PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat-agregat
lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air membentuk
suatu massa mirip-batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk
menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability),
durabilitas, dan waktu pengerasan. Seperti substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton
memiliki kuat tekan yang tinggi dan kuat tarik yang sangat rendah. Beton bertulang adalah suatu
kombinasi antara beton dan baja dimana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik yang
tidak dimiliki beton.
Dalam suatu struktur bangunan beton bertulang khususnya pada kolom akan terjadi momen
lentur dan gaya aksial yang bekerja secara bersama – sama. Momen - momen ini yang diakibatkan
oleh adanya beban eksentris atau adanya gravitasi dapat menimbulkan beban lateral seperti angin
dan gempa atau bisa juga diakibatkan oleh beban lantai yang tidak seimbang. Maka dari itu, setiap
penampang komponen pada struktur seperti balok dan kolom harus direncanakan kuat terhadap
setiap gaya internal yang terjadi, baik itu momen lentur, gaya aksial, gaya geser maupun torsi yang
timbul sebagai respon struktur tersebut terhadap pengaruh luar.
B. Rumusan Masalah
Pembahasan tentang beton dalam makalah ini di batasi pada :
1. Apa Defenisi Struktur Beton Bertulang?
2. Apa saja Kelebihan dan Kelemahan Beton Bertulang Sebagai Suatu Bahan Struktur?
3. Bagamana Sifat sifat Beton Bertulang
3. Bagaimana Pembebanan Pada Beton Beton Bertulang?
C. Tujuan Penulisan
Dengan tersusunnya makalah ini mahasiswa diharapkan mampu mejelasakan tentang :
Defenisi Struktur Beton Bertulang, Kelebihan dan Kelemahan Beton Bertulang Sebagai Suatu
Bahan Struktur, Sifat-sifat Beton Bertulang, Kolom, Pengantar Gempa, dan Balok
BAB II
PEMBAHASAN
1.Kuat Perlu
Kuat perlu (Ru), diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang
diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen dan gaya dalam yang berkaitan dengan beban
tersebut dalam kombinasi beban U.Kuat perlu juga bisa ditulis dengan simbol-simbol Mu, Vu, Tu, dan
Pu.Karena pada dasarnya kuat rencana Rr, merupakan kekuatan gaya dalam (berada di dalam struktur),
sedangkan kuat perlu Ru merupakan kekuatan gaya luar (di luar struktur) yang bekerja pada struktur, maka
agar perencanaan struktur dapat dijamin keamanannya harus dipenuhi syarat berikut :
Kuat rencana Rr harus > kuat perlu Ru
Strukur harus dirancang shg. setiap penampang mempunyai kekuatan sama dengan kuat perlu yg
dihitung berdasarkan beban/gaya terfaktor.
Faktor Beban(lihat SNI-03-2002) : • U= 1,4 D (D = beban mati 0 )
• U= 1,2 D + 1,6 L (L = beban hidup)
• U= 1,2 D + L ±E , dll (E= beban gempa)
2.Kuat Rencana
Kuat rencana (Rr), diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur atau penampang
yang diperoleh dari hasil perkalian antara kuat nominal Rn dan faktor reduksi kekuatan.Kuat
rencana ini juga dapat ditulis dengan simbol Mr, Vr, Tr, dan Pr( keterangan sama seperti diatas
kecuali P = diperoleh dari beban rencana yang boleh bekerja pada suatu struktur atau komponen
struktur.
3.Kuat Tekan
Kuat tekan beton (f’c) dilakukan dengan melakukan uji silinder beton dengan ukuran
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Pada umur 28 hari dengan tingkat pembebanan tertentu.
Selama periode 28 hari silinder beton ini biasanya ditempatkan Mdalam sebuah ruangan dengan
temperatur tetap dan kelembapan 100%. Meskipun ada beton yang memiliki kuat maksimum 28
hari dari 17 Mpa hingga 70 -140 Mpa, kebanyakan beton memiliki kekuatan pada kisaran 20 Mpa
hingga 48 Mpa. Untuk aplikasi yang umum, digunakan beton dengan kekuatan 20 Mpa dan 25
Mpa, sementara untuk konstruksi beton prategang 35 Mpa dan 40 Mpa. Untuk beberapa aplikasi
tertentu, seperti untuk kolom pada lantai-lantai bawah suatu bangunan tingkat tinggi, beton dengan
kekuatan sampai 60 Mpa telah digunakan dan dapat disediakan oleh perusahaan-perusahaan
pembuat beton siap-campur (ready-mix concrete).
Nilai-nilai kuat tekan beton seperti yang diperoleh dari hasil pengujian sangat dipengaruhi
oleh ukuran dan bentuk dari elemen uji dan cara pembebanannya. Di banyak Negara, spesimen uji
yang digunakan adalah kubus berisi 200 mm. untuk beton-beton uji yang sama, pengujian terhadap
silinder-silinder 150 mm x 300 mm menghasilkan kuat tekan yang besarnya hanya sekitar 80%
dari nilai yang diperoleh dari pengujian beton uji kubus.
Kekuatan beton bisa beralih dari beton 20 Mpa ke beton 35 Mpa tanpa perlu melakukan
penambahan buruh dan semen dalam jumlah yang berlebihan. Perkiraan kenaikan biaya bahan
untuk mendapatkan penambahan kekuatan seperti itu adalah 15% sampai 20%. Namun untuk
mendapatkan kekuatan beton diatas 35 atau 40 Mpa diperlukan desain campuran beton yang sangat
teliti dan perhatian penuh kepada detail-detail seperti pencampuran, penempatan, dan perawatan.
Persyaratan ini menyebabkan kenaikan biaya yang relatife lebih besar. Kurva tegangan-regangan
pada gambar dibelakang menampilkan hasil yang dicapai dari uji kompresi terhadap sejumlah
silinder uji standar berumur 28 hari yang kekuatannya beragam.
Kurva hampir lurus ketika beban ditingkatkan dari niol sampai kira-kira 1/3 - 2/3 kekuatan
maksimum beton.
Diatas kurva ini perilaku betonnya nonlinear. Ketidak linearan kurva tegangan-regangan beton
pada tegangan yang lebih tinggi ini mengakibatkan beberapa masalah ketika kita melakukan
analisis struktural terhadap konstruksi beton karena perilaku konstruksi tersebut juga akan
nonlinear pada tegangan-tegangan yang lebih tinggi.
Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah kenyataan bahwa berapapun besarnya kekuatan
beton, semua beton akan mencapai kekuatatan puncaknya pada regangan sekitar 0,002.
Beton tidak memiliki titik leleh yang pasti, sebaliknya kurva beton akan tetap bergerak mulus
hingga tiba di titik kegagalan (point of rupture) pada regangan sekitar 0,003 sampai 0,004.
Banyak pengujian yang telah menunjukkan bahwa kurva-kurva tegangan- regangan untuk
silinder-silinder beton hampir identik dengan kurva-kurva serupa untuk sisi balok yang mengalami
tekan.
Harus diperhatikan juga bahwa beton berkekuatan lebih rendah lebih daktail daripada beton
berkekuatan lebih tinggi – artinya, beton-beton yang lebih lemah akan mengalami regangan yang
lebih besar sebelum mengalami kegagalan.
4. Modulus Elastisitas Statis
Beton tidak memiliki modulus elastisitas yang pasti. Nilainya bervariasi
tergantung dari kekuatan beton, umur beton, jenis pembebanan, dan karakteristik dan
perbandingan semen dan agregat. Sebagai tambahan, ada beberapa defenisi mengenai modulus
elastisitas :
a) Modulus awal adalah kemiringan diagram tegangan-regangan pada titik asal dari kurva.
b) Modulus tangen adalah kemiringan dari salah satu tangent (garis singgung) pada kurva
tersebut di titik tertentu di sepanjang kurva, misalnya pada 50% dari kekuatan maksimum beton.
c) Kemiringan dari suatu garis yang ditarik dari titik asal kurva ke suatu titik pada kurva tersebut
di suatu tempat di antara 25% sampai 50% dari kekuatan tekan maksimumnya disebut Modulus
sekan.
d) Modulus yang lain, disebut modulus semu (apparent modulus) atau modulus jangka panjang,
ditentukan dengan menggunakan tegangan dan regangan yang diperoleh setelah beban diberikan
selama beberapa waktu.
D. Pembebanan
1.Beban Mati
Beban mati adalah beban dengan besar yang konstan dan berada pada posisi yang sama
setiap saat. Beban ini terdiri dari berat sendiri struktur dan beban lain yang melekat pada struktur
secara permanen. Termasuk dalam beban mati adalah berat rangka, dinding, lantai, atap, plumbing,
dll.
Dalam mendesain berat beban mati ini harus diperhitungkan untuk digunakan dalam
analisa. Dimensi dan berat elemen struktur tidak diketahui sebelum analisa struktur selesai
dilakukan. Berat yang ditentukan dari analisa struktur harus dibandingkan dengan berat perkiraan
semula. Jika perbedaannya besar, perlu dilakukan analisa ulang dengan menggunakan perkiraan
berat yang lebih baik.
Berat beberapa material yang biasa digunakan dalam struktur dalam dilihat dalam
Peraturan Muatan Indonesia atau Part 7 dari Manual LRFD. Untuk material khusus, biasanya
produsen telah memberikan data berat material berikut dimensi dan karakteristiknya.
2.Beban Hidup
Beban hidup adalah beban yang besar dan posisinya dapat berubah-ubah. Beban hidup
yang dapat bergerak dengan tenaganya sendiri disebut beban bergerak, seperti kendaraan, manusia,
dan crane. Sedangkan beban yang dapat dipindahkan antara lain furniture, material dalam gudang,
dll. Jenis beban hidup lain adalah angin, hujan, ledakan, gempa, tekanan tanah, tekanan air,
perubahan temperatur, dan beban yang disebabkan oleh pelaksanaan konstruksi.
3.Beban Angin
Beban angin adalah beban yang bekerja pada suatu struktur, akibat pengaruh struktur yang mem-
blok aliran angin, sehingga energi kinetic angin akan dikonversi menjadi tekanan energi potensial,
yang menyebabkan terjadinya beban angin.Efek beban angin pada suatu struktur bergantung pada
berat jenis dan kecepatan udara, sudut luas angin, bentuk dan kekakuan struktur, dan faktor-faktor
yang lain.
4.Beban Gempa
Beban gempa adalah beban yang bekerja pada suatu struktur akibat dari pergerakan tanah yang
disebabkan karena adanya gempa bumi (baik itu gempa tektonik atau vulkanik) yang
mempengaruhi struktur tersebut.Gempa mengakibatkan beban pada struktur karena interaksi
tanah dengan struktur dan karakteristik respons struktur.Beban gempa adalah beban yang
merupakan fungsi dari waktu, sehingga respons yang terjadi pada suatu struktur juga tergantung
dari riwayat waktu pembebanan tersebut.Beban gempa adalah beban percepatan tanah yang
berupa suatu rekaman percepatan tanah untuk suatu gempa tertentu, sehingga untuk setiap waktu
tertentu akan mempunyai harga percepatan tanah tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat-agregat
lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air membentuk
suatu massa mirip-batuan.
Beton bertulang adalah suatu bahan material yang terbuat dari beton dan baja tulangan.
Kelebihan beton bertulang antara lain, beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi,
Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, Struktur beton bertulang
sangat kokoh, Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi, memiliki usia
layan yang sangat panjang, Beton biasanya merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis,
kemampuannya untuk dicetak menjadi bentuk yang sangat beragam, membutuhkan sedikit semen
dan tulangan baja, serta Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi beton
bertulang lebih rendah.
Kelemahan-kelemahan beton bertulang tersebut antara lain, Beton mempunyai kuat tarik yang
sangat rendah, Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton tetap di tempatnya
sampai beton tersebut mengeras, Sifat-sifat beton sangat bervariasi karena bervariasinya proporsi-
campuran dan pengadukannya, Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton.
Pengetahuan yang mendalam tentang sifat-sifat beton bertulang sangat penting sebelum
dimulai mendesain struktur beton bertulang. Beberapa sifat-sifat beton bertulang antara lain, Kuat
Tekan, Modulus Elastisitas Statis, Modulus elastisitas dinamis, Perbandingan Poisson, Kuat Tarik,
Kuat Geser dan Kurva Tegangan-Regangan.
B. Saran
Kepada pembaca agar kiranya setelah membaca makalah ini diharapkan mampu mamahami
dasar-dasar dari beton bertulang, kalaupun didalam makalah ini terdapat materi yang bertentangan
dengan materi sebenarnya agar memberikan koreksi untuk memperbaiki penyusunan makalah
yang sangat sederhana ini
DAFTAR PUSTAKA
http://www.linkpdf.com/ebookviewer.php?url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2
1076/3/Chapter%20II.pdf
http://makalahcentre.blogspot.com/2011/01/beton-bertulang.html
https://nobelconsultant.com/macam-macam-pembebanan-pada-struktur/
https://www.gurusipil.com/jenis-jenis-beban-pada-struktur/