Anda di halaman 1dari 6

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Job XIV


Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax. : 022 – 201 45 83

PERCOBAAN KONSOLIDASI

Standar Acuan : AASTHO T - 216 - 74 dan ASTM D - 2435 - 89

Tujuan : - Menentukan sifat-sifat pemampatan suatu jenis tanah


- Data-data yang diperoleh adalah :
1. koefisien konsolidasi (Cv)
2. koefisien perubahan volume (mv)
3. koefisien permeabilitas

Dasar Teori :
Percobaan konsolidasi ini dilakukan untuk mengetahui sifat pemampatan suatu jenis lapisan tanah,
dengan melakukan percobaan ini maka dapat diketahui nilai koefisien konsolidasi, Compresibility Indeks dan
nilai rembesan tanah tersebut. Pemampatan tersebut disebabkan oleh adanya deformasi partikel tanah, relokasi
partikel, keluarnya air atau udara dari dalam pori, dan sebab-sebab lain. Mengingat nilai parameter tanah
tersebut sangat dipengaruhi oleh besarnya beban, maka besarnya tegangan maksimum yang digunakan perlu
disesuaikan dengan beban maksimum suatu bangunan, jika kita akan membuat suatu konstruksi bangunan.

Tahap I: Pemampatan awal

Pemampatan
Tahap II: Konsolidasi primer

Tahap III : Konsolidasi


Sekunder

Waktu (skala log)


Grafik waktu-pemampatan selama konsolidasi untuk suatu penambahan beban yang
diberikan.

Keluarnya air dari dalam pori selalu disertai dengan berkurangnya volume tanah, berkurangnya volume
tanah tesebut dapat menyebakan penurunan lapisan tanah itu. Karena air pori di dalam tanah berpasir dapat
mengalir ke luar dengan cepat, maka penurunan segera dan penurunan konsolidasi berlangsung secara
bersamaan.
Setelah mendapatkan grafik antara waktu dan pemampatan untuk besar pembebanan yang bermacam-
macam dari percobaan di laboratorium, selanjutnya dapat dihitung perubahan angka pori terhadap tekanan.
Berikut adalah langkah demi langkah urutan pelaksanaannya.

1. Hitung tinggi butiran padat Hs, pada contoh tanah


WS
HS 
AG S W
dimana: Ws = berat kering contoh tanah
A = luas penampang contoh tanah
Gs = berat spesifik contoh tanah
w = berat volume air.
2. Hitung tinggi awal dari ruang pori

Job Sheet Uji Tanah, Teknik Sipil Polban Agustus 2007


Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Job XIV
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax. : 022 – 201 45 83

H2

H1 Hv  H  Hs
Tinggi awal
contoh = Pori
tanah = H
Luas contoh Tanah = A
WS
Padat HS 
AG S W

Gambar perubahan tinggi contoh tanah pada uji konsolidasi satu dimensi
3. Hitung angka pori awal, eo, dari contoh tanah:
V H .A H
eo  v  v  v
Vs H s .A H s
4. Untuk penambahan beban pertama p1 (beban total/luas penampang contoh tanah), yang menyebabkan
penurunan H1 , hitung perubahan angka pori e1 :
H1
e1 
Hs
H1 didapatkan dari pembacaan awal dan akhir pada skala ukur untuk beban sebesar p1.
5. Hitung angka pori yang baru, e1 , setelah konsolidasi yang disebabkan oleh penambahan tekanan p1
e1 = e0 - e1.
Untuk beban berikutnya, yaitu p2 ( catatan : p2 sama dengan beban kumulatif persatuan luas
contoh tanah ), yang menybabkan penambahan pemampatan sebesar H2 , angka pori e2 pada saat
akhir konsolidasi dapat dihitung sebagai berikut:
H2
e 2  e1  .
Hs
Dengan melakukan cara yang sama, angka pori pada saat akhir konsolidasi untuk semua penambahan
beban dapat diperoleh.
Tekanan total (p) dan angka pori yang bersangkutan (e) pada akhir konsolidasi digambar pada grafik
semi-logaritma berupa grafik e versus log p.

h = 24.55 mm.

d =62.55 mm

Gambar ring pencetak

Percobaan konsolidasi biasanya dilakukan pada tanah lempung, karena penurunannya membutuhkan
waktu yang lama.Sedangkan pasir membutuhkan waktu yang singkat untuk mengalami penurunan. Pada
umumnya konsolidasi berlangsung dalam satu arah (vertikal).
Konsolidasi dilakukan untuk :
1. Mengetahui sifat pemampatan suatu jenis tanah
2. Mengetahui besarnya penurunan yang terjadi pada tanah tersebut

Job Sheet Uji Tanah, Teknik Sipil Polban Agustus 2007


Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Job XIV
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax. : 022 – 201 45 83

3. Mengetahui waktu (lamanya) penurunan


Semua itu membutuhkan parameter-parameter sebagai berikut :
e : angka pori

Cv : Koefisien konsolidasi

Cc : Indeks pemampatan untuk menghitung besarnya penurunan di lapangan akibat konsolidasi (dari
grafik e- log tekanan)

mv : Koefisien perubahan volume

Pc : Tekanan konsolidasi ( tekanan yang telah dialami sebelumnya oleh tanah )


Po : Tekanan yang diberikan pada tanah (tekanan vertikal efektif tanah)
K : koefisien permeabilitas tanah

Normal Consolidated dan Over Consolidated, keduanya menggambarkan sifat penting dari lapisan
lempung endapan. Lapisan yang mengalami konsolidasi dan penurunan akibat tekanan dari lapisan-lapisan
yang kemudian mengendap diatasnya. Lapisan-lapisan yang di atas ini, lama kelamaan mungkin menjadi
hilang lagi oleh sebab-sebab geologis, misalnya erosi air atau es. Ini berarti lapisan-lapisan bawah pada suatu
saat dalam sejarah geologinya pernah mengalami konsolidasi akibat tekanan yang lebih tinggi daripada tekanan
yang berlaku diatasnya saat ini. Lapisan semacam ini disebut OverConsolidated (OC), sedangkan yang belum
pernah mengalami tekanan yang diatasnya lebih tinggi daripada tekanan yang berlaku pada masa sekarang
disebut Normal consolidated (NC).

Untuk menentukan tanah yang di uji itu tergolong OC atau NC, dapat dilihat dari grafik e vs log
tekanan.
Data yang dibutuhkan :
Dengan: g = berat isi tanah
Z = dalamnya tanah tersebut dihitung dari permukaan tanah.

Langkah untuk mencari nilai Pc ( pada grafik e vs log tekanan )


1. Gambarkan garis singgung di kurva dengan jari – jari kelengkungan minimum.
2. Melalui titik singgung itu, buat garis horizontal yang membentuk sudut
3. Bagilah sudut menjadi dua sudut yang sama besar ( garis X )
4. Perpanjang bagian lurus dari kurva sampai memotong garis bagi sudut ( X )
5. Dari perpotongan garis tersebut, tarik garis vertikal sampai memotong absis tekanan sebagai nilai Pc

Job Sheet Uji Tanah, Teknik Sipil Polban Agustus 2007


Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Job XIV
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax. : 022 – 201 45 83

Peralatan :

1. Satu set alat konsolidasi yang terdiri dari cell konsolidasi dan rangka beban, lengkap dengan keping
beban yang sesuai.
2. Dial dengan ketelitian 0.01 mm.
3. Alat pencetak yang terdiri dari ring pencetak, extruder, alat pemotong, dsb.
4. Stop watch dengan kapasitas lebih dari 100 menit.
5. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr.
6. Kunci- kunci dsb.

Langkah Kerja

1. Ring pencetak dibersihkan, diukur dimensinya dan ditimbang.


2. Contoh tanah dikeluarkan dari tabungnya dan dicetak dengan ring pencetak. Kedua permukaannya
diratakan, kemudian ditimbang.
3. Dengan menggunakan doli (piston) contoh tanah dikeluarkan dari ring dan langsung ditempatkan
kedalam cell konsolidasi. Bagian bawah dan atasnya diberi batu pori dan kertas saringan.
4. Pada bagian atas dipasang pelat penumpu.
5. Tempatkan cell yang telah berisi contoh tanah tersebut pada rangka beban, kemudian atur lengan
beban dengan hati-hati, hingga jarum penekannya tepat menyentuh pelat penumpu, tapi contoh tidak
boleh tertekan.
6. Pasang dial dan distel sebagai nol stan.
7. Cell diisi air hingga penuh dan dibiarkan selama 24 jam hingga contoh menjadi jenuh.
8. Setelah 24 jam catat pembacaan dial sebagai pembacaan awal.
9. Mulai diberi pembebanan pertama yaitu beban yang memberikan tekanan pada contoh tanah sebesar
0.25 kg/cm2, sambil dibaca pada interval waktu : 0 ; 0.125 ; 0.25 ; 0.5 ; 1 4 ; 6.25 ; 9 ; 12.25 ; 16 ;
20.25 ; 25 ; 30.25 ; 36 ; 42.25 ; 49 ; 56.25 ; 64 ; 72.25 ; 81 ; 90.25 ; 100 menit dan 1440 menit (24
jam).
10. Tambahkan beban secara bertahap, hingga setiap tahap tekanan berturut-turut menjadi 0.5 ; 1 ; 2 ; 4 ;
dan 8 kg/cm2 sambil diadakan pembacaan seperti langkah 9, pada setiap tahap.
11. Setelah tekanan 8 kg/cm2 dicapai, beban dikurangi secara bertahap hingga tekanan menjadi 2 ; .5 ;
dan 0 kg/cm2. Untuk ini pembacaan hanya diambil setiap 24 jam atau setiap akan mengurangi beban.
12. Contoh tanah dikeluarkan, ditimbang dan diukur kadar airnya.
Perhitungan :

1. Penentuan Kadar Air dan Berat Kering


Berat Kering (Bk) didapat dari pengovenan benda uji setelah selesai percobaan konsolidasi. Kadar air
dihitung sebelum (n) dan sesudah (a) konsolidasi. Kadar air sama dengan perbandingan berat air dengan
berat butir tanah.
Job Sheet Uji Tanah, Teknik Sipil Polban Agustus 2007
Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Job XIV
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax. : 022 – 201 45 83

2. Penentuan Tinggi Efektif


Tinggi Efektif benda uji adalah penurunan total yang terjadi akibat pemampatan yang dapat dicapai oleh
tanah atau sama dengan tinggi butiran-butiran tanah (jika dianggap menjadi satu). Tinggi efektif (H s) dapat
dihitung sebagai berikut :

Hs = Bk / (A*Gs) dimana : Bk = Berat tanah kering (berat benda uji)


A = Luas penampang benda uji
Gs = Berat jenis tanah
3. Penurunan Total (H)
Penurunan total (H) yang terjadi pada setiap pembebanan adalah pembacaan arloji (dial) pada permulaan
pembebanan dikurangi pembacaan sesudah pembebanan.

4. Angka Pori Awal


Angka Pori Awal (angka pori asli = eo) dihitung dengan rumus :

eo = (Hs - Ho ) / Hs dimana : Ho = tinggi benda uji mula-mula

5. Perubahan angka pori (e)


Perubahan angka pori pada setiap pembebanan dihitung dengan rumus:

e = h / Hs = H / Hs dimana : h = H = penurunan total pada setiap pembebanan.

6. Angka Pori pada setiap pembebanan


Angka Pori pada setiap pembebanan dihitung dengan rumus :

e = Ho - e

7. Derajat Kejenuhan (Sr)


Derajat Kejenuhan (Sr) dihitung pada keadaan sebelum dan sesudah percobaan dengan rumus :

Sr = (w * Gs) / e dimana : w = kadar air benda uji

8. Koefisien Konsolidasi (Cv)


Hitunglah tinggi benda uji rata-rata (Hm) pada setiap pembebanan. Buat grafik pembacaan penurunan
terhadap akar pangkat dua dari waktu setiap pembebanan. Sebagian dari grafik ini merupakan garis lurus
dan tarik garis lurus (garis a) hingga memotong ordinat, dan titik potong garis ini dengan ordinat (A)
dianggap sebagai titik nol yang benar. Tentukan titik B pada ordinat sejauh 1.15OA dan tarik garis lurus
(garis b) dari titik B ke titik perpotongan garis a dengan absis dan memotong kurva penurunan. Titik
perpotongan garis b dengan kurva penurunan adalah harga t90 yang diproyeksikan pada ordinat, yaitu waktu
untuk mencapai konsolidasi 90 %. Hitunglah Koefisien Konsolidasi (Cv) dengan rumus :

Cv = (0,848 * H2) / t90 1


2
3
dimana : H = tinggi benda uji rata-rata pada pembebanan
4 yang bersangkutan.
t90 = waktu untuk mencapai konsolidasi 90 % (detik) didapat secara grafis

5
6

Job Sheet Uji Tanah, Teknik Sipil Polban Agustus 2007

7
Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Job XIV
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax. : 022 – 201 45 83

BEBAN

DIAL

KETERANGAN :
1. Dial Pengamatan
2. Peluru Penekan
3. Batu Berpori
4. Batu Berpori
5. Ring Berisi Contoh Tanah
6. Bak cetak berisi air (sel)
TANAH
7. Beban

AIR BATU PORI

RING
PENCETAK
Gambar Alat Konsolidasi

Job Sheet Uji Tanah, Teknik Sipil Polban Agustus 2007

Anda mungkin juga menyukai