EXAM-Kajian Strategi Implementasi Pengembangan Jalan Tol Dalam Kota Bandung PDF
EXAM-Kajian Strategi Implementasi Pengembangan Jalan Tol Dalam Kota Bandung PDF
A. Latar belakang
Bandung saat ini telah menyandang gelar kota Metropolitan, dimana: (1)
cakupan interaksi kota telah melampaui batas-batas wilayah administrasi kota
Bandung mencapai Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kota Cimahi,
dan (2) jumlah penduduk Kota Bandung sudah lebih dari 2,25 juta jiwa (plus wilayah
sub-urban total menjadi lebih dari 5,5 juta jiwa).
Salah satu masalah terbesar di Kota Bandung adalah pada sektor transportasi
yang dicirikan oleh tingginya tingkat kemacetan, pada jam sibuk kecepatan
kendaraan rata-rata hanya ± 15 km/jam. Kemacetan ini selain diakibatkan oleh tata
ruang yang sentralistrik sehingga porsi permintaan perjalanan kepusat kota sangat
besar, juga disebabkan oleh suplai jaringan jalan yang sangat terbatas (± 3% dari
luas area), itupun tidak semuanya digunakan untuk kepentingan lalulintas karena
banyak on-street parking, pasar tumpah, dan PKL.
Sulitnya pengendalian perkembangan kota Bandung dan membengkaknya
kebutuhan prasarana juga dipengaruhi oleh tingginya kunjungan wisata “domestik”
saat week-end, serta tingginya arus migrasi untuk mencari kerja dan pendidikan.
Pengembangan jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) dan
rencana pembangunan Tol Bandung-Cirebon memacu kekhawatiran semakin tak
terkendalinya pembangunan di Kota Bandung dan sekitarnya.
Studi implementasi pengembangan jalan tol dalam kota Bandung ini
dilatarbelakangi oleh semakin mendesaknya kebutuhan penambahan kapasitas
jaringan jalan dan antisipasi pengembangan jalan tol antar kota dan pertumbuhan
permintaan perjalanan di masa yang akan datang
1
C. Maksud dan Tujuan
Studi ini dimaksudkan untuk melakukan review rencana-rencana jalan tol di Kota
Bandung yang pernah dilakukan sebelumnya dalam suatu rangkaian studi yang
komprehensif. Sedangkan tujuan dari studi ini secara lebih spesifik ditujukan untuk :
1. Memperoleh gambaran terstruktur secara jaringan dari rencana jalan tol dalam
kota Bandung yang pernah di studi sebelumnya,
2. Mengetahui pengaruh rencana-rencana jalan tol dalam kota tersebut terhadap
pemecahan masalah lalulintas didalam jaringan jalan tol di kota Bandung, baik
secara keseluruhan maupun secara individual setiap ruas jalan,
3. Teridentifikasinya tingkat kelayakan investasi/finansial dan kelayakan ekonomi
rencana jalan tol dalam kota baik secara keseluruhan maupun secara individual
setiap ruas jalan
4. Diperoleh rekomendasi implementasi/tahapan pelaksanaan konstruksi dan
operasi dari rencana-rencana jalan tol tersebut.
D. Metodologi
Urutan kegiatan dalam studi ini dapat dilihat pada Gambar. Secara umum
tahapan pelaksanaan pekerjaan studi ini terdiri dari : Tahap Persiapan, Tahap
Pengumpulan Data, Tahap Analisis dan Tahap Finalisasi.
2
Mulai
Administrasi dan personal Kajian data sekunder
Selesai
3
Tahap analisis terdiri dari beberapa bagian utama, yakni : (1) Analisis pemilihan
koridor jaringan jalan tol dalam kota, (2) Analisis dampak/kelayakan ekonomi dan
finansial, (3) Analisis pentahapan pengembangan jaringan jalan tol dalam kota, (4)
Analisis sistem pengusahaan jalan tol. Mekanisme analisis disampaikan dalam
Gambar berikut ini.
Data Survey Primer Data Jaringan Jalan Sosial Ekonomi, dan RTRW
- Lalulintas Metropolitan (Kab/Kota) Kab/Kota Bandung
- Wawancara Bandung
Rekomendasi :
- Tahapan Implementasi
- Sistem Pengusahaan
E. STRATEGI INVESTASI
Konsep Umum Strategi Investas
Dalam pengembangan jaringan jalan tol dalam Kota Bandung, bagaimanapun
juga diperlukan peran swasta, karena biaya investasinya yang sangat tinggi, hal
ini mengarah kepada privatisasi penyelenggaraan infrastruktur jalan.
Pendekatan BOT (Build Operate and Transfer) merupakan mekanisme yang
paling sering diaplikasi dalam sistem infrastruktur. Pada prinsifnya, pengelola
dengan mekanisme ini dilakukan oleh pihak pemerintah dan kerjasama dengan
4
pihak swasta seperti misalnya dalam hal pembagian saham, dll. Besarnya
pembagian porsi saham antara pemerintah dan swasta pada skema BOT yang
sudah dilakukan di negara lain berkisar antara 50-70% (Pemerintah) dan 20-
50% (swasta), namun hal ini masih belum baku sesuai dengan skema investasi
yang diperlukan. Porsi pemerintah terutama diperlukan untuk membiayai
pembangunan infrastrutur dan porsi swasta digunakan untuk membiayai operasi
dan pemeliharaan.
Presiden/Wapres
Menteri
Menteri MenteriLuar Menteri Perencanaan
Lingkungan Negeri KIMPRASWIL Pembangunan
Hidup
Pemerintah
Daerah Propinsi
Pemerintah
Daerah Kota
Bandung
Swasta/investor
5
Pilihan Mekanisme Pelaksanaan
b. Tahapan Investasi
Selanjutnya bila ditinjau dari tahapan investasi, maka secara garis besar
dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
- Investasi Bertahap
Pada investasi bertahap investor akan melakukan negosiasi untuk setiap
tahap pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi fluktuasi kondisi
ekonomi suatu wilayah. Investor dapat hanya melakukan investasi pada
tahapan tertentu, yang pada tahapan operasional akan mendapatkan
kompensasi proposional, diperhitungkan dari kontribusinya terhadap
system yang dibangun, selama masa konsensi.
- Investasi Langsung
Pada investasi langsung investor melakukan negosiasi untuk seluruh
jaringan yang akan dibangun dan mendapatkan kompensasi atau hak
menarik sendiri biaya tol, selama masa konsesi.
c. Lingkup Investasi
Selanjutnya bila ditinjau dari lingkup investasi, maka secara garis besar
dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
- Investasi Segmental
Serupa dengan investasi bertahap, investasi dengan pola segmental ini
juga dapat melibatkan beberapa investor, yang memiliki keterkaitan
(interest) berbeda atau kemampuan terbatas. Investasi segmental ini
biasanya dilakukan untuk ruas jalan yang relatife panjang dan biasanya
secara jelas dapat dipisahkan beban lalu lintas yang melaluinya. Namun
demikian beban lalu lintas yang melaluinya sulit untuk dipilah-pilah, maka
pembagian kompensasi dilakukan berdasarkan proporsi investasi yang
ditanamkan dan dikoordinasikan oleh sebuah badan tertentu, seperti
otorita (non tol) atau unit pengelola bersama (tol) selama masa konsensi.
- Investasi Jaringan
Investasi menyeluruh merupakan hal yang paling sering dilakukan. Pada
pola ini investor akan melakukan investasi pada seluruh proses mulai
dari persiapan pembangunan sampai operasional jalan tol.
6
Selanjutnya investor akan menerima seluruh kompensasi atau hak atas
pemungutan biaya tol, selama masa konsensi.
7
C. Analisis Kelayaklan Ekonomi Finansial
Hasil analisis ekonomi untuk setiap alternative trase jalan tol dalam Kota
Bandung menunjukan angka yang sangat tinggi, rata-rata diatas 40%. Hal ini
menunjukan bahwa kondisi pelayanan jaringan jalan di Kota Bandung saat ini
dan masa datang sudah mencapai taraf yang memprihatinkan, yang ditunjukan
oleh besarnya nilai penghematan Biaya Operasi Kendaraan dan Nilai Waktu jika
dilakukan penambahan kapasitas jaringan jalan sekecil apapun.
Tingkat kelayakan ekonomi koridor Barat-Timur jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan koridor Utara-Selatan. Barat-Timur II : Perpanjang Double
Decker memberikan indicator EIRR tertinggi mencapai 159,68%, disusul oleh
Barat-Timur I : Pasteur-Suci-Cibiru-Cileunyi dengan EIRR sebesar135,59%.
Sedangkan untuk koridor utara-selatan nilai tertinggi diberikan oleh Utara-
Selatan II : Cikutra-Kiaracondong-Terusan Buahbatu dengan EIRR sekitar 81%,
sedangkan koridor lainnya hanya mencapai angka sekitar 40-50%.
Hasil yang kontras ditunjukan dari hasil analisis kelayakan financial dimana
rata-rata FIRR untuk setiap trase jalan tol tidak lebih dari 20%, yang merupakan
batas psikologis kelayakan operasi jalan tol. Secara lebih detail terlihat bahwa
hanya korodor barat-timur saja yang dapat dikatakan mendekati layak untuk
dioperasikan dengan FIRR sekitar 20%, sedangkan untuk korodor utara-selatan
hanya alternative Utara-Selatan II : Cikutra-Kiaracondong-Terusan Buahbatu
yang memberikan FIRR diatas 10%.
Dengan melihat hasil evaluasi kelayakan ini maka dicoba untuk melakukan
pengembangan system jaringan jalan tol dalam Kota Bandung secara bertahap,
dengan tahapan sebagai berikut :
Tahun 2007 dioperasikan jalan tol Barat-Timur I : Pasteur-Suci-Cibiru-
Cileunyi
Tahun 2012 dioperasikan jalan tol Utara-Selatan I : Setiabudhi-Pasirkaliki-
Kopo dan Utara-Selatan II : Cikutra-Kiaracondong-terusan Buahbatu
Tahun 2017 dioperasikan jalan tol Utara-Selatan III : Ujungberung-Gedebage
Dengan system operasi open system sebesar Rp 3.000,- /smp (Tahun 2007),
Rp. 5.000,- /smp (Tahun 2012), Rp. 7.500,- /smp (Tahun 2017), diperoleh nilai
FIRR sekitar 20,49%.
Rekomendasi
a. Percepatan pengembangan jaringan jalan di Kota Bandung sudah sangat
mendesak, sehingga sangat tepat jika diundang peran swasta untuk ikut serta
melalui pangembangan jaringan jalan tol,
b. Pengembangan jaringan jalan tol di Kota Bandung direkondasikan secara
bertahap dengan tahapan dan scenario pengoperasian sebagai berikut :
1. Untuk koridor Barat-Timur sebaiknya dipilih salah satu ruas jalan agar tidak
saling menggangu kelayakan finansialnya, apalagi saat ini sudah ada jalan
tol Padaleunyi, direkomendasikan :
o Sebaiknya dipilih yang memiliki FIRR yang lebih tinggi, yakni Barat-Timur
I : Pasteur-Suci-Cibiru-Cileunyi,
o Apalagi untuk koridor Barat-Timur II : Double Decker : Cimindi-
Gedebage-Cibiru sangat bermasalah dengan penyediaan lahanya
karena harus berkoordinasi dengan PT. KAI dan Dephub.
o Barat-Timur II : Doule Decker : Cimindi-Gedebage-Cibiru konstruksinya
sulit ketika di atas jalan rel,
8
2. Dalam jangka panjang Tol Padaleunyi tidak terelakan lagi akan menjadi
bagian jalan tol dalam Kota Bandung,
3. Untuk koridor Utara-Selatan dapat dibangun setelah Tahun 2007, dan secara
prinsip justru diperlukan untuk memperkuat jaringan jalan utara selatan kota
Bandung agar pembangunan ke wilayah selatan Bandung terhambat,
4. Sistem pentarifan sebaiknya dilakukan secara open-system, dimana setiap
pengguna jalan tol hanya sekali diwajibkan membayar ketika memasuki jalan
tol.
5. Tahapan yang paling realistis adalah :
Tahun 2007 dioperasikan jalan tol Barat-Timur I : Pasteur-Suci-Cibiru-
Cileunyi
Tahun 2012 dioperasikan jalan tol Utara-Selatan I : Setiabudhi-
Pasirkaliki-Kopo dan Utara-Selatan II : Cikutra-Kiaracondong-Terusan
Buahbatu
Tahun 2017 dioperasikan jalan tol Utara-Selatan III : Ujungberung-
Gedebage (jika memungkinkan).
9
10