2019
PROGRAM KERJA
KOMITE PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
TAHUN 2019
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat Nya, kami Komite PPI RSUD
Kepahiang dapat menyelesaikan Penyusunan “Program Kerja Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) di Rumah Sakit Umum Daerah Kepahiang Tahun 2019”.
Perlu disadari bahwa kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di Rumah Sakit terkait dengan
komitmen manajemen rumah sakit dan memerlukan dukungan dari para klinisi di rumah sakit.
Kejadian infeksi pada prinsipnya dapat dicegah, untuk itu telah disusun Program Kerja Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah Sakit Umum Daerah Kepahiang Tahun 2019. Sehingga
diharapkan penyelenggaraan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dapat dilakukan lebih optimal.
Dalam penyusunan program kerja ini komite PPI RSUD Kepahiang, mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih dan harapan kami semoga program kerja
yang telah kami susun dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Amin.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II LATAR BELAKANG.............................................................................................. 2
BAB III TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS......................................................... 4
a. Tujuan Umum.................................................................................................. 4
b. Tujuan Khusus................................................................................................. 4
BAB VI SASARAN.............................................................................................................. 14
A. Sasaran Program.............................................................................................. 14
B. Menurunkan Angka Insiden IRS...................................................................... 14
C. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI....................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LATAR BELAKANG
Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien
dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit hal ini merupakan persoalan serius yang dapat
menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi
rumah sakit mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi dapat menjadi penyebab
penting pasien dirawat lebih lama dirumah sakit. Penyebabnya oleh kuman yang berada di
lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman
endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi
yang secara potensial dapat dicegah.
Infeksi yang terjadi selama proses perawatan di rumah sakit atau di fasilitas kesehatan lain,
dimana pasien tidak ada infeksi atau tidak dalam masa inkubasi saat masuk, termasuk infeksi
didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang juga infeksi pada petugas kesehatan yang terjadi
dipelayanan kesehatan (WHO, 2007). Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa kualitas
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak pada
rendahnya mutu pelayanan rumah sakit maupun bertambahnya beban yang harus ditanggung oleh
penderita. Suatu kejadian infeksi rumah sakit pada pasien akan mengakibatkan hal-hal seperti
memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebabkan terjadinya kematian ataupun kecacatan,
perpanjangan waktu perawatan yang juga berdampak pada perpanjangan waktu tunggu bagi pasien
lainnya, serta peningkatan biaya pengobatan yang ditanggung oleh pasien maupun rumah sakit.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit semakin hari semakin penting untuk
dapat dilaksanakan oleh semua petugas yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Perlu disadari
bahwa rendahnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di rumah sakit memerlukan dukungan
berbagai pihak khususnya para klinisi serta komitmen pimpinan rumah sakit untuk secara terus
menerus menggerakkan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk
melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi. Untuk itu, rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel,
transparan terhadap masyarakat khususnya terhadap jaminan keselamatan pasien (patient safety).
Memperhatikan kompleksnya permasalahan tetapi di satu sisi banyaknya manfaat yang
dihasilkan apabila kita melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dengan
baik, maka kegiatan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit ini seharusnya
dapat dilaksanakan dalam suatu struktur organisasi yang kuat dan rapi, yang mampu menyusun
dan menjabarkan program secara komprehensif, rinci dan jelas, sehingga dapat dilaksanakan oleh
semua petugas rumah sakit secara benar dan bertanggung jawab. Dibutuhkan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan sebagai upaya menekan kejadian infeksi di RSUD
Kepahiang.
2
Sehubungan dengan besarnya masalah dan akibat infeksi rumah sakit seperti dikemukakan
di atas, maka perlu disusun suatu program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RSUD
Kepahiang dengan baik dan terarah sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan
efesiensi pelayanannya kepada masyarakat.
3
BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
A. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap
aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas
kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit untuk mencapai kondisi lingkungan rumah
sakit yang memenuhi persayaratan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi serta
membantu proses pengobatan dan penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat
meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.
B. Tujuan Khusus
a. Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi rumah sakit (IRS/Incident Rate HAIs)
di RSUD Kepahiang melalui kegiatan surveilans, investigasi outbreak/KLB, audit
kepatuhan PPI dan edukasi tentang PPI.
b. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman, panduan dan atau SPO tentang PPI
melaui kegiatan monitoring di semua unit pelayanan.
c. Melindungi tenaga kesehatan dari penularan infeksi rumah sakit.
d. Melindungi pengunjung rumah sakit dan masyarakat di lingkungan rumah sakit dari
infeksi rumah sakit.
e. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit-unit
pelayanan.
f. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI RSUD Kepahiang.
4
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya program PPI. Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan
5
4. Sosialisasi prosedur pengelolaan linen
5. Pengelolaan kebersihan lingkungan
1. Penyediaan sarana peralatan sesuai standar
2. Pemantauan Pengelolaan kebersihan lingkungan
3. Pemeriksaan air tiap 6 bulan
4. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
5. Sosialisasi prosedur pengelolaan kebersihan lingkungan
6. Pengelolaan peralatan perawatan pasien / pemrosesan peralatan
1. Pemantauan pengelolaan peralatan perawatan pasien
2. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
3. Sosialisasi prosedur pengelolaan peralatan perawatan pasien
7. Kesehatan Karyawan
1. Pembuatan kebijakan kesehatan karyawan
2. Mengusulkan agar semua karyawan di imunisasi hepatitis B
3. Pengajuan Pemeriksaan kesehatan karyawan dan pemberian vaksin Hepatitis B
secara berkala pada petugas yang beresiko terkena infeksi
4. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
8. Penempatan Pasien
1. Pedoman dan Kebijakan tentang ruangan isolasi
2. Pemantauan Penempatan Pasien
3. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
9. Hygiene respirasi/ etika batuk
1. Pemantauan etika batuk
2. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
3. Sosialisasi prosedur etika batuk
10. Praktik Menyuntik yang aman
1. Penyediaan sarana
a. Safety Box
b. Tempat sampah infeksius
c. Tempat sampah non infeksius
2. Pemantauan Praktik Menyuntik yang aman
3. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
11. Praktik Lumbal Fungsi
1. Penyediaan Sarana
a. APD (masker)
2. Pemantauan Praktik Lumbal Fungsi
3. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
b. Kewaspadaan berdasarkan penularan/ Transmisi (air bone, droplet, kontak)
1. Petunjuk Kewaspadaan berdasarkan penularan
6
2. Pemantauan kewaspadaan berdasarkan transmisi
3. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
B. Surveilance infeksi
1. Pengumpulan data kejadian infeksi di rumah sakit meliputi infeksi saluran kemih terkait
pemakaian kateter urine, infeksi aliran darah primer dan phlebitis berkaitan penggunaan
kateter intravena, infeksi daerah luka operasi, pneumonia terkait penggunaan ventilator
dan decubitus.
2. Audit kepatuhan petugas untuk HH dan penggunaan APD
3. Pengolahan data untuk menentukan insidens rate suatu infeksi rumah sakit, angka
mortalitas, lama hari rawat.
4. Rapat rutin dengan komite PPI
5. Pelaporan kepada direktur setiap 3 bulan
6. Pelaporan ke dinkes setiap 3 bulan
C. Penggunaan Antimikroba rasional
- Rapat dengan komite medik dan komite farmasi tentang standar penggunaaan anti
mikroba yang rasional
D. Pendidikan dan pelatihan PPIRS
1. Melakukan Sosialisasi program, kebijakan, pedoman, SOP PPI kepada seluruh
karyawan RSUD Kepahiang
2. Melakukan Pelatihan Kewaspadaan Isolasi
3. Melakukan pelatihan PPI/ Sosialisasi PPI pada peserta didik yang melaksanakan praktek
di RSUD Kepahiang
4. Melakukan penyuluhan tentang PPI pada pasien dan pengunjung rumah sakit
5. Mengukuti pendidikan berkelanjutan tentang PPI bagi anggota Tim PPI baik anggota
Komite, IPCO, IPCN dan IPCLN
E. Pencegahan Infeksi HAIs
1. Sosialisasi Bundles HAIs
2. Surveilance HAIs
3. ICRA
4. Pelaporan hasil telusur lapangan
5. Laporan perbandingan angka HAIs
F. Melakukan Out Break Bila ada KLB
1. Identifikasi
2. Investigasi Kasus
3. Langkah pencegahan dan pengendalian
4. Melakukan study analisis
5. Komunikasikan temuan
7
6. Evaluasi dan teruskan surveilance
BAB V
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
Cara Pelaksanaan Kegiatan adalah rincian kegiatan yang yang harus dilakukan sehingga
tercapainya program PPI. Cara Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
A. Pelaksanaan prinsip dasar PPI
8
a. Menyusun kebutuhan dan Penyediaan sarana pada Kewaspadaan Standar diantara
penyediaan sarana Praktik Lumbal Fungsi, Praktik Menyuntik yang aman, Hygiene
respirasi/ etika batuk, Penempatan Pasien, Kesehatan Karyawan, Pengelolaan peralatan
perawatan pasien/pemrosesan peralatan, Pengelolaan kebersihan lingkungan, Pengelolaan
Linen, Pengelolaan Limbah, Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Hand Hyegiene
b. Melakukan Pemantauan pada praktik kewaspadaan standar PPI diantaranya Hand
Hyegiene, Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD, Pengelolaan Limbah, Pengelolaan
Linen, Pengelolaan kebersihan lingkungan, Pengelolaan peralatan perawatan
pasien/pemrosesan peralatan, Pengelolaan peralatan perawatan pasien/pemrosesan
peralatan, Kesehatan Karyawan, Penempatan Pasien, Hygiene respirasi/ etika batuk,
Praktik Menyuntik yang aman, Praktik Lumbal Fungsi.
c. Kesehatan Karyawan, rincian Kegiatan:
- Pembuatan kebijakan kesehatan karyawan
- Membuat SPO penanganan Pajanan
- Mengusulkan agar semua karyawan di imunisasi hepatitis
- Pengajuan Pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala pada petugas yang
beresiko terkena infeksi
d. Pengawasan penerapan Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
Harus dihindarkan transfer mikroba patogen antar pasien dan petugas saat perawatan
pasien rawat inap. Perlu dijalankan hal berikut :
1. Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh ekskresi dan sekresi dari seluruh
pasien untuk meminimalisir risiko transmisi infeksi.
2. Dekontaminasi tangan sebelum kontak diantara pasien.
3. Cuci tangan setelah menyentuh bahan infeksius (darah dan cairan tubuh).
4. Gunakan teknik tanpa menyentuh bila memungkinkan untuk menghindari menyentuh
bahan infeksius.
5. Pakai sarung tangan saat harus atau mungkin kontak dengan darah dan cairan tubuh
serta barang yang terkontaminasi.
6. Disinfeksi tangan segera setelah melepas sarung tangan. Ganti sarung tangan antara
pasien.
7. Penanganan limbah feses, urin, dan sekresi pasien yang lain dalam lubang
pembuangan yang disediakan, bersihkan dan disinfeksi bedpan, urinal dan ontainer
pasien yang lain.
8. Tangani bahan infeksius sesuai prosedur.
9. Pastikan peralatan, barang fasilitas dan linen infeksius pasien telah dibersihkan dan
didisinfeksidengan benar antar pasien.
e. Rapat evaluasi penerapan kewaspadaan isolasi
9
Rapat Evaluasi Penerapan PPI dan hasil surveilans setiap 3 bulan, dan pembahsan laporan
evaluasi akhir setiap tahun untuk menilai/mengkaji ulang pelaksanaan kebijakan dan
pedoman PPIRS yang berlaku dan mendeteksi kesulitan dan hambatan-hambatannya.
Metode surveilans yang digunakan oleh Komite PPI RSUD Kepahiang adalah:
a. Surveilans IADP, menggunakan metode surveilans target (targeted surveillance) yang
terfokus pada pasien di ruang rawat intensif (ICU dan PICU).
10
saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, uretra dan jaringan sekitar retroperitoneal
atau rongga perinefrik).
ISK yaitu infeksi akibat pemakaian/pemasangan kateter urine menetap setelah 48 jam
pemakaian alat. Alat yang digunakan pasien adalah alat yang dipasang di RUD
Kepahiang.
11
Indikasi adanya infeksi rumah sakit juga dapat dengan melakukan telaah/kajian
laboratorium untuk mengetahui apakah ada hasil kultur atau isolasi positif pada waktu tersebut
di ruang perawatan dimana dilakukan kegiatan surveilans.
Data infeksi yang ditemukan terlebih dahulu dikonfirmasi dengan dokter yang merawat untuk
menegakkan apakah hal tersebut dapat diindikasikan sebagai data infeksi rumah sakit.
12
h. Pelaporan perbandingan angka HAIs
BAB VI
SASARAN
13
harus dipatuhi dan dijauhi ketika mengunjungi pasien-pasien penyakit menular,
immunocompromissed, maupun tentang upaya lain yang berhubungan dengan PPI.
4. Edukasi
Sasaran yang ingin dicapai Komite PPI dalam pelaksanaan program edukasi
Sasaran pencapaian adalah >80% staf sudah teredukasi PPI dalam waktu 4 bulan.
a. Staf/Karyawan
Khusus untuk staf di ruang perawatan isolasi, secara berkesinambungan setiap 3 bulan
diberikan edukasi PPI dengan lebih memberikan perhatian khusus pada materi
penggunaan APD, penempatan pasien infeksius/immunocompromissed, dan
implementasi perawatan pasien infeksius/ immunocompromissed. Diharapkan semua
staf yang bertugas di ruang isolasi (100%) dapat teredukasi PPI yang spesifik tentang
kewaspadaan berbasis transmisi dalam jangka waktu 3 bulan
b. Pasien
Edukasi kepada pasien diberikan secara langsung dan melalui leaflet oleh IPCLN,
petugas ruangan atau IPCN saat kunjungan langsung ke unit pelayanan perawatan
tentang kebersihan tangan, pencegahan penyebaran penyakit infeksi di rumah sakit,
dan pengelolaan penyakit infeksi di rumah sakit. Sasaran pencapaian edukasi kepada
14
pasien adalah lebih dari 80% pasien yang sedang dirawat dapat teredukasi PPI dalam
waktu 6 bulan.
c. Pengunjung
Edukasi dengan pengunjung/keluarga pasien dilaksanakan berkoordinasi dengan Tim
PKRS dan petugas ruang perawatan. Kegiatan dilakukan di poliklinik/unit rawat jalan
dan ruang perawatan, meliputi kebersihan tangan, pencegahan penyebaran penyakit
infeksi di rumah sakit, kebersihan lingkungan, pengenalan penyakit seperti penyakit
menular, DM, penyakit Jantung, dll. Sasaran pencapaiannya adalah >50% pengunjung
dapat teredukasi dalam waktu 3 bulan.
d. Petugas lainnya (Parkir,petugas kantin)
Sasaran pencapainnya adalah >50% petugas Parkir dan kantin teredukasi PPI dalam
waktu 3 bulan.
15
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
16
No Kegiatan Bulan Ket
Jan Feb Mar April Me Juni Jul Agust Sept Okt Nop Des
i i
3. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO
4. Sosialisasi prosedur pengelolaan linen
4. Pengelolaan Limbah
1. Penyediaan sarana pengelolaan limbah
2. Pemantauan Pengelolaan Limbah
3. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO
4. Sosialisasi prosedur pengelolaan limbah
5. Pengelolaan kebersihan lingkungan
1. Penyediaan sarana kebersihan lingkungan
2. Pemantauan Pengelolaan kebersihan lingkungan
3. Pemeriksaan air tiap 6 bulan
4. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO
5. Sosialisasi prosedur pengelolaan kebersihan
lingkungan
6. Pengelolaan peralatan perawatan pasien/ pemrosesan
peralatan
1. Pemantauan pengelolaan peralatan perawatan
pasien
2. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO
3. Sosialisasi prosedur peralatan perawatan pasien
7. Kesehatan Karyawan
17
No Kegiatan Bulan Ket
Jan Feb Mar April Me Juni Jul Agust Sept Okt Nop Des
i i
A. Pembuatan kebijakan kesehatan karyawan
B. Mengusulkan agar semua karyawan di imunisasi
hepatitis B
a. Petugas Ruang laboratortium
b. Petugas UTDRS
c. Petugas Loundry
C. Pemeriksaan kesehatan dan Pemberian Vaksin
Hepatitis B
a. Petugas Ruang laboratortium
b. Petugas UTDRS
c. Petugas Loundry
D. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO
8. Penempatan Pasien
1. Pedoman dan kebijakan tentang penempatan pasien
2. Pemantauan Penempatan Pasien
3. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO
18
No Kegiatan Bulan Ket
Jan Feb Mar April Me Juni Jul Agust Sept Okt Nop Des
i i
10. Praktik Menyuntik yang aman
1. Penyediaan sarana
2. Pemantauan Praktik Menyuntik yang aman
3. Peninjauan,perbaiakan dan pengembengan SPO
11. Praktik Lumbal Fungsi
1. Penyediaan Sarana
a. APD (masker)
2. Pemantauan Praktik Lumbal Fungsi
3. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO
B. Kewaspadaan berdasarkan penularan/ Transmisi (air
bone, droplet, kontak)
1. Pemantauan Kewaspadaan Transmisi
2. Peninjauan,perbaiakan dan pengembengan SPO
II. Surveilance infeksi
1. Pengumpulan data kejadian infeksi di rumah sakit
meliputi infeksi saluran kemih terkait pemakaian
kateter urine, infeksi aliran darah primer dan
phlebitis berkaitan penggunaan kateter intravena,
infeksi daerah luka operasi, pneumonia terkait
penggunaan ventilator dan decubitus.
2. Audit kepatuhan petugas untuk HH
3. Audit kepatuan petugas untuk penggunaan APD
19
No Kegiatan Bulan Ket
Jan Feb Mar April Me Juni Jul Agust Sept Okt Nop Des
i i
4. Pengolahan data untuk menentukan insidens rate
suatu infeksi rumah sakit, angka mortalitas, lama
hari rawat.
5. Rapat rutin dengan komite PPI
6. Pelaporan kepada direktur setiap 3 bulan
7. Pelaporan ke Dinkes setiap 3 bulan
III. Penggunaan Antimikroba rasional
- Rapat dengan komite medik dan komite farmasi
tentang standar penggunaaan anti mikroba yang
rasional
IV. Pendidikan dan pelatihan PPIRS
1. Melakukan Sosialisasi dan Edukasi program PPI,
kepada seluruh karyawan RSUD Kepahiang
2. Melakukan edukasi Kewaspadaan Isolasi
3. Melakukan edukasi PPI/ Sosialisasi PPI pada
peserta didik yang melaksanakan praktek di RSUD J I K A A D A
Kepahiang Melakukan edukasi / Sosialisasi
program PPI pada pasien, pengunjung dan rawat
jalan Rumah Sakit.
4. Melakukan penyuluhan tentang PPI pada pasien
dan pengunjng RS
5. Mengukuti pendidikan berkelanjutan tentang PPI
20
No Kegiatan Bulan Ket
Jan Feb Mar April Me Juni Jul Agust Sept Okt Nop Des
i i
bagi anggota Tim PPI baik anggota Komite, IPCO,
IPCN dan IPCLN
21
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan yang dilakukan oleh IPCN
(perawat pengendali infeksi) dibawah koordinasi Tim PPI dan Komite PPI. Laporan evaluasi
pelaksanaan kegiatan dibuat sesuai jadwal kegiatan ditujukan kepada Komite PPI RSUD Kepahiang,
menyangkut jadwal pelaksanaannya serta elemen kegiatan yang sudah/belum/tidak dapat
dilaksanakan agar dapat dilakukan perbaikan bila mana perlu.
Komite PPI RSUD Kepahiang setiap triwulan melaporkan kepada Direktur, selanjutnya
direktur memberikan umpan balik dan membuat laporan ke Dinas Kabupaten Kepahiang. Selanjutnya
Komite PPI akan melakukan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi dari Direktur dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kepahiang.
BAB IX
22
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
A. Pencatatan
1. Setiap hari IPCN mencatat data infeksi rumah sakit di unit-unit pelayanan (surveilans)
dengan formulir harian dari Komite PPI, mendokumentasikan hasil audit kepatuhan
kebersihan tangan, kepatuhan APD, kepatuhan penerapan SOP/kebijakan PPI dan atau
monitoring penerapan PPI di semua unit pelayanan.
2. Data yang terkumpul akan dibuatkan analisa dengan anggota Tim PPI dan Komite PPI.
B. Pelaporan
1. Setiap 1 (satu) bulan sekali data dikumpulkan dan dibuatkan laporan oleh Tim PPI untuk
didiskusikan dengan Komite PPI dan selanjutnya laporan dikirim ke Direktur Utama
RSUD Kepahiang ditembuskan ke semua Bidang, Bidang Keperawatan, Bidang
Pelayanan dan Unit Penjamin Mutu.
2. Data kepatuhan kebersihan tangan dikumpulkan selama periode 3 bulan, dianalisa dan
didiskusikan dengan Tim PPI dan Komite PPI, selanjutnya dibuatkan laporan yang
dikirim ke Direktur RSUD Kepahiang ditembuskan ke semua Bidang, Bidang
Keperawatan, Bidang Pelayanan dan Unit Penjamin Mutu.
3. Setiap 1 (satu) tahun semua pelaksanaan program Komite PPI dibuatkan Laporan
Tahunan yang akan dikirim kepada Direktur RSUD Kepahiang.
C. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Semua kegiatan program berjalan sesuai jadwal.
b. Formulir terisi sesuai surveilans dan audit PPI.
2. Evaluasi Hasil
a. Hasil kegiatan program PPI tiap bulan akan dilakukan feed back oleh Bidag dalam hal
ini Kepala Bidang Keperawatan dan Kepala Bidang Pelayanan untuk dilakukan
tindak lanjut oleh Komite PPI.
b. Hasil kegiatan pelaksanaan program PPI dalam satu tahun akan dilakukan feedback
oleh Direktur RSUD Kepahiang.
BAB X
PENUTUP
23
Program Komite PPI di RSUD Kepahiang yang disusun untuk tahun 2019 meliputi kegiatan
rutin yang sudah berjalan untuk pengendalian infeksi dan kegiatan yang baru diterapkan atau bersifat
pengembangan untuk peningkatan mutu pelayanan yang berkaitan dengan pencegahan dan
pengendalian infeksi.
Program Komite PPI tahun 2019 ini berisi tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan Komite PPI RSUD Kepahiang.
Rencana kegiatan tersebut meliputi:
1. Penerapan kewaspadaan Isolasi
2. Penggunaan Antimikroba rasional
Rapat dengan komite medik dan komite farmasi tentang standar penggunaan Anti mikroba
yang rasional
3. Surveilans PPIRS
4. Pendidikan dan Pelatihan PPIRS
5. Kesehatan Karyawan
6. Bila ada KLB Melakukan Out Break
24
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2002. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta, Depkes RI.
Depkes RI, 2004. Pedoman Manajemen Linen di RS. Jakarta, Depkes RI.
Depkes RI, 2008. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Kesehatan Lainnya. Jakarta, Depkes RI.
Depkes RI, 2009. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit. Jakarta, Depkes RI.
Kemenkes RI, Perdalin, 2011. Pedoman Manajajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya. Jakarta, Kemenkes RI.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun 2019 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
RSUD Kepahiang, 2019. Pedoman Pelayanan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi,
Kepahiang, Komite PPI.
25