Anda di halaman 1dari 16

BAHAN PAPARAN

GERAK CEPAT PENANGGULANGAN BENCANA ALAM DAERAH

Disusun oleh:

Ir. ROCKEFELLER SIMAMORA


PEMBINA UTAMA MUDA, IV/c
NIP. 19601221 199103 1004

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ALAM DAERAH


KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
DOLOKSANGGUL
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Sayangnya kejadian pun terus
saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering tidak
terelakkan. Masih untung bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-
Nya bisa dimengerti, meski itu berarti derita.

Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk
yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia
terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti mudah
dipahami dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang
dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mempunyai tugas melaksanakan


penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang spesifik dibidang
ketatausahaan/administrasi, pencegahan dan kesiapsiagaan, kedaruratan dan logistik,
rehabilitasi dan rekonstruksi, pembinaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Kelompok Jabatan
Fungsional.
Untuk melaksanakan tugas tersebut BPBD menyelenggarakan fungsi sbb :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang penanggulangan bencana
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang
penanggulangan bencana
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai bidang tugas penanggulangan bencana
d. Pengkoordinasian penanganan penanggulangan bencana
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BPBD sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Dalam Permendagri 46 Tahun 2008 dinyatakan bahwa BPBD adalah sebuah Lembaga
Khusus yang menangani penanggulangan bencana di daerah baik di Provinsi maupun
Kabupaten/Kota, sehingga sebagai Lembaga Khusus Penanggulangan Bencana perlu untuk :
1. Mengalokasikan dan menyediakan dana penanggulangan bencana dalam APBD secara
memadai untuk menyelengarakan penanggulangan bencana pada setiap tahap prabencana,
tanggap darurat dan pascabencana
2
2. Memadukan penanggulangan bencana dalam pembangunan daerah dalam bentuk :
a. Mengintegrasikan pengurangan resiko bencana dan penanggulangan bencana dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) dan Rencana Kerja
b. Menyusun dan menetapkan rencana penanggulangan bencana serta meninjau secara
berkala dokumen perencanaan penanggulangan bencana
3. Melindungi masyarakat dari ancaman dan dampak bencana melalui :
a. Sosialisasi berupa pemberian informasi dan pengetahuan tentang ancaman dan resiko
bencana di wilayahnya
b. Pendidikan, pelatihan dan peningkatan keterampilan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana
c. Perlindungan sosial dan pemberian rasa aman, khususnya bagi kelompok rentan
bencana
d. Pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan dalam
peyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya mengacu pada Rencana Strategis (Renstra). Hal
ini dimaksudkan agar tetap konsisten dalam mewujudkan pencapaian Visi dan Misi yang telah
ditetapkan dengan mengakomodasi potensi dan peluang yang dimiliki serta kendala yang
dihadapi menuju peningkatan akuntabilitas kinerja .
Visi :
Mewujudkan penanggulangan bencana yang handal, cepat, tepat dan berhasil guna untuk
mencapai masyarakat Humbang Hasundutan aman dan sejahtera.
Misi :
1. Mewujudkan penanggulangan bencana yang handal melalui sistem yang terencana,
terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada
masyarakat dari ancaman, resiko dan dampak bencana di Kabupaten Humbang
Hasundutan.
2. Mewujudkan pelaksanaan penanggulangan bencana yang cepat, tepat dan berdaya guna
pada tahapan prabencana, tanggap darurat dan pascabencana untuk mengurangi resiko
dampak bencana.
3. Mendukung terselenggaranya percepatan pembangunan dan peningkatan pelayanan
aparatur dalam rangka memberikan kenyamanan serta mensejahterakan masyarakat
Kabupaten Humbang Hasundutan.

3
Visi misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah selaras dengan Visi misi Kabupaten
Humbang Hasundutan yaitu :
Visi :
Mewujudkan Humbang Hasundutan yang hebat dan bermentalitas unggul
Misi :
1. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam
3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik
4. Meningkatkan kedaulatan pangan dan ekonomi kerakyatan
5. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan pengembangan wilayah

Kabupaten Humbang Hasundutan terletak dibagian tengah wilayah Provinsi Sumatera


Utara, berada pada dataran tinggi dengan ketinggian 330 – 2.075 m dpl, kemiringan tanah
miring/terjal 69%, iklim tropis basah dan curah hujan tinggi 206,53 mm, mengakibatkan
kerawanan terhadap terjadinya bencana khususnya gempa bumi dan gerakan tanah (longsor),
ditambah dengan sudah semakin kurangkesadaran masyarakat akan lingkungan dan
kelestarian alam, hal ini ditandai dengan maraknya perambahan hutan dan kasus kebakaran
hutan dan lahan.

Berdasarkan identifikasi dan evaluasi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari ditemui


beberapa isu yaitu :
1. Staf masih kurang
2. Peralatan masih kurang
3. Belum terbentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana
4. Banyakinfrastruktur yang rusak akibat bencana
5. Kurangnya kapasitas aparaturdalam rangka penanggulangan bencana
6. Kurangnya pelaksanaan sosialisasi penanggulangan bencana yang mengakibatkan
kurangnya informasi dan pengetahuan tentang ancaman dan resiko bencana kepada
masyarakat
7. Kurangnya kegiatan pendidikan, pelatihan dan peningkatan keterampilan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana
8. Belum ada pemetaan terhadap lokasi rawan bencana
9. Kurangnya papan himbauan pada lokasi rawan bencana
10. Belum pernah dilaksanakan kegiatan simulasi penanggulangan bencana

4
11. Kurangnya informasi dan pengetahuan tentang ancaman dan resiko bencana kepada
masyarakat
12. Kurangnya perlindungan sosial dan pemberian rasa aman, khususnya bagi kelompok
rentan bencana
Dari 12 (dua belas) isu tersebut dpat dikelompokkan dalam 4 (empat) isu aktual yaitu :
1. Kurangnya kapasitas aparatur dalam rangka penanggulangan bencana
a. Kurangnya kegiatan pendidikan, pelatihan dan peningkatan keterampilan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana
b. Belum pernah dilaksanakan kegiatan simulasi penanggulangan bencana
2. Banyaknya infrastruktur yang rusak akibat bencana
3. Kurangnya perlindungan sosial dan pemberian rasa aman, khususnya bagi kelompok
rentan bencana
a. Kurangnya pelaksanaan sosialisasi penanggulangan bencana yang mengakibatkan
kurangnya informasi dan pengetahuan tentang ancaman dan resiko bencana kepada
masyarakat.
b. Kurangnya kegiatan pendidikan, pelatihan dan peningkatan keterampilan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana
c. Belum pernah dilaksanakan kegiatan simulasi penanggulangan bencana.
4. Terbatasnya sarana dan prasarana
a. Staf masih kurang
b. Peralatan masih kurang
c. Belum terbentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana
d. Belum ada pemetaan terhadap lokasi rawan bencana.
e. Kurangnya papan himbauan pada lokasi rawan bencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga) tahap meliputi :
a. Prabencana, yang meliputi dalam situasi tidak terjadi bencana dan dalam situasi terdapat
potensi terjadinya bencana
b. Saat tanggap darurat, yang meliputi pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi,
kerusakan dan sumber daya, penentuan status keadaan darurat bencana dan
penyelamatan, evakuasi masyarakat terkena bencana, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan terhadap kelompok rentan dan pemulihan dengan segera prasarana dan
sarana vital

c. Pascabencana, yang meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi

5
2. PERUMUSAN MASALAH
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami dan aktivitas manusia,
seperti letusan gunung, gempa bumi dan tanah longsor. Karena ketidakberdayaan manusia,
akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam
bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan
mereka. Untuk melakukan penangangan bencana alam perlu gerak cepat penanggulangan
bencana di Kabupaten Humbang Hasundutan
.

6
BAB II
PEMBAHASAN

1. IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR INTERNAL - EKSTERNAL


Untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi harus dilakukan identifikasi atau
menilai keadaan faktor-faktor internal dan eksternal organisasi tersebut guna menentukan
faktor kunci sukses yang akan diberdayakan.
Untuk mengetahui gambaran keadaan faktor-faktor internal dan eksternal Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, maka dilakukan
identifikasi faktor Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang) dan
Threat (ancaman) dengan Analisis SWOT sebagai berikut :

Tabel. 1
Faktor Internal dan Eksternal

No. Faktor Internal


Strength (S) Weakness (W)
S1 Adanya program penanggulangan W1 Kurangnya kemampuan aparatur dalam
bencana pelaksanaan tugas
S2 Adanya pembagian tugas yang jelas W2 Kurangnya bahan dan database yang
antar aparatur akurat
S3 Adanya petunjuk pimpinan dalam W3 Kurangnya sarana dan prasarana
penanggulangan bencana
No. Faktor Eksternal
Opportunities (O) Threat (T)
O1 Adanya dukungan Pemkab untuk T1 Kurangnya lembaga Diklat dalam
meningkatkankualitas melaksanakan diklat penanggulangan
penanggulangan bencana bencana
O2 Banyaknya laporan masyarakat T2 Kab. Humbahas termasuk wilayah rawan
akan adanya bencana bencana
O3 Adanya APBD untuk menampung T3 Kurangnya kesadaran masyarakat dalam
kegiatan penanggulangan bencana menjaga lingkungan dan kelestarian alam

7
2. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN DAN PETA POSISI KEKUATAN
Untuk dapat mengetatahui nilai bobot dari masing-masing faktor dalam rangka pencapaian
faktor kunci sukses mencapai sasaran dan penentuan prioritas penanganan, maka diperlukan
asumsi sebagai berikut :
1. Nilai Dukungan (ND) merupakan besarnya nilai dukungan terhadap masing-masing
faktor
2. Bobot Faktor (BF) yang dinilai berdasarkan nilai urgensi dibagi total nilai urgensi
(internal/eksternal) dikali seratus persen

Nilai Urgensi
BF = x 100%
Total Nilai Urgensi (Internal/Eksternal)

3. Nilai Bobot Dukungan (NBD) sama dengan bobot faktor dikalikan nilai dorongan

NBD = BF x ND

4. Nilai Keterkaitan (NK) adalah menentukan nilai keterkaitan antara faktor internal dengan
faktor eksternal
5. Nilai Rata-rata Keterkaitan (NRK) sama dengan total nilai keterkaitan dibagi jumlah
faktor internal dan eksternal dikurangi satu

Total Nilai Keterkaitan


NRK =
N-1

6. Nilai Bobot Keterkaitan (NBK) sama dengan bobot faktor dikalikan dengan nilai rata-rata
keterkaitan

NBK = BF x NRK

7. Total Nilai Bobot (TNB) sama dengan nilai bobot dukungan ditambah nilai bobot
keterkaitan

TNB = NBD + NBK

8. Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) diambil dari total nilai bobot terbesar

8
Tabel. 2
Matriks Urgensi Faktor Internal

No. Faktor Internal Faktor yang lebih urgen


a b c d e f Total Bobot
Strength (Kekuatan)
a Adanya program penanggulangan a a a e a 4 26,67%
bencana
b Adanya pembagian tugas yang jelas a b b b f 3 20,00%
antar aparatur
c Adanya petunjuk pimpinan dalam a b c c c 3 20,00%
penanggulangan bencana
Weakness (Kelemahan)
d Kurangnya kemampuan aparatur a b c d d 2 13,33%
dalam pelaksanaan tugas
e Kurangnya bahan dan database yang e b c d e 2 13,33%
akurat
f Kurangnya sarana dan prasarana a f c d e 1 6,67%
Jumlah ...... 15 100,00%

Tabel. 3
Matriks Urgensi Faktor Eksternal

No. Faktor Eksternal Faktor yang lebih urgen


a b c d e f Total Bobot
Opportunities (Peluang)
a Adanya dukungan Pemkab untuk a a a a b 4 26,67%
meningkatkan kualitas
penanggulangan bencana
b Banyaknya laporan masyarakat akan a b d b f 3 20,00%
adanya bencana
c Adanya APBD untuk a b c c f 2 13,33%
menampungkegiatan penanggulangan
bencana
Threat (Ancaman)
d Kurangnya kemampuan aparatur a d c d f 2 13,33%
dalam penanggulangan bencana
e Kurangnya bahan dan database yang a b c d f 1 6,67%
akurat
f Kurangnya sarana dan prasarana f b f f f 3 20,00%
Jumlah ...... 15 100,00%

9
Tabel.4
Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal

BF Nilai Keterkaitan
Faktor Internal dan Eksternal ND NBD NRK NBK TNB FKK
NU % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Internal
Adanya program
penanggulangan bencana 4 26,67 5 1,33 5 4 3 3 3 3 5 5 3 4 5 3,91 1,04 2,38 1
Adanya pembagian tugas yang
S
jelas antar aparatur 3 20,00 5 1,00 5 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3,45 0,69 1,69 2
Adanya petunjuk pimpinan
dalam penanggulangan bencana 3 20,00 4 0,80 4 4 3 4 3 2 2 3 4 3 4 3,27 0,65 1,45
5,52
Kurangnya kemampuan aparatur
dalam pelaksanaan tugas 2 13,33 5 0,67 3 4 3 4 4 3 3 5 3 2 2 3,27 0,44 1,10 1
W Kurangnya bahan dan database
yang akurat 2 13,33 4 0,53 3 3 4 4 3 2 3 4 3 2 4 3,18 0,42 0,96 2
Kurangnya sarana dan prasarana 1 6,67 3 0,20 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3,36 0,22 0,42
2,48
Eksternal
Adanya dukungan Pemkab
untuk meningkatkan kualitas
penanggulangan bencana 4 26,67 5 1,33 3 4 2 3 2 3 2 4 3 2 3 2,82 0,75 2,08 1
Banyaknya laporan masyarakat
O
akan adanya bencana 3 20,00 4 0,80 5 3 2 3 3 4 2 4 4 4 4 3,45 0,69 1,49 2
Adanya APBD untuk
menampung kegiatan
penanggulangan bencana 2 13,33 3 0,40 5 4 3 5 4 3 4 4 3 3 3 3,73 0,50 0,90
4,47
Kurangnya lembaga Diklat
dalam melaksanakan diklat
penanggulangan bencana 2 13,33 4 0,53 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3,27 0,44 0,97 2
Kab. Humbahas termasuk
T
wilayah rawan bencana 1 6,67 3 0,20 4 3 3 2 2 3 2 4 3 2 4 2,91 0,19 0,39
Kurangnya kesadaran
masyarakat dalam menjaga
lingkungan dan kelestarian alam 3 20,00 5 1,00 5 2 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3,55 0,71 1,71 1
3,07

Berdasarkan faktor analisis terhadap semua faktor internal dan eksternal dapat diketahui faktor
kunci dari setiap Strength (S), Weaknesss (W), Opportunities (O) dan Threat (T) yang dilihat
dari besarnya Total Nilai Bobot (TNB), sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

10
Tabel. 5
Faktor-faktor Kunci Keberhasilan

No. Faktor Internal


Strength (S) Weakness (W)
1 Adanya program penanggulangan 1 Kurangnya kemampuan aparatur dalam
bencana pelaksanaan tugas
2 Adanya pembagian tugas yang 2 Kurangnya bahan dan database yang akurat
jelas antar aparatur
No. Faktor Eksternal
Opportunities (O) Threat (T)
1 Adanya dukungan Pemkab untuk 1 Kurangnya kesadaran masyarakat dalam
meningkatkan kualitas menjaga lingkungan dan kelestarian alam
penanggulangan bencana
2 Banyaknya laporan masyarakat 2 Kurangnya lembaga Diklat dalam
akan adanya bencana melaksanakan diklat penanggulangan
bencana
9. Membuat Pemetaan
Gambar. 1
Peta Kekuatan Organisasi

∑S : 5,52

II I
Diversifikasi Ekspansi

∑T : 3,07 ∑O : 4,47

IV III
Devensif Stabilisasi

∑W : 2,48

Keterangan :
a. Kekuatan – Kelemahan = 4,47 – 3,07 = 1,40
b. Peluang – Ancaman = 5,52 – 2,48 = 3,04
11
c. Interaksi terkuat adalah SO = 1,40 : 3,04
d. Faktor Kunci Sukses (FKS) :
- Arah kecenderungan : Kwadran I
- Strategi : Ekspansi
e. Peta kekuatan berada pada kwadran I yaitu Ekspansi, artinya manfaatkan kekuatan untuk
meraih peluang

3. PERUMUSAN TUJUAN
Untuk mengetahui perumusan tujuan pada kwadran I, maka dirumuskan sebagaimana
terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel. 6
Perumusan Tujuan (Pada Kwadran I)

No. Faktor Kekuatan Kunci (FKK) Alternatif Tujuan


Kekuatan Kunci Peluang Kunci
1 Adanya program Adanya dukungan Meningkatkan program
penanggulangan bencana Pemkab untuk penanggulangan bencana
meningkatkan kualitas dalam dukungan Pemkab
penanggulangan bencana
2 Adanya pembagian tugas Banyaknya laporan Sinkronisasi tugas aparatur
yang jelas antar aparatur masyarakat akan adanya dalam menanggapi laporan
bencana masyarakat akan adanya
bencana
D. STRATEGI DAN RENCANA KEGIATAN
Perumusan dan penetapan strategi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. 7
Formulasi Strategi

Strength (S) Weakness (W)


Faktor Internal 1. Adanya program 1. Kurangnya kemampuan
penanggulangan bencana aparatur dalam
2. Adanya pembagian tugas pelaksanaan tugas
yang jelas antar aparatur 2. Kurangnya bahan dan
Faktor Eskternal database yang akurat

12
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
1. Adanya dukungan 1. Dayagunakan program 1. Atasi kurangnya
Pemkab untuk penanggulangan bencana, kemampuan aparatur
meningkatkan mamfaatkan adanya dalam pelaksanaan tugas,
kualitas dukungan Pemkab untuk manfaatkan adanya
penanggulangan meningkatkan kualitas dukungan Pemkab untuk
bencana penanggulangan bencana meningkatkan kualitas
2. Banyaknya laporan 2. Dayagunakan pembagian penanggulangan bencana
masyarakat akan tugas yang jelas antar 2. Atasi kurangnya bahan
adanya bencana aparatur, manfaatkan dan database yang akurat,
banyaknya laporan manfaatkan banyaknya
masyarakat akan adanya laporan masyarakat akan
bencana adanya bencana
Threat (T) Strategi ST Strategi WT
1. Kurangnya kesadaran 1. Manfaatkan program 1. Atasi kurangnya
masyarakat dalam penanggulangan bencana, kemampuan aparatur
menjaga lingkungan hindari kurangnya kesadaran dalam pelaksanaan tugas,
dan kelestarian alam masyarakat dalam menjaga hindari kurangnya
2. Kurangnya lembaga lingkungan dan kelestarian kesadaran masyarakat
Diklat dalam alam dalam menjaga
melaksanakan diklat 2. Manfaatkan pembagian tugas lingkungan dan
penanggulangan yang jelas antar aparatur, kelestarian alam
bencana hindari kurangnya lembaga 2. Atasi kurangnya bahan
Diklat dalam melaksanakan dan database yang akurat,
diklat penanggulangan hindari kurangnya
bencana lembaga Diklat dalam
melaksanakan diklat
penanggulangan bencana

13
BAB III
KESIMPULAN

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada Bab.I dan Bab.II, maka dapat dirumuskan kesimpulan bahwa saat
ini penanggulangan bencana di Kabupaten Humbang Hasundutan belum optimal, hal ini
disebakan oleh :
1. Kurangnya kapasitas aparatur dalam rangka penanggulangan bencana
2. Banyaknya infrastruktur yang rusak akibat bencana
3. Kurangnya perlindungan sosial dan pemberian rasa aman, khususnya bagi kelompok
rentan bencana
4. Terbatasnya sarana dan prasarana

14
BAB IV
REKOMENDASI
1. Untuk mencapai tujuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah yaitu meningkatkan
kualitas penanggulangan bencana di Kabupaten Humbang Hasundutan ada beberapa hal
yang menjadi sasaran yaitu :
a. Meningkatkan kapasitas aparatur
b. Memberikan perlindungan sosial dan pemberian rasa aman kepada masyarakat
c. Memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat bencana
d. Melengkapi sarana dan prasarana
2. Untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan dengan memakai strategi
mendayagunakan program penanggulangan bencana dan memamfaatkan adanya
dukungan Pemkab untuk meningkatkan kualitas penanggulangan bencana perlu
dilakukan beberapa kegiatan yaitu :
a. Melaksanakan diklat penanggulangan bencana untuk aparatur dan masyarakat
b. Melaksanakan sosialisasi penanggulangan bencana
c. Melaksanakan simulasi penanggulangan bencana
d. Membentuk Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB)
e. Melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur yang rusak akibat bencana
f. Menambah staf
a. Membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana
b. Membuat peta rawan bencana
g. Membuat papan himbauan pada lokasi rawan bencana

15
Daftar Referensi

1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana Alam


2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2008, Tentang Pendanaan
dan Pengelolaan Bantuan Bencana.

16

Anda mungkin juga menyukai