1 PERHITUNGAN
30
31
5,2 mm
76,3 mm
a. Pembebanan
Beban vertikal
Beban mati (D) = 9,12 kg/m (berat sendiri pipa)
Beban hidup (L) = 100 kg/m
qvertikal (qv) = 1,2 D + 1,6 L
= 1,2 (9,12) + 1,6 (100)
= 170,994 kg/m
32
(qv) 2 ( H ) 2 V
R = R
= (170,994 ) 2 (100) 2
= 198,045 kg/m H
0,05 m
0,25 m
1,50 m
22,5
= = 46,875 t/m2
0,6 x 0,8
c) Beban angin
Berdasarkan SNI 1725:2016 pasal 9.6.1, kecepatan angin rencana
diasumsikan memiliki kecepatan dasar sebesar 126 km/jam atau 35 m/s.
Jembatan direncanakan akan dibangun pada daerah perkotaan.
Kecepatan gesekan angin (V0) = 19,3 km/jam
Kecepatan rencana (V10) = 126 km/jam
Kecepatan rencana (VB) = 126 km/jam
Elevasi struktur (Z) = 10000 mm
Panjang gesekan hulu jembatan = 1500 mm
Kecepatan angin rencana, dihitung berdasarkan SNI 1725:2016 :
V10 Z
VDZ = 2,5V0 ( ) ln ( )
VB Z0
126 10000
VDZ = 2,5.19,3 ( ) ln ( )
126 1500
VDZ = 91,54 km⁄jam atau 25,43 m⁄s
36
Gambar 3.7 Luas equivalen bagian samping kendaraan (Ab) (RSNI T02-2005)
Ab = 5 m x 2 m = 10 m2
TEW = 0,0012 Cw (Vw)2 Ab
= 0,0012 x 1,2 x 25,432 x 10
= 9,312 kN
= 0,931 ton
Beban angin akan menyebar akibat muatan hidup sehingga menjadi beban
hidup + beban angin :
P = 50 ton + 0,638 ton
= 50,638 ton
Lx = 1,5 m
Ly = 4 m
Ly 4m
Dengan = = 2,7
Lx 1,5 m
= + 0,015 ton
Mtx = - 0,001. q . Lx2. X X = 83
= - 0,001 x 0,832 x (1,5)2 x 83
= - 0,155 ton
Mty = - 0,001. q . Lx2. X X = 57
= - 0,001 x 0,832 x (1,5)2 x 57
= - 0,107 ton
1) Keadaan I
Pelat menerima satu roda ( ditengah plat )
a = 80 cm
b = 60 cm
Sb = a Parabola
a
1
b 2 Lx
Sa Lx = 1,5 m
1
2 Lx
Ly = 4 m
Gambar 3.9 Beban terpusat satu roda simetris terhadap sumbu plat
Beban berada ditengah – tengah diantara kedua tepi yang tidak ditumpu:
Ly > 3 x r x Lx r = ½ ( plat terjepit penuh pada dua tumpu)
4 > 3 x ½ x 1,5
39
4 > 2,25
Sehingga lebar kerja maksimum pelat dalam arah bentang Lx (Sa) dicari :
3 3
Sa = .a + r.Lx
4 4
3 3 1
= .0,80 + . . 1,50 = 1,2 m
4 4 2
Momen arah bentang Lx :
𝑀𝑜
MLx =
𝑆𝑎
Mo dianggap sebagai momen maksimum balok diatas dua tumpuan.
Mo = ¼ x P x Lx
= ¼ x 50,638 x 1,50 = 18,989 ton.m
𝑀𝑜
MLx = 𝑆𝑎
18,989
= = 16,335 ton
1,2
2) Keadaan II
Beban terpusat dua roda simetris terhadap sumbu plat
v Sb = a Parabola
a a
1L
b b 2 x
Sa
Lx = 1,50 m
A B 1
2 Lx
0,80 0,80
0,50 1,40 0,50
Ly = 4 m
40
Gambar 3.10 Beban terpusat dua roda simetris terhadap sumbu pelat
Momen akibat roda A :
Untuk :
Ly > r x Lx r = ½ ( tumpuan jepit)
4 > ½ x 1,50
4 > 0,75
Sehingga lebar kerja maksimum pelat dalam arah bentang Lx (Sa) dicari :
v = jarak sebelah luar roda A ke sisi terluar plat sebelah kiri (0,5)
3 1
Sa = .a + r . Lx + v
4 4
3 1 1
= .0,80 + . . 1,50 + 0,50 = 1,288 m
4 4 2
Momen arah bentang Lx :
𝑀𝑜
MLx =
𝑆𝑎
Dimana Mo dianggap sebagai momen maksimum balok diatas dua tumpuan.
Mo = ¼ x P x Lx
= ¼ x 50,638 x 1,50 = 18,989 tm
𝑀𝑜
MLx = 𝑆𝑎
18,989
= = 14,749 ton
1,288
14,749
= 4 . 0,80 = 8,194 ton
1+
4
4 > ½ x 2,50
4 > 0,75
Sehingga lebar kerja maksimum pelat dalam arah bentang Lx (Sa) dicari :
v = jarak sebelah dalam roda A ke jarak terluar plat sebelah kanan
v = 1,4 + 0,80 +0,5 = 2,70
3 1
Sa = .a + r. Lx + v
4 4
3 1 1
= .0,80 + . . 1,50 + 2,70 = 3,488 m
4 4 2
Momen arah bentang Lx :
𝑀𝑜
MLx =
𝑆𝑎
Dimana Mo dianggap sebagai momen maksimum balok diaatas dua tumpuan.
Mo = ¼ x P x Lx
= ¼ x 50,638 x 1,50 = 18,989 tm
𝑀𝑜
MLx =
𝑆𝑎
18,989
= = 5,445 ton
3,488
5,445
= 4 . 0,80 = 3,025 ton
1+
4
Dari tabel tersebut, maka dipilih momen yang paling besar sebagai momen
maksimum yaitu keadaan I.
Momen yang terjadi seluruhnya pada pelat lantai adalah penjumlahan
(akibat beban mati) + (beban hidup + beban angin) adalah :
MLx = 0,079 + 16,335 = 16,414 tm = + 164,140 kNm
MLy = 0,015 + 9,075 = 9,090 tm = + 90,900 kNm
Mtx = - 0,155 = - 1,550 kNm
Mty = - 0,107 = - 1,070 kNm
163,180 x 106
= = 5,654 N/mm2
0,8 x 1000 x 190,52
0,85 𝑥 𝑓𝑐 2𝑘
ρ = x (1 − √1 − 0,85 𝑥 𝑓𝑐)
𝑓𝑦
0,85 𝑥 35 2 𝑥 5,621
= x (1 − √1 − 0,85 𝑥 35) = 0,026
240
1,4 1,4
ρmin = = = 0,006
𝑓𝑦 240
0,85.𝑓𝑐 600
ρb = β ( 𝑓𝑦 ) (600+𝑓𝑦)
0,85 𝑥 35 600
= 0,85 ( ) (600+240) = 0,075
240
ρmax = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,075 = 0,056
Kontrol rasio penulangan :
ρmin < ρ < ρmax
0,006 < 0,026< 0,056 ............................................... OK!
Jadi, digunakan ρ = 0,026
As =ρxbxd
= 0,026 x 1000 x 190,5 = 4988,26 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan ∅16 mm:
Astul = ¼ x π x d2
= ¼ x 3,14 x 192 = 283,385 mm2
4988,26
Jumlah tulangan (n) = = 17,602 ⋍ 18 batang
283,385
1000 1000
Jarak tulangan (s) = = = 58,82 ⋍ 60 mm
𝑛−1 18 −1
maka digunakan tulangan ∅19 – 60 mm
44
0,85 𝑥 𝑓𝑐 2𝑘
ρ = x (1 − √1 − 0,85 𝑥 𝑓𝑐)
𝑓𝑦
0,85 𝑥 35 2 𝑥 0,053
= x (1 − √1 − 0,85 𝑥 35) = 0,0002
240
1,4 1,4
ρmin = = = 0,006
𝑓𝑦 240
0,85.𝑓𝑐 600
ρb = β ( 𝑓𝑦 ) (600+𝑓𝑦)
0,85 𝑥 35 600
= 0,85 ( ) ( ) = 0,075
240 600+240
ρmax = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,075 = 0,056
Kontrol rasio penulangan :
ρmin < ρ < ρmax
0,006 < 0,0002 < 0,056 .......................................Not OK!
Jadi, digunakan ρmin = 0,006
As = ρmin x b x d
= 0,006 x 1000 x190,5
= 1111,25 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan ∅ 19 mm:
Astul = ¼ x π x d2 = 283,385 mm2
1111,25
Jumlah tulangan (n) = = 3,921 ~ 4 batang
283,385
1000 1000
Jarak tulangan (s) = = = 333,33 mm ~ 350 mm
𝑛−1 4−1
Maka dapat digunakan tulangan ∅19 – 350 mm
45
90,170 x 106
= = 3,863 N/mm2
0,8 x 1000 x 171,52
0,85 𝑥 𝑓𝑐 2𝑘
ρ = x (1 − √1 − 0,85 𝑥 𝑓𝑐)
𝑓𝑦
0,85 𝑥 35 2 𝑥 3,832
= x (1 − √1 − 0,85 𝑥 35) = 0,017
240
1,4 1,4
ρmin = = = 0,006
𝑓𝑦 240
0,85.𝑓𝑐 600
ρb = β ( 𝑓𝑦 ) (600+𝑓𝑦)
0,85 𝑥 35 600
= 0,85 ( ) (600+240) = 0,075
240
ρmax = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,075 = 0,056
Kontrol rasio penulangan :
ρmin < ρ < ρmax
0,006 < 0,017 < 0,056 ................................................ OK!
Jadi, digunakan ρ = 0,017
As =ρxbxd
= 0,017 x 1000 x 171,5 = 2941,96 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan ∅ 16 mm:
Astul = ¼ x π x d2
= ¼ x 3,14 x 192 = 283,385 mm2
2941.96
Jumlah tulangan (n) = = 10,382 ~ 11 batang
283,385
1000 1000
Jarak tulangan (s) = = = 100 mm
𝑛−1 11−1
Maka digunakan tulangan ∅19 – 100 mm
46
1,070 𝑥 106
= = 0,045 N/mm2
0,8 𝑥 1000 𝑥 171,52
0,85 𝑥 𝑓𝑐 2𝑘
ρ = x (1 − √1 − 0,85 𝑥 𝑓𝑐)
𝑓𝑦
0,85 𝑥 35 2 𝑥 0,045
= x (1 − √1 − 0,85 𝑥 35) = 0,0002
240
1,4 1,4
ρmin = = = 0,006
𝑓𝑦 240
0,85.𝑓𝑐 600
ρb = β ( 𝑓𝑦 ) (600+𝑓𝑦)
0,85 𝑥 35 600
= 0,85 ( ) (600+240) = 0,075
240
ρmax = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,075 = 0,056
= 0,595 t/m
qeq tipe a
1 1
qeq = l x q = (1,50) (0,832)
3 3
= 0,416 t/m
Dari data profil tabel profil konstruksi baja didapat H 390.300.16.10 dengan
properties sbb:
d = 390 mm Ix = 38700 cm4
tf = 16 mm Iy = 7210 cm4
a = 136 cm2 ix = 16,87 cm
tw = 10 mm iy = 7,28 cm
q = 0,107 t/m r1 = 22 mm
bf = 300 mm
1. Pembebanan
a. Beban mati
Faktor beban untuk berat sendiri baja adalah 1,1 (SNI 1725:2016, tabel 3)
Berat sendiri profil = 0,107 t/m x 1,1 = 0,118 t/m
Berat lantai = 2 x qeq tipe b
= 2 x 0,595 t/m = 1,190 t/m
qtotal = 0,118 + 1,190 = 1,308 t/m
Momen yang timbul
1
Mmaks = x q x l2
8
1
= x 1,308 x 42 = 2,616 tm
8
49
b. Beban hidup
Berdasarkan SNI 1725:2016, beban hidup (beban lalu lintas) untuk
perencanaan jembatan terdiri atas beban lajur “D” dan beban truk “T”.
Beban lajur “D” terdiri dari beban tersebar merata (BTR) “q” yang
digabung dengan beban garis (BGT) “p”. Beban terbagi rata mempunyai
intensitas “q” t/m tergantung pada panjang gelagar memanjang. Beban garis
dengan intensitas “p” t/m harus ditempatkan tegak lurus terhadap arah lalu lintas
jembatan. Besarnya intensitas p adalah 4,9 t/m.
Berdasarkan SNI 1725:2016, beban garis BGT dipengaruhi oleh Faktor
Beban Dinamis (FBD) tergantung panjang gelagar memanjang.
3. Faktor beban akibat beban lajur D (SNI 1725:2016, tabel 12) = 1,8
Momen yang timbul :
1 1
M = 1,8 ( P. Ly + q.(Ly)2)
4 8
1 1
= 1,8 ( x 5,613 x 4 + x 0,736 x (4)2)
4 8
= 1,8 (5,613 + 1,526) = 12,850 tm
c. Beban angin
Berdasarkan SNI 1725:2016 pasal 9.6.1, kecepatan angin rencana
diasumsikan memiliki kecepatan dasar sebesar 126 km/jam atau 35 m/s.
Jembatan direncanakan akan dibangun pada daerah perkotaan.
Kecepatan gesekan angin (V0) = 19,3 km/jam
Kecepatan rencana (V10) = 126 km/jam
Kecepatan rencana (VB) = 126 km/jam
Elevasi struktur (Z) = 10000 mm
Panjang gesekan hulu jembatan = 1500 mm
Kecepatan angin rencana, dihitung berdasarkan SNI 1725:2016 :
V10 Z
VDZ = 2,5V0 ( ) ln ( )
VB Z0
126 10000
VDZ = 2,5.19,3 ( ) ln ( )
126 1500
VDZ = 91,54 km⁄jam atau 25,43 m⁄s
Gambar 3.13 Beban akibat angin (PEW) yang dipikul lantai jembatan
d. Beban gempa
Berdasarkan SNI 1725:2016, beban gempa diambil sebagai gaya
horizontal yang ditentukan berdasarkan perkalian antara koefisien respons elastic
(Csm) dengan berat struktur ekivalen yang kemudian dimodifikasi dengan faktor
modifikasi respons (Rd) dengan formulasi sebagai berikut :
Csm
EQ = xWt
Rd
53
Ix
KP = 48 x Es x Es = 200.000 Mpa
L3
Es = 20 x 106 t/m2
38700 x 10 8
= 48 x (20 x 106) x
43
Kp = 5808 ton/m
7,161
T = 2(3,14)
9,81 x 5808
= 2 x 3,14 x 0,011
= 0,070 detik
= ¼ x 4,371 x 4 = 4,371 tm
Gaya lintang :
D = ½ EQ
= ½ x 4,371 = 2,186 ton
Gaya lintang :
D = ½ x Rult = 0,5 x 0,513 ton = 0,257 ton
f. Kombinasi pembebanan
Momen yang bekerja:
a. Momen akibat beban mati (M) = 2,616 tm
b. Momen akibat beban hidup (H) = 12,850 tm
c. Momen akibat beban angin (A) = 0,638 tm
d. Momen akibat beban gempa (G) = 4,371 tm
e. Momen akibat rem dan traksi (R) = 1,078 tm
170 170
λp = = = 10,973
√𝑓𝑦 √240
370 370
λr = =√ = 28,378
√𝑓𝑦 −𝑓𝑟 240−70
b. Badan
h = d - 2 (tf + r0)
= 390 – 2 (16 + 22) = 314
58
ℎ 314
λf = = = 31,4
𝑡𝑤 10
1680 1680
λp = =√ = 108,444
√𝑓𝑦 240
2550 2550
λr = =√ = 164,602
√𝑓𝑦 240
1. Pembebanan
a. Beban mati
- Berat sendiri profil = 0,243 t/m
- Berat lantai = 2 x qeq tipe a
= 2 x 0,416
= 0,832 t/m
- q = 0,243 + 0,832
= 1,075 t/m
b. Beban hidup
Beban hidup (beban D) harus disusun pada arah melintang sedemikian
rupa sehingga menimbulkan momen maksimum. Untuk lebar jalur kendaraan
lebih besar dari 5,5 m, beban D harus ditempatkan pada jumlah lajur lalu lintas
rencana (nl) yang berdekatan, dengan intesitas 100%. Beban D tambahan harus
ditempatkan pada seluruh lebar sisa dari jalur dengan intensitas 50%.
Berdasarkan SNI 1725:2016 tabel 11, jumlah lajur lalu lintas rencana
untuk lebar jalur kendaraan 6 m adalah 2, maka :
1. Beban terbagi rata (BTR “q”)
15
L > 30 m = 9,0 (0,5 + )
L
15
= 9,0 (0,5 + 40)
= 7,875 kPa
= 0,788 t/m2
BTR, q = 0,788 t/m2 x 4 m = 3,15 t/m
3,15
q = x 100% = 1,145 t/m2
2,75
3,15
q = x 50% = 0,573 t/m2
2,75
19,60
p = x 100% = 7,127 t/m
2,75
19,60
p = x 50% = 3,564 t/m
2,75
Pelimpahan beban :
q1 = berat gelagar melintang = 0,243 t/m
q2 = berat sendiri gel. Melintang + berat plat lantai
= 0,243 + 0,832 = 1,075 t/m
q3 = q2 + beban terbagi rata 50%
= 1,075 + 0,573 = 1,648 t/m
q4 = q2 + beban terbagi rata 100 %
= 1,075 + 1,145 = 2,220 t/m
Reaksi tumpuan
RA = RB = ½ {(2 x q1 x 0,15) + (2 x q2 x 1) + (2 x q3 x 0,75) + (q4 x 5,5)}
= ½ {(2 x 0,243 x 0,15) + (2 x 1,075 x 0,75) + (2 x 1,648 x 0,25) +
(2,220 x 5,5)}
= ½ (0,073 + 1,613 + 0,824 + 12,21)
= 7,360 ton
- Pelimpahan beban :
P3 = berat trotoar + pelat lantai + berat gelagar memanjang +
beban terpusat 100% + beban terpusat 50%
= 2,700 t + 1,613 t + 0,972 t + 1,069 t + 0,891 t
= 7,245 ton
P2 = berat gelagar memanjang + pelat lantai + berat 100%
= 0,972 t + 1,613 t + 10,691 t
= 13,276 ton
P3 = berat gelagar memanjang + pelat lantai + berat 100%
= 0,972 t + 1,613 t + 10,691 t
= 13,276 ton
Dmaks = RA
= 40,435 ton
e. Beban angin
Berdasarkan SNI 1725:2016 pasal 9.6.1, kecepatan angin rencana
diasumsikan memiliki kecepatan dasar sebesar 126 km/jam atau 35 m/s.
Jembatan direncanakan akan dibangun pada daerah perkotaan.
Kecepatan gesekan angin (V0) = 19,3 km/jam
Kecepatan rencana (V10) = 126 km/jam
Kecepatan rencana (VB) = 126 km/jam
64
Gambar 3.15 Beban akibat angin (PEW) yang dipikul lantai jembatan
g. Kombinasi beban
Dari kombinasi beban gelagar memanjang diketahui bahwa yang
menentukan adalah kombinasi I :
Momen total = Mqmaks + Mpmaks + A + R
= 16,621 + 97,955 + 0,638 + 1,078
= 116,292 tm
Gaya lintang total = Dqmaks + Dpmaks + A + R
= 7,360 + 40,435 + 0,319 + 0,257
= 48,371 ton
170 170
λp = =√ = 10,973
√𝑓𝑦 240
370 370
λr = =√ = 28,378
√𝑓𝑦 −𝑓𝑟 240−70
b. Badan
h = d - 2 (tf + r0)
= 900 – 2 (28 + 28)= 788
ℎ 788
λf = = = 49,250
𝑡𝑤 16
1680 1680
λp = =√ = 108,444
√𝑓𝑦 240
2550 2550
λr = = = 164,602
√𝑓𝑦 √240
= 7324800 + 2849344
= 10174144 mm3
68
Mp = Zx . fy
= 10174144 mm3 x 240 N/mm²
= 244,179 t.m
MU
Mp (244,179 tm) > (116,292 tm / 0,90 = 129,213 tm) (OK)
1. Beban Mati
a. Berat vakwerk
Berdasarkan Konstruksi baja V 1976, berat sendiri 2 buah vakwerk
ditentukan sebagai berikut:
Panjang total jembatan (L) = 40 m
G = (20 + 3.L) kg/m2
= (20 + 3 x 40)
= 140 kg/m2
= 0,140 t/m2
Beban seluruh jembatan untuk 2 vakwerk :
Semua beban yang bekerja pada jembatan dilimpahkan ke vakwerk
sepanjang 40 m. Untuk perhitungan vakwerk, lebar jembatan diambil
7,5 m. Panjang gelagar melintang yang direncanakan adalah 7,8 m.
Berat vakwerk = 7,8 m x 40 m x 0,140 t/m2 = 43,680 t
Reaksi tumpuan pada gelagar utama akibat berat lantai kendaraan adalah sebesar :
∑𝑃 10 x 15,198
RA = RB = = = 75,990 ton
2 2
Gaya batang akibat berat lantai jembatan dihitung dengan mengalikan
faktor perbandingan (f) dengan gaya batang yang diperoleh dari hasil cremona
berat sendiri gelagar.
75,990
f = = 6,041
12,580
73
3. Muatan hidup
Berdasarkan SNI 1725:2016, beban hidup yang bekerja adalah muatan D
(beban lajur) terdiri dari beban terbagi rata BTR “q” dan beban garis BGT “p”.
Muatan D yang bekerja terdistribusi secara merata dengan intensitas 100% (pada
jalur kendaraan) dan sisanya dibebankan sebesar 50% dari beban D (pada trotoar),
seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini :
= 7,875 kPa
= 0,788 t/m2
BTR, q = 0,788 t/m2 x 4 m = 3,152 t/m
Beban terbagi rata dalam jalur diambil 100%
3,152
q1 = x 4 x 100% = 4,585 t/m
2,75
75
Jumlah beban garis (Pt) akibat beban hidup pada gelagar utama adalah:
Pt = ½ (P1 + P2)
= ½ (14,967 + 7,484)
= 11,225 ton
76
r
y
α
x
x =4m
y =4m
78
28
RA = = 0,7
40
0,7
Yd3.2 = = 0,990 (+)
0,707
Perhitungan pada setiap gaya batang dilakukan dalam bentuk tabel, yaitu
sebagai berikut :
82
Maka gaya batang akibat beban hidup dapat ditabelkan sebagai berikut:
4. Kombinasi gaya
Tabel 3.6 Tabel Kombinasi Gaya Batang yang Bekerja pada Rangka Utama
Jembatan
Berat Berat Beban
sendiri lantai hidup Beban kombinasi Gaya desain
Nomor (DL) (DL) (LL)
batang
(ton) (ton) (ton) 1,2 DL + 1,6
1,4 DL (ton)
I II III LL
a1 = a10 0,00 0,00 -74,04 0,00 118,47
a2 = a9 -11,32 -413,39 -181,68 594,60 800,34
a3 = a8 -20,13 -734,97 -235,66 1057,14 1283,18 1586,049
a4 = a7 -26,42 -964,74 1387,62 1189,39
a5 = a6 -30,19 -1102,70 161,52 1586,05 1101,04
rmin > 2 cm
Dicoba profil WF 1200.450.16.38, dengan data yang diperlukan dari profil adalah
:
86
1 Lk fy
λc = x x
rx E
1 4000 410
= x x = 0,114
3,14 507,8 200000
= 18273,598 kN
b. Kriteria desain :
𝑁𝑢
< 1
∅𝑁𝑛
15860,49
< 1
18273,598
b. Kondisi fraktur
𝑁𝑢
Agmin = + jumlah lubang baut
ɸ𝐹𝑢.𝑈
Diasumsikan U = 0,90 untuk kondisi 𝑑⁄ℎ > 2⁄3 dan jumlah baut > 3 buah
/ baris, diasumsikan profil WF 1200.450.16.38 untuk sementara memadai, tf = 38
mm, diambil diameter lubang baut = 25 mm
16919500
Agmin = + (4 x 25 x 38)
0,75 𝑥 550 𝑥 0,9
= 49374,411 mm2
Ambil penampang yang memenuhi kelangsingan minimum
imin = 𝐿⁄240 = 400⁄240 = 1,67 cm
= 6174,720 kN
- Kondisi fraktur
Ae = U = 0,90 x (52435 – 4 x 25 x 38)
= 43771,5 mm2
ØNn = ɸ Fu x Ae
= 0,75 x 550 x 43771,5
= 18055743,75 N
Dicoba profil WF 900.300.16.25, dengan data yang diperlukan dari profil adalah :
Ag = 288,51 cm2 = 28851 mm2
rx = ix = 35,98 cm = 359,8 mm
1 Lk fy
λc = x x
rx E
1 5700 410
= x x = 0,228
3,14 359,8 200000
karena λc < 0,25 maka ω = 1
= 10054,57 kN
b. Kriteria desain :
𝑁𝑢
< 1
∅𝑁𝑛
9688,59
< 1
10054,57
Dicoba profil WF 700.300.12.22, dengan data yang diperlukan dari profil adalah :
Ag = 212,13 cm2 = 21213 mm2
rx = ix = 29,25 cm = 292,5 mm
1 Lk fy
λc = x x
rx E
1 5700 410
= x x = 0,281
3,14 292,5 200000
1,43
karena 0,25 < λc < 1,2 maka ω =
1,6−0,6𝜆𝑐
91
1,43
ω = = 0,999
1,6−(0,6 x 0,281)
= 7400130,631 N
= 7400,13 kN
b. Kriteria desain :
𝑁𝑢
< 1
∅𝑁𝑛
5935,02
< 1
7400,13
d. Kondisi fraktur
𝑁𝑢
Agmin = + jumlah lubang baut
ɸ𝐹𝑢.𝑈
Diasumsikan U = 0,90 untuk kondisi 𝑑⁄ℎ > 2⁄3 dan jumlah baut > 3 buah
/ baris, diasumsikan profil WF 650.350.12.25 untuk sementara memadai, tf = 25
mm, diambil diameter lubang baut = 25 mm
5946000
Agmin = + (4 x 25 x 25)
0,75 𝑥 550 𝑥 0,9
= 18516,162 mm2
Ambil penampang yang memenuhi kelangsingan minimum
imin = 𝐿⁄240 = 400⁄240 = 1,67 cm
= 9166,329 kN
- Kondisi fraktur
Ae = U = 0,90 x (24841 – 4 x 25 x 25)
= 20106,9 mm2
93
ØNn = ɸ Fu x Ae
= 0,75 x 550 x 20106,9
= 8294096,25 N
f. Kondisi fraktur
𝑁𝑢
Agmin = + jumlah lubang baut
ɸ𝐹𝑢.𝑈
Diasumsikan U = 0,90 untuk kondisi 𝑑⁄ℎ > 2⁄3 dan jumlah baut > 3 buah
/ baris, diasumsikan profil WF 250.250.9.14 untuk sementara memadai, tf = 14
mm, diambil diameter lubang baut = 25 mm
94
1984200
Agmin = + (4 x 25 x 14)
0,75 𝑥 550 𝑥 0,9
= 6744,646 mm2
Ambil penampang yang memenuhi kelangsingan minimum
imin = 𝐿⁄240 = 400⁄240 = 1,67 cm
= 3401,442 kN
- Kondisi fraktur
Ae = U = 0,90 x (9218 – 4 x 25 x 14)
= 7036,2 mm2
ØNn = ɸ Fu x Ae
= 0,75 x 550 x 7036,2
= 2902432,5 N
= 2773,185 kg
= 2,773 ton
= 0,277 ton
97
= 1,385 ton
Tekanan angin yang bekerja pada ikatan angin atas diperlihatkan pada Gambar
3.19 berikut ini :
Dicoba profil IWF 125.75.5,5.9,5 (Ag = 2045 mm2 , rmin = 1,68 cm)
a. Kuat tekan rencana, ɸNu
1 Lk fy
λc = x x√
π rmin 200000
1 750 410
= x x√
3,14 1,68 200000
= 6,437
karena λc > 1,2 maka nilai ω digunakan rumus :
ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 6,4372
= 51,797
Maka kuat tekan rencana adalah :
𝑓𝑦
ɸNn = ɸ x Ag x
𝜔
410
= 0,85 x 2045 x
51,797
= 7030,957 N
= 7,031 kN
b. Kriteria desain :
𝑁𝑢
< 1
∅𝑁𝑛
2,770
< 1
7,031
Kesimpulan : profil IWF 125.75.5,5.9,5 cukup kuat menahan beban dan dapat
digunakan.
99
½ x 7,5
Tg α =
4
= 0,938
α = 43,17º
½ x (1,385 − 0,277)
D1 = D2 =
sin 43,17°
= 0,810 ton
Panjang Batang Diagonal
7,5
L = √( 2 )² + 4²
= √3,75² + 5²
= 6,25 m
b. Kondisi fraktur
𝑁𝑢
Agmin = + jumlah lubang baut
ɸ𝐹𝑢 . 𝑈
Diasumsikan U = 0,90 untuk kondisi 𝑑⁄ℎ > 2⁄3 dan jumlah baut > 3 buah
/ baris, diasumsikan profil siku sama kaki 120.120.8. untuk sementara memadai, tf
= 8 mm, diambil diameter lubang baut = 25 mm
8100
Agmin = + (4 x 25 x 8)
0,75 𝑥 550 𝑥 0,9
= 821,818 mm2
Ambil penampang yang memenuhi kelangsingan minimum
imin = 𝐿⁄240 = 625⁄240 = 2,604 cm
Penampang profil siku sama kaki 120.120.8 (Ag = 1876 mm2, rmin = 3,71 cm)
pengecekan terhadap penampang terpilih :
a. Sifat – sifat penampang
Ag = 1876 mm2 > Ag min = 821,818 mm2 (OK)
b. Kuat tarik nominal
- Kondisi leleh
ØNn = ɸ x fy x Ag
= 0,90 x 410 x 1876
= 692244 N
= 692,244 kN
- Kondisi fraktur
Ae = U = 0,90 x (1876 – 4 x 25 x 8)
= 968,400 mm2
101
ØNn = ɸ x fu x Ae
= 0,75 x 550 x 968,400
= 399465 N
= 399,465 kN > 6,110 kN (OK)
c. Kelangsingan penampang
imin = 3,71 cm > 2,604 cm (OK)
Kesimpulan Profil siku sama kaki 120.120.8 dapat digunakan
Dipakai profil siku sama kaki 120.120.8 (Ag = 1876 mm2, rmin = 3,71 cm)
a. Kuat tekan rencana, ɸNu
1 Lk fy
λc = x x√
π rmin 200000
1 625 410
= x x√
π 37,1 200000
= 0,243
102
= 653786 N
= 653,786 kN
b. Kriteria desain :
𝑁𝑢
< 1
∅𝑁𝑛
8,100
< 1
653,786
= 8459,750 kN
Dmax = ½ . 8459,750 kN
= 4229,875 kN
𝑡
Tg α =
𝑏
4
=
2,5
= 1,6
α = 57,99°
profil yang digunakan pada batang bawah adalah WF 1200.450.16.38
diperoleh harga h = 400 mm
e =½H–½h
= ½ 150 – ½ 120
= 15 cm
P = R + D . cos α
= 8459,750 + 4229,875 (cos 57,99o)
= 10701,868 kN
V = D (sin α)
= 4229,875 (sin 57,99)
= 3586,746 kN
M =P.e
= 10701,868 x 15
= 160528,020 kN.cm
1
W = 6 x s x H2
1
= 6 x 5 x 1502
= 18750 cm3
F = 0,8 x 2 x 1502
= 36000 cm2
Tegangan geser yang timbul pada pelat buhul adalah :
𝑉
τ =
𝐹
104
3586,746
=
36000
= 0,1 kN/cm2
Tegangan tarik yang timbul pada pelat buhul adalah :
𝑃 𝑀
σtr = +
𝐹 𝑊
10701,868 160528,020
= +
36000 18750
a. Kuat geser perbaut (tanpa ulir) dengan bidang geser (m) satu buah
∅Rn (geser tunggal) = ∅ (0,5 x Fub) x m x Ab
1
= 0,75 x (0,5 x 1193) 1 x x π x 50,82
4
= 906,293 kN
b. Kuat tumpu pelat
∅Rn = ɸ (2,4 x Fup) x d1 x Ab
= 0,75 x (2,4 x 504) x (50,8 + 3) x 19
= 927,339 kN
Maka kuat nominal satu baut adalah : 906,293 kN
105
15860,49
=
906,293
16919,5
=
906,293
9688,59
=
906,293
5946
=
906,293
Beban yang bekerja pada gelagar melintang terdiri dari beban mati, beban
hidup, beban angin, beban gempa dan beban akibat rem, dari kombinasi beban
didapat Pmax = 15,466 ton. Baut digunakan diameter 2 inchi. Pelat penyambung
yang digunakan direncanakan dari profil siku sama kaki L 80.80.8.8 (Fub = 1193
Mpa, Fup = 504 Mpa)
a. Kuat geser perbaut (tanpa ulir) dengan bidang geser (m) satu buah
ɸ Rn (geser tunggal) = ɸ (0,5 x Fub) x m x Ab
1
= 0,75 x (0,5 x 1193) 1 x x π x 50,82
4
= 906,293 kN
107
= 24,31 mm diambil 25 mm
Maka kuat nominal satu baut adalah : 906,293 kN
Jumlah baut yang diperlukan akibat kekakuan geser adalah :
𝑃𝑚𝑎𝑥
n =
Ø𝑅𝑛
154,66
=
906,293
= 39,171 kN
- Kuat tumpu pelat
ɸ Rn = ɸ (2,4 x Fup) x d1 x Ab
= 0,75 x (2,4 x 504) x (12,7 + 3 ) x 19
= 270,618 kN
Maka kuat nominal satu baut adalah : 39,171 kN
Jumlah baut yang digunakan adalah:
𝑃𝑚𝑎𝑥
n =
Ø𝑅𝑛
2,770
=
39,171
= 39,171 kN
- Kuat tumpu pelat
ɸ Rn = ɸ (2,4 x Fup) x d1 x Ab
= 0,75 x (2,4 x 504) x (12,7 + 3 ) x 19
= 270,618 kN
Maka kuat nominal satu baut adalah : 39,171 kN
Jumlah baut yang digunakan adalah:
𝑃𝑚𝑎𝑥
n =
Ø𝑅𝑛
8,100
=
39,171