Anda di halaman 1dari 19

SOP DAN SKENARIO

TERAPI DISTRAKSI DAN GUIDED IMAGERY

Makalah disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Keperawatan Komunitas I

Dosen Pengampu: Ns. Ritanti, M.Kep., Sp. Kep. Kom

Disusun oleh :

Defina Ramandhani 1710711012


Hillalia Nurseha 1710711046
Widya Nofira Anwar 1710711074

UNIVERITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2019
TERAPI DISTRAKSI

1. Terapi Distraksi
a. Pengetian Distraksi

` Teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal – hal lain sehingga


lupa terhadap nyeri yang dirasakan. Distraksi adalah suatu metode untuk
menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien pada hal-hal lain
sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami.

b. Tujuan : untuk mengurangi rasa sakit/ nyeri dan rasa cemas.


c. Jenis Distraksi
1) Distraksi visual ; membaca/ menonton TV
2) Distraksi auditori : mendengarkan musik

Mendengarkan musik atau terapi musik adalah proses interpersonal yang


digunakan untuk mempengaruhi keadaan fisik, emosional, mental, estetik
dan spiritual, untuk membantu klien meningkatkan atau mempertahankan
kesehatannya.

Terapi musik digunakan oleh individu dari bermacam rentang usia dan
dengan beragam kondisi; gangguan kejiwaan, masalah kesehatan, kecacatan
fisik, kerusakan sensorik, gangguan perkembangan, penyalahgunaan zat,
masalah interpersonal dan penuaan. Therapy ini juga digunakan untuk
mendukung proses pembelajaran, membangun rasa percaya diri, mengurangi
stress, mendukung latihan fisik dan memfasilitasi berbagai macam aktivitas
yang berkaitan dengan kesehatan.

3) Distraksi taktil : massage/pijatan

Massage adalah pengurutan dan pemijatan yang menstimulasi sirkulasi


darah serta metabolime dalam jaringan. Massage adalah melakukan tekanan
tangan pada jaringan lunak, yaitu otot, tendon, atau ligamentum tanpa
menyebakan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri.

Tujuan massage adalah untuk mengurangi ketegangan otot,


meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis, mengkaji kondisi kulit,
meningkatkan sirkulasi/peredaran darah.

Beberapa teknik massage yang dapat dilakukan untuk distraksi adalah


sebagai berikut :
a) Remasan. Usap otot bahu dan remas secara bersamaan.
b) Selang-seling tangan. Memijat punggung dengan tekanan pendek,
cepat dan bergantian tangan.
c) Gesekan. Memijat punggung dengan ibu jari, gerakannya memutar
sepanjang tulang punggung dari sakrum ke bahu.
d) Eflurasi. Memijat punggung dengan kedua tangan, tekanan lebih
halus dengan gerakan ke atas untuk membantu aliran balik vena.
e) Petriasi. Menekan punggung secara horizontal. Pindah tangan anda
dengan arah yang berlawanan, menggunakan gerakan meremas.
f) Tekanan menyikat. Secara halus, tekan punggung dengan ujung-
ujung jari untuk mengakhiri pijatan.
4) Distraksi intelektual : Teka teki silang, permainan kartu
Nama Mahasiswa : ………………………………………….
NRP : ………………………………………….

SOP TERAPI DISTRAKSI

PENILAIAN
0 1 2
No PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN (Tidak (Dilakukan (Dilakukan
dilakukan) tapi belum dengan baik)
sempurna)
1. Persiapan Alat :
1. Distraksi visual
a. Majalah
b. Televisi
2. Distraksi Auditori
a. Musik : MP3, Radio
3. Distraksi Taktil (massage)
a. Minyak hangat/lotion
b. handuk
4. Distraksi Intelektual
a. Buku Teka teki silang,
permainan kartu atau catur,
buku tulis untuk menulis cerita
FASE ORIENTASI
2 Mengucapkan salam. Memperkenalkan diri dan
identifikasi pasien. Mengidentifikasi pasien
menggunakan dua identitas (nama dan tanggal
lahir, nama dan nomor rekam medis)
3 Menjelaskan tujuan pemeriksaan, prosedur
yang akan dilakukan serta kontrak waktu
4 Mendekatkan alat-alat di dekat pasien
5 Menjaga privacy klien, menutup
sampiran/menutup pintu
PENILAIAN
0 1 2
No PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN (Tidak (Dilakukan (Dilakukan
dilakukan) tapi belum dengan baik)
sempurna)
FASE KERJA
1 Mencuci Tangan dengan prinsip 6
langkah.Handrub dilakukan selama 20-30
detik, sedangkan Handwash selama 40-60 detik
2 Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu
berbaring dengan mata tertutup menggunakan
bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk di
kursi dengan kepala ditopang dengan bantal
DISTRAKSI VISUAL
1 Memberikan kata-kata positif untuk
mengurangi nyeri kepada klien agar melakukan
hal yang disukai seperti menonton televisi atau
membaca majalah
2 Mendampingi dan memberikan reinforcement
kepada klien kata-kata positif untuk
mengurangi nyeri saat melakukan distraksi
Visual
DISTRAKSI AUDITORY (TERAPI MUSIK)
1 Memberikan kata-kata positif untuk
mengurangi nyeri kepada klien agar
mendengarkan musik yang disukai dan
menetapkan ketertarikan klien terhadap musik
2 Menanyakan kepada klien pilihan musik yang
Disukai
5 Mendekatkan Tape musik/mendukung dengan
Headphone
6 Menyalakan musik yang disukai klien selama
waktu yang diinginkan klien. Optimal waktu
15-30 menit
DISTRAKSI INTELEKTUAL
1 Memberikan kata-kata positif untuk
mengurangi nyeri kepada klien agar melakukan
distraksi inteletual yang disukai dan
menetapkan ketertarikan klien terhadap
permainan catur, menulis cerita, atau mengisi
buku TTS
2 Mendampingi dan memberikan reinforcement
kepada klien kata-kata positif untuk
mengurangi nyeri saat melakukan distraksi
Intelektual
DISTRAKSI TAKTIL (MASSAGE)
1 Instruksikan pasien untuk menarik nafas dalam
melalui hidung dan mengeluarkan lewat mulut
secara perlahan sampai pasien merasa rileks va
PENILAIAN
0 1 2
No PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN (Tidak (Dilakukan (Dilakukan
dilakukan) tapi belum dengan baik)
sempurna)
2 Muangkan baby oil pada telapak tangan
kemudian gosokan kedua tangan hingga
hangat.
3 Letakkan kedua tangan pada punggung pasien,
mulai dengan gerakan mengusap punggung
4 Buat gerakan melingkar kecil dengan
menggunakan ibu jari. gerakannya memutar
sepanjang tulang punggung dari sakrum ke bahu

5 Memijat punggung dengan kedua tangan,


tekanan lebih halus dengan gerakan ke atas
untuk membantu aliran balik vena

6 Menekan punggung secara horizontal. Pindah


tangan anda dengan arah yang berlawanan,
menggunakan gerakan meremas.

7 Tekan punggung dengan ujung-ujung jari untuk


mengakhiri pijatan
FASE TERMINASI
1 Evaluasi respon pasien ;
a Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan
setelah dilakukan tindakan
b. Melakukan kontak dengan klien untuk
tindakan selanjutnya
c. Membereskan alat-alat
2 Cuci Tangan dengan prinsip 6 langkah.
Handrub dilakukan selama 20-30 detik,
sedangkan Handwash selama 40-60 detik.

3 Dokumentasi.
Identitas pasien, jenis tindakan, waktu (jam,
hari, tanggal) hasil pemeriksaan, respon pasien,
nama jelas dan tanda tangan perawat yang
melakukan tindakan keperawatan.
Sumber : Perry, Potter & Ostendof (2014)
GUIDED IMAGERY
A. Definisi Guided Imagery
Imagery merupakan pembentukan representasi mental dari suatu objek, tempat, peristiwa,
atau situasi yang dirasakan melalui indra. Saat berimajinasi individu dapat membayangkan
melihat sesuatu, mendengar, merasakan, mencium,dan atau menyentuh sesuatu (Snyder,
2006).
Istilah guide imagery merujuk pada berbagai teknik termasuk visualisasi sederhana, saran
yang menggunakan imaginasi langsung, metafora dan bercerita, eksplorasi fantasi dan
bermain “game”, penafsiran mimpi, gambar, dan imajinasi yang aktif dimana unsur-unsur
ketidaksadaran dihadirkan untuk ditampilkan sebagai gambaran yang dapat berkomunikasi
dengan pikiran sadar (Academic for Guide Imagery, 2010).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa guided imagery merupakan teknik untuk
menuntun individu dalam membayangkan sensasi apa yang dilihat, dirasakan, didengar,
dicium, dan disentuh tentang kondisi yang santai atau pengalaman yang menyenangkan untuk
membawa respon fisik yang diinginkan (sebagai pengurang stres, kecemasan, dan nyeri).

B. Tujuan Guided Imagery


Guided Imagery atau imajinasi terbimbing merupakan penciptaan kesan dalam pikiran
klien, dan dapat berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap dapat
menurunkan persepsi terhadap nyeri. Sehingga memiliki tujuan, yaitu:
1. Untuk memelihara kesehatan atau relaks melalui komunikasi dalam tubuh
melibatkan semua indra (visual, sentuhan, penciuman, penglihatan, dan
pendengaran) sehingga terbentuklah keseimbangan antara pikiran, tubuh, dan
jiwa.
2. Dapat mempercepat penyembuhan yang efektif dan membantu tubuh mengurangi
berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan asma.
3. Untuk mengurangi tingkat stres, penyebab, dan gejala-gejala yang menyertai stres.
4. Guided imagery music dapat untuk menggali pengalaman pasien depresi.

C. Manfaat Guided Imagery


Guided imagery merupakan salah satu jenis teknik relaksasi sehingga manfaat dari teknik
ini pada umumnya sama dengan manfaat dari teknik relaksasi yang lain. Para ahli dalam
bidang teknik guided imagery berpendapat bahwa imajinasi merupakan penyembuh yang
efektif yang dapat mengurangi nyeri, kecemasan, mempercepat penyembuhan dan membantu
tubuh mengurangi berbagai macam penyakit. Guided imagery telah menjadi terapi standar
untuk mengurangi kecemasan dan memberikan relaksasi pada orang dewasa atau anak-anak,
dapat juga untuk mengurangi nyeri kronis, tindakan prosedural yang menimbulkan nyeri,
susah tidur, mencegah reaksi alergi, dan menurunkan tekanan darah (Snyder, 2006).
Banyak sekali manfaat yang kita dapat dari menerapkan prosedur guided imagery, berikut
ini manfaat dari guided imagery menurut Townsend (1977):
1. Mengurangi stress dan kecemasan
2. Mengurangi nyeri
3. Mengurangi efek samping
4. Mengurangi tekanan darah tinggi
5. Mengurangi level gula darah (diabetes)
6. Mengurangi alergi dan gejala gangguan pernapasan
7. Mengurangi sakit kepala
8. Mengurangi biaya rumah sakit
9. Meningkatkan penyembuhan luka dan tulang

D. Indikasi Guided Imagery


Dossey, et al (dalam Potter & Perry, 2009) menjelaskan aplikasi klinis guided imagery
yaitu seb agai penghancur sel kanker, untuk mengontrol dan mengurangi rasa nyeri, serta
untuk mencapai ketenangan dan ketentraman. guided imagery juga membantu dalam
pengobatan: seperti asma, hipertensi, gangguan fungsi kandung kemih, sindrom pre
menstruasi, dan menstruasi. selain itu guided imagery juga digunakan untuk mereduksi nyeri
luka bakar, sakit kepala migrain dan nyeri pasca operasi (Brannon & Feist, 2000).
Indikasi dari guided imagery adalah semua pasien yang memiliki pikiran negatif atau
pikiran menyimpang dan mengganggu perilaku (maladaptif). Misalnya: over generalization,
filter mental, stress, cemas, depresi, nyeri, hipokondria, loncatan kesimpulan dan lain-lain.
Nama Mahasiswa : ………………………………………….
NRP : ………………………………………….

SOP TERAPI GUIDED IMAGERY

PENILAIAN
0 1 2
No PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN (Tidak (Dilakukan (Dilakukan
dilakukan) tapi belum dengan baik)
sempurna)
1. Persiapan alat: musik dari handphone atau tape
recorder .

FASE ORIENTASI
2 Mengucapkan salam. Memperkenalkan diri dan
identifikasi pasien. Mengidentifikasi pasien
menggunakan dua identitas (nama dan tanggal
lahir, nama dan nomor rekam medis)
3 Menjelaskan tujuan pemeriksaan, prosedur
yang akan dilakukan serta kontrak waktu
4 Mendekatkan alat-alat di dekat pasien
5 Menjaga privacy klien, menutup
sampiran/menutup pintu
FASE KERJA
1 Mencuci Tangan dengan prinsip 6
langkah.Handrub dilakukan selama 20-30
detik, sedangkan Handwash selama 40-60 detik
2 Atur posisi yang nyaman pada klien.

3 Instruksikan klien untuk mendengarkan dengan


musik yang lembut melalui handphone atau tape
recorder yang disediakan jika diperlukan.

4 Anjurkan kepada klien untuk perlahan-


lahan menutup kedua matanya

5 Anjurkan klien untuk manarik dan


menghembuskan napas secara rileks selama
terapi.

6 Dengan suara yang lembut, dorong klien untuk


relaks, mengosongkan pikiran dan memenuhi
pikiran dengan membayangkan hal-hal yang
menyenangkan.

7 Anjurkan klien mengimajinasikan sebuah tempat


yang indah (misal: sebuah pantai tropis, air
terjun, lereng pegunungan, dll), mereka dapat
merasa aman dan bebas dari segala gangguan.

8 Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi,


gelisah atau tidak nyaman, hetikan latihan dan
memulainya lagi ketika klien telah siap.

FASE TERMINASI
1 Evaluasi respon pasien ;
a Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan
setelah dilakukan tindakan
d. Melakukan kontak dengan klien untuk
tindakan selanjutnya
e. Membereskan alat-alat
2 Cuci Tangan dengan prinsip 6 langkah.
Handrub dilakukan selama 20-30 detik,
sedangkan Handwash selama 40-60 detik.
3 Dokumentasi.
Identitas pasien, jenis tindakan, waktu (jam,
hari, tanggal) hasil pemeriksaan, respon pasien,
nama jelas dan tanda tangan perawat yang
melakukan tindakan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA :
Brannon Linda & Feist, Jess. (2000). Health psychology: an introduction to behavior and
health. United States of America: Matrix Production Inc.
Kaplan & Sadock. (2010). Sinopsis psikiatri ilmu pengetahuan perilaku klinis, jilid 2.
Tangerang: Bina Rupa Asara Publisher.
NN. 2010. Guided Imagery Sebuah Pendekatan Psikosintesis. (Online)
(http://s2psikologi.tarumanagara.ac.id/wp-content/uploads/2010/09/38-guided-imagery-
sebuah-pendekatan-psikosintesis-untuk-penurunan-depresi-pada-penderita-kanker-
pariman.pdf diakses pada 26 Oktober 2019)
Potter P. A., Perry A. G. (2006). Fundamental keperawatan: buku 2 edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter P. A., Perry A. G. (2014). Fundamental keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Snyder, M., & Lindquist, R. (2002). Complementary/alternaive therapies in nursing (4th ed).
New York: Springer publishing company.
Terapi Distraksi Visual
Peran :
 Perawat 1
 Perawat 2
 Pasien
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Perawat 1 :“Permisi Ibu, perkenalkan saya perawat … bagaimana
kabarnya hari ini?
Klien : “baik sus”
Perawat 1 :”Perasaan ibu hari ini bagaimana?”
Klien :” baik sus”

b. Evaluasi/Validasi
Perawat 1 :”Bagaimana ibu, apakah ibu masih merasakan cemas dan nyeri
?”
Klien :”masih sus, saya juga sedikit cemas dan suka terbangun pada
malam hari”
a. Kontrak Topik, tujuan, tempat, dan waktu
Perawat 2 :“Oh iya karena ibu masih suka terbangun dan merasa cemas,
maka saya akan mengajarkan ibu teknik untuk mengontrol nyeri ibu dan
cemas yang ibu rasakan selain itu merilekskan pikiran ibu. Ada caranya ibu,
namanya teknik distraksi visual, auditori, massage, dan intelektual, nah dari 4
teknik ini ibu ingin memilih teknik apa untuk dilakukan sekarang ?”
Klien :”Teknik distraksi visual saja sus”
Perawat 2 :”baik bu, hari ini kita melakukan teknik distraksi visual saja ya
bu. Nah teknik ini bisa digunakan untuk merilekskan tubuh sehingga bisa
mengontrol nyeri dan cemas yang ibu rasakan dan sangat mudah untuk
dilakukan. Ibu mau saya ajari?”
Klien :”mau sus”
Perawat 2 :“Oke, teknik ini mudah hanya butuh 10 menit untuk kita
latihan. Kita mulai aja ya bu?”
2. Fase Kerja
a. Bantu pasien mengenali penyebab nyerinya
Perawat 1 :“Oke, sebelum kita mulai latihannya coba ibu ceritakan apa
yang ibu rasakan saat ini kepada saya dan apa yang ibu cemaskan, Semalam
ibu tiba-tiba terbangun kenapa? Apa yang menyebabkan ibu semalam
terbangun?”
Klien :”iya sus saya cemas jika ppenyakit saya tidak sembuh, saya terbangun
karena nyeri saya ini”
Perawat 1 :“Oh seperti itu, ibu. Semalam kualitas nyeri yang ibu rasakan
seperti apa? Ditusuk-tusuk atau seperti diremas-remas dan nyerinya menjalar
ke tempat lain atau menetap?”
Klien :” seperti ditusuk-tusuk, menetap”
Perawat 1 :”Lokasinya nyeri yang ibu rasakan masih tetap sama di kepala
atau ibu merasakan ditempat lain?
Klien :”menetap sus”
Perawat 2 :”Kira-kira dari skala 0-10 dengan nilai paling nyeri?”
Klien :” skala 5 sus”
Perawat 2 :”Untuk waktu nyeri kira-kira berapa lama ya bu? Dan muncul
pada saat ibu melakukan aktivitas apa?”
Klien :” 20 detik sus, munculnya tidak menentu sus”
Perawat 2 :“Lalu, saat ibu merasa nyeri yang menyebabkan ibu terbangun
dari tidurnya semalam, apa yang ibu lakukan?”
Klien :” saya tarik napas dalam”
Perawat 2 :“Baik bu”
b. Mengajarkan Tenik Distraksi Visual
Perawat 2 :“Baik bu, pada saat ini saya akan mengajarkan salah satu
teknik yang bisa ibu lakukan untuk mengurangi rasa nyeri ibu. Namanya
teknik distraksi visual, jadi ibu akan mengalihkan perhatian ibu agar tidak
terfokus di nyeri tersebut. Nah teknik yang pertama, ibu bisa melihat sesuatu
yang ibu suka, seperti menonton film. Atau mungkin ibu suka membaca novel,
buku atau cerita apa? kira-kira ibu menyukai film/buku apa ya bu?”
Klien :”membaca novel sus”
Perawat 2 :“Oh baik, jadi jika ibu menyukai novel tersebut, ibu bisa
membawa novel tersebut atau sejenisnya untuk mengurangi nyeri yang ibu
rasakan. Baik ibu, ini keluarga ibu?”
Klien :”iya sus
Perawat 2 :“Oh baik,tadi saya telah mengajarkan teknik untuk mengurangi
nyeri yang Ibu rasakan, jadi bisakah ibu berlatih untuk melakukannya setiap
saat merasa nyeri yang sama,keluarga bisa membawakan novel kesukaan ibu
dan meletakkannya di meja ibu atau disamping tempat tidurnya. Jadi saat ibu
terbangun karena nyerinya, ibu bisa mengalihkannya dengan membaca novel
kesukaannya. Agar fokusnya terhadap nyeri yang dirasakan bisa dirasakan
atau dapat mengontrol nyerinya”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Perawat 1 :“Sekarang sudah selesai nih latihan distraksi visualnya.
Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang apa yang ibu rasakan dan
latihan distraksi visual?”
Klien :”sudah sedikit tenang sus”
1. Evaluasi Objektif
Perawat 1 :“Coba ibu ulangi lagi cara apa yang ibu lakukan untuk
mengalihkan nyeri ibu.”
Klien :”dengan cara membaca nvel kesukaan saya sus”
Perawat 1 :”nah iya betul sekali bu”
2. Rencana Tindak Lanjut
Perawat 1 :“Wah, bagus sekali. Ibu sudah melakukannya dengan benar.
Nah ibu, teknik ini bisa ibu pakai kapan pun ibu merasa nyeri dan cemas,
kapan pun ibu terbangun dari tidur karena nyeri yang ibu rasakan. Saya harap
ibu bisa mempraktikan apa yang kita pelajari ya ibu. Oiya, untuk keluarga,
tadi kan sudah melihat teknik yang suster ajarkan ke ibu ya. Nah keluarga
nanti bisa bantu ibu melakukan teknik ini ya dengan membawa novel
kesukaan ibu X atau dengan menonton film kesukaannya”
Klien :” iya sus”
3. Kontrak yang Akan Datang
Perawat 1 :“Nah, karena besok saya masih disini, besok sekitar jam segini
juga kita ngobrol-ngobrol lagi ya bu. Saya akan melihat lagi perubahan yang
ibu rasakan setelah melakukan teknik ini dan jika nyeri ibu masih belum bisa
terkontrol saya akan mengajarkan cara yang ke tiga yaitu dengan teknik
imajinasi.”
Klien :” iya suster”
Perawat 1 :”Baik kalo begitu. Saya pamit ya bu, ibu selamat istirahat”

Terapi Guided Imagery

Tahap Orientasi

a) Salam Terapeutik

Perawat 1 : “Selamat pagi, perkenalkan saya ….. mahasiswa dari UPN “Veteran”
Jakarta jurusan S1 Keperawatan yang berdinas pada pagi hari ini dari pukul 7
sampai pukul 13 siang nanti. Sebelumnya ibu bisa tolong sebutkan nama dan
tanggal lahirnya?”

Klien : “Iya, pagi Sus. Nama saya ….. ”

Perawat 1 : “Ibu senang dipanggil apa?”

Klien : “….. aja sus.”

b) Evaluasi/validasi

Perawat 1 : “Baik bu ….. Bagaimana kabar ibu hari ini?”

Klien : “Baik sus.”

Perawat 1 : “Bagaimana tidurnya malam ini?”

Klien : “Kurang baik sus, Tadi malam saya tidak bisa tidur.”

Perawat 1 : “Ohh begitu, apakah ada hal-hal yang sedang dipikirkan?”

Klien : “Saya cemas dengan panyakit saya. Kepala saya pusing dan payudara saya
sakit sekali.”
Perawat 1 : “Saya memahami kondisi ibu. Jangan panik, tetap tenang. Kami disini
berusaha yang terbaik bu. Saya ada skala nyeri kalau 0 itu tidak ada nyeri, 1-
3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang dan 7-10 nyeri berat. Ibu ada di skala nyeri
berapa?”

Klien : “Skala 6 sus, apakah ada cara untuk mengurangi keluhan saya sus?”

c) Kontrak

Perawat 2 : “Baik, kalau begitu sesuai dengan keluhan yang ibu rasakan, disini saya
akan mencoba melakukan terapi. Terapi ini namanya guided
imagery/imajinasi terbimbing ibu. Tujuannya untuk mengurangi nyeri dan
rasa cemas ibu. Ibu pernah mendengarnya?”

Klien : “Apa itu guided imagery sus? Sepertinya saya baru kali ini mendengarnya?”

Perawat 2 : “Jadi terapi guided imagery adalah bagian dari terapi komplementer ibu.
Terapi komplementer adalah terapi pelengkap dari terapi medis dan
trandisional. Ringkasnya terapi ini seperti terapi imajinasi ibu. Saya akan
mengajak ibu untuk berimajinasi atau bercerita. Apakah ibu bersedia?”

Klien : “Baik saya bersedia sus.”

Perawat 2 : “Terapi ini membutuhkan waktu kurang lebih 10-15 menit. Untuk
tempatnya kita lakukan disini saja bagaimana?”

Klien : “Boleh sus.”

Tahap Kerja

Perawat 1 : “Baik langsung saja kita mulai terapi nya ya. Terapi ini akan megistirahatkan ibu
untuk sementara waktu. Oke kalau begitu kita mulai ya ibu. Pertama-tama saya
akan mengatur posisi ibu dalam keadaan semi fowler untuk memaksimalkan
ventilasi.”
Klien : (Klien melakukan intruksi)

Perawat 1 : “Jadi yang pertama yang harus ibu lakukan yaitu buat badan ibu serileks
mungkin. Jangan tegang ya bu, santai saja. kemudian kedua kaki disilang
lalu tarik nafas dalam atau biasa kita sebut nafas perut. Jadi kedua pundak
tidak boleh naik, ini yang mengembang (menunjuk perut). Oke, ikuti saya
ya bu. Tahan 2-3 detik kemudian hembuskan perlahan-lahan melalui
mulut. Kemudian ulangi lagi bu sampai ibu terasa rileks, tarik lalu
hembuskan. Lalu rasakan bahwa semua beban pikiran ibu berada di kaki,
tarik nafas melalui hidung tahan ditenggorokan beberapa detik lalu
hembuskan perlahan-lahan melalui mulut. Ulangi terus, sampai ibu terasa
rileks dan santai.
Klien : (Klien melakukan intruksi)

Perawat 1 : “Bagaimana kondisinya sekarang ibu?”

Klien : “Agak rileks dari sebelumnya sus.”

Perawat 1 : “Kalau boleh tau ibu sukanya ke tempat apa?”

Klien : “Saya sukanya ke pantai sus.”

Perawat 2 : “Oke sekarang dengarkan apa yang saya ucapkan, coba ibu tutup mata dan
kemudian bayangkan tempat yang sangart menyenangkan bagi ibu. Setelah
membayangkan diri ibu berada di tempat tersebut, lakukan apa yang ingin
lakukan di tempat tersebut. Kalau ibu sukanya di pantai maka bayangkan
apakah ibu ingin berjemur, merasakan dinginnya angin pantai ataukah ibu
berenang di laut lepas. Bayangkan, bayangkan dan lakukan apa yang ingin
ibu lakukan. Lepaskan semua beban dan fokus pada tempat tersebut dan
hilangkan semuanya. Rasakan udara pantai yang dingin, suara burung dan
ombak. Rasakan kaki ibu berada di pasir pantai yang hangat, langit biru,
berlari kesana kemari merasakan desiran angin. Rileks, rileks tarik nafas
hembuskan lagi. Sekarang ibu melihat matahari mulai terbenam dengan
warnanya yang jingga, terus nikmati keindahannya kemudian saat ibu
kembali teruslah berimajinasi bahwa ibu akan kembali ke tempat ini kapan
pun ibu mau. Tarik nafas kembali hembuskan melalui mulut, saat ibu sudah
siap untuk kembali, ibu boleh buka mata sekarang.”
Tahap Terminasi

a) Evaluasi Subjektif dan Objektif

Perawat 2 : “Baik bu, sudah selesai ya bu terapi guided imagery nya. Bagaimana bu
perasaannya sebelum dan setelah melakukan terapi guided imagery ini?”

Klien : “Mungkin sebelumnya saya sebagai pasien baru pertama kali diterapi
seperti ini yang saya rasakan sebelum melakukan terapi ini mumet, banyak
pikiran, stress, dan terasa nyeri payudara. Setelah tadi melakukan terapi saya
merasa ada perubahan sedikit tidak terlalu signifikan menjadi lebih rileks,
agak enakan, dan nyeri saya berkurang.”

Perawat 1 : “Baik. Jadi Sekarang kita ukur lagi ya skala nyerinya. 0 itu tidak ada nyeri,
1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang dan 7-10 nyeri berat. Yang tadi 6 sekarang
nyerinya ada diskala berapa ibu?”

Klien : “Skala 4 sus.”

Perawat 1 : “Alhamduillah sudah berkurang ya bu.”

b) Rencana Tindak Lanjut

Perawat 1 : “Baik bu, mungkin terapi guided imagery ini tidak cukup memberikan efek
signifikan untuk sekali dua kali, ibu bisa melakukan terapi ini secara bertahap
dan jika ibu terasa nyeri lagi. Dan mungkin bisa membantu meringankan
pikiran ibu.”

Klien : “Oke baik sus terima kasih.”

c) Kontrak

Perawat 2 : “Bagimana kalau besok kita melakukan terapi guided imagery ini lagi bu?”

Klien : “Boleh sus.”

Perawat 2 : “Oke besok jam 9 saya kesini lagi ya bu.”


Klien : “Baik sus.”

Perawat 2 : “Bagaimana ka ada yang ingin ditanyakan lagi?”

Klien : “Tidak ada sus.”

Perawat 2 : “Baik kalau tidak ada yang ingin ditanyakan lagi, saya permisi. Selamat
pagi.”

Anda mungkin juga menyukai