemikian rupa pada setiap tahapan proses untuk menjamin
52a/KEPMEN-KP/2013).
1). Harus sehat, tidak sedang mengalami luka, tidak menderita penyakit
2). Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan tutup kepala sehingga
mengkontaminasikan produk.