Pendahuluan.
1.1 Latar Belakang.
Banyak sekali kasus-kasus yang masih banyak ditemukan di rumah sakit
akibat dari kelalaian seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang
kurang optimal sesuai dengan apa yang diharapkan pasien dan pelayanan yang
memuaskan bagi pasien. Misalnya masih banyak sekali ditemukan kasus-kasus
dekubitus karena kelalaian seorang perawat, misalnya seorang perawat tidak
memeperhatikan posisi pasien, tidak mau membantu pasien dalam mengubah posisi
pasiennya, sehingga dekubitus pun terjadi pada klien yang tidak melakukan aktivitas
gerak sama sekali. Selain itu, di dalam kehidupan sehari-hari juga masih banyak
sekali ditemukan kasus kelumpuhan pasien karena tidak adanya usha untuk berjalan.
Oleh karena itu, pembahasan alat bantu gerak pun sangat penting diketahui oleh
perawat sehingga perawat dapat membantu pasien untuk mengurangi resiko tersebut
dengan menggunakan alat bantu berjalan.
1.2 Rumusan Masalah.
1. Bagaimana teknik yang benar untuk memindahkan pasien sehingga pasien dan
perawat dapat terhindar dari cidera?
2. Bagaimana teknik mengubah pasien yang benar dan alat bantu, serta
kegunaannya?
3. Sebut dan jelaskan posisi pasien serta prosedur pengaturan posisi klien di
tempat tidur.
4. Bagaimana postur berjalan yang normal dan cara membantu klien untuk
berjalan, alat yang digunakan serta cara pemakaian?
5. Penyuluhan apa yang diberikan oleh perawat untuk penggunaan cane yang
aman?
1.3 Tujuan.
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui posisi pasien, membantu cara berjalan pasien yang baik sehingga
resiko dekubitus dapat diminimalkan dan mahasiswa diharapkan dapat
menerapkannya di dalam memberikan asuha keperawatan.
1
Bab II
ISI
Memposisikan Tubuh Pasien dan Cara Pemakaian
Tongkat.
2.1 Kesejajaran Tubuh.
Dalam mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat, perawat mengangkat
klien dengan benar, menggunakan teknik posisi tepat dan memindahkan klien dengan
aman dari tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar. Prosedur-prosedur
tersebut digambarkan dalam bagian ini sebagai prinsip mekanika tubuh yang
diperlukan untuk menjaga atau memperbaiki kesejajaran tubuh.
2.1.1 Teknik Mengangkat :
1. Posisi beban.
Beban yang akan diangkat berada sedekat mungkin dengan pengangkat.
Posisikan objek ketika perawat menggunakan gaya mengangkat dikarenakan
objek berada dalam potongan sama. (Stamps,1989)
2. Tinggi obyek.
Tinggi yang paling baik untuk mengangkat vertikal adalah sedikit di atas jari
tengah seseorang dengan lengan tergantung disamping. (Owen & Grag, 1991)
3. Posisi tubuh.
Ketika posisi tubuh pengangkat bervariasi dengan tugas mengangkat yang
berbeda maka petunjuk umum berikut mampu dipakai untuk sebagian besar
keadaan. Tubuh diposisikan dengan batang tubuh tegak sehingga kelompok
otot-otot multipel bekerja sama dengan cara yang sinkron.
4. Berat maksimum.
Setiap perawat harus mengetahui berat maksimum yang aman untuk diangkat,
aman bagi perawat dan klien. Objek yang terlalu berat ialah jika beratnya
sama dengan atau lebih dari 35% berat badan orang yang mengangkat.
2
Prosedur mengangkat pasien
Langkah Rasional
1. Kaji berat posisi, tinggi objek, Menentukan apakah anda dapat
posisi tubuh, dan berat maksimum. melakukannya sendiri tanpa
membutuhkan bantuan.
2. Angkat objek dengan benar dari
bawah pusat gravitasi :
a. Dekatkan pada objek yang Memindahkan pusat gravitasi lebih
akan dipindahkan. dekat ke objek.
b. Perbesar dasar dukungan Mempertahankan keseimbangan tubuh
anda dengan menempatkan lebih baik sehingga mengurangi resiko
kedua kaki agak sedikit jatuh.
terbuka.
c. Turunkan pusat gravitasi Meningkatkan keseimbangan tubuh dan
anda ke objek yang akan memungkinkan kelompok otot-otot
diangkat. bekerja sama dengan cara yang sinkron.
d. Pertahankan kesejajaran Mengurangi risiko cidera vertebrae
yang tepat pada kepala dan lumbal dan kelompok otot.
leher dengan vertebrae, jaga
tubuh tetap tegak.
3. Angkat objek dengan benar dari
atas pusat gravitasi tempat tidur :
a. Gunakan alat melangkah Mencapai pusat gravitasi lebih dekat ke
yang aman dan stabil. objek.
Jangan berdiri di atas
tangga teratas.
b. Berdiri sedekat mungkin ke Meningkatkan keseimbangan tubuh
tempat tidur. selama mengangkat.
c. Pindahkan berat objek dari Mengurangi bahaya jatuh dengan
tempat tidur dengan cepat memindahkan objek yang diangkat
pada lengan dan di atas dekat dengan pusat gravitasi di atas
dukungan. dasar dukungan.
3
Mengangkat objek dari tempat tidur tinggi meningkatkan risiko karena lebih
sulit mempertahankan keseimbangan tubuh. Untuk meraih objek yang berada di atas
kepala, orang sering berdiri berjinjit dengan kakinya bersamaan sehingga menurunkan
dasar topangan, menaikkan pusat gravitasi dan pada akhirnya menurunkan
keseimbangan mereka.
2.1.2. Teknik Mengubah Posisi.
Klien yang mengalami gangguan fungsi skeletal, saraf, atau otot dan
peningkatan kelemahan serta kekuatan biasanya membutuhkan bantuan perawat untuk
memperoleh kesejajaran tubuh yang tepat ketika selama berada di tempat tidur atau
duduk. Banyak alat bantu dapat dipakai perawat untuk mempertahankan kesejajaran
tubuh yang baik selama diposisikan.
Alat Bantu Kegunaan
Bantal Memberi sokongan tubuh dan ekstermitas,
meninggikan beberapa bagian tubuh, membebat
daerah insisi untuk mengurangi nyeri pascaoperasi
selama aktivitas, batuk maupun napas dalam.
Papan kaki atau posey Mempertahankan dorsi fleksi pada kaki.
footguard. Mencegah rotasi luar pada tungkai kaki ketika
Trochanter roll klien pada posisi supine.
Memberi sokongan dan membentuk struktur
Sandbag tubuh, membuat imobilisasi ekstrimitas,
mempertahankan kesejajaran tubuh spesifik.
Mempertahankan jari ibu sedikit adduksi dan
Gulungan tangan berlawanan dengan jari; mempertahankan jari-jari
tangan dalam posisi sedikit fleksi.
Dibentuk secara individu untuk klien untuk
Hand-wrist splint mempertahankan kesejajaran jari ibu; sedikit
adduksi berlawanan pada jari-jari tangan ;
mempertahankan pergelangan tangan sedikit dorsi
fleksi.
Trapeze bar Memampukan klien untuk mengangkat tubuh dari
tempat tidur, memungkinkan klien berpindah dari
tempat tidur ke kursi roda , memungkinkan klien
melakukan latihan yang menguatkan lengan
4
bagian atas.
Pagar tempat tidur Memungkinkan klien lemah berguling dari sisi ke
sisi lain atau duduk di atas tempat tidur.
Papan tempat tidur Memberikan sokongan tambahan pada matras dan
memperbaiki kesejajaran tulang vertebrae.
a. Bantal
Bantal siap dipakai di rumah sakit juga fasilitas perawatan yang diberikan.
Sebelum menggunakan sebuah bantal, perawat harus menentukan apakah ukurannya
tepat. Bantal tebal di bawah kepala klien meningkatkan fleksi servikal. Bantal tipis di
bawah bagian tubuh yang menonjol tidak adekuat melindungi dan jaringan dari
kerusakan akibat tekanan. Ketika bantal tambahan tidak dapat dipakai atau ukurannya
tidak tepat, perawat dapat melipat serpai, selimut, atau handuk sebagai ganti bantal.
b. Papan Kaki ( footboard )
Papan kaki (footboard) diletakkan tegak lurus dengan matras, sejajar dan
menyentuh kaki klien. Papan kaki mencegah footdroop dengan mempertahankan kaki
dalam posisi dorsifleksi. Posey footguard merupakan alat bantu yang menggunakan
struktur busa untuk mempertahankan posisi klien dorsifleksi. Cara lain yang umum
adalah menggunakan teknik high- top tennis shoes.
c.Trochanter roll
Trochanter roll mencegah rotasi luar pada tungkai ketika klien berada posisi
supine. Untuk membentuk Trochanter roll, selimut mandi katun dilipat panjang kain
untuk lebar yang akan melebar dari trochanter femur terbesar sampai batas bawah
ruang popliteal. Selimut diletakkan di bawah bokong dan kemudia digulung
berlawanan dengan jalan jarum jam sampai paha berada posisi netral atau rotasi
dalam. Jika kesejajaran pinggul yang tepat tercapai, maka patella langsung
menghadap ke atas.
d.Bantal pasir ( sandbags )
adalah tabung-tabung plastik berisi pasir yang dapat membentuk sesuai bentuk
tubuh. Sandbags dapat digunakan di tempatnya atau sebagai tambahan untuk
trochanter roll. Alat-alat tersebut mengimobilisasi ekstermitas atau mempertahankan
kesejajaran tubuh.
5
mempertahankan ibu jari sedikit adduksi dan berada berlawanan dengan jari-
jari. Hand roll mempertahankan tangan, ibu jari, jari-jari fungsional. Perawat
mengevaluasi hand roll untuk menyakinkan bahwa tangan benar-benar berada dalam
posisi fungsional.
f.Pembebat pergelangan tangan ( hand wrist splints )
adalah pembentuk individual bagi klien untuk mempertahankan kesejajaran
ibu jari yang tepat ( sedilit adduksi ) dan pergelangan tangan (sedikit dorsifleksi).
Pembebat ini hanya digunakan oleh klien dimana pembebat tersebut dibuat untuknya.
g.Trapeze bar
adalah alat bantu berbentuk segitiga yang dapat turun dengan aman di atas
kepala yang diraih di tempat tidur. Hal ini memungkinkan klien menarik dengan
ekstermitas atasnya untuk meraih bagian bawah tempat tidur, membantu
memindahkan dari tempat tidur ke kursi roda, atau melakukan latihan lengan atas.
h.Restrain
adalah alat bantu yang digunakan untuk imobilisasi, terutama pada klien
bingung atau disorientasi. Jaket restrain umum yang digunakan adalah jaket Posey.
Ketika memakaikan jaket pada klien, perawat menyusun satu sisi di atas sisi lain
menyilang di punggung klien. Tali diletakkan di bawah ikatan jaket dan diikatkan ke
pinggir tempat tidur, kursi atau kursi roda. Restrain jangan pernah diikatkan ke sisi
bergerak karena klien dapat cedera jka sisi bergerak lebih rendah dari tempat restrain.
i.Pagar tempat tidur
Pagar tempat tidur, pegangan diletakkan sepanjang sisi tempat tidur,
memungkinkan klien aman dan juga berguna meningkatkan mobilisasi. Selain itu,
memungkinkan klien lemah untuk berputar dari sisi ke sisi atau duduk di atas tempat
tidur.
j.Papan tempat tidur
adalah papan tripleks yang ditempatkan di bawah keseluruhan matras. Papan
ini berguna untuk meningkatkan sokongan dan kesejajaran punggung, khususnya
matras lunak. Meskipun setiap prosedur mempunyai petunjuk khusus, ada beberapa
langkah-langkah umum yang harus perawat ikuti untuk klien yang memerlukan
bantuan dalam mengubah posisi. Petunjuk berikut ini mengurangi resiko cedera
sistem muskuloskeletal ketika klien duduk atau berbaring. Persendian yang tidak
disokong akan mengganggu kesejajaran. Demikian juga, jika persendian tidak dalam
posisi sdikit fleksi, maka mobilisasi menurun. Selama mengatur posisi perawat juga
6
mengkaji titik-titk tekanan. Apabila terdapat area tekanan yang aktual atau potensial,
maka intervensi keperawatan meliputi penghilangan tekanan yang menurunkan resiko
dekubitus dan trauma sistem muskuloskeletal lebih jauh.
2.Posisi Telentang
Posisi telentang dengan klien menyandarkan punggungnya disebut posisi
dorsal rekumben. Pada posisi telentang hubungan antar-bagian tubuh pada dasarnya
sama dengan kesejajaran berdiri yang baik kecuali tubuh berada pada potongan
horizontal. Bantal, Trochanter roll, dan gulungan tangan atau pembebat lengan
digunakan untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi cedera sistem kulit
maupun muskuloskleletal.
Matras harus cukup kuat untuk menyokong vertebra servikal, torakal, dan
lumbal. Bahu yang disokong dan siku sedikit fleksi mengontrol rotasi bahu.
Penyokong kaki digunakan untuk mencegah footdrop dan mempertahankan
kesejajaran tepat.
Berikut ini beberapa masalah umum yang terjadi pada posisi telentang:
7
1. Bantal di kepala terlalu tebal dapat meningkatkan fleksi pada servikal.
2. Kepala datar pada matras.
3. Bahu tidak disokong dan berotasi dalam.
4. Siku melebar.
5. Ibu jari tidak berlawanan dengan jari-jari lain.
6. Pinggul berotasi luar.
7. Tidak tersokongnya pinggul.
8. Titik penekanan dibagian oksiput kepala, vertebra lumbal, siku dan
tumit yang tidak terlindungi.
3.Posisi Telungkup
Klien berada pada posisi telungkup adalah berbaring, dengan wajah
menghadap ke bawah. Bantal kepala harus cukup tipis mencegah fleksi atau ekstensi
servikal dan mempertahankan kesejajaran spinal lumbal. Penempatan bantal di bawah
tungkai bagian bawah, memungkinkan pergelangan kaki dorsi, fleksi dan lutut
menjadi fleksi yang terjadi relaksasi. Jika bantal tidak dipakai maka pergelangan kaki
menjadi dorsifleksi di atas ujung matras. Perawat harus mengkaji dan memperbaiki
potensial masalah yang terjadi, berikut ini;
1. Hiperekstensi leher.
2. Hiperekstensi spinal lumbal.
3. Plantarfleksi pergelangan kaki.
4. Titik penekanan di dagu, siku, pinggul, lutut dan jari-jari kaki tidak
terlindungi.
4.Posisi Miring.
Pada posisi miring atau lateral klien bersandar di samping, dengan sebagain
besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu. Kesejajaran tubuh harus sama ketika
berdiri. Contohnya, struktur tulang belakang harus dipertahankan, kepala harus
disokong pada garis tengah tubuh, dan rotasi tulang belakang harus dihindari.
Berikut ini masalah umum yang terjadi pada posisi miring adalah:
1. Fleksi lateral pada leher.
2. Lekung tulang belakang keluar dari kesejajaran normal.
3. Persendian bahu dan pinggul berotasi dalam, adduksi, atau tidak
disokong.
4. Kurangnya sokongan kaki.
8
5. Titik penekanan di telinga, tulang ilium, lutut, dan pergelangaN kaki
kurang terlindungi.
5.Posisi SIMS.
Posisi Sims berbeda dengan posisi miring pada distribusi berat badan klien.
Pada posisi Sims berat badan berada pada tulang ilium anterior, humerus dan
klavikula. Masalah umum pada posisi Sims adalah sebagai berikut:
1. Fleksi lateral pada leher.
2. Rotasi dalam, adduksi, atau tulang sokongan di bahu dan pinggul.
3. Tulang sokongan di kaki.
4. Kurang perlindungan dari titik penekanan di tulang ilium, humerus,
klavikula, lutut, dan pergelangan kaki.
PROSEDUR
Pengaturan Posisi Klien di Tempat Tidur
Langkah Rasional
Persiapan Pengaturan Posisi Klien di
Tempat Tidur Mendukung data dasar tentang
1. Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kesejajaran tubuh dan tingkat
kenyamanan selama klien kenyamanan klien.
berbaring. Mendukung kemudahan untuk
2. Persiapkan peralatan dan persediaan mendapatkan peralatan yang dibutuhkan
berikut: dalam pengaturan posisi.
a. Bantal
b. Papan kaki
c. Trochanter rolls
d. Sandbags
e. Gulungan tangan
f. Restrain
g. Sisi bergerak
3. Naikkan tempat tidur pada ketinggian Meningkatkan tempat kerja kearah pusat
yang nyaman untuk bekerja, pindahkan grafitasi perawat,mengurangi gangguan
bantal dan alat bantu yang digunakan yang diakibatkan dari tempat tidur selama
pada posisi awal. prosedur pengaturan posisi.
9
5. Jelaskan prosedur kepada klien. Membantu menurunkan kecemasan dan
meningkatkan kerja sama klien.
6. Cuci tangan. Mengurangi transmisi infeksi.
7. Berikan privasi klien. Memastikan kenyamanan mental klien itu
penting.
8. Tempatkan tempat tidur pada posisi Memberikan kemudahan bagi klien dan
datar dan pindahkan klien ke bagian perawat untuk mengubah posisi klien
kepala tempat tidur. tanpa melawan gravitasi. Memberikan
ruang pengaturan posisi. Membantu
mempertahankan kesejajaran tubuh yang
sesuai.
Posisi Klien Pada Posisi Fowler
Tersokong
1. Lengkapi persiapan langkah 1-8
2. Tinggikan bagian kepala tempat tidur Meningkatkan kenyamanan, mendukung
pada 40-60 derajat. ventilasi, dan memberikan kesempatan
bersosialisasi ataupun beristirahat.
3. Letakkan kepala pada matras atau Mencegah kontraktur fleksi servikal.
bantal kecil.
4.Gunakan bantal untuk menyokong Mencegah dislokasi bahu dari grafitasi
lengan dan tangan jika klien tidak arah bawah yang menarik lengan yang
mempunyai kontrol volunter atau tidak disokong, mendukung sirkulasi
menggunakan tangan dan lengan. dengan mencegah terkumpulnya aliran
vena, dan mencegah kontraktur fleksi
pada lengan dan pergelangan tangan.
5.Berikan bantal pada bagian bawah Menyongkong vertebra lumbal dan
punggung klien. menurunkan fleksi pada vertebra.
6.Letakkan bantal kecil atau gulungan di Mencegah hiperekstensi lutut dan
bawah paha. penyumbatan arteri popliteal dari tekanan
berat badan.
7.Letakkan bantal kecil atau gulungan di Mencegah penekanan tumit dari matras
pergelangan kaki. dalam jangka waktu yang lama.
8.Letakkan papan kaki pada telapak kaki Mempertahankan dorsifleksi dan
klien. mencegah footdroop.
10
9.Lakukan penyelesaian langkah 1-4.
Posisi Klien Hemiplegia Pada Posisi
Fowler Tersokong
1. Lengkapi persiapan langkah 1-8.
2. Tinggikan bagian kepala tempat tidur Meningkatkan kenyamanan, mendukung
pada 45-60 derajat. ventilasi dan memberikan kesempatan
beristirahat.
3. Dudukkan klien selurus mungkin. Menghalangi kecenderungan kemunduran
tiba-tiba pada bagian yang sakit.
Mendukung ventilasi, curah jantung;
Menurunkan tekanan intrakranial.
Mendukung kemampuan menelan dan
membantu mencegah aspirasi makanan,
cairan ataupun sekresi lambung.
4. Posisikan kepala dengan dagu sedikit Mengurangi risiko dislokasi sendi.
ke atas.
5.Berikan sokongan pada lengan dan Otot paralisis secara otomatis tidak dapat
tangan yang sakit di atas meja tempat menahan gravitasi seperti pasien normal.
tidur yang berada di depan klien; Hasilnya terjadi subluksasi bahu, nyeri
letakkan lengan jauh dari samping klien dan edema.
dan sokong siku dengan bantal.
6.Posisikan tangan yang flaksid pada Mempertahankan tangan pada posisi
posisi istirahat normal dengan fungsional. Mencegah kontraktur .
pergelangan tangan sedikit ekstensi,
pertahankan lengkung tangan, dan
sebagian jari difleksikan, pilihan,
gunakan satu sisi bola karet yang
dipotong sebagian.
7. Posisikan tangan yang spastik dengan Mempertahankan tangan pada posisi
pergelangan tangan pada posisi netral Fungsional. Menghambat kekakuan otot
atau sedikit ekstensi, jari harus fleksor (Lehmkuhl dkk,1990).
diekstensikan dengan telapak tangan ke
bawah atau mungkin pada posisi relaksasi
dengan telapak tangan di atas.
11
8. Fleksikan lutut dan pinggul dengan Menyakinkan kesejajaran yang tepat.
menggunakan bantal atau selimut yang di Mencegah hiperekstensi yang lama, yang
gulung di bawah lutut. dapat mengganggu mobilisasi sendi.
9.Sokong kaki dalam keadaan dorsifleksi Mencegah footdroop. Stimulasi bola di
dengan bantal lembut atau papan kaki. kaki dengan permukaan yang keras
mempunyai kecenderungan meningkatkan
tonus otot klien dengan kekakuan otot
ekstensor ekstermitas bawah.
12
10. Lakukan penyelesaian langkah 1-4.
Posisi Klien Hemiplegia Pada Posisi
Telentang.
1. Lengkapi persiapan langkah 1-8. Perlu untuk pengaturan posisi supine.
2.Letakkan bagian kepala tempat tidur
datar. Menurunkan kemungkinan nyeri,
3. Letakkan gulungan handuk atau bantal kontraktur sendi, atau subluksasi.
di bawah bahu yang sakit. Mempertahankan mobilisasi pada sekitar
4. Jaga lengan yang sakit jauh dari tubuh otot bahu untuk memungkinkan
dengan siku ekstensi dan telapak tangan pergerakan. Mempertahankan mobilisasi
menghadap ke atas. Pilihan: letakkan pada lengan, sendi dan otot sekitar bahu
lengan keluar samping dengan siku untuk memungkinkan pergerakan normal.
tertekuk dan tangan ke arah bagian (Melawan keterbatasan dari kemampuan
kepala tempat tidur. lengan untuk rotasi ke arah luar bahu
[rotasi luar]). Rotasi luar diperhatikan
dengan meningkatkan lengan ke atas
kepala tanpa nyeri).
Mempertahankan tangan pada posisi
5.Letakkan tangan yang sakit pada satu fungsional.
sisi yang direkomendasikan untuk tangan
yang lemah dan kaku (lihat ke atas). Menghilangkan efek kekakuan pada
6.Letakkan gulungan handuk di bawah seluruh kaki dengan mengontrol posisi
pinggul dari sisi yang terlibat. pinggul.
Posisi agak fleksi menghilangkan
7.Fleksikan lutut yang sakit pada 30 kelainan pola ekstensi kaki. Kekakuan
derajat dengan menyokongnya di bantal otot ekstensor sering dialami ketika klien
atau gulungan selimut. pada posisi supine.
Mempertahankan kaki dorsifleksi dan
8.Sokong kaki dengan bantal lunak mencegah footdrop.Bantal lunak
dengan sudut kaki yang benar. mencegah stimulasi pada kaki dengan
permukaan keras, yang cenderung
meningkatkan tonus otot pada klien
dengan melakukan ekstensor ekstremitas
bawah.
13
9.Lakukan penyelesaian langkah 1-4.
Posisi Klien Pada Posisi Telungkup
1. Lengkapi persiapan langkah 1-8. Memberikan posisi klien sehingga
2. Putar klien dengan posisi lengan di kesejajaran dapat dipertahankan.
atas dekat badan dengan siku lurus dan
tangan di bawah pinggul.Letakkan
abdomen pada pusat tempat tidur yang
rata. Mengurangi fleksi atau hiperekstensi pada
3.Putar kepala klien pada satu sisi dan vertebra servikal.
sokong dengan bantal kecil. Mengurangi tekanan pada payudara
4.Letakkan bantal kecil di bawah beberapa wanita. Mengurangi
abdomen bagian bawah diafragma. hiperekstensi vertebra lumbal dan
ketegangan pada punggung bawah.
Memudahkan bernafas dengan
mengurangi tekanan tempat tidur pada
diafragma.
Mempertahankan kesejajaran tubuh yang
5.Sokong lengan pada posisi fleksi tepat. Mendukung pengurangan risiko
setinggi bahu. dislokasi sendi.
Mencegah footdrop. Mengurangi rotasi
6.Sokong kaki bawah dengan bantal luar pada kaki. Mengurangi tekanan
untuk menaikkan jari kaki. matras pada jari-jari kaki.
2.2 Berjalan.
Postur jalan normal adalah kepala tegak, vertebra servikal, torakal, lumbal
sejajar, pinggul dan lutut berada dalam keadaan fleksi yang sesuai, dan lengan bebas
mengayun bersama dengan kaki. Penyakit atau trauma dapat mengurangi toleransi
17
aktivitas, sehingga memerlukan bantuandalam berjalan. Selain itu, kerusakan
temporer dan permanen pada sistem muskuloskeletal dan saraf memerlukan
penggunaan alat bantu untuk berjalan.
2.2.1 Membantu klien berjalan.
Seperti prosedur lain, membantu klien berjalan membutuhkan persiapan.
Perawat mengkaji toleransi aktifitas, kekuatan, nyeri, koordinasi dan keseimbangan
klien untuk menentukan jumlah bantuan yang diperlukan,
Perawat menjelaskan seberapa jauh klien mencoba berjalan, siapa yang akan
membantu, kapan dilakukan kegiatan berjalan dan mengapa berjalan itu penting.
selain itu perawat dan klien menentukan berapa banyak kemandirian klien dapat
diberikan.
Perawat juga memeriksa lingkungan untuk memastikan tidak ada rintangan
gejala klien. Kursi, penutup meja tempat tidur, kursi roda disingkirkan dari jalan
sehingga klien memiliki ruangan yang luas untuk bejalan.
Sebelum memulai, menentukan tempat beristirahat pada kasus dengan per
kiraan kurang toleransi aktifitas atau klien menjadi pusing. Misalnya jika diperlukan
kursi dapat ditempatkan di ruangan yang digunakan klien beristirahat.
Untuk mencegah hipotensi ortostatik klien harus dibantu untuk duduk di sisi
tempat tidur dan harus istirahat selama satu sampai dua menit sebelum berdiri.
Demikian juga pada saat klien setelah berdiri, klien harus tetap berdiri satu sampai
dua menit sebelum bergerak. Keseimbangan klien harus stabil sebelum berjalan.
Sehingga perawat dapat dengan segera membawa klien yang pusing kembali ke
tempat tidur. Periode imobilisasi yang lama memperbesar resiko hipotensi ketika klien
berdiri.
Perawat harus memberikan sokongan pada pinggang, sehingga pusat gravitasi
klien tetap berada digaris tengah. Hal ini dapat dicapai ketika perawat manempaatkan
kedua tangannya pada pinggang klien atau menggunakan ikat pinggang berjalan
( walkingbelt). Walkingbelt adalah ikat pinggang kulit yang melingkari pinggang
klien dan memiliki pemegang yang dibuat bagi perawat untuk dipegang. Selama
berjalan klien seharusnya tidak nersandar disatu sisi, karena hal ini mengganggu pusat
gravitasi, mengubah keseimbangan dan meningkatkan resiko jatuh.
Klien yang terlihat tidak siap atau mengeluh pusing harus dikembalikan ke
tempat tidur atau kursi terdekat. Jika klien pingsan atau jatuh, perawat harus
memberikan sokongan dengan dasar lebar yaitu satu kaki berada di depan yang lain.
18
Sehingga menyangga berat badan klien.kemudian perawat harus menurnkan klien
secara perlahan – lahan ke lantai, melindungi kepala klien. Meskipun menurunkan
klien ke lantai tidaklah sulit , mahasiswa harus mempraktekkan teknik tersebut
dengan kawan atau dengan teman kelas sebelum mencoba pada situasi klinik.
Klien hemiplegia (paralisis pada satu sisi) atau hemi paresis (kelemahan pada
satu sisi) sering memerlukan bantuan berjalan. Perawat selalu berdiri disamping
bagian tubuh klien yang sakit dan menyongkong klien dengan satau lengan memeluk
pinggang klien dan lengan lain mengelilingi lengan bagian inferior klien sehingga
tangan perawat berada di bawah axilla klien. Memberikan sokongan dengan
memegang lengan klien adalah salah, karena perawat tidak mudah menyokong berat
untuk menurunkan klien ke lantai jika klien pingsan atau jatuh. Selain itu jika perawat
mwmwgang lengan klien yang jatuh dapat menyebabkan dislokasi sendi bahu.
Perawat yang tidak kuat dan tidak mampu meindahkan klien sendirian harus
membutuhkan bantuan. Metode dua perawat berdiri di setiap sisi klien. Setiap lengan
terdekat perawat memeluk pemegang klien, dan dengan lain mengelilingi lengan
bagian inferior sehingga kedua tangan perawat menyokong aksila klien.
Metode yang kedua membutuhkan perawat dan klien yang mempunyai
kesamaan yang tinggi. Perawat berdiri di setiap sisi klien dengan lengan terdekatnya
menyelip di bawah lengan klien ke arah punggung. Perawat kemudian menggenggam
lengan klien lain. Lengan klien diletakkan di atas bahu perawat, dan perawat
menstabilkan tangan klien lain dengan tangannya bebas. Teknik ini efektif untuk klien
lemah klien yang berat.
20
Pada gaya berjalan tiga titik bergantian atau tiga titik memerlukkan klien
menopang semua berat badan disatu kaki. Padagaya berjalan tiga titik, berat badan
ditopang kaki yang tidak sakit. Dan kemudian di kedua cane, dan urutan ini dilakukan
berulang-ulang. Kaki yang sakit tidak menyentuh tanah selama tahap awal gaya
berjalan tiga titik. Secara bertahap klien mulai menyentuh tanah, dan menopang berat
secara penuh pada kaki yang sakit.
Gaya berjalan dua titik memerlukan sedikit penopang berat sebagian di setiap
kaki. Setiap cane digerakkan bersamaan dengan kaki yang berlawanan sehingga
gerakan cane sama dengan gerakan lengan saat berjalan normal.
Mengayun terus atau mengayun pada gaya berjalan sering digunakan oleh
klien paraplegia yang menggunakan penahan penopang berat. Berat klien yang berada
pada kaki penyokong maka klien meletakkan cane berada pada satu langkah di depan
dan kemudian mengayun ke atau melewati cane sementara menyokong beratnya.
Mengajarkan berjalan dengan menggunakan cane di tangga. Ketika naik
tangga dengan menggunakan cane, klien bisa menggunakan modifikasi gaya berjalan
tiga titik. pertama, klien berdiri dasar dan memindahkan berat badan di cane. Kedua,
kaki yang tidak sakit maju diantara cane dan tangga. Kemudian berat dialihkan dari
cane ke kaki yang tidak sakit. Terakhir, klien meluruskan kedua cane di tangga.
Urutan ini diulang sampai klien berada di atas.
Untuk turun tangga, urutan tiga fase ini juga diginakan. Pertama, klien
memindahkan berat badannya ke kaki yang tidak sakit. Kedua, cane di tempatkan di
tangga dan klien mulai memindahkan berat badannya di cane, menggerakkan kaki
yang sakit ke depan. Terahir, kaki yang tidak sakit di pindahkan ke tangga dengan
cane. Lalu klien mengulangi urutan ini sampai berada di dasar tangga.
Klien biasa perlu menggunakan cane untuk beberapa waktu, sehingga mereka
harus diajarkan pengguanaan cane di tangga sebelum pulang. Ajarkan untuk naik
tangga kepada klien tergantung cane, tidak hanya untuk klien yang mempunyai tangga
di rumahnya.
Mengajarkan duduk dengan menggunakan cane. Prosedur duduk di kursi
memerlukan klien memindahkan beratnya. Pertama, klien harus diletakkan di tengah
depan kursi dengan kaki bagia posterior menyentuh kursi. Kedua, klien memegang
kedua cane pada tangan yang berlawanan dengan kaki yang sakit. Jika kedua kaki
sakit, seperti pada klien paraplegia yang menggunakan penahan berat, cane dipegang
pada bagian tubuh klien yang terkuat.
21
Macam-macam alat bantu berjalan.
1. Quad Cane / Pyramid Cane / Tongkat kaki 3:
Pasien dapat memilih quad cane untuk latihan jalan.
Quad cane merupakan pilihan yang tepat untuk pasien yang berjalan belum bisa
mengatur keseimbangan badan.
22
3. Elbow Crutch
Pasien dapat memilih Elbow Crutch bilamana sudah mantap jalannya dan cukup
dengan satu penyangga saja.
5. Seat Cane
Pasien dapat mengunakan tongkat ini dengan fungsi ganda. Tongkat digunakan
sebagai pemandu jalan dan bilamana
terasa capek bisa digunakan untuk duduk. Harap diperhatikan posisi tongkat jika
akan digunakan sebagai tempat duduk.
23
PENYULUHAN KLIEN tentang pengguanaan cane yang aman.
Objektif.
Klien akan mengatakan dan menunjukkan cara berjalan menggunakan
cane dengan aman.
Strategi penyuluhan.
Ajarkan kepada klien yang menggunakan cane aksila tentang bahaya
penekanan diaksila, yanng terjadi ketika bersandar pada cane untuk
menyokong berat badan.
Jelaskan mengapa klien harus menggunakan cane yang diukur secara
rutin. Ujung karet harus terikat dengan aman pada cane. Ketika ujung
usang, mereka harus diganti. Karet pada ujung cane meningkatkan
friksi di permukaan dan membantu mencegah terpeleset.
Jelaskan bahwa ujung cane harus tetap kering. Air menurunkan friksi
pada permukaan dan meningkatkan resiko terpeleset.
Tunjukkan kepada klien bagaimana mengeringkan ujung cane jika
basah: klien dapat mengguankan kertas atau kain handuk.
Tunjukkan bagaimana memeriksa struktur cane. Keretakan di cane
kayu menurunkan kemampuan menyokong berat badan. Cane
aluminium yang melengkung mengganggu kesejajaran tubuh.
Berikan klien daftar perusahaan persediaan alat-alt medis yang ada di
masyarakat untuk memperoleh perbaikan, ujung karet yang baru,
pegangan tangan, dan bantalan cane.
Anjurkan klien untuk mempunyai cadangan cane dan ujungnya yang
siap pakai.
EVALUASI
Klien mengatakan dan mendemontrasikan prisip menggunakan cane
yang aman.
24
Bab III
Penutup.
3.1 Kesimpulan
25
Dalam mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat, perawat mengangkat
klien dengan benar, menggunakan teknik posisi tepat dan memindahkan klien dengan
aman dari tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar. Macam-macam
posissi yang dapat mengurangi resiko dekubitus antara lain posisi menyokong
fowler,posisi telentang,posisi miring,posisi telungkup, posisi miring, dan posisi sims.
Yang telah dijelaskan diatas. Dalam melakukan posisi diatas, pasien dapat dibantu
oleh perawat.
Gangguan berjalan klien, dapat dibantu dengan alat-alat medis yang dapat
mengurangi resiko kelumpuhan permanen. Alat-alat medis yang dapat digunakan
untuk membantu klien berjalan antara lain tongkat atau cane. Sedangkan macam-
macam cane pun berbeda-beda sesuai dengan fungsinya masing-masing.
3.2 Saran.
Dengan adanya makalah ini, setelah mahasiswa membaca dan memahami
tentang makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan materi-materi yang
berhubungan dengan posisi pasien, penggunaan alat bantu berjalan sehingga resiko
kelumpuhan total dan resiko dekubitus dapat di cegah. Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak sekali kekurangan di dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
demi kebaikan makalah kami selanjutnya.
Daftar Pustaka.
- Potter,patricia.A.2005.Buku Ajar Fundamental
Keperawatan:Konsep,Proses,danPraktik.EGC.Jakarta.
26
- Internet (Disadur dari http://abunidathoe.multiply.com/journal/item/32)
27