Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


“PENYAKIT PADA (Glycine max (L.) Merill)”

DI SUSUN OLEH :
1. PRASETYO ADI NUGROHO 0410430043
2. MASPUPAH HUSNI 105040213111052
3. M. ARIF FAJNUR ROHMAN 105040213111053
4. WAHYU RAGIL PRASTYO 105040213111054
5. M.KAFID MUSAFA' 105040213111055

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2010
PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat allah SWT, yang telah memberikan rahmat,
taufik, serta hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Dasar
Perlindungan Tanaman ini dengan lancar.
Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Prof.Dr.Ir.Hj Siti Rasminah.Ch.Sy.yang telah memberikan bimbingan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugasnya
2. Teman teman kelas N mata kuliah Dasar Perlindungan Tanaman
Makalah ini di tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Perlindungan Tanaman, dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman- teman dan selanjutnya bisa dijadikan bahan
bacaan bagi yang membutuhkannya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun penulis harapkan, agar dalam penulisan selanjutnya dapat lebih
baik lagi.

Malang, November 2010

TIM PENULIS

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................................................................i

Daftar isi...................................................................................................................................ii

BAB.I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang............................................................................................................1

1.2 Tujuan.........................................................................................................................1

1.3 Manfaat……………………………………………………………………………...1

BAB.II Pokok bahasan

2.1. Penyakit pada tanaman kedelai..................................................................................2

2.1.1. Penyakit Karat Kedelai……..............................................…...............2

2.1.2. Penyakit Layu Cendawan…….............................................................3


2.1.3. Penyakit Antraknosa.............................................................................4
2.1.4. Bisul Bakteri.………………………………………………….….......5
2.1.5. Penyakit Hawar Bakteri………….......……………………………….6
2.1.6. Penyakit bercak daun Cercospora …….........................……………….7
2.1.7. Penyakit mosaik kedelai……………………………….…………......7
BAB.III Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan..............................................................................................................8

2. Saran........................................................................................................................8

Daftar Pustaka……………………………………………………………………....................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kedelai merupakan tanaman yang strategis di dunia pertanian. Seiring dengan pemanfaatan
kedelai untuk berbagai bahan makanan seperti kecap, tempe, tahu dan sebagainya, sehingga banyak
masyarakat Indonesia yang memiliki ketergantungan terhadap kedelai.
Makanan yang berbahan dasar kedelai banyak mengandung protein yang tinggi, permasalahan
yang sering ada sekarang adalah kurangnya pemenuhan permintaan akan kacang kedelai, Indonesia
masih belum mampu membudidayakan kacang kedelai dengan baik sehingga untuk memenuhi
kebutuhan kacang kedelai harus import. sedang kendala yang dihadapi oleh petani kedelai adalah
hama penyakit dan mengatasi penyakit tersebut, sehingga hasil dari penanaman kacang kedelai ini
kurang baik dan tentunya akan menurunkan kualitas serta kuantitas dari kacang kedelai tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
 Untuk mengenal tanaman kedelai.
 Untuk mengetahui penyakit yang menyerang tanaman kedelai.
 Untuk mengetahui gejala serta cara pengendalian penyakit pada tanaman kedelai.

1.3 Manfaat
Dapat mengetahui sifat dan karakteristik penyakit yang menyerang kedelai sehingga dapat
mengatasi penyakit tersebut.s

1
BAB II
POKOK BAHASAN

2.1 Penyakit pada tanaman kedelai

Taksonomi tanaman kedelai

Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rosales
Suku : Papilionaceae
Marga : Glycine
Jenis :Glycine max (L.) Merill

2.1.1 Penyakit Karat Kedelai


Penyakit karat kedelai tersebar luas di seluruh Indonesia. Penyabab penyakit ini
adalah Phakospora pachyrizi. Besarnya kerugian karena karat tergantung dari banyak
faktor, antara lain ketahanan tanaman. Kerugian karena penyakit ini berkisar antara
40-90%. Karat kedelai tersebar luas di Asia tenggara dan Asia timur, juga terdapat di
Australia dan Afrika. Di Amerika penyakit ini terdapat di Amerika bagian tengah dan
selatan (tropik). Karena di anggap sangat merugikan, penyakit karat kedelai mendapat
perhatian Internasional yang cukup besar. (Bromfield, 1976)
Gejala penyakit karat kedelai tampak pada daun, tangkai dan kadang kadang pada
batang. Mula mula disini terjadi bercak bercak kecil coklat kelabu atau bercak yang
sedikit demi sedikit berubah menjadi coklat atau coklat tua, bercak bercak karat
terlihat sebalum bisul bisul pecah. Bercak tampak bersudut karena dibatasi oleh tulang
tulang daun dan dekat dengan tempat terjadinya infeksi(Gambar1). Pada umumnya
gejala mulai tampak pada minggu ke-3 dan ke-4 setelah tanam (Yang, 1977).

2
a b
Gambar 1: a. gambar penyakit karat daunpada kedelai diperbesar 75%.
b. penyakit karat daun pada kedelai.(Anonymous,2010)
Pengendalian penyakit karat kedelai dapat dilakukan sebagai berikut:
 Penanaman varietas yang tahan antara lain: petek, mojosari, galunggung, Guntur
dan lain lain.
 Menanam kedelai secara serempak pada awal musim kemarau atau musim hujan.
 Pergiliran tanaman dengan tanaman yang tidak menjadi tanaman inang P.
pachyrhizi.
 Menghindari penanaman kedelai berdekatan dengan tambahan inang lain yang
dapat menjadi sumber P. pachyrhizi.
 Penyemprotan dengan fungisida. (Anonymous, 2010)

2.2.2 Penyakit layu cendawan / layu sklerotium


Penyakit ini tersebar di seluruh Indonesia, bahkan juga di Negara Negara tetangga
seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina. Penyebab penyakit ini oleh jamur
Scelerotium rolfsii sacc.
Gejala pertama tampak pada tanaman yang berumur 2-5 minggu. Tanaman yang
sakit layu tampak menguning perlahan lahan. Pada pangkal batang dan permukaan
tanah didekatnya terdapat benang benang jamur berwarna putih seperti bulu. Benang
benang ini kemudian membentuk sklerotium atau gumpalan benang yang mula mula
berwarna putih menjadi coklat seperti biji sawi. Pangkal batang membusuk sehingga
penyakit ini sering juga disebut sebagai busuk pangkal batang (Gambar .2). Sclerotium
rolfsii dapat menyerang kecambah atau semai dan menyebabkan penyakit semai
(damping-off). Dalam keadaan yang sangat lembab jamur juga dapat menyerang daun,
tangkai dan polong.
3
Gambar 2. penyakit layu sklerotium pada batang.(Anonymous, 2010)
Pengendalian penyakit ini, pada umumnya tidak di perlukan upaya khusus
untuk mengendalikan penyakit ini. Jika diperlukan dapat dikurangi dengan
pengolahan tanah yang lebih baik, perbaikan drainase dan penanaman dengan jarak
tanam yang lebih besar. Untuk mengendalikan penyakit sklerotium dapat dipakai
fungisida hayati yang mengandung T. harzianum. Juga bisa dengan perendaman
bibit.(Semangun.1993)

2.1.3 Antraknosa
Antraknosa pada kedelai tersebar luas di seluruh Indonesia dan sudah lama di
kenal di Indonesia. Penyakit ini juga terdapat di Malaysia dan Thailand. Antraknosa
kedelai dapat dikatakan selalu terdapat pada kedelai yang menjelang masak.
Penyebab penyakit antraknosa yaitu jamur collectotrichum destructivum var dan
collectotrichum dematiumvar truncatum.
Gejala penyakit antraknosa umumnya terlihat pada batang, tangkai daun, atau
bila tidak terdapat, umumnya kurang jelas. Pada batang timbul bintik bintik hitam
dengan jamur yang menjadi ciri khas penyakit. Jamur yang terbawa dalam benih
dapat menyebabkan penyakit semai pra tumbuh dan pasca tumbuh. Pada percobaan
infeksi gejala dapat timbul pada daun primer yang tampak seperti bercak bercak
klorotik sangat lemah, nekrosis tulang daun dan mengeritingnya daun (Gambar 3).
Gejala lebih banyak terdapat pada bunga dapat membusuk dan rontok. Bercak pada
polong berbentuk bulat atau tidak teratur berwarna coklat atau coklat
kehitaman(Semangun.1993)

4
Gambar 3 penyakit Antraknosa pada daun kedelai (Anonymous, 2010)
Pengendalian dapat dilakukan dengan:
 Hanya menanam benih yang sehat.
 Mengatur jarak tanam.
 Mengubur sisa tanaman kedelai yang terinfeksi.
 Rotasi dengan tanaman yang bukan kacang kacangan.
 Penyemprotan fungisida.(Anonymous, 2010)

2.1.4 Bisul bakteri


Penyakit bisul bakteri atau pastul bakteri termasuk salah satu penyakit penting pada
kedelai di Indonesia. Penyakit tersebar luas di seluruh Indonesia. Penyebab penyakit
ini adalah Xanthomonas axonopodis pv. glycines.
Gejala penyakit ini mula mula pada daun terjadi bercak kecil hijau kekuningan
dengan bagian tengahnya agak menonjol. Bercak berkembang menjadi lebih besar dan
bagian tengahnya. Terutama pada bagian bawah daun terdapat tonjolan berwarna
coklat muda, bercak mongering dan sering menjadi sobek sobek. (Gambar 4).

Gambar 4 penyakit bisul bakteri pada kedelai.(Anonymous,2010)


Pengendalian dapat dilakukan dengan:
 Menanam jenis yang tahan penyakit.
 Rotasi tanaman, kecuali dengan buncis dan kacang tunggak.
 Menanam biji yang tidak terinfeksi.
 Menimbun sisa sisa tanaman setelah panen. (Tjahyani. 1989)
5
2.1.5 Penyakit hawar bakteri
Penyakit hawar bakteri terdapat di seluruh Negara penghasil kedelai. Di Indonesia
penyakit ini sudah berkembang luas, salah satunya adalah di Bali, penyebab hawar
bakteri adalah Pseudomonas savastanoi pv. glycinea.
Gejala penyakit. Tanaman kedelai yang terkena penyakit ini pada daunnya akan
muncul bercak kecil, bersegi, tembus cahaya berwarna kekuningan atau coklat muda.
Bercak membesar, bagian tengahnya mongering coklat tua atau coklat kehitaman.
Beberapa bercak besar bersatu menjadi
Bagian nekrotik yang luas, sehingga daun menjadi robek robek (Gambar 5). Gejala
dapat terjadi batang, tangkai daun, dan polong. Biji polong yang sakit dapat keriput
atau berubah warna, namun ada kalanya tidak bergejala sama sekali.

Gambar 5 gejala penyakit hawar bakteri pada daun kedelai (Anonymous. 2010)
Pengendalian dapat dilakukan dengan:
 Menanam benih yang sehat.
 Rotasi tanaman.
 Menimbun sisa sisa tanaman setelah panen.(Tjahyani. 1989)

2.1.6 Penyakit bercak daun Cercospora


Penyakit bercak daun Ceseospora, yang juga disebut bercak mata katak memang
sudah tersebar merata di Indonesia. Penyakit ini juga menyerang Thailand dan
Filipina. Penyebab penyakit ini adalah Cercospora sojina.
6
Gejala penyakit. Pada daun terdapat banyak bercak yang khas, bercak mempunyai
pusat berwarna coklat muda atau kelabu, dengan tepi coklat ungu atau kemerahan
(Gambar 6) . Daun yang mempunyai banyak bercak rontok sebelum waktunya,
bercak coklat atau kelabu pada polong lebih kecil dari pada yang terdapat pada daun
dan zone zonenya kurang jelas.

Gambar 6 gejala penyakit bercak daun cercospora pada


kedelai.(Anonymous,2010)
Pengendalian dapat dilakukan dengan:
 Menanam benih yang sehat.
 Menyemprotkan fungisida sislemik.(Anonymous. 2010)

2.1.7 Penyakit mosaik kedelai


Penyakit ini tersebar di Indonesia muali tahun 1973. Penyakit ini menyebabkan
penurunan produksi. Selain di Indonesia penyakit ini juga menyerang Negara Cina dan
Korea. Penyakit ini disebabkan oleh virus Soyben mosaic virus (SMV). Virus ini dapat
terbawa oleh biji tanaman yang sakit.
Gejala penyakit. Tanaman yang sakit membentuk polong kecil, rata, kurang berbulu
dan ebih melengkung. Daun melilit batang dan tungkai daun berwarna coklat. Akar
tanaman yang sakit membentuk bintil akar lebih sedikit dan lebih kecil. (Anonymous.
2010)

7
Gambar 7 gejala mosaik kedelai pada daun.(Anonymous,2010)
Pengendalian dapat dilakukan dengan:
 Mananam benih yang bebas virus.
 Segera mencabut tanaman yang bergejala.
 Menanam varietas kedelai yang bebas virus.
 Penyemprotan insektisida.
 Mencabut tumbuhan inang virus mosaic kedelai.(Anonymous, 2010)

8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Tanaman kedelai merupakan sumber protein yang besar bagi masyarakat, oleh sebab itu banyak
petani Indonesia yang menanamnya, namun dalam penanaman kedelai ini juga terdapat hambatan
hambatan yang menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas yang dihasilkan oleh kacang kedelai
salah satu kendalanya adaah penyakit. Penyakit yang menyerang tanaman kedelai adalah:
 Karat kedelai
 Layu cendawan
 Antraknosa
 Bisul bakteri
 Hawar bakteri
 Bercak daun cercospora
 Mosaik kedelai
3.2 Saran
Dalam menanam kedelai sebaiknya petani memperhatikan hal hal yang dapat menimbulkan penyakit
pada tanaman kedelai salah satunya adalah pola tanam dan jarak tanam.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2010. http://wordsdomination.com/cercospora.html
Anonymous.2010. http://www.btny.purdue.edu/extension/pathology/cropdiseases/soybean/
Anonymous.2010.http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&biw=1004&bih=612&tbs=isch%3A1&
sa=1&q=karat+kedelai&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=
Anonymous.2010.http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&biw=1004&bih=612&tbs=isch%3A1&
sa=1&q=Virus+mosaik+%28virus%29+kedelai&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=
Bromfield, K.R. 1976. Review of Research on Soybean Rust. Dalam Proc. Workshop Soy Bean Rust in
The Western Hemisphere, Puerto Rico. November, 1976: 16 – 23
Semangun,haryono.1993.penyakit-penyakit tanaman pangan di indonesia. Edisi kedua. Gadjah mada
university press. Yogyakarta. 449 hal.

Tjahyani, Nur.1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.142 hal.


Yang, C.Y. 1976. Soybean Rust in Asia. Proc. Workshop Soy Bean Rust in the Western Hemispere.
Puerto Rico, November 1976: 1976: 34 - 43

Anda mungkin juga menyukai