Anda di halaman 1dari 28

RSUD KEPAHIANG P

2019
PROGRAM KERJA
KOMITE PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
TAHUN 2019

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI i


]
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat Nya, kami Komite PPI RSUD
Kepahiang dapat menyelesaikan Penyusunan “Program Kerja Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) di Rumah Sakit Umum Daerah Kepahiang Tahun 2019”.

Perlu disadari bahwa kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di Rumah Sakit terkait dengan
komitmen manajemen rumah sakit dan memerlukan dukungan dari para klinisi di rumah sakit.
Kejadian infeksi pada prinsipnya dapat dicegah, untuk itu telah disusun Program Kerja Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah Sakit Umum Daerah Kepahiang Tahun 2019. Sehingga
diharapkan penyelenggaraan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dapat dilakukan lebih optimal.

Dalam penyusunan program kerja ini komite PPI RSUD Kepahiang, mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih dan harapan kami semoga program kerja
yang telah kami susun dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Amin.

Kepahiang, Maret 2019


Direktur RSUD Kepahiang

dr. HULMAN AUGUST ERIKSON


Nip. 19710802 200502 1 003

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II LATAR BELAKANG.............................................................................................. 2
BAB III TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS......................................................... 4
a. Tujuan Umum.................................................................................................. 4
b. Tujuan Khusus................................................................................................. 4

BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN............................................... 5


A. Pelaksanaan Prinsip Dasar PPI......................................................................... 5
a. Kewaspadaan Standar............................................................................... 5
b. Kewaspadaan berdasarkan Transmisi....................................................... 7
B. Survailance Infeksi........................................................................................... 7
C. Penggunaan Antimikroba Rasional.................................................................. 7
D. Pendidikan dan Pelatihan PPI Rumah sakit...................................................... 7
E. Pencegahan Infeksi HAIs................................................................................. 8
F. Melakukan Out Break Bila ada KLB............................................................... 8

BAB V CARA PELAKSANAAN KEGIATAN................................................................... 9


A. Pelaksanaan Prinsip Dasar PPI......................................................................... 9
B. Survailance Infeksi........................................................................................... 10
C. Penggunaan Antimikroba Rasional.................................................................. 13
D. Pendidikan dan Pelatihan PPI Rumah sakit...................................................... 13
E. Pencegahan Infeksi HAIs................................................................................. 13
F. Melakukan Out Break Bila ada KLB............................................................... 13

BAB VI SASARAN.............................................................................................................. 14
A. Sasaran Program.............................................................................................. 14
B. Menurunkan Angka Insiden IRS...................................................................... 14
C. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI....................................... 16

BAB VII JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN............................................................... 17


BABVIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN......................... 22
BAB IX PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN............................. 23
BAB X PENUTUP............................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan bagian integral dari pembangunan


nasional. Pada era globalisasi dimana kemajuan tehnologi yang sedemikian pesat, pelayanan
kesehatan yang bertanggung jawab menjadi tuntutan yang sangat wajar seiring dengan kesadaran
pasien akan hak-haknya.
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar, dan
padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut berbagai
tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang demikian
kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya, manusia yang profesional baik di bidang
teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit
harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan. Dalam
kegiatan peningkatan mutu pelayanan keperawatan perlu ada suatu program yang terencana dan
berkesinambungan sebagai pedoman bagi pelayanan keperawatan dalam mengevaluasi dan
membuat rencana tindak lanjut sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan yang diharapkan.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit, perlu dilakukan pengendalian
infeksi, diantaranya adalah pengendalian infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial masih banyak
dijumpai di rumah sakit dan biasanya merupakan indikator bagi pengukuran tentang seberapa jauh
rumah sakit tersebut telah berupaya mengendalikan infeksi nosokomial.
Pengendalian infeksi nosokomial dipelopori oleh Nightingale, Simmelweis, Lister dan
Holmes melalui praktek-praktek hygiene dan penggunaan antiseptik. Tantangan dalam
pengendalian infeksi nosokomial semakin kompleks dan sering disebut disiplin epidemiologi
rumah sakit.
Kerugian ekonomik akibat infeksi nosokomial dapat mencapai jumlah yang besar,
khususnya untuk biaya tambahan lama perawatan, penggunaan antibiotika dan obat-obat lain serta
peralatan medis dan kerugian tak langsung yaitu waktu produktif berkurang, kebjiakan penggunaan
antibiotika, kebijakan penggunaan desinfektan serta sentralisasi sterilisasi perlu dipatuhi dengan
ketat.
Tekanan-tekanan dari perubahan pola penyakit infeksi nosokomial dan pergeseran resiko
ekonomik yang harus ditanggung rumah sakit mengharuskan upaya yang sistematik dalam
penggunaan infeksi nosokomial, dengan adanya Komite Pengendalian Infeksi dan profesi yang
terlatih untuk dapat menjalankan program pengumpulan data, pendidikan, konsultasi dan langkah-
langkah pengendalian infeksi yang terpadu. Keberhasilan program pengendalian infeksi
nosokomial dipengaruhi oleh efektivitas proses komunikasi untuk menyampaikan tujuan dan
kebijakan pengendalian infeksi tersebut kepada seluruh karyawan rumah sakit baik tenaga medis
maupun non medis, para penderita yang dirawat maupun berobat jalan serta para pengunjung
Rumah Sakit Umum Daerah Kepahiang. Salah satu program yang dibuat adalah Program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).

1
BAB II
LATAR BELAKANG

Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien
dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit hal ini merupakan persoalan serius yang dapat
menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi
rumah sakit mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi dapat menjadi penyebab
penting pasien dirawat lebih lama dirumah sakit. Penyebabnya oleh kuman yang berada di
lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman
endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi
yang secara potensial dapat dicegah.
Infeksi yang terjadi selama proses perawatan di rumah sakit atau di fasilitas kesehatan lain,
dimana pasien tidak ada infeksi atau tidak dalam masa inkubasi saat masuk, termasuk infeksi
didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang juga infeksi pada petugas kesehatan yang terjadi
dipelayanan kesehatan (WHO, 2007). Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa kualitas
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak pada
rendahnya mutu pelayanan rumah sakit maupun bertambahnya beban yang harus ditanggung oleh
penderita. Suatu kejadian infeksi rumah sakit pada pasien akan mengakibatkan hal-hal seperti
memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebabkan terjadinya kematian ataupun kecacatan,
perpanjangan waktu perawatan yang juga berdampak pada perpanjangan waktu tunggu bagi pasien
lainnya, serta peningkatan biaya pengobatan yang ditanggung oleh pasien maupun rumah sakit.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit semakin hari semakin penting untuk
dapat dilaksanakan oleh semua petugas yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Perlu disadari
bahwa rendahnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di rumah sakit memerlukan dukungan
berbagai pihak khususnya para klinisi serta komitmen pimpinan rumah sakit untuk secara terus
menerus menggerakkan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk
melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi. Untuk itu, rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel,
transparan terhadap masyarakat khususnya terhadap jaminan keselamatan pasien (patient safety).
Memperhatikan kompleksnya permasalahan tetapi di satu sisi banyaknya manfaat yang
dihasilkan apabila kita melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dengan
baik, maka kegiatan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit ini seharusnya
dapat dilaksanakan dalam suatu struktur organisasi yang kuat dan rapi, yang mampu menyusun
dan menjabarkan program secara komprehensif, rinci dan jelas, sehingga dapat dilaksanakan oleh
semua petugas rumah sakit secara benar dan bertanggung jawab. Dibutuhkan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan sebagai upaya menekan kejadian infeksi di RSUD
Kepahiang.

2
Sehubungan dengan besarnya masalah dan akibat infeksi rumah sakit seperti dikemukakan
di atas, maka perlu disusun suatu program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RSUD
Kepahiang dengan baik dan terarah sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan
efesiensi pelayanannya kepada masyarakat.

3
BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

A. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap
aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas
kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit untuk mencapai kondisi lingkungan rumah
sakit yang memenuhi persayaratan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi serta
membantu proses pengobatan dan penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat
meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.

B. Tujuan Khusus
a. Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi rumah sakit (IRS/Incident Rate HAIs)
di RSUD Kepahiang melalui kegiatan surveilans, investigasi outbreak/KLB, audit
kepatuhan PPI dan edukasi tentang PPI.
b. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman, panduan dan atau SPO tentang PPI
melaui kegiatan monitoring di semua unit pelayanan.
c. Melindungi tenaga kesehatan dari penularan infeksi rumah sakit.
d. Melindungi pengunjung rumah sakit dan masyarakat di lingkungan rumah sakit dari
infeksi rumah sakit.
e. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit-unit
pelayanan.
f. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI RSUD Kepahiang.

4
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus

dilakukan sehingga tercapainya program PPI. Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

A. Pelaksanaan Prinsip dasar PPI


a. Kewaspadaan Standar
1. Hand Hyegiene
1. Penyediaan Sarana Cuci tangan
a. Petunjuk gambar cuci tangan
2. Pemantauan pelaksanaan cuci tangan
3. Pemantauan pengisisn ulang hand rub di tempat umum
4. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
5. Sosialisasi prosedur cuci tangan
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
1. pemantauan Penyediaaan APD
2. Pemantauan pelaksanaan pemakaian APD
3. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
4. Sosialisasi prosedur penggunaan APD
3. Pengelolaan Limbah
1. Penyediaan Sarana pengelolaan limbah
a. Tempat Sampah Infeksius
b. Tempat Sampah Non Infeksius
2. Pemantauan Pengelolaan Limbah
3. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
4. Sosialisasi prosedur pengelolaan limbah
4. Pengelolaan Linen
1. Penyediaan Sarana
a. Handscoon
b. Trolley linen kotor
c. Bak tertutup/kantong linen infeksius
d. Bak tertutup/kantong linen kotor
e. Troley linen bersih
2. Pemantauan Pengelolaan Linen
3. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO

5
4. Sosialisasi prosedur pengelolaan linen
5. Pengelolaan kebersihan lingkungan
1. Penyediaan sarana peralatan sesuai standar
2. Pemantauan Pengelolaan kebersihan lingkungan
3. Pemeriksaan air tiap 6 bulan
4. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
5. Sosialisasi prosedur pengelolaan kebersihan lingkungan
6. Pengelolaan peralatan perawatan pasien / pemrosesan peralatan
1. Pemantauan pengelolaan peralatan perawatan pasien
2. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
3. Sosialisasi prosedur pengelolaan peralatan perawatan pasien
7. Kesehatan Karyawan
1. Pembuatan kebijakan kesehatan karyawan
2. Mengusulkan agar semua karyawan di imunisasi hepatitis B
3. Pengajuan Pemeriksaan kesehatan karyawan dan pemberian vaksin Hepatitis B
secara berkala pada petugas yang beresiko terkena infeksi
4. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
8. Penempatan Pasien
1. Pedoman dan Kebijakan tentang ruangan isolasi
2. Pemantauan Penempatan Pasien
3. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
9. Hygiene respirasi/ etika batuk
1. Pemantauan etika batuk
2. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
3. Sosialisasi prosedur etika batuk
10. Praktik Menyuntik yang aman
1. Penyediaan sarana
a. Safety Box
b. Tempat sampah infeksius
c. Tempat sampah non infeksius
2. Pemantauan Praktik Menyuntik yang aman
3. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
11. Praktik Lumbal Fungsi
1. Penyediaan Sarana
a. APD (masker)
2. Pemantauan Praktik Lumbal Fungsi
3. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO
b. Kewaspadaan berdasarkan penularan/ Transmisi (air bone, droplet, kontak)
1. Petunjuk Kewaspadaan berdasarkan penularan

6
2. Pemantauan kewaspadaan berdasarkan transmisi
3. Peninjauan, perbaikan dan pengembangan SPO

B. Surveilance infeksi
1. Pengumpulan data kejadian infeksi di rumah sakit meliputi infeksi saluran kemih terkait
pemakaian kateter urine, infeksi aliran darah primer dan phlebitis berkaitan penggunaan
kateter intravena, infeksi daerah luka operasi, pneumonia terkait penggunaan ventilator
dan decubitus.
2. Audit kepatuhan petugas untuk HH dan penggunaan APD
3. Pengolahan data untuk menentukan insidens rate suatu infeksi rumah sakit, angka
mortalitas, lama hari rawat.
4. Rapat rutin dengan komite PPI
5. Pelaporan kepada direktur setiap 3 bulan
6. Pelaporan ke dinkes setiap 3 bulan
C. Penggunaan Antimikroba rasional
- Rapat dengan komite medik dan komite farmasi tentang standar penggunaaan anti
mikroba yang rasional
D. Pendidikan dan pelatihan PPIRS
1. Melakukan Sosialisasi program, kebijakan, pedoman, SOP PPI kepada seluruh
karyawan RSUD Kepahiang
2. Melakukan Pelatihan Kewaspadaan Isolasi
3. Melakukan pelatihan PPI/ Sosialisasi PPI pada peserta didik yang melaksanakan praktek
di RSUD Kepahiang
4. Melakukan penyuluhan tentang PPI pada pasien dan pengunjung rumah sakit
5. Mengukuti pendidikan berkelanjutan tentang PPI bagi anggota Tim PPI baik anggota
Komite, IPCO, IPCN dan IPCLN
E. Pencegahan Infeksi HAIs
1. Sosialisasi Bundles HAIs
2. Surveilance HAIs
3. ICRA
4. Pelaporan hasil telusur lapangan
5. Laporan perbandingan angka HAIs
F. Melakukan Out Break Bila ada KLB
1. Identifikasi
2. Investigasi Kasus
3. Langkah pencegahan dan pengendalian
4. Melakukan study analisis
5. Komunikasikan temuan

7
6. Evaluasi dan teruskan surveilance

BAB V
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

Cara Pelaksanaan Kegiatan adalah rincian kegiatan yang yang harus dilakukan sehingga
tercapainya program PPI. Cara Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
A. Pelaksanaan prinsip dasar PPI

8
a. Menyusun kebutuhan dan Penyediaan sarana pada Kewaspadaan Standar diantara
penyediaan sarana Praktik Lumbal Fungsi, Praktik Menyuntik yang aman, Hygiene
respirasi/ etika batuk, Penempatan Pasien, Kesehatan Karyawan, Pengelolaan peralatan
perawatan pasien/pemrosesan peralatan, Pengelolaan kebersihan lingkungan, Pengelolaan
Linen, Pengelolaan Limbah, Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Hand Hyegiene
b. Melakukan Pemantauan pada praktik kewaspadaan standar PPI diantaranya Hand
Hyegiene, Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD, Pengelolaan Limbah, Pengelolaan
Linen, Pengelolaan kebersihan lingkungan, Pengelolaan peralatan perawatan
pasien/pemrosesan peralatan, Pengelolaan peralatan perawatan pasien/pemrosesan
peralatan, Kesehatan Karyawan, Penempatan Pasien, Hygiene respirasi/ etika batuk,
Praktik Menyuntik yang aman, Praktik Lumbal Fungsi.
c. Kesehatan Karyawan, rincian Kegiatan:
- Pembuatan kebijakan kesehatan karyawan
- Membuat SPO penanganan Pajanan
- Mengusulkan agar semua karyawan di imunisasi hepatitis
- Pengajuan Pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala pada petugas yang
beresiko terkena infeksi
d. Pengawasan penerapan Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
Harus dihindarkan transfer mikroba patogen antar pasien dan petugas saat perawatan
pasien rawat inap. Perlu dijalankan hal berikut :
1. Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh ekskresi dan sekresi dari seluruh
pasien untuk meminimalisir risiko transmisi infeksi.
2. Dekontaminasi tangan sebelum kontak diantara pasien.
3. Cuci tangan setelah menyentuh bahan infeksius (darah dan cairan tubuh).
4. Gunakan teknik tanpa menyentuh bila memungkinkan untuk menghindari menyentuh
bahan infeksius.
5. Pakai sarung tangan saat harus atau mungkin kontak dengan darah dan cairan tubuh
serta barang yang terkontaminasi.
6. Disinfeksi tangan segera setelah melepas sarung tangan. Ganti sarung tangan antara
pasien.
7. Penanganan limbah feses, urin, dan sekresi pasien yang lain dalam lubang
pembuangan yang disediakan, bersihkan dan disinfeksi bedpan, urinal dan ontainer
pasien yang lain.
8. Tangani bahan infeksius sesuai prosedur.
9. Pastikan peralatan, barang fasilitas dan linen infeksius pasien telah dibersihkan dan
didisinfeksidengan benar antar pasien.
e. Rapat evaluasi penerapan kewaspadaan isolasi

9
Rapat Evaluasi Penerapan PPI dan hasil surveilans setiap 3 bulan, dan pembahsan laporan
evaluasi akhir setiap tahun untuk menilai/mengkaji ulang pelaksanaan kebijakan dan
pedoman PPIRS yang berlaku dan mendeteksi kesulitan dan hambatan-hambatannya.

B. Surveilans PPIRS, rincian Kegiatan: PPIRS


Data infeksi rumah sakit merupakan salah satu indikator klinik rumah sakit sehingga
surveilans harus dilakukan dengan benar agar mendapatkan data yang akurat yang
menggambarkan keadaan sesungguhnya. Data yang akurat akan membantu mengidentifikasi
permasalahan yang perlu diatasi untuk mendapatkan mutu pelayanan pasien yang optimal.
Data akan dikoleksi setiap bulan sesuai dengan yang telah ditetapkan dan telah diinformasikan
kepada unit yang terkait.
Ruang lingkup pelaksanaan surveilans IRS di RSUD Kepahiang adalah di semua unit
pelayanan perawatan/kesehatan langsung kepada pasien dengan mengumpulkan dan
mengevaluasi data yang terkait dengan risiko infeksi pada:
a. Saluran pernafasan seperti prosedur dan peralatan terkait intubasi, dukungan ventilasi
mekanis, trakeostomi.
b. Saluran kencing seperti prosedur invasif dan peralatan terkait dengan indwelling urinary
catheter, sistim drainase urin.
c. Peralatan intravaskuler invasif seperti insersi dan pelayanan kateter vena sentral.
d. Lokasi operasi seperti pelayanan dan type pembalut luka dan prosedur aseptik.

Metode surveilans yang digunakan oleh Komite PPI RSUD Kepahiang adalah:
a. Surveilans IADP, menggunakan metode surveilans target (targeted surveillance) yang
terfokus pada pasien di ruang rawat intensif (ICU dan PICU).

IADP adalah ditemukannya organisme dari hasil kultur darah semi


kuantitaif/kuantitatif disertai tanda klinis yang jelas serta tidak ada hubungannya dengan
infeksi di tempat lain dan atau dokter yang merawat telah menyatakan infeksi.
IADP yaitu infeksi akibat pemakaian/pemasangan kateter intra vaskuler setelah 48
jam pemakaian alat. Alat yang digunakan pasien adalah alat yang dipasang di RSUD
Kepahiang, dalam hal ini yang bisa dipantau oleh Komite PPI adalah alat kateter vena
sentral (CVC).

IADP = Jumlah kasus IADP x 1000


Jumlah lama hari pemakaian alat
b. Surveilans ISK, menggunakan metode surveilans target meliputi ruang intensif (ICU,
ICCU), ruang Perawatan Interna dan Ruang Cendana.
ISK adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih murni (uretra dan permukaan
saluran kemih) atau melibatkan bagian yang lebih dalam dari organ-organ pendukung

10
saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, uretra dan jaringan sekitar retroperitoneal
atau rongga perinefrik).
ISK yaitu infeksi akibat pemakaian/pemasangan kateter urine menetap setelah 48 jam
pemakaian alat. Alat yang digunakan pasien adalah alat yang dipasang di RUD
Kepahiang.

ISK = Jumlah kasus ISK x 1000


Jumlah lama hari pemakaian alat
c. Surveilans HAP, menggunakan metode surveilans target meliputi ruang intensif (ICU,
ICCU), ruang Perawatan Interna dan Ruang Anturium.
HAP yaitu infeksi saluran nafas bawah yang mengenai parenkim paru yang terjadi
setelah pasien dirawat lebih dari 48 jam akibat tirah baring tanpa dilakukan intubasi dan
sebelumnya tidak menderita infeksi saluran nafas bawah.

HAP = Jumlah kasus HAP x 1000


Jumlah lama hari perawatan tirah baring
d. Surveilans VAP, menggunakan metode surveilans target yang terfokus pada pasien di
ruang rawat intensif (ICU).
VAP yaitu infeksi saluran nafas bawah yang mengenai parenkim paru yang terjadi
akibat pemakaian/pemasangan ventilasi mekanik (ventilator) lebih dari 48 jam dan
sebelumnya tidak ditemukan tanda-tanda infeksi saluran nafas. Alat yang digunakan
pasien adalah alat yang dipasang di RSUD Kepahiang.

VAP = Jumlah kasus VAP x 1000


e. Jumlah lamaIDO,
Surveilans hari pemakaian alatmetode Surveilans komprehensif (wide hospital
menggunakan
surveillance) yaitu dilakukan di semua ruang perawatan rawat inap serta surveilans paska
rawat (post discharge surveillance) yaitu dilakukan setelah pasien keluar dari RS yaitu di
Poliklinik Bedah dan Kebidanan.
IDO adalah infeksi pada semua kategori luka operasi bersih dan bersih
terkontaminasi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari setelah operasi tanpa implant dan
90 hari setelah operasi dengan implant.

IDO = Jumlah kasus IDO x 1000


Jumlah seluruh tindakan operasi
Pencatatan dilakukan oleh perawat yang ditunjuk (IPCN) dibantu oleh IPCLN yang
ada di setiap unit perawatan dengan menggunakan format harian rumah sakit yang mencakup
semua variabel (satuan) yang ada dalam formula dari seluruh jenis infeksi rumah sakit yang
ada. Pencatatan dilakukan bila ditemukan kelainan sesuai jenis infeksi rumah sakit yang ada
maka petugas ruangan atau IPCLN yang pertama kali menemukan pasien terinfeksi harus
langsung mencatat dan melaporkannya kepada IPCN.

11
Indikasi adanya infeksi rumah sakit juga dapat dengan melakukan telaah/kajian
laboratorium untuk mengetahui apakah ada hasil kultur atau isolasi positif pada waktu tersebut
di ruang perawatan dimana dilakukan kegiatan surveilans.
Data infeksi yang ditemukan terlebih dahulu dikonfirmasi dengan dokter yang merawat untuk
menegakkan apakah hal tersebut dapat diindikasikan sebagai data infeksi rumah sakit.

f. Audit kepatuhan petugas untuk HH dan penggunaan APD


Monitoring hand hygiene pada petugas/ staf dilakukan dengan Audit kepatuhan melakukan
kebersihan tangan yang dilakukan setiap hari dan analisanya dibuat setiap 3 (tiga) bulan.
Audit dilakukan terhadap petugas yang terlibat langsung dalam pelayanan pasien meliputi
unit rawat jalan, kamar operasi dan rawat inap
g. Pengolahan data untuk menentukan insidens rate suatu infeksi rumah sakit, angka
mortalitas, lama hari rawat.
Pengolahan data hasil surveilans dan rencana tindak lanjut angka kejadian infeksi HAIs di
RSUD Kepahiang.
h. Pelaporan kepada direktur setiap 3 bulan
Menyampaikan laporan Hasil surveilance pada direktur setiap 3 bulan, yang ditembuskan
kepada komite medis, komite keperawatan, sanitasi dan unit terkait.

C. Penggunaan Antimikroba rasional, rincian Kegiatan:


Rapat dengan komite medik dan komite farmasi tentang standar penggunaan Anti mikroba
yang rasional.

D. Pendidikan dan Pelatihan PPIRS, rincian Kegiatan:


a. Melakukan pelatihan PPI rutin periodik pada seluruh karyawan BLUD RSUD Kepahiang
b. Melakukan pelatihan PPI / sosialisasi PPI pada peserta didik yang melaksanakan praktek
di BLUD RSUD Kepahiang
c. Melakukan penyuluhan tentang PPI pada pasien dan pengunjung rumah sakit
d. Mengikuti pendidikan berkelanjutan tentang pengendalian infeksi bagi anggota Tim PPIRS
baik IPCO, IPCN dan IPCLN.

E. Pencegahan HAIs, rincian Kegiatan:


a. Melakukan Sosialisasi Bundles HAIs
b. Membuat Formulir monitoring Penerapan Bundles IDO, IADP, ISK, VAP dan plebitis
c. Menyusun jadwal pelaksanaan monitoring penerapan Bundles IDO, IADP, ISK, VAP dan
plebitis
d. Melakukan kegiatan monitoring Bundles IDO, IADP, ISK, VAP dan plebitis
e. Melakukan asesmen resiko HAIs pada unit kerja dan resiko dampak renovasi (ICRA)
f. Membuat laporan hasil monitoring
g. Pelaoran hasil telusur lapangan

12
h. Pelaporan perbandingan angka HAIs

F. Melakukan Out Break Bila ada KLB


a. Identifikasi
b. Investigasi Kasus
c. Langkah pencegahan dan pengendalian
d. Melakukan study analisis
e. Komunikasikan temuan
f. Evaluasi dan teruskan surveilance

BAB VI
SASARAN

A. Sasaran program dengan melibatkan:


1. Seluruh staf RS
Seluruh staf RS dilibatkan dalam penerapan PPI dalam memberikan pelayanan kepada
pasien baik secara langsung maupun tidak langsung di unitnya masing masing.
2. Pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang PPI dengan harapan ikut serta dalam upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi. Edukasi diberikan secara langsung (face to face)
ataupun dikumpulkan dalam suatu pertemuan dalam bentuk penyuluhan yang berkaitan
dengan PPI.
3. Pengunjung
Pengunjung pasien yang datang ke RS diberikan edukasi tentang PPI dengan harapan ikut
pula dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di RS terutama tentang aturan yang

13
harus dipatuhi dan dijauhi ketika mengunjungi pasien-pasien penyakit menular,
immunocompromissed, maupun tentang upaya lain yang berhubungan dengan PPI.

B. Menurunkan Angka Insiden IRS/incident rate HAIs


Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di RSUD
Kepahiang tahun 2019 untuk mecegah insiden IRS adalah:
1. Surveilans IRS
2. Investigasi outbreak/KLB
3. Audit Kepatuhan
a. Sasaran audit kepatuhan melakukan kebersihan tangan adalah semua petugas baik
medis dan non medis seperti dokter, perawat, petugas radiologi, petugas laboratorium,
petugas fisioterapi, petugas kebersihan , dan peserta didik yang terlibat langsung dalam
pelayanan pasien meliputi di unit rawat jalan, kamar operasi dan rawat inap. Sasaran
pencapaian kepatuhan kebersihan tangan adalah >80% dalam jangka waktu 3 bulan.
b. Sasaran audit kepatuhan penggunaan APD petugas di unit perawatan khususnya di
ruangan isolasi, intensif dan kamar operasi dilakukan bersamaan dengan kunjungan
ruangan. Sasaran pencapaiannya adalah % dalam >80 3 bulan.
c. Audit Standar PPI juga dilakukan setiap hari/setiap minggu/setiap waktu tertentu
bersamaan dengan kunjungan lapangan ke unit-unit pelayanan/perawatan untuk
melihat apakah sarana dan prasarana pendukung di semua unit tersedia, tidak lengkap
atau salah/tidak digunakan. Sasaran pencapaiannya adalah >80% dalam waktu 3 bulan.

4. Edukasi
Sasaran yang ingin dicapai Komite PPI dalam pelaksanaan program edukasi
Sasaran pencapaian adalah >80% staf sudah teredukasi PPI dalam waktu 4 bulan.
a. Staf/Karyawan
Khusus untuk staf di ruang perawatan isolasi, secara berkesinambungan setiap 3 bulan
diberikan edukasi PPI dengan lebih memberikan perhatian khusus pada materi
penggunaan APD, penempatan pasien infeksius/immunocompromissed, dan
implementasi perawatan pasien infeksius/ immunocompromissed. Diharapkan semua
staf yang bertugas di ruang isolasi (100%) dapat teredukasi PPI yang spesifik tentang
kewaspadaan berbasis transmisi dalam jangka waktu 3 bulan
b. Pasien
Edukasi kepada pasien diberikan secara langsung dan melalui leaflet oleh IPCLN,
petugas ruangan atau IPCN saat kunjungan langsung ke unit pelayanan perawatan
tentang kebersihan tangan, pencegahan penyebaran penyakit infeksi di rumah sakit,
dan pengelolaan penyakit infeksi di rumah sakit. Sasaran pencapaian edukasi kepada

14
pasien adalah lebih dari 80% pasien yang sedang dirawat dapat teredukasi PPI dalam
waktu 6 bulan.
c. Pengunjung
Edukasi dengan pengunjung/keluarga pasien dilaksanakan berkoordinasi dengan Tim
PKRS dan petugas ruang perawatan. Kegiatan dilakukan di poliklinik/unit rawat jalan
dan ruang perawatan, meliputi kebersihan tangan, pencegahan penyebaran penyakit
infeksi di rumah sakit, kebersihan lingkungan, pengenalan penyakit seperti penyakit
menular, DM, penyakit Jantung, dll. Sasaran pencapaiannya adalah >50% pengunjung
dapat teredukasi dalam waktu 3 bulan.
d. Petugas lainnya (Parkir,petugas kantin)
Sasaran pencapainnya adalah >50% petugas Parkir dan kantin teredukasi PPI dalam
waktu 3 bulan.

C. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI


1. Membuat usulan pelatihan lanjutan bagi tenaga IPCN.
Sasaran yang dicapai adalah 40% dari semua petugas IPCN (2 orang) dapat mengikuti
pelatihan lanjutan dalam 1 tahun.
2. Membuat usulan pelatihan dasar PPI bagi tenaga IPCLN.
Sasaran yang dicapai adalah >90% dari petugas IPCLN dapat mengikuti dan memiliki
sertifikasi pelatihan PPI Dasar dalam 1 tahun.
3. Membuat pelatihan berkesinambungan (in house training) tentang PPI bagi
seluruh petugas rumah sakit (medis dan non medis).
Sasaran yang dicapai adalah >80% petugas di RSUD Kepahiang dapat mengikuti
kegiatan in house training dan kegiatan dapat terlaksana minimal 1 kali dalam setahun.
4. Mengikuti seminar/simposium/work shop tentang PPI baik nasional maupun
internasional.
Sasaran yang dicapai adalah 30% dari semua petugas Tim PPI (2 orang) dapat
mengikuti seminar/simposium/work shop dalam 1 tahun.

15
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Bulan Ket


Jan Feb Mar April Me Juni Jul Agust Sept Okt Nop Des
i i
I. Pelaksanaan Prinsip dasar PPI
A. Kewaspadaan Standar
1. Hand Hyegiene
Hand Hyegiene
1. Pemantauan kelengkapan pelaksanaan cuci tangan 
a. Petunjuk gambar cuci tangan 
2. Pemantauan pelaksanaan cuci tangan            
3. Pemantauan Pengisian ulang Handrub    
4. Peninjauan,perbaikan dan pengembangan SPO
5. Sosialisasi prosedur cuci tangan           

2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
1. Pemantauan Penyediaaan APD    
2. Pemantauan pelaksanaan pemakaian APD           
3. Peninjauan,perbaikan dan pengembangan SPO.  
4. Sosialisasi prosedur APD 
3. Pengelolaan Linen
1. Penyediaan sarana pengelolaan linen 
2. Pemantauan Pengelolaan Linen    

16
No Kegiatan Bulan Ket
Jan Feb Mar April Me Juni Jul Agust Sept Okt Nop Des
i i
3. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO 
4. Sosialisasi prosedur pengelolaan linen 
4. Pengelolaan Limbah
1. Penyediaan sarana pengelolaan limbah 
2. Pemantauan Pengelolaan Limbah            
3. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO 
4. Sosialisasi prosedur pengelolaan limbah 
5. Pengelolaan kebersihan lingkungan
1. Penyediaan sarana kebersihan lingkungan 
2. Pemantauan Pengelolaan kebersihan lingkungan            
3. Pemeriksaan air tiap 6 bulan  
4. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO 
5. Sosialisasi prosedur pengelolaan kebersihan 
lingkungan
6. Pengelolaan peralatan perawatan pasien/ pemrosesan
peralatan
1. Pemantauan pengelolaan peralatan perawatan
   
pasien
2. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO 
3. Sosialisasi prosedur peralatan perawatan pasien

7. Kesehatan Karyawan

17
No Kegiatan Bulan Ket
Jan Feb Mar April Me Juni Jul Agust Sept Okt Nop Des
i i
A. Pembuatan kebijakan kesehatan karyawan 
B. Mengusulkan agar semua karyawan di imunisasi
hepatitis B
a. Petugas Ruang laboratortium 
b. Petugas UTDRS 

c. Petugas Loundry
C. Pemeriksaan kesehatan dan Pemberian Vaksin
Hepatitis B
a. Petugas Ruang laboratortium   
  
b. Petugas UTDRS
  
c. Petugas Loundry

D. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO
8. Penempatan Pasien
1. Pedoman dan kebijakan tentang penempatan pasien 
2. Pemantauan Penempatan Pasien    

3. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO

9. Hygiene respirasi/ etika batuk


1. Pemantauan etika batuk            
2. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO 
3. Sosialisasi prosedur etika batuk 

18
No Kegiatan Bulan Ket
Jan Feb Mar April Me Juni Jul Agust Sept Okt Nop Des
i i
10. Praktik Menyuntik yang aman
1. Penyediaan sarana            
2. Pemantauan Praktik Menyuntik yang aman    
3. Peninjauan,perbaiakan dan pengembengan SPO 
11. Praktik Lumbal Fungsi
1. Penyediaan Sarana
a. APD (masker) 
2. Pemantauan Praktik Lumbal Fungsi    
3. Peninjauan,perbaikan dan pengembengan SPO 
B. Kewaspadaan berdasarkan penularan/ Transmisi (air
bone, droplet, kontak)
1. Pemantauan Kewaspadaan Transmisi    
2. Peninjauan,perbaiakan dan pengembengan SPO 
II. Surveilance infeksi
1. Pengumpulan data kejadian infeksi di rumah sakit          
meliputi infeksi saluran kemih terkait pemakaian
kateter urine, infeksi aliran darah primer dan
phlebitis berkaitan penggunaan kateter intravena,
infeksi daerah luka operasi, pneumonia terkait
penggunaan ventilator dan decubitus.
2. Audit kepatuhan petugas untuk HH          
3. Audit kepatuan petugas untuk penggunaan APD   

19
No Kegiatan Bulan Ket
Jan Feb Mar April Me Juni Jul Agust Sept Okt Nop Des
i i
4. Pengolahan data untuk menentukan insidens rate          
suatu infeksi rumah sakit, angka mortalitas, lama
hari rawat.
5. Rapat rutin dengan komite PPI          
6. Pelaporan kepada direktur setiap 3 bulan   
7. Pelaporan ke Dinkes setiap 3 bulan   
III. Penggunaan Antimikroba rasional
- Rapat dengan komite medik dan komite farmasi 
tentang standar penggunaaan anti mikroba yang
rasional
IV. Pendidikan dan pelatihan PPIRS
1. Melakukan Sosialisasi dan Edukasi program PPI,           
kepada seluruh karyawan RSUD Kepahiang
2. Melakukan edukasi Kewaspadaan Isolasi 
3. Melakukan edukasi PPI/ Sosialisasi PPI pada
peserta didik yang melaksanakan praktek di RSUD J I K A A D A
Kepahiang Melakukan edukasi / Sosialisasi
program PPI pada pasien, pengunjung dan rawat
jalan Rumah Sakit.
4. Melakukan penyuluhan tentang PPI pada pasien
dan pengunjng RS 
         
5. Mengukuti pendidikan berkelanjutan tentang PPI

20
No Kegiatan Bulan Ket
Jan Feb Mar April Me Juni Jul Agust Sept Okt Nop Des
i i
bagi anggota Tim PPI baik anggota Komite, IPCO,
IPCN dan IPCLN  

V. Pencegahan Infeksi HAIs


1. Sosialisasi Bundles HAIs  
2. Surveilance HAIs            
3. ICRA PPI  
4. Pelporan hasil telusur lapangan 
5. ICRA HAIs 
6. Pelaporan perbandingan angka HAIs 
VI. Bila ada KLB Melakukan Out Break
B I L A A D A
1. Identifikasi
2. Investigasi Kasus
3. Langkah pencegahan dan pengendalian
4. Melakukan study analisis
5. Komunikasikan temuan
6. Evaluasi dan teruskan surveilance

21
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan yang dilakukan oleh IPCN
(perawat pengendali infeksi) dibawah koordinasi Tim PPI dan Komite PPI. Laporan evaluasi
pelaksanaan kegiatan dibuat sesuai jadwal kegiatan ditujukan kepada Komite PPI RSUD Kepahiang,
menyangkut jadwal pelaksanaannya serta elemen kegiatan yang sudah/belum/tidak dapat
dilaksanakan agar dapat dilakukan perbaikan bila mana perlu.

Komite PPI RSUD Kepahiang setiap triwulan melaporkan kepada Direktur, selanjutnya
direktur memberikan umpan balik dan membuat laporan ke Dinas Kabupaten Kepahiang. Selanjutnya
Komite PPI akan melakukan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi dari Direktur dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kepahiang.

BAB IX

22
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

A. Pencatatan
1. Setiap hari IPCN mencatat data infeksi rumah sakit di unit-unit pelayanan (surveilans)
dengan formulir harian dari Komite PPI, mendokumentasikan hasil audit kepatuhan
kebersihan tangan, kepatuhan APD, kepatuhan penerapan SOP/kebijakan PPI dan atau
monitoring penerapan PPI di semua unit pelayanan.
2. Data yang terkumpul akan dibuatkan analisa dengan anggota Tim PPI dan Komite PPI.

B. Pelaporan
1. Setiap 1 (satu) bulan sekali data dikumpulkan dan dibuatkan laporan oleh Tim PPI untuk
didiskusikan dengan Komite PPI dan selanjutnya laporan dikirim ke Direktur Utama
RSUD Kepahiang ditembuskan ke semua Bidang, Bidang Keperawatan, Bidang
Pelayanan dan Unit Penjamin Mutu.
2. Data kepatuhan kebersihan tangan dikumpulkan selama periode 3 bulan, dianalisa dan
didiskusikan dengan Tim PPI dan Komite PPI, selanjutnya dibuatkan laporan yang
dikirim ke Direktur RSUD Kepahiang ditembuskan ke semua Bidang, Bidang
Keperawatan, Bidang Pelayanan dan Unit Penjamin Mutu.
3. Setiap 1 (satu) tahun semua pelaksanaan program Komite PPI dibuatkan Laporan
Tahunan yang akan dikirim kepada Direktur RSUD Kepahiang.

C. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Semua kegiatan program berjalan sesuai jadwal.
b. Formulir terisi sesuai surveilans dan audit PPI.
2. Evaluasi Hasil
a. Hasil kegiatan program PPI tiap bulan akan dilakukan feed back oleh Bidag dalam hal
ini Kepala Bidang Keperawatan dan Kepala Bidang Pelayanan untuk dilakukan
tindak lanjut oleh Komite PPI.
b. Hasil kegiatan pelaksanaan program PPI dalam satu tahun akan dilakukan feedback
oleh Direktur RSUD Kepahiang.

BAB X
PENUTUP

23
Program Komite PPI di RSUD Kepahiang yang disusun untuk tahun 2019 meliputi kegiatan
rutin yang sudah berjalan untuk pengendalian infeksi dan kegiatan yang baru diterapkan atau bersifat
pengembangan untuk peningkatan mutu pelayanan yang berkaitan dengan pencegahan dan
pengendalian infeksi.
Program Komite PPI tahun 2019 ini berisi tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan Komite PPI RSUD Kepahiang.
Rencana kegiatan tersebut meliputi:
1. Penerapan kewaspadaan Isolasi
2. Penggunaan Antimikroba rasional
Rapat dengan komite medik dan komite farmasi tentang standar penggunaan Anti mikroba
yang rasional
3. Surveilans PPIRS
4. Pendidikan dan Pelatihan PPIRS
5. Kesehatan Karyawan
6. Bila ada KLB Melakukan Out Break

24
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2002. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta, Depkes RI.

Depkes RI, 2004. Pedoman Manajemen Linen di RS. Jakarta, Depkes RI.

Depkes RI, 2008. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Kesehatan Lainnya. Jakarta, Depkes RI.

Depkes RI, 2009. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit. Jakarta, Depkes RI.

Depkes RI, 2010. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan.

Kepmenkes RI Nomor. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkugan Rumah


Sakit.

Kemenkes RI, Perdalin, 2011. Pedoman Manajajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya. Jakarta, Kemenkes RI.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor. P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang


Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun 2019 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

RSUD Kepahiang, 2019. Pedoman Pelayanan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi,
Kepahiang, Komite PPI.

25

Anda mungkin juga menyukai