Anda di halaman 1dari 12

Ringkasan Materi Kuliah (RMK)

Manajemen Operasional II

“Hakikat Perencanaan Agregat”

OLEH:
Al Qadri Nasir (A021181019)
Khalidah Hafid (A021181318)
Sarmila Sari (A021181017)
Sofiah Musdalivah (A021181534)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR
FEBRUARI
2020
Pengertian Perencanaan Agregat

Pasokan Perencanaan agregat (aggregate planning) juga dikenal sebagai penjadwalan


agregat.Manajemen Persediaan (aggregate scheduling) berhubungan dengan penentuan
kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah, biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke
depan. Para manajer operasi berusaha menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan
yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan,
pekerjaan lembur, tingkat subkontrak,dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Pada
umumnya, tujuan perencanaan agregat adalah memperkecil biaya pada periode perencanaan.
Bagaimana pun, terdapat permasalahan strategis lain yang mungkin lebih penting daripada
biaya rendah. Strategi ini mungkin untuk mengurangi permasalahan tingkat ketenagakerjaan,
menekan tingkat persediaan, atau memenuhi tingkat (atau penjadwalan pelayanan yang lebih
tinggi.

Bagi pengusaha manufaktur, jadwal agregat menghubungkan sasaran strategis


perusahaan dengan rencana produksi, tetapi untuk organisasi jasa, penjadwalan agregat
menghubungkan sasaran dengan jadwal pekerja.

Empat hal yang diperlukan untuk perencanaan agregat:

1) Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output, seperti
unit alat pendingin ruangan pada GE atau tempat bir pada Anheuser-Busch.
2) Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka menengah
yang layak pada waktu agregat ini.
3) Metode untuk menentukan biaya yang didiskusikan dalam bab ini.
4) Model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan
penjadwalan dapat dibuat untuk periode perencanaan.

PROSES PERENCANAAN

Perencanaan jangka menengah dimulai setelah keputusan kapasitas jangka panjang


dibuat. Perencanaan ini menjadi pekerjaan seorang manajer operasi. Keputusan penjadwalan
(scheduling decision) mengatasi permasalahan dalam menyesuaikan produktivitas terhadap
permintaan yang berubah-ubah. Rencana ini harus konsisten dengan strategi jangka panjang
manajemen puncak dan bekerja dengan sumber daya yang dialokasikan oleh keputusan

2
strategis sebelumnya. Perencanaan jangka menengah dapat dipenuhi dengan membuat sebuah
rencana produksi agregat

SIFAT PERENCANAAN AGREGAT

Sebagaimana tersirat pada istilah agregat, perencanaan agregat berarti


mengombinasikan sumber daya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan
prediksi permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang
saling berhubungan, perencana harus memilih tingkat outpur untuk sebuah fasilitas selama 3
hingga 18 bulan yang akan datang. Rencana ini dapat digunakan bagi perusahaan manufaktur
seperti Anheuser-Busch dan Whirlpool, rumah sakit, perguruan tinggi, atau Prentice Hall,
perusahaan yang menerbitkan edisi asli buku ini.

Contoh perusahaan manufaktur misalnya IBM atau Hewlett-Packard, yang masing-


masing memproduksi model mikrokomputer yang berbeda. Mereka membuat (1) laptop (2)
desktop (3) komputer notebook, dan (4) mesin teknologi unggul dengan chip berkecepatan
tinggi. Untuk setiap bulan pada tiga triwulan yang akan datang. perencanaan agregat IBM atau
Hewlet-Packard untuk "keluarga" mikrokomputer mungkin memiliki output berikut (dalam
unit produksi):

Eksekutif puncak: Rencana jangka panjang (lebih dari satu tahun)

Penelitian& Pengembangan (Litbang)

Rencana produk baru

Penanaman modal

Lokasi/perluasan fasilitas

Manajer Operasi: Rencana Jangka Menengah (3 hingga 18 bulan)

Perencanaan penjualan

Perencanaan produksi dan anggaran

3
Menentukan tingkat ketenagakerjaan,

persediaan, subkontrak

Menganalisis rencana operasi

Manajer operasi para penyelia, mandor:

Rencana jangka pendek (hingga 3 bulan)

Penugasan pekerjaan

Pemesanan

Penjadwalan kerja

Pengiri riman

Lembur

Bantuan paruh waktu

Perhatikan bahwa rencana tersebut berdasarkan pada produksi dalam agregat, tidak
diuraikan per produk. Demikian juga dengan sebuah rencana agregat untuk GM menunjukkan
pada pengusaha pembuat mobil ini berapa banyak mobil yang akan dibuat. tetapi bukan berapa

banyak mobil dua pintu atau empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau hijau.
Hal ini menunjukkan pada Nucor Steel berapa ton baja yang akan diproduksi, tetapi tidak
membedakan kelas bajanya.

Pada sektor jasa, perhatikan Computrain, sebuah perusahaan yang menyediakan


pelatihan mikrokomputer untuk para manajer. Perusahaan menawarkan kursus spreadsheet
(kertas kerja), grafik, database, word procesing, dan Internet, serta mempekerjakan beberapa
instruktur untuk mengimbangi permintaan jasa dari para pebisnis dan pemerintah. Permintaan
untuk pelatihan cenderung menjadi sangat rendah menjelang liburan dan selama musim panas,
ketika banyak orang menikmati liburan mercka. Untuk memenuhi kebutuhan kursus yang
berubah-ubah, perusahaan dapat mempekerjakan dan memberhentikan instruktur, memasang

4
iklan untuk meningkatkan permintaan pada musim yang kurang permintaannya, atau
melakukan subkontrak pekerjaan kepada para agen pelatihan lain selama periode puncak.
Sekali lagi, perencanaan agregat adalah membuat keputusan mengenai kapasitas jangka
menengah, bukan keputusan mengena instruktur atau kursus secara spesifik.

Perencanaan agregat menjadi bagian dari suatu sistem perencanaan produksi yang lebih

besar. Oleh karena itu, sangat bermanfaat untuk dapat memahami hubungan antara rencana dan

beberapa fakror internal dan eksternal.

Strategis Perencanaan Agregat

Ketika membuat rencana agregat, manajer operasi harus dapat menjawab beberapa pertanyaan
berikut:

1. Perlukah persediaan digunakan untuk dapat mengantisipasi perubahan permintaan selama


periode perencanaan?
2. Perlukah perubahan diakomodasi dengan mengubah-ubah jumlah tenaga kerja?
3. Perlukah karyawan paruh waktu dipekerjakan, atau perlukah digunakan waktu lembur atau
waktu kosong untuk mengantisipasi fluktuasi?
4. Perlukah subkontraktor digunakan untuk pesanan yang berflutuasi sehingga tenaga kerja
yang stabil dapat terjaga?
5. Perlukah harga atau faktor lain diubah untuk memenngaruhi permintaan?

Lima pilihan pertama disebut pilihan kapasitas, sedanngkan tiga pilihan terakhir disebut dengan
pilihan permintaan.
Pilihan Kapasitas
Terdiri dari beberapa pilihan berikut, yakni:

1. Mengubah tingkat persediaan


2. Mengubah-ubah jumlah tenaga kerja dengan merenkrut atau memberhentikan
3. Mengubah-ubah tingkat produksi melaluiu waktu lembur atau waktu kosong
4. Subkontrak
5. Penggunaan tenaga kerja paruh waktu

Pilihan permintaan

1. Memengaruhi permintaan
2. Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi
3. Bauran produk dan jasa yang melawan tren musiman

5
Pencampuran pilihan untuk mengembangan rencana
Suatu strategi campuran pilihan kapasitas dan pilihan permintaan menjadi suatu pilihan lebih baik
untuk menghasilkan pilihan agregat yang akurat. Strategi ini terdiri dari 2 kategori, yaitu:

1. Strategi Perburuan: Strategi ini biasanya untuk mencapai tingkat keluaran dari setiap
periode yang mencapai ramalan permintaan pada periode tersebut:
2. Strategi Tingkat: Suatu strategi di mana tingkat produksi sama dari suatu periode ke periode
berikutnya.

6
Metode Untuk Perencanaan Agregat

1. Metode grafik dan diagram


Teknik grafik dan diagram sangat terkenal karena mudah dipahami dan digunakan.
Pada dasarnya, rencana ini menggunakan beberapa variabel secara bersamaan agar
perencana dapat membandingkan permintaan yang diproyeksikan dengan kapasitas
yang ada. pendekatan ini merupakan pendekatan trial and error yang tidak menjamin
sebuah rencana produksi yang optimal, tetapi hanya membutuhkan perhitungan yang
terbatas dan dapat dilakukan oleh karyawan administrasi. Berikut ini ada lima tahapan
dalam metode grafik
 Tentukan permintaan pada setiap periode
 Tentukan kapasitas untuk waktu reguler, lembur dan subkontrak pada setiap
periode.
 Temukan biaya tenaga kerja, merekrut dan mem-PHK dan biaya penyimpanan
persediaan.
 Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada pekerja atau
tingkat persediaan

7
 Buat rencana alternatif dan Kaji biaya totalnya.
2. Pendekatan matematis dan perencanaan
a. Metode transportasi program linear
Metode transportasi pemrograman linear bukanlah sebuah trial-and-error
seperti diagram, tetapi lebih kepada menghasilkan rencana optimal untuk
mengurangi biaya. Metode transportasi ini juga fleksibel karena bisa
menspesifikasi produksi reguler dan lembur pada setiap periode waktu, jumlah
unit yang disubkontrakkan, shift tambahan dan persediaan yang terbawa dari
periode ke periode berikutnya.
b. Model koefisien manajemen
Model koefisien management (management coefficient model) Bowman
membentuk sebuah model keputusan formal tentang pengalaman dan kinerja
manajer. Asumsi yang digunakan adalah bahwa kinerja yang lalu manajer
cukup baik sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk keputusan masa
depan. Teknik ini menggunakan sebuah analisis regresi dari keputusan produksi
masa lalu yang dibuat oleh manajer. Jalur regresi menyajikan hubungan antara
variabel seperti permintaan dan tenaga kerja untuk keputusan saat masa depan
titik menurut Bowman defisiensi Manager sering tidak konsisten dalam ambilan
keputusan.
c. Model lain
Dua model perencanaan agregat tambahan adalah aturan keputusan linear dan
simulasi. Aturan keputusan linear (llinear decision rule- LDR) mencoba untuk
menetapkan tingkat produksi optimal dan tingkat tenaga kerja pada periode
tertentu. LDR meminimalkan biaya total yang terdiri atas gaji, perekrutan,
pemberhentian, lembur, dan persediaan melalui serangkaian kurva biaya
kuadrat.
3. Perbandingan metode perencanaan agregat
Walaupun model matematika telah ditemukan oleh peneliti untuk dapat bekerja dalam
kondisi tertentu dan pemrograman linear telah diterima dalam dunia industri ternyata
model perencanaan yang paling canggih ini tidak digunakan secara luas. Mengapa?
Mungkin hal ini mencerminkan sikap manajer pada umumnya tentang apa yang
dilihatnya sebagai modal yang sangat kompleks. Seperti manusia pada umumnya, para
perencana ingin memahami bagaimana dan mengapa model yang digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan penting mereka bisa bekerja. Apalagi para manajer
8
operasi harus membuat keputusan secara cepat berdasarkan kepada dinamika
perubahan tempat kerja dan untuk membuat model yang membutuhkan waktu yang
panjang. Hal ini dapat menjelaskan mengapa pendekatan grafik dan diagram yang lebih
sederhana lebih dapat diterima.

Perencanaan Agregat di Bidang Jasa

Perecanaan agregat di bidang jasa lebih menekankan pada peran manajemen


permintaan dan tenaga kerja. Perencanaan agregat di bidang jasa pada umumnya dilakukan
dengan mencari kombinasidari delapan pilihan.

Pengendalian biaya tenaga kerja dalam perusahaan jasa menjadi sangat penting.

Upaya pengendalian dilakukan dengan teknik yang dianggap sukses yaitu :

1. Melakukan penjadwalan jam kerja yang ketat untuk memastikan respons cepat terhadap
permintaan pelanggan
2. Merekrut atau memberhentikan tenaga kerja siap dipanggil untuk memenuhi
permintaanyang tidak terduga
3. Fleksibilitas keterampilan pekerja individu yang memungkinkanalokasi ulang
tenagakerja yang tersedia
4. Fleksibilitas tingkat output atau jam kerja karyawan untuk memenuhi permintaan yang
meningkat.

Lima scenario perencanaan agregat di bidang jasa :

1. Restoran

Perencanaan agregat ditujukan untuk :

· Memperlancar tingkat produksi

· Menentukan jumlah tenaga kerja untuk dipekerjakan

Pendekatan :

Memerlukan penumpukkan persediaan selama periode puncak, tetapi menggunakan tenaga


kerja untuk mengakomodasi hamper seluruh perubahan permintaan.

9
2. Rumah Sakit

Rumah sakit menghadapi permasalahan perencanaan agregat dalam pengalokasian dana,


karyawan, dan pasokan untuk memenuhi permintaan pasien.

Perencanaan yang terfokus pada karyawan telah mendorong terciptanya kumpulan staf perawat
mengambang yang baru.

3. Rantai Nasional Perusahaan Jasa Kecil

Bentuk usaha ini contohnya jasa rumah duka, bengkel mobil, toko fotokopi/ percetakan,dan
pusat komputer. Permasalahan: perencanaan agregat vs perencanaan mandiri di awal penetapan
bisnis. Baik output maupun pembelian direncanakan secara terpusat ketika permintaan dapat
dipengaruhi melalui promosi khusus. Pendekatan pada penjadwalan agregat ini sangat
menguntungkan karena mengurangi biaya pembelian dan promosi, serta membantu mengelola
arus uang secara mandiri.

4. Layanan Lain-lain

Bentuk usaha ini seperti keuangan, transportasi, jasa komunukasi dan rekreasi. Kebanyakan
usaha jasa ini memberikan output yang intangible (tidak terlihat). Perencanaan agregat
ditujukan berkaitan dengan kebutuhan sumber daya manusia dan mengelola permintaan.
Tujuannya menentukan puncak permintaan dan merancang metode secara penuh
memanfaatkan sumber daya tenaga kerja selama periode permintaan rendah.

5. Industri Penerbangan

Industri Penerbangan Perencanaan agregat pada industri penerbangan akan terdiri dari tabel
atau jadwal mengenai:

1. Jumlah penerbangan yang keluar-masuk dari setiap pusat kegiatan.

2. Jumlah penerbangan pada semua jalur

3. Jumlah penumpang yang akan dilayani pada semua penerbangan

4. Jumlah awak pesawat dan landasan yang diperlukan pada setiap pusat kegiatan dan
bandara

5. Penentuan jumah tempat duduk untuk dialokasikan keberbagai kelas biaya.

10
Teknik untuk membuat alokasi ini disebut manajemen imbal hasil.

Manajemen imbal hasil merupakan proses perencanaan agregat dalam mengalokasikan sumber
daya bagi pelanggan pada harga yang akan memaksimalkan imbal hasil atau pendapatan.

Manajemen Imbal Hasil

Manjemen imbal hasil atau pendapatan (yield or revenue management) merupakan


proses perencanaan agregat dalam mengalokasika sumber daya bagi pelanggan pada harga
yang akan memaksimalkan imbal hasil atau pendapatan. Gagasannya adalah menyesuiakan
kurva permintaan dengan membebankan biaya berdasarkan kesediaan pelanggan untuk
membayar. (Manajemen Operasi Jay Heizer & Barry Render hal 171).

Contoh penerapan manajemen imbal hasil adalah rantai usaha perhotelan Dellas Omni yang
menetapkan harga termahalnya (sekitar $279) pada hari kerja, tetapi memberikan diskon besar
pada akhir pekan. Ini berhubungan, apabila pada akhir pekan, pengunjung hotel akan
meningkat sehingga untuk menarik jumlah pelanggan ditawarkan harga diskon yang tinggi.
Hotel Omni di San Antonio, yang lebih merupakan tujuan wisatawan, menawarkan harga lebih
rendah bagi konsumennya di hari kerja. Ini berhungan, apabila di hari kerja maka kunjungan
wisatawan akan menurun karena bukan hari libur. Untuk mengantisipasi penurunan
keuntungan maka di hari kerja Hotel Omni menawarkan harga lebih rendah di hari kerja untuk
menekan menurunnya pengunjung di hari kerja.

Supaya manajemen imbal hasil dapat berfungsi, perusahaan baru harus dapat mengelola tiga
persoalan berikut.

1. Struktur harga majemuk. Berbagai penetapan harga harus dapat diterapkan dan adil
kepada pelanggan. Seperti, harga kursi kelas VIP di kereta berbeda dengan harga kursi kelas
ekonomi dan tentunya berbeda pula kualitasnya.

2. Prediksi penggunaan dan jangka waktu. Manajer harus mempertimbangkan berapa


persediaan kursi kelas ekonomi yang disediakan di akhir pekan dan di hari kerja. Manajer
mempertimbangkan berapa banyak baju lebaran akan diproduksi di hari lebaran dibandingkan
di hari biasa.

11
3. Perubahan permintaan. Hal ini berarti mengelola penggunaan yang meningkat sejalan
dengan lebih banyaknya kapasitas yang terjual. Hal ini juga berarti berurusan dengan
permasalahn yang terjadi karena penetapan struktur harga mungkin tidak terlihat adil dan logis
bagi semua pelanggan. Pada akhirnya, hal ini berarti mengelola persediaan baru, seperti
kelebihan pemesanan.

12

Anda mungkin juga menyukai