Anda di halaman 1dari 9

KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI KAWASAN

HUTAN KRUI, TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN


LAMPUNG BARAT

Wardah
Bidang Botani, Puslit Biologi-LIPI
Jl. Juanda No.22 Bogor

Abstract

Scholaris, ficus deltoidea, and Plants diversity of Krui Dipterocarp forest area and
National Park Bukit Barisan Selatan West Lampung have been conducted. Explorative
survey methods which including interview and direct field observation was applied in
order to collect data of plant usage. A-mong 145 plant species recorded belong to 54
families have been use to in many ways e.q. 63 species for medicinal plants, 32 species
for food, 32 species building materials, 3 species for handycraf, and 15 species for
others. Four species out of considered endangered species namely Eurycoma longifolia,
Alstonia Shorea javanica.

Key word: Plant diversty, Pesisir Tengah Krui, West Lampung.

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Taman Nasional Bukit Barisan damar yang bersama – sama dengan jenis-jenis
Selatan (TNBBS) merupakan salah satu tanaman lainnya, seperti buah-buahan, kayu-
kawasan hutan tropis yang memiliki kayuan, dan rotan. Kawasan ini telah membentuk
kekayaan keanekaragaman jenis struktur vegetasi yang kompleks, dikelola oleh
tumbuhan tinggi, sayangnya kawasan ini masyarakat setempat atau perorangan secara
terus - menerus di eksploitasi oleh lestari dan berkelanjutan (Wijayanto, 1993)13
masyarakat sekitarnya atau pendatang Berdasarkan informasi bahwa tanaman damar
dari luar daerah yang dikonversi menjadi mata kucing atau “meluang” pertama
areal perkebunan, pemukiman, dan dibudidayakan oleh masyarakat di daerah Krui
perluasan areal pertanian dengan cara sekitar 120 tahun yang lalu dan “Meluang”
ladang berpindah. merupakan mata pencaharian yangdijadikan
Kawasan hutan Dipterocarpaceae primadona masyarakat Krui dan sekitarnya.
Krui Lampung Barat merupakan Karena getah maluang setelah dipanen
kawasan hutan alam damar mata dipasarkannya lebih mudah dan menjadi sumber
kucing.. Pada kawasan hutan ini pohon pendapatan utama masyrakat.
damar sebagian besar tumbuh secara Sumber mata pencaharian lain adalah kayu,
alami dan hanya sedikit merupakan hasil buah-buahan, rempah, bahan obat-obatan, rotan
budidaya. Hutan damar tumbuh pada dan hasill pertanian. Dengan adanya kawasan
kawasan hutan produksi terbatas, hutan hutan alam dan hutan produksii repong damar
lindung Taman Nasional Bukit Barisan secara tidak langsung warga Krui dan sekitarnya
Selatan (TNBBS) dan luasnya telah ikut melestarikan kawasan hutan primer
diperkirakan mencapai 10.000 ha (Kanwil Dipterocarpaceae TNBBS.
Kehutanan Lampung, 1995)4. Oleh karena itu diadakan penelitian
“Meluang” atau damar mata kucing dikawasan ini untuk mengungkapkan
selain tumbuh di hutan alam terdapat keanekaragaman jenis tumbuhan guna menambah
pada hutan tanaman hasil budidaya ketersediaan data dan informasi tentang kekayaan
masyarakat disebut “repong damar”. keanekaragaman jenis tumbuhan dalam
Repong Damar adalah tegakan

477 Wardah 2005: Keanekaragaman Jenis…….J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6(3): 477- 484
menunjang program peningkatan Tengah Krui, Pesisir Utara dan Selatan Kabupaten
pengelolaan dan potensi sumberdaya Dati II Lampung Barat, Propinsi Lampung.
hayati secara berkelanjutan. Ketinggian tempat antara 10 m sampai
dengan 350 m dpl, dengan tofografi berat dan
1.2. Tujuan penelitian lereng sedang sampai curam. Lokasi penelitian
mempunyai tipe iklim A (sangat basah) dengan
Penelitian dilakukan guna
nilai Q = 6,7 (Schmidt dan Ferguson, 1951)9.
mengungkapkan keanekaragaman jenis
Jumlah curah hujan rata-rata tahunan berkisar
tumbuhan di kawasan hutan alam, hutan
antara 2.500- 3.000 mm, dengan bulan basah lebih
produksi konversi Dipterocarpaceae dan
dari 9 bulan. Suhu udara minimum dan suhu udara
kawasan sekitarnya di daerah Krui
maksimum rata-rata tahunan 21, 2ºC dan 33,2ºC.
Lampung Barat. Hasil penelitian
Topografi wilayah, Pesisir Tengah Krui
diharapkan dapat menambah data
terdiri 25 % dari dataran pantai samudra
informasi keanekaragaman hayati di
Indonesia, 10 % berombak sampai berbukit, dan
kawasan tersebut yang dapat
65 % berbukit sampai bergunung pada dataran
dimanfaatkan oleh berbagai pihak
pegunungan bukit Barisan Selatan dan ditambah
khususnya BKSDA setempat sebagai
dengan setengah luas Danau Ranau (Data
pengelola kawasan. .
Monografi Kecamatan. Pesisir Tengah Krui, 1999,
Lampung Barat)6.
2. METODOLOGI

a. Dalam penelitian ini digunakan


metodologi etnosaint seperti yang
dikemukakan oleh Friedberg,
(1990)2. mencakup inventarisasi
semua jenis tumbuhan yang
digunakan, nama lokal,
penggunaan, dan cara
penggunaannya sebagai bahan
kebutuhan sehari-hari.
Pengumpulan data dilakukan
dengan metode surveii eksploratif,
yaitu dengan cara wawancara dan
pengamatan langsung di lapangan.
Sebagai nara sumber dalam
penelitian ini adalah tokoh
masyarakat, dukun, dan warga
masyarakat yang mengenal jenis –
jenis tumbuhan dan potensinya..
Jenis-jenis tumbuhan yang
ditemukan dicatat lokasi
pengambilan, tumbuhan yang tidak Gb. 1. Peta Lokasi Penelitian
diketahui nama jenisnya dikoleksi
dan dibuat material
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
herbariumnya untuk kemudian
diidentifikasi di Herbarium
Dari hasil penelitian yang dilakukan tercatat
Bogoriense, Puslit Biologi-LIPI,
145 jenis dari 54 suku terdiri dari 63 jenis
Bogor.
tumbuhan obat, 32 jenis bahan pangan, 32 jenis
bahan bangunan, 3 jenis bahan anyaman, dan
2.1. Lokasi penelitian
pemanfaatan lain-lainnya 15 jenis.
Dari 145 jenis tumbuhan yang dikoleksi
Penelitian dilakukan di hutan alam
terdapat tiga jenis diantaranya termasuk dalam
dan hutan produksi konversi repong
daftar kelompok tumbuhan obat langka adalah;
damar dalam kelompok hutan Krui –
kelawi (Alstonia scholaris), ara jelateh (Ficus
Kotajawa, dan sekitarnya terletak
deltoidea) dan pasak bumi (Eurycoma longifolia)
diantara 103º35’ -104º24’ BT dan 4º53’ -
(Rifai, Mien A., 1992)8. ketiga jenis ini sudah
15º40’ LS (Anonymous, 1977)1. Wilayah
sangat jarang ditemukan disekitar kawasan
ini termasuk dalam Kecamatan Pesisir
penyanggah TNBBS, Lampung Barat. Karena

Wardah. 2005: Keanekaragaman Jenis ….J. Tek. Ling. P3TL - BPPT. 6. (3): 477 - 484 478
tumbuhan tersebut sangat banyak anyaman (3 jenis), dan sisanya pemanfaatan lain-
peminatnya untuk digunakan sebagai lain (15 jenis)Tabel 1.
bahan obat, baik bagi masyarakat lokal Getah damar yang dihasilkan dari tumbuhan
disekitarnya dan masyarakat pendatang maluang (Shorea javanica) merupakan primadona
dari daerah lain. bagi warga Krui dan sekitarnya. Daerah penghasil
‘Maluang’ (Shorea javanica) damar disebut ‘repong damar’. Repong damar
tumbuhan penghasil getah damar yang telah dikelola secara turun turun, dari satu
sangat popular didaerah Krui termasuk generasi kegenerasi penerusnya sebagai warisan
dalam daftar salah satu jenis dari 200 dari nenek moyangnya yang mereka jaga dan
jenis tumbuhan yang sudah lestarikan secara terus menerus. Pengelolaannya
dikatagorikan langka Indonesia (Mogea, dengan melakukan peremajaan pohon damar,
JP.et al., 2001)7. Oleh karena itu repong membuat pembibitan sendiri, penanaman kembali
damar di daerah hutan produksi konversi pohon damar diselah-selah pohon damar yang
Krui, Lampung Barat merupakan salah tidak produktif lagi atau pada tumbuhan lain
satu ujud nyata bahwa masyarakat Krui sebagai peneduhnya. Berdasarkan data dan
dan sekitarnya sampai saat ini masih informasi dari masyarakat dengan memperhatikan
melestarikan jenis tumbuhan tersebut risalah proses pembentukan repong damar yang
yang dijadikan sebagai sumber didahului oleh pembebasan tegakan non damar
penghasilan sebagai penopang dan dilakukan pola perkaryaan dengan
kehidupan keluarga dan meningkatkan memanfaatkan anakan alam, maka dalam kurun
devisa negara, karena getah damar waktu tertentu akan diperoleh pertumbuhan
hasilnya untuk di eksport. tegakan damar menyerupai struktur kondisi hutan
alam.
3.1. Pemahaman tentang lingkungan Damar dapat dipanen berumur sekitar 20
tahun dengan diameter batang kurang lebih 25 cm.
Peradaban manusia tidak terlepas Cara penyadapan damar dilakukan dengan
dari lingkungan alam sekitarnya serta menorehkan pada batang dengan bentuk segitiga
kemampuan atau pengetahuan di dalam sampai bulat yang tersusun vertical dan sadapan
memanfaatkan lingkungan tersebut. pertama setinggi lengan. Pemanenan dilakukan 1-
Dalam lingkup tradisional masyarakat 4 minggu sekali, dengan cara menampung getah
Krui adanya satuan lingkungan, yaitu; damar dalam bentuk tetesan yang mengeras.
Pulan tuha adalah kawasan hutan yang Wadah yang digunakan untuk menampung getah
masih utuh belum terjamah oleh ulah damar terbuat dari seludang bunga aren yang
manusia, seperti hutan lindung TNBBS digantungkan dengan rotan. Damar yang
dan hutan primer Dipterocarpaceae. dihasilkan berwarna bening mengkilap dan
Pulan ngorah, merupakan satuan transparan. Kualitas damar yang dihasilkan dibagi
unit lingkungan dari hutan primer yang beberapa katagori; damar intor A, damar bermutu
masih utuh dibuka untuk keperluan areal terbaik bersifat transparan, berwarna keputih-
perladangan atau persawahan baru. putihan dan kekuning-kuningan ukuran damarnya
Tarumbah adalah bagian dari besar dan utuh. Harga jual intor A (klas A) berkisar
pekarangan rumah, Rp. 8000-10.000/ kg; Intor B, damar bermutu
Pulan tuha bai, hutan yang dibuka sedang, buram, harga jualnya lebih rendah Rp.
ditanam dengan tanaman budidaya 7000 – 8000/ kg., intor C damar yang dihasilkan
sebagai pengganti, yaitu kopi (Coffea buram, halus dan berdebu, dan intor D damar yang
robusta), coklat ( Theobroma cacao). dihasilkan adalah damar berdebu, kadang-kadang
Rerahan artinya hutan yang telah dibuka, tercampur kulit kayu atau potongan kayu dan
tidak dapat ditanami lagi karena kotoran lain.
tanahnya dianggap kurang subur, Pengolahan getah damar dapat memberikan
lapangan pekerjaan kepada warga desa tersebut.
3.2. Keanekaragaman hayati dan Karena untuk memisah-misahkan damar sesuai
potensinya. kelasnya dibutuhkan tenaga yang terampil dan
tahan terhadap debu yang di timbulkan oleh getah
Dari hasil penelitian yang damar tersebut. Karena debu yang ditimbulkan
dilakukan di daerah Pesisir Tengah Krui dapat menyesakkan pernafasan. Produksi getah
diketahui tercatat 145 jenis dari 54 suku damar mata kucing di Kabupaten Lampung Barat
yang dimanfaatkan sebagai: tumbuhan sebagian besar dihasilkan dari Kecamatan Persisir
obat ( 63 jenis ), bahan pangan (32 Tengah, hal ini didukung dari hasil inventarisasi
jenis), bahan bangunan (32 jenis), bahan didaerah tersebut termasuk hutan rapat dengan

479 Wardah 2005: Keanekaragaman Jenis…….J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6(3): 477- 484
potensi rata-rata/ha bulan lebih besar berbagai macam penyakit yang mereka derita. Dari
dari kecamatan lain di Lampung Barat hasil penelitian diketahui 64 jenis tumbuhan yang
dan ekspor damar terbesar berasal dari berpotensi obat. Diantaranya terdapat tiga jenis
Lampung, yaitu daerah penghasil damar tumbuhan termasuk katagori langka yaitu !). kelawi
(Shorea javanica) terluas di Indonesia (Alstobnia sholaris) atau dikenal dengan nama
(Wardah, 1995)10. Getah damar atau pule merupakan tumbuhan anggota suku
resin damar merupakan salah satu hasil Apocynaceae, yang merupakan sumber kayu pule
hutan nir-kayu yang dapat menambah yang paling penting. Pohonnya berukuran sedang
devisa negara dari sektor nir-migas. hingga agak besar dengan tinggi hingga 40 m,
Penanaman damar atau maluang batang utama bagian bawah berbentuk silinder,
(Shorea javanica) perlu dikembangkan pada pohon yang tua sangat berlekuk, diameter
kembali, terutama di lahan-lahan bekas hingga 125 cm, dengan banir-banir yang kokoh
tebangan, karena tanaman jenis ini dapat setinggi 6 m yang membentang di bagian pangkal
tumbuh pada tanah yang kurang subur. hingga 2 m. Kelawi mempunyai banyak kegunaan
Getah damar digunakan untuk cat, diantaranya sebagai bahan baku jamu, bahan
pernis,di gunakan pada industri linolium, utama pembuatan patung badak (Ujung kulon
farmasi, produk cosmetika dan makanan. Jawa Barat)., bahan obat, untuk pulp, papan tulis,
Getah damar atau meluang dapat juga korek api, lemari dan kotak kemasan buah. Selain
digunakan sebagai obor, pewarna pada itu bagian kulit batangnya dimanfaatkan oleh
batik dan digunakan sebagai bahan penduduk di Krui dan Seram Selatan sebagai
tambal perahu. bahan obat malaria, dan demam yang cukup
Kepemilikan hutan dammar di tinggi, caranya dengan disedu atau direbus bagian
kelompok hutan Krui –Kota Jawa kulit batangnya, kemudian air dari rebusannya
bervariasi berkisar antara 0,5 ha sampai diminum (Wardah.2000)12. Namun sayangnya
5 ha /kepala keluarga (Wijayanto, pemanfaatan ini tidak diikuti dengan upaya –upaya
1993)14. perbanyakan atau sekedar menanam di kebun
atau di pekarangan rumah masing-masing,
Tabel 1. Produksi rata-rata getah sehingga Alstonia scholaris populasinya sangat
meluang per pohon/per bulan menurun. Masyarakat sudah mulai kesulitan untuk
mendapatkan tumbuhan ini karena peningkatan
Kls Diameter Produksi pemanfaatan tumbuhan ini tidak diikuti oleh upaya
diameter tengah cm (kg) pembudidayaan dan tindakan pelestariannya. Hasil
cm pengamatan menunjukkan bahwa ketersediaan
20 – 29 25 1 tegakan pule dengan diameter batang di atas 20
30 – 39 35 2,5 cm sudah sangat jarang. Terdapat beberapa
40 – 49 45 3,5 tegakan, akan tetapi tegakan kecil diambil untuk
50 –59 55 4,5 obat sementara yang lebih besar diambil kayunya
60 – 69 65 7,5 untuk pembuatan produksi industri. Ironisnya
70 – 79 75 10,5 meskipun sudah dikenal oleh masyarakat
≥ 80 85 13,5 potensinya namun mereka tidak mengerti
bagaimana cara memperbanyak tumbuhan ini.
Berdasarkan hal tersebut maka untuk menjaga
Di kawasan hutan alam kelestarian Alstonia scholaris di kawasan hutan
Dipterocarpaceae di dapatkan 10 jenis tersebut , serta untuk menjamin tersedianya bahan
tumbuhan yang berpotensi sebagai baku tumbuhan ini untuk obat dan bahan industri
bahan bangunan antara lain dari suku diperlukan upaya-upaya untuk memperbanyak dan
Lauraceae (10jenis), Dipterocarpaceae mengintroduksi kembali tumbuhan ini kekawasan
(3jenis) Burseraceae (2 jenis), Fabaceae sekitar hutan Krui. 2). Ara jelateh (Ficus deltoidea)
(2 jenis), Guttiferae (2jenis), dan dengan sinonimnya ficus diversifolia dari suku
menyusul suku Dilleniaceae, Moraceae berpotensi sebagai bahan obat. Dengan
Compositae, Annonaceae, Fagaceae bentuk semak, tinggi 25-50 cm, tegak berkayu,
dan Meliaceae masing-masing satu jenis bulat, bercabang banyak, permukaan kasar,
(Tabel 1.). bergetah dan coklat. Daunnya tunggal, tersebar,
Meskipun masyarakat Krui berbentuk solet, tepi rata, ujung bulat dengan
terbilang sudah cukup maju dibidang panjang 2-5 cm, permukaan daun bagian atas
ekonomi, dan kesehatan, namun hijau dan permukaan daun bagian bawah kuning
pengobatan tradisional masih tetap kecoklatan. Bunga tunggal, di ketiak daun, buah
mereka pergunakan untuk mengatasi buni, biji berbentuk bola, kecil, coklat. Tanaman ini

Wardah. 2005: Keanekaragaman Jenis ….J. Tek. Ling. P3TL - BPPT. 6. (3): 477 - 484 480
berakar tunggang. Bagian yang kepunahan. Oleh karena itu pasak bumi telah
digunakan sebagai bahan obat adalah terdaftar sebagai tumbuhan langka yang
daun yang berkhasiat sebagai obat memerlukan upaya pelestarian yang temasuk
wanita yang sedang keputihan, katagori terkikis (Rifai, 1992)9 .dan sekarang
penggunaan lain dari daun umumnya mengarah katagori jarang. Perbanyakannya
dikomsumsi sebagai bahan jamu untuk sampai saat ini belum banyak diketahui orang,
membuat ramuan obat kuat. Daun dan diduga cara perbanyakannya dengan biji.
buah dari FIcus deltoidea mengandung Seringkali orang menanam pasak bumi di kebun
saponin, flavonoida dan tanin. Di dengan cara mengambil semai/anakannya yang
Kalimantan Tengah tumbuhan ini banyak tumbuh liar di hutan. Penanaman semai pasak
dimanfaatkan (Heryani, Hesty. 2003).3 bumi seperti ini banyak mengalami kegagalan di
3).Pasak bumi (Eurycoma longifolia) lapangan. Oleh karena itu pembudidayaan dan
adalah salah satu jenis tumbuhan obat perbanyakan yang tepat pada pasak bumi perlu
penting di pasaran. Di Indonesia jenis diteliti.
tumbuhan obat ini tersebar secara alami
di Kalimantan dan Sumatra. Rifai KESIMPULAN
(1992)9, melaporkan bahwa pasak bumi
merupakan salah satu jenis tumbuhan Dari hasil penelitian yang dilakukan di
obat Indonesia yang sudah termasuk daerah Pesisir Tengah Krui diketahui Kawasan
tumbuhan langka. Bagian akar pasak repong damar di hutan Krui merupakan kawasan
bumi mengandung eurycomanol adalah hutan Dipterocarpaceae dari hutan bekas
bahan aktif untuk mengobati penyakit tebangan, hutan produksi konversi dan hutan alami
malaria. Pada saat ini pengobatan yang dikelola secara turun temurun, tidak sekedar
penyakit malaria dengan menggunakan menjadi komoditi kehidupan masyarakat sekaligus
obat-obatan sintesa seperti Chloroquin, masyarakat dapat mengembalikan kawasan
Fansidar dan tablet Kina kurang hutannya menjadi kawasan hutan primer yang di
memberikan hasil yang memuaskan dalamnya terdapat berbagai keanekaragaman
karena plasmodium telah resisten jenis tumbuhan yang memiliki potensi dan
terhadap obat-obatan tersebut sehingga sekaligus menjadikan kawasan ini sebagai daerah
penggunaan akar pasak bumi menjadi penyangga yang dapat melestarikan
suatu pilihan yang tepat. Oleh karena itu keanekaragaman jenis tumbuhan. Khususnya
pengobatan penyakit malaria dengan tumbuhan yang sudah mengalami katagori
menggunakan bahan obat alam seperti kelangkaan yang berpotensi sebagai bahan obat.
eurycomanol yang terdapat pada akar Kawasan repong damar dapat dipertahankan
pasak bumi menjadi pilihan masyarakat. sebagai hutan dengan pengelolaan khusus karena
Disamping itu terjadinya peningkatan hal ini menyangkut kehidupan rakyat setempat
pemakaian secara mencolok yang dibina dengan lebih bijaksana agar pengelola
disebabkan antara lain karena repong damar dapat mengelola hutannya dengan
terungkapnya manfaat pasak bumi lebih baik dengan menganut sistem pengelolaan
sebagai obat kuat lelaki ( Rifai, 1992)9. hutan yang lestari. Dengan cara ini secara tidak
Akar pasak bumi terasa sangat pahit langsung merupakan lapangan pekerjaan yang
karena mengandung senyawa lakton dan dapat menghindari terjadinya penebangan liar,
steroid sitosterol (LeVanThoi dkk.1968)5. penyerobotan lahan dan kerusakan lingkungan di
Kedua zat ini berfungsi untuk dalam kawasan TNBBS.
menghilangkan sakit pinggang, pegal
linu, lemah lesu, pembangkit napsu birahi DAFTAR PUSTAKA
(afrodisiaka) dan menurunkan tekanan
darah dalam jangka waktu lama. Oleh 1. Anonymous, 1977. Survey Kelompok Hutan
karena khasiatnya yang luas maka Krui-Kotajawa, Propinsi Dati I Lampung.
pabrik-pabrik jamu menggunakan akar Laporan Direktorat Bina Program, Dirjen
pasak bumi sebagai campuran bahan Kehutanan, Departemen Pertanian, Jakarta.
obat. Pengambilan akar pasak bumi 2. Friedberg C. 1990. Le Savoir Botanique des
dilakukan dengan cara menebang Bunaq Percevoir et Classer dans le haut
pohonnya dan menggali akarnya. Lamaknen (Timor Indonesia), memories du
Umumnya cara ini mematikan tumbuhan Museum National d’Histoire Naturelle.
dan dilakukan terus menerus tanpa Botanique Tome 32, 303.
adanya upaya pelestarian yang 3. Heryani, Hesty et al., 2003. Potensi Tabat
mengakibatkan akan terjadinya barito (Ficus deltoidea Jack) sebagai basisi

481 Wardah 2005: Keanekaragaman Jenis…….J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6(3): 477- 484
ekstrak pada formula produk 12. Wardah. 2003- 2005 Laporan penelitian ke
antiseptik. Prosiding Seminar dan daerah Kec. Cibeber, Cianjur dan daerah
Pameran Nasional Tumbuhan penelitian masyarakat Banten TNGH.
Obat Indonesia XXIV. Pusat Studi (Belum diterbitkan)
Biofarmaka LP-Institut Pertanian 13. Wardah. 2000. Pemanfaatan sumberdaya
Bogor, Darmaga, Bogor, 19-20 tumbuhan suku Nuaulu Seram Selatan.
September. Hal 156-160. Maluku Tengah. Prosiding Seminar Nasional
4. Kanwil Kehutanan Propinsi Tingkat Etnobotani III,Balitbang Botani-Puslit Biologi-
I Lampung, 1995. Pembangunan LIPI, KEHATI dan Univ. Udayana,
Hutan Melalui Peningkatan Denpasar-Bali. Hal: 253-260.
Kesejahteraan Masyarakat Sekitar 14. Waluyo, E., 1990. Perkembangan
Hutan Pendekatan Pola Krui- Pemanfaatan Tumbuahn Obat Di Luar Pulau
Lampung Barat. Seminar Sehari Jawa. Seminar Nasional Pelestarian
Kebun Damar di Krui Lampung Pemanfaatan Tumbuhan Obat. Bogor.
Sebagai Model Hutan Rakyat. 15. Wijayanto, N., 1993. Potensi pohon kebun
Bandar Lampung 6 Juni 1995. campuran damar mata kucing di desa
5. Le Van Thoi dan Nguyen Ngae Pahmongan, Krui, Lampung, Report,
Suong, 1968. Costituents of Orstom-Biotrop, Bogor.
Eurycoma longifolia Jack.
Facultyof Sciences University .Tabel. 1. Jenis – Jenis Tumbuhan yang dikoleksi
Saigon. Viet Nam. di wilayah Krui Lampung Barat.
6. Monografi Kecamatan Lampung
Barat. 1999. Tentang Data Suku/Nama Nama jenis Nama
Monografi Wilayah Daerah Pesisir jenis daerah
Tengah Krui, Lampung Barat, Acanthaceae
Propinsi Lampung. Justicia Gandarusa TO
gendarussa
7. Mogea, J.P. et al., 2001. Staurogyne Sepanglu BP
Tumbuhan Langka Indonesia. elongata
Pusat Penelitian dan Graptophyllum Puding alom TO
Pengembangan Biologi-LIPI, Balai pictum
Penelitian Botani, Herbarium Hemigraphis Remak daging TO
alternata
Bogoriense. 86p Anarcadiaceae
8. Pratiwi. 1999. Karakteristik lahan Mangifera sp Binjai BP
habitat pulai gading (Alstonia Gluta sp Kerbang TO
scholaris R.Br.) di hutan tanaman Mangifera indica Pelem BP
Sumatera Selatan. Buletin Mangifera Kemang BP
caesia
Penelitian hutan. 13-30 Mangifera
9. Rifai, Mien A., Rugayah, Elizabeth caesia
A. Wijaya, 1992. Tiga puluh Annonaceae
Tumbuhan Obat Langka Annona sarikaya TO
squamosa
Indonesia. Penggalang Taksonomi
Apocynaceae
Tumbuhan Indonesia. 27 p Polyalthia sp Kastang BB
10. Schmidt, F.H. dan J.H.A. Alstonia Kelawi TO
Ferguson, 1951. Rainfall type scholaris
based on wet and dry period Alstonia Kelawi BB
angustiloba
ratios for Indonesia with Western Arecaceae
New Guinea. Verhand. No. 42. Caryota sp Anautuala TO
Kementrian Perhubungan Areca cathecu Buah TO
Djawatan Mteorologi dan Cocos nucifera Kelapa TO
Geofisika, Jakarta. Calamus sp Penjalin Kr.
Arenga pinnata Kiwol TO
11. Wardah, 1995. Damar Kaca
Asclepidiaceae
(Shorea javanica Koord. & Marsdenia Talum bait TO
Valeton). Pohon Kehidupan, seri tinctoria
Pengembangan Sumberdaya Asclepias Salamaki TO
Nabati Asia Tenggara. Badan currasavica
Asteraceae
Pengelola Gedung Manggala
Erechtites Jotang BP
Wanabakti dan PROSEA valerianifolia
Indonesia, Jakarta.

Wardah. 2005: Keanekaragaman Jenis ….J. Tek. Ling. P3TL - BPPT. 6. (3): 477 - 484 482
Suku/Nama Nama jenis Nama Millettia Meriung BB
jenis daerah atropurpurea
Triomma Andayung BB Phanera sp Bait alibambang BP
malaccensis Uraria crinita Tuba rabai TO
Crotalaria Babakil TO
saltiana
Canarium sp Intek BB Fagaceae
Caricaceae Castanopsis
Carica papaya Gedang/kates TO inser
Compositae Quercus Pasang BB
Blumea Capa TO sumatrana
balsamifera Gesneriaceae
Vernonia Kule/sarung BB Monophyllae Selembar daun TO
arborea horsfieldii
Crassulaceae Guttiferae
Kalanchoe Kembang tetor TO Garcinia dioeca Asam kandis BP
pinnata Garcinia Manggis BP
Cicadaceae mangostana
Cycas rumphii Paku hayok BP Garcinia Kandis BP
Cucurbitaceae parvifolia
Momordica Bulung peria TO Garcinia Kandis BM
charantia celebica
Cucumis sativus Mentimun BP Calophyllum Bintangur BB
Cucurbita Walug BP inophyllum
moschata Cratoxylon sp Mulu BB
Dilleniaceae Garcinia sp Beruas BM
Dillenia Marbung BB Lauraceae
sumatrana Cinnamomum Kayu sudu BB
Dioscoreaceae iners
Dioscorea sp Handawi kosmtk Dehaasia Kayu talas BB
Dipterocarpacea incrassata
e Dehaasia sp Kayu ansor BB
Shorea javanica Meluang TG Actinodaphne Rarebu BB
Dipterocarpus Baubang BB gracilis
kunstleri Cinnamomum Kayu lada BB
Shorea ovalis Kunyung BB porrectum
Ebenaceae Cinnamomum Kayu lada BB
Diospyros Rayah BB parthenoxylon
macrophylla Litsia sp Huru BB
Euphorbiaceae Cinnamomum Halium BB
Macaranga Surok TL sp
tanarius Litsia firma Berang brawa BB
Macaranga Mara Bhn Litsia sp Talas BB
gigantea penc. Persea Pukat TO
Glochidion Kayu salai BP americana
obscurum Leeaceae
Antidesma Buni BP Leea indica Andamali TO
bunius Liliaceae
Baccaurea Linsuh BP Allium sepa Bw.merah TO
macrocarpa Marantaceae
Bridelia Bulung Kanihai TO Donax Banban BA
tomentosa cannaeformis
Claoxylon polot Tandipu TO Meliaceae
Macaranga sp. Bulung mera TO Lansium Lawat BP
Macaranga Mara TO domesticum
pruinosa Sandoricum kecapi BP
Macaranga Timah GT koetjape
diepenhorstii Toona sureni Surian BB
Abelmoschus Baru banton TO Musaceae
moschatus Musa Pisang BP
Fabaceae paradisiaca
Spatholobus Serbebak TT Malvaceae
ferrugineus Gossypium sp. Bulung TO
Derris sp. Tuba baka TO Hibiscus Waru TO
Parkia speciosa Petar TO tiliaceus
Archidendron Jering HB Moraceae
jiringa Ficus deltoidea Ara jelatah TO
Cassia alata Mamadat TO Ficus quercifolia Pereh BP
Sindora Sanbayong BB Ficus racemosa Hanita BP
leiocarpa Ficus variegata Lahu TO

483 Wardah 2005: Keanekaragaman Jenis…….J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6(3): 477- 484
Suku/Nama Nama jenis Nama Mussaenda sp Kahula TO
jenis daerah Sapindaceae
Artocarpus Sepang BB Nephelium Rambutan BP
anisophylla lappaceum
Artocarpus Cempedak BP Pometia pinnata Kungki BB
integer Solanaceae
Artocarpus Sukun BP Solanum torvum Serang BP
communis Sapotaceae
Artocarpus Nangko BP Mimusops elengi Tanjung BB
heterophyllus Achras zapota Sawo BP
Artocarpus Dadak BB Simarubaceae
glaucus Eurycoma Pasak bumi TO
Moringaceae longifolia
Moringa oleifera Kilor RT Sterculiaceae
Myrtaceae Theobroma Coklat BP
Syzygium Cengkeh BU cacao
aromaticum Symplocaceae
Syzygium sp Jambu BP Symplocaceae
Pandanaceae Symplocos Lemai PW
Pandanus sp. Pandan Kr. fasciculata
Piperaceae Palaquium Balam BB
Piper betle Cambai TO rostratum
Piper melamiri Bait cambai TO Urticaceae
Piper caninum Bait lada TO Dendrocnidecf Jelatang TO
Piper arenatum Bait cambai TO stimularis
Piper Sererau hati TO Elatostema Arurang TO
majusculum rostratum
Piper baccatum Cambai bawak TO Umbelliferae
Piper Cambai kaluh TO Centella asiatica Pepagan TO
sarmentosum Ulmaceae
Piper sp Cambai way TO Trema orientalis Kuol BB
Poaceae Zingiberaceae
Imperata Lioh TO Zingiber Lempuyang BP
cylindrica americans
Andropogon Sarae TO Curcuma Kunjier TO
nardus domestica
Polypodiaceae Languas Lawas BM
Drynaria Kakula kenui TO galanga
sparsisora Kaempferia Kencur TO
Rhizophoracea galanga
Carallia Kayu sepat TO Zingiber Jahe merah TO
brachiata officinale
Rutaceae var.rubra
Clausena Ansot TO Amomum Bacar manuk TO
excavata aculeatum
Citrus Limau nipis TO
aurantifolia
Rubiaceae Catatan: BP = Bahan pangan; TO= tumbuhna
Morinda citrifolia Mekudu TO obat; BB= bahan bangunan; TH= tanaman
Coffea sp Kopi BP
Hias; RT= ritual; HB= hasil bumi ; BA= bahan
Anthocephalus Kelampai BB
cadamba
anyaman; PW= pewarna; klt=kulit batang
Paederia Bait ketila TO BM=bumbumasak;
verticillata

Wardah. 2005: Keanekaragaman Jenis ….J. Tek. Ling. P3TL - BPPT. 6. (3): 477 - 484 484
477 Wardah 2005: Keanekaragaman Jenis…….J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6(3): 477- 484

Anda mungkin juga menyukai