Anda di halaman 1dari 2

1.

Tema : Pendidikan
2. Masalah : Pembulyan
3. Tokoh dan penokohan :
Daffa (tokoh antagonis)
Aqiil (tokoh antagonis)
Umar (tokoh utama/ dibully)
Yesika (tokoh antagonis)
Tiara (narrator)
Ifa (tokoh protagonist)
4. Alur : Seorang anak yang memiliki kekurangan sehingga ia dibuli, ia tetap sabar dan
percaya bahwa dia bisa, dan akhirnya seorang anak memiliki kelebihan yang tidak
dimiliki oleh orang lain tapi ia merasa tetap rendah hati
5. Latar : Sekolah (ruang kelas)
6. Amanat : Jangan suka menilai orang dari kekurangannya saja, karna setiap orang
memiliki kekurangan masing-masing.
7. Sudut pandang : sudut pandang orang ke 3.

“Brak….”
Suara meja yang dipukul terdengar hingga 1 kelas. Suasana sedang sepi, matahari
pun masih malu-malu menampakkan wujudnya. Ada 3 orang siswa yang berada di kelas.
Mereka ialah Aqiil, Ifa, dan Umar. Dalam keheningan disertai ketegangan, munculah sebuah
percakapan kecil.
“Pr jawamu sudah selesai, kan? Kerjain nih prku!” Perintah Aqiil sambil membanting
buku.
“Emang dia bisa ngerjain? Bahasa jawa aja nggak ngerti” sinis ifa
“Nggak peduli, yang penting udah dikerjakan.” Balas aqiil dan ia pun segera keluar
kelas bersama ifa.
Umar yang terdiam pun menerima pekerjaan itu dengan terpaksa. Umar sendiri
padahal belum selesai. Ia belum selesai karena semalam ia mengerjakan tugas kelompok
dengan sendirian.
“teng-tong-teng-tong”

Pelajaran pun dimulai. Pelajaran yang sedang berlangsung adalah pelajaran bahasa
jawa. Tak terasa 2 jam sudah berlalu, dan sekarang adalah waktu istirahat.
“Kok tadi nilaiku lebih jelek daripada nilaimu? Jangan bilang kamu ngerjain asal-
asalan ya?” tanya aqiil kepada umar
“Nggak kok, aku ngerjainnya serius.” Jawab Umar
“Kalau serius, kok bisa lebih jelek sih?” tanya Daffa
“Eh mana mau dia ngerjain serius, bukan pekerjaannya kok.” Sindir Ifa
“Aku sudah mengerjakannya dengan serius…” Tegas Umar.
“ Alah, alasan aja. Kalau nggak mau ngerjain itu bilang.” Potong Aqiil.
“Iya tuh bener” Kata Ifa
“Eh kalian berhenti dong. Masa 3 lawan 1 sih.” Kata Yesika
“Udah deh diem bukan urusanmu.” Balas Daffa
“Kalian tuh ya, pr seharusnya dikerjakan sendiri dong. Kan itu tugas buat kalian
sendiri bukan buat orang lain.” Balas Yesika
Tanpa sepatah dua kata, Aqiil dan kawan kawannya pun pergi meninggalkan Yesika
dan Umar. Mereka pun pergi keluar kelas untuk mencari udara segar.
“Mar, di papan pengumuman ada info buat yang mau ikut OSN Astronomi tuh. Kamu
coba ikut aja. Siapa tau bisa menang tuh.” Kata Yesika
“Oke” Jawab Umar
Daffa tiba tiba lewat dan berkata “Bahasa Jawa aja ga bisa, gimana mau ikut OSN?
Pasti kalah deh, liat aja nanti aku yang menang.” Setelah itu, ia pun langsung pergi.
Hari dimana lomba itu dilaksanakan. Ada 2 perwakilan dari sekolah. Mereka ialah
Umar dan Daffa. Daffa sangat optimis. Ia merasa akan menang. Umar pun juga merasa
optimis dan ia berusaha semaksimal mungkin. 5 menit sebelum lomba dimulai
“Udah deh, nyerah aja. Daripada malu-maluin.” Kata Daffa
“Kan belum dicoba, jadi belum tau hasil akhirnya.” Balas Umar
“Oke lihat saja nanti.” Jawab Daffa
Setelah lomba dilaksanakan. Umar terlihat lebih yakin serta optimis, sedangkan daffa
sebaliknya. Ia terlihat kusut dan pesimis karena kesusahan mengerjakan soal. Ifa dan Aqiil
datang menghampiri Umar dan Daffa.
“Gimana daf?” tanya Aqiil
“Susah bro.” Jawab Daffa

Anda mungkin juga menyukai