KATEGORI PELATIHAN:
Pelatihan eksternal: pelatihan HAS 23000 yang
diselenggarakan oleh atau atas nama LPPOM MUI
Kopi luwak : selama kulit ari masih utuh dan dicuci dengan air
Halal
untuk memisahkan kotoran luwak dari biji kopi
GMO: jika gen bukan berasal dari manusia dan hewan haram Halal
FATWA MUI TERKAIT BAHAN
Bahan Fatwa
Kelinci yang disembelih berdasarkan Hukum Islam Halal
Kepiting: asalkan tidak berbahaya Halal
Kanguru yang disembelih berdasarkan Hukum Islam Halal
Vinegar yang hanya menggunakan bahan tambahan
Halal
yang halal
Haram untuk dikonsumsi, tetapi
dibolehkan digunakan sebagai
Siput dan sekresi siput
bahan untuk kosmetik halal
(eksternal)
Jangkrik Halal
Partikel Emas sebagai bahan kosmetik pria Boleh
Pernyataan pork free facility pernyataan dari produsen bahwa fasilitas produksi,
termasuk peralatan pembantu, tidak digunakan secara bergantian untuk
menghasilkan produk halal dan produk yang mengandung babi/turunannya.
Pernyataan yang dimaksud juga harus menjamin bahwa personel yang menangani
produksi produk halal tidak menangani produksi produk babi/turunannya.
Kriteria Bahan 1.c
Persyaratan Bahan yang Merupakan Produk Mikrobial
a) Kultur/starter mikroba:
Bukan hasil rekayasa genetika dengan gen babi atau manusia
Tidak pernah bersentuhan dengan bahan babi
b) Bahan media pertumbuhan harus halal mencakup media penyegaran,
pengembangan inokulum, media produksi dan bahan penolong dalam media
Pengecualian jika produk diperoleh dengan pemisahan (fisik/kimiawi) dari
media pertumbuhannya dan proses berikutnya ada pencucian syar’i* maka
media pertumbuhan boleh berasal dari bahan najis/haram selain babi
(misalnya darah, pepton sapi yang tidak halal namun bebas babi)
*Cara pencucian syar’i: mengucurkan air ke produk atau merendam produk
dalam air minimal 270 liter hingga hilangnya bau dan warna dari najis
c) Bahan aditif yang ditambahkan setelah produk mikrobial diperoleh harus
halal. Contoh: flavor pada yoghurt, gula pada nata de coco
d) Produk mikrobial tidak berbahaya bagi manusia
Kriteria Bahan 1.d
Persyaratan Alkohol/Etanol dan Hasil
Sampingnya
a. Etanol tidak berasal dari industri khamr (minuman beralkohol)
Etanol dari sumber yang lain seperti dari fermentasi singkong, jagung,
molases, beet root dan sintetik (petrokimia) dapat digunakan
Etanol dapat digunakan sebagai pelarut atau bahan untuk sanitasi
b. Produk cair dari hasil samping industri khamr yang diperoleh hanya dengan
pemisahan secara fisik tidak boleh digunakan. Contoh: fusel oil & turunannya
(butanol, isoamil alkohol, air dan alkohol sekunder)
c. Produk cair dari hasil samping industri khamr kemudian direaksikan dengan
bahan lain atau dilakukan proses biotransformasi (oleh enzim/mikroba)
menghasilkan produk baru, maka produk baru ini dapat digunakan
d. Produk padat yang berasal dari hasil samping industri khamr dapat
digunakan setelah dicuci dengan air hingga hilang bau dan warna minuman
beralkoholnya. Contoh: ragi dari industri bir (brewer yeast)
Contoh Proses Biotransformasi dari
Produk Hasil Samping Industri Khamr
Fusel oil
HARAM HALAL
rectification
Informasi Produk
SPEC belum
jelas
SPEC jelas
FPC sebagai dokumen pendukung Sertifikasi Halal
FPC belum
jelas
Tidak menjelaskan
proses bahan
CoA
jelas
bahan
CoA belum haram
jelas
Questionnaire
jelas bahan
haram
Standar Dokumen Bahan Mikrobial
Produk Mikrobial Persyaratan Kecukupan Dokumen Minimum
Media
Pertumbuhan
1 Diperoleh tanpa pemisahan Harus bahan
dari media pertumbuhannya. halal
- komposisi lengkap dan sumber media
2 Diperoleh dengan pemisahan Harus bahan pertumbuhan* serta bahan lain,
dari media pertumbuhannya halal - jika mengandung bahan hewani maka
namun dalam tahapan proses perlu Sertifikat halal
selanjutnya tidak ada proses
pencucian syar’i
3 Diperoleh dengan pemisahan Boleh berasal - komposisi lengkap dan sumber media
dari media pertumbuhannya dari bahan pertumbuhan* serta bahan lain,
dan dalam tahapan proses najis/ haram - Informasi pencucian/purifikasi produk
selanjutnya ada proses selain babi - jika mengandung bahan haram/najis
pencucian syar’i selain babi dibolehkan
Bahan dapat
digunakan
Kriteria Bahan 3:
Mekanisme untuk menjamin keberlakuan
dokumen pendukung bahan
Perusahaan harus mempunyai mekanisme untuk menjamin semua dokumen
pendukung bahan yang digunakan selalu dalam keadaan masih berlaku.
Mekanisme dapat berupa pemeriksaan secara berkala masa berlaku sertifikat
halal bahan atau sistem peringatan dini (early warning system) yang
memberitahukan jika masa berlaku dokumen bahan akan segera berakhir
selanjutnya memintakan sertifikat halal terbaru.
Sertifikat halal bahan yang sudah kadaluarsa masih dapat dianggap sebagai
dokumen pendukung yang cukup bila bahan tersebut diproduksi pada masa
berlaku sertifikat.
Khusus untuk bahan dengan sertifikat halal MUI, jika bahan diproduksi
setelah masa berlaku sertifikat habis, maka bahan tersebut masih dapat
digunakan jika dilengkapi dengan Surat Keterangan dalam Proses
Perpanjangan (SKPP).
Produk
Produk pada industri pengolahan: produk
yang didaftarkan untuk sertifikasi halal,
baik berupa produk retail, non retail,
produk akhir, produk antara (intermediet)
Nama produk yang telah dikenal luas dan tidak mengandung bahan
haram dapat digunakan, contoh bir pletok, bakso, bakmi, bakpia,
bakpao
Karakteristik/profil sensori produk
Bentuk produk
Tidak menggunakan bentuk babi atau anjing
Tidak menggunakan bentuk produk, bentuk kemasan atau label
yang menggambarkan sifat erotis, vulgar atau porno
Merk/brand pada produk retail
Kadar etanol
Produk akhir minuman: Maksimal 0,5 %
Produk selain minuman : tidak dibatasi selama secara medis
tidak membahayakan. Contoh : Kosmetik, Jamu, Obat.
Produk Kosmetik
Menu Katering
Penulisan menu boleh dituliskan kelompok menu secara umum,
misalnya menu sayur olahan, ayam olahan dan nasi olahan