Anda di halaman 1dari 22

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI NASIONAL

Dosen : Sri Fitria Jayusman, M.Si

Disusun Oleh

M. Syukri Nasution 173214116

Reza Ary Pratama 173214012

Oka Fadilah Mansyur 173214173

Tia Nur’Aini Siddiq 173214023

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL WASLIYAH


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen tentang Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Nasional.

Dalam kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya, baik secara materiil maupun moril dalam penyusunan tugas ini.
Dalam penyusunan tugas ini, penyusun menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
yang telah penyusun miliki, serta kekurangan dan kesalahan dalam pengetikan maupun kata-
kata dalam makalah ini. Oleh karena itu, penyusun menyambut baik semua saran dan kritik
sebagai perbaikan di masa yang akan datang.

Harapan penyusun adalah dengan segala kerendahan hati, semoga Allah SWT membalas amal
kebaikan pihak yang telah membantu penyusunan tugas ini, termasuk juga pembaca. Dan
semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penyusun khususnya.

Medan, 01-februari-2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Identifikasi Masalah

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengembangan Sistem Informasi
2.1.1 Definisi Sistem Informasi
2.1.2 Hal Mendasar Dalam Pengembangan Sistem
2.1.3 Kualitas Informasi
2.1.4 Nilai Informasi
2.1.5 Prinsip Pengembangan Sistem
2.1. 6 Alasan diperlukan Pengembangan Sistem Informasi
2.1.7 Tim Pengembangan Sistem

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Sejarah Perkembangan Sistem Informasi Nasional
3.2 Faktor yang Memengaruhi pengembangan Sistem Informasi
3.3 Faktor Pertimbangan dalam Perencanaan Sistem
3.3 Faktor Pertimbangan dalam Perencanaan Sistem
3.4 Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi
3.5 Tahap Pengembangan Sistem Informasi

BAB IV KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian


informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi) sudah ada sejak
zaman dahulu. Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua,
peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus
informasi yang kemudian dikenal dengan nama internet. Sistem Informasi dari setiap zaman
akan selalu mengalami perubahan dan pengembangan sistem informasi.
Dari tahun ke tahun sistem informasi semakin maju, semakin modern dan semakin luas
cakupan informasinya. Pengembangan sistem informasi dimulai dari tingkat kebutuhan
masyarakat. Dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan informasi maka akan semakin
cepat pula sistem informasi mengalami pengembangan. Informasi yang disampaikan pun
berkembang. Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik bertempur.
Sehingga sistem informasi baru tumbuh dari proses pemecahan masalah organisasional.
Sebuah sistem informasi baru diciptakan sebagai solusi untuk beberapa jenis masalah atau
sekumpulan masalah yang dihadapi perusahaan. Masalahnya mungkin adalah seorang manajer
atau karyawan menyadari bahwa perusahaan tidak berjalan sesuai yang diharapkan, atau bisa
juga timbul dari kesadaran bahwa perusahaan seharusnya mengambil keuntungan dari
kesempatan-kesempatan baru untuk menjadi sukses.
Aktivitas yang mengarah pada pembuatan solusi sistem informasi perusahaan untuk
mengatasi masalah perusahaan atau memanfaatkan kesempatan disebut pengembangan sistem
(system development). Pengembangan sistem adalah suatu jenis pemecahan masalah yang
terstruktur dengan aktivitas yang jelas.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah pengembangan sistem informasi nasional ?
2. Faktor apa saja yang memengaruhi pengembangan sistem informasi?
3. Apa saja faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan sistem informasi?
4. Bagaimana konsep pengembangan sistem informasi?
5. Pendekatan apa saja yang ada pada pengembangan sistem informasi?

1.3 Identifikasi Masalah


1.Mengetahui sejarah yang terjadi dalam pengembangan sistem informasi
2.Mengetahui ada faktor apa saja yang memengaruhi pengembangan sistem informasi
3. Dapat juga mengetahui faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencaan sistem informasi
4. Mengetahui konsep-konsep pengembangan sistem informasi
5. Mengetahui pendekatan pengembangan sistem informasi

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengembangan Sistem Informasi

2.1.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan dirancang
untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi diartikan sebagai hasil pengolahan data yang
digunakan untuk suatu keperluan, sehingga penerimanya akan mendapat rangsangan untuk
melakukan tindakan. Data adalah fakta yang jelas lingkup, tempat dan waktu-nya. Data diperoleh
dari sumber data primer atau sekunder dalam bentuk berita tertulis atau sinyal elektronis.
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan definisi sistem, yaitu :
a.Menurut (wiki, 2008) “Pengertian sistem diambil dari asal mula sistem yang berasal dari
bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang memiliki pengertian bahwa sutatu
sistem merupakan suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari komponen atau elemen yang
berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi untuk memudahkan aliran informasi,
materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang
berinteraksi”.
b.Menurut (Stoa, 2008) “Pengertian dari sistem merupakan gabungan dari keseluruhan langit dan
bumi yang saling bekerja sama yang membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah satu unsur
tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi kita
sebut suatu sistem”.
c.Menurut (Hart, 2005) “Sistem mengandung dua pengertian utama yaitu:
(a) Pengertian sistem yang menekankan pada komponen atau elemennya yaitu sistem merupkan
komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berinteraksi satu sama lain, dimana
masing-masing bagian tersebut dapat bekerja secara sendiri-sendiri (independent) atau bersama-
sama serta saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem
tersebut dapat tercapai secara keseluruhan.
(b) Definisi yang menekankan pada prosedurnya yaitu merupakan suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelasaikan suatu sasaran tertentu”.
3
Terdapat berbagai macam pengertian Sistem Informasi menurut beberapa ahli, diantaranya :
 Sistem informasi (Information System) adalah sekumpulan komponen yang saling
berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan
dalam suatu organisasi serta membantu manajer dalam mengambil keputusan (Kent,
2008).
 Pengertian dari sistem informasi menurut Komunitas Mahasiswa Sistem Informasi di
Yogykarta memaparkan bahawa Sistem informasi adalah sebuah aplikasi komputer yang
digunakan untuk mendukung operasi dari suatu organisasi serta merupakan aransemen
dari orang, data dan proses yang terjadi di dalamnya yang berinteraksi satu sama lain
dalam menudukung dan memperbaiki organisasi serta mendukung dalam pemecahan
masalah dan kebutuhan pembuat keputusan (KAMI, 2008).

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum
atau data item. Terdapat beberapa definis mengenai data dari para ahli, yaitu:
 Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi serta menggambarkan
kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu (Prabu, 2006).
 Data merupakan kumpulan objek-objek beserta atributnya yang menunjukan karakteristik
dari objek tersebut (Phil, 2006).
Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut tidak akan terbentuk. Begitu
pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data
sangat mempengaruhi terhadap keluaran informasi yang akan terbentuk.Pengembangan sistem
informasi sering disebut proses pengembangan sistem (System Development).
Terdapat beberapa definisi mengenai pengembangan sistem informasi diantaranya adalah :
 Aktifitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis computer untuk menyelesaikan
permasalahan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan (opportunities) yang
timbul.
 Kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang, dan pemakai yang mengembangkan
dan mengimlementasikan sistem informasi.
 Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem informasi
4
 Proses merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem informasi
dengan menggunakan metode, teknik, dan alat bantu pengembangan tertentu.

Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem Informasi
secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpilan komponen yang saling berhubungan,
mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi
untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi. Selain
menunjang proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan, sistem informasi juga
dapat membantu manajer dan karyawan menganalisis permasalahan, menggambarkan hal-hal
yang rumit, dan menciptakan produk baru.
Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari pengembangan sistem,
diantaranya :
1.Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu proses
pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa, 2008)
2.Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada.
(KAMI, 2008)
3.Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan untuk
mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa yang harus
dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode adalah suatu cara, teknik
sistematik untuk mengerjakan sesuatu (dinu, 2008).

2.1.2 Hal Mendasar Dalam Pengembangan Sistem


Dalam pengembangan dan perancangannya, penganalisa sistem merupakan
bagian dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna tinggi
dan memenuhi kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan dipengaruhi sejumlah hal
(Okta, 2007), yaitu:
1. Produktifitas. Saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih baik dan lebih cepat.
Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang berkualitas,
kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengembangkan sendiri,
5
bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik (umumnya 50%
s.d 70% sumber daya digunakan untuk perawatan sistem), disiplin teknis pemakaian
perangkat lunak, dan perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.
2. Reliabilitas. Waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum menghabiskan
50% dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun waktu 30 tahun sejumlah
sistem yang digunakan diberbagai perusahaan mengalami kesalahan dan ironisnya tidak
mungkin untuk diubah. Sebagai contoh kasus; untuk setiap program yang dihasilkan dari
IBM’s superprogramer project punya tiga sampai lima kesalahan untuk setiap kesalahan
untuk setiap sepuluh statement pemrograman.
3. Maintabilitas. Perawatan mencakup:
(a) modifikasi sistem sesuai perkembangan
perangkat keras untuk meningkatkankecepatan pemrosesan (yang memegang peranan
penting dalam pengoperasian sistem);
(b) modifikasi sistem sesuai perkembangan kebutuhan pemakai. Antara 50% sampai80%
pekerjaan yang dilakukan pada kebanyakan pengembangan sistem dilakukan untuk revisi,
modifikasi, konversi, peningkatan dan pelacakan kesalahan.

2.1.3 Kualitas Informasi


Kualitas informasi (quality of information), menurut Prabu, 2006, di antaranya ditentukan oleh
beberapa hal, yaitu:
 Relevan (Relevancy), dalam hal ini informasi yang diterima harus memberikan manfaat
bagi pemakainya. Kadar relevancy informasi antara orang satu dengan yang lainnya
berbeda-beda tergantung kepada kebutuhan masing-masing pengguna informasi tersebut.
 Akurat (Accurate), yaitu berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Selain
itu informasi yang didapatkan tidak boleh bias atau menyesatkan bagi penggunanya, serta
harus dapat mencerminkan dengan jelas maksud dari informasi tersebut. Ketidak
akuratan data terjadi karena sumber dari informasi tersebut mengalami gangguan dalam
penyampaiannya baik hal itu dilakukan secara sengaja maupun tidak sehingga
menyebabkan data asli tersebut berubah atau rusak.
Adapun komponen keakuratan suatu informasi di antaranya:

6
1. Completeness, Hal ini dapat berarti bahwa informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus
memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian
tentunya akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara
keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau
memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam suatu organisasi tersebut.
2. Correctness, maksudnya bahwa informasi yang diterima kebenarannya tidak perlu diragukan
lagi. Kebenaran dari informasi tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan.
3. Security, Informasi yang diterima harus terjamin keamanan datanya.
4. Time Lines (Tepat waktu); Informasi yang dibutuhkan oleh si pemakai tidak dalam hal
penyampaiannya tidak boleh terlambat (usang) karena informasi yang usang, maka informasi
tersebut tidak mempunyai nilai yang baik dan kualitasnya pun menjadi buruk sehingga tidak
berguna lagi. Jika informasi tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, maka
akan berakibat fatal sehingga salah dalam pengambilan keputusan tersebut. Kondisi tersebut
mengakibatkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan,
mengolah serta mengirimnya memerlukan teknologi terbaru.
5. Economy (Ekonomis), Kualitas dari Informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan
juga bergantung pada nilai ekonomi yang terdapat di dalamnya.
6. Efficiency (Efisien)
7. Reliability (dapat dipercaya); Informasi yang didapatkan oleh pemakai harus dapat dipercaya,
hal ini menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal pengambilan keputusan setiap
tingkatan manajemen.

2.1.4 Nilai Informasi


Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan
dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya
berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakukan seperti ini
mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu
untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat
perlu dilakukan. Suatu informasi memiliki nilai, karena informasi tersebut dapat menjadikan
keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat).

7
Besarnya nilai informasi yang tepat dapat didapatkan dari perbedaan hasil yang diperoleh
dari keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya untuk
mendapatkan informasi tersebut. Penghitungan atas informasi yang tepat memberikan banyak
manfaat di antaranya untuk menghilangkan pemborosan biaya yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tersebut (Sofa, 2008).
Menurut Gordon B. Davis; “nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara
kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan
informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas”.
Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat
menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut:
1. Kemudahan dalam memperoleh; Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna apabila
dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak
bernilai jika sulit diperoleh.
2. Sifat luas dan kelengkapannya; Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila
mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak
lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
3. Ketelitian (accuracy); Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai
ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan
mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
4. Kecocokan dengan pengguna (relevance); Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna
apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak
bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan
untuk pengambilan keputusan.
5. Ketepatan waktu; Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh
pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika
terlambat diterima (usang), karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan
keputusan.
6. Kejelasan (clarity); Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi.
Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

8
7. Fleksibilitas/keluwesannya; Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas
tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan
keputusan.

8. Dapat dibuktikan; Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat
dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang
diolah.
9. Tidak ada prasangka; Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak
menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
10. Dapat diukur; Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar
dapat mencapai nilai yang sempurna.

2.1.5 Prinsip Pengembangan Sistem


 Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen;
 Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal besar, maka setiap investasi modal
harusmempertimbangkan dua hal berikut ini:
1. Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan
2. Investasi yang terbaik harus bernilai
 Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik;
 Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan system;
 Proses pengembangan sistem tidak harus urut;
 Jangan takut membatalkan proyek;
 Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan system.

2.1. 6 Alasan diperlukan Pengembangan Sistem Informasi


1.Adanya masalah yang timbul dari sistem yang lama;
2.Untuk meraih kesempatan – kesempatan dalam berbagai hal;
3.Adanya instuksi dari pimpinan atau adanya peraturan dari pemerintah.

9
2.1.7 Tim Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personal-personal yang kompeten di
bidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari:
1. Manajer Analis Sistem
2. Ketua Analis Sistem
3. Analis Sistem Senior
4. Analis Sistem Junior
5. Pemrogram Aplikasi Senior
6. Pemrogram Aplikasi Junior
Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang akan dikembangkan cukup besar.
Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil, maka personilnya dapat disesuaikan berdasarkan
kebutuhan.

10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Perkembangan Sistem Informasi Nasional


Teknologi informasi di Indonesia mulai dikenal pada era tahun 90-an. Disaat itu hampir semua
pekerjaan sudah tidak lagi dilakukan dengan cara manual, tapi sudah di kerjakan oleh mesin,
pabrik-pabrik sudah mengurangi angka pekerja dengan mengotomasi pekerjaan dengan mesin.
Popularitas mesin ketik juga mulai hilang seiring muncul suatu alat elektronik yang bernama PC
(Personal Komputer), alat ini mampu mengoptimalkan pekerjaan yang berhubungan dengan tulis
menulis, seperti membuat surat, membuat laporan keuangan dan lain-lain.

Pada era 90-an para pekerja teknologi informasi (ahli perangkat lunak) mengenal suatu sistem
informasi yaitu Sistem Informasi Eksekutif, sistem ini diperuntukkan bagi kalangan atas dalam
perusahaan(Direktur,CEO, manajer senior,dll). Sistem Informasi Eksekutif sangat membantu
sekali bagi para petinggi perusahaan, petinggi perusahaan diberikan kemudahan dengan langsung
bisa mengontrol langsung keadaan bisnis yang sedang dijalani.

Sistem Informasi Eksekutif menjadi sangat berguna sekali karena memudahkan para petinggi
melihat perkembangan perusahaannya secara real time, selain itu SIE juga memberikan fasilitas
Drill Down, yaitu memberikan suatu informasi yang semakin detail (Model Kerucut). Jadi
petinggi tidak akan bingung mencari apa yang membuat bisnisnya tambah sukses dan apa
bisnisnya mengalami penurunan. Kita tahu sendiri, para petinggi rata-rata orang yang sudah tua,
banyak uang dan pengennya seenaknya sendiri. Dia ingin melihat perkembangan bisnis dengan
cara yang mudah,tidak membingungkan, tidak melalui proses yang panjang. Alasan inilah yang
memicu munculnya Sistem Informasi Eksekutif. Ini juga menjadi lahan yang subur bagi para ahli
perangkat lunak untuk membuat sistem informasi eksekutif yang pastinya perangkat lunak yang
dihasilkan akan mendatangkan banyak uang.

Di era sekarang tahun 2000-an perkembangan teknologi tidak mampu diprediksi seberapa
pesatnya. Buktinya adalah munculnya HP yang berkamera, MP3, touch screen, komputer mini,
laptop, hingga Sistem Operasi Android yang kini sedang populer sekali.

3.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengembangan Sistem Informasi


1. Sistem Informasi Eksekutif di Indonesia juga tidak mau ketinggalan, sekarang sudah banyak
perusahaan yang telah menggunakan sistem ini. Mereke percaya, dengan sistem ini
perusahaannya akan semakin maju dengan pesat karena ada suatu sistem yang mampu
memberikan informasi yang tepat, cepat, akurat, dan juga para petinggi gampang untuk
menganalisa dan mengambil keputusan untuk kemajuan perusahaannya. Contohnya adalah
perusahaan Bank Mandiri, Museum House of Sampoerna dan masih banyak lagi.

11
Semua yang ada pasti punya keunggulan dan kelemahan, begitu juga dengan Sistem Informasi
Eksekutif. Sistem ini tidak luput dengan kekurangan, contohnya :

 Fungsinya sangat terbatas, tidak mampu melakukan perhitungan secara kompleks.


 Perusahaan akan berfikir dua kali untuk membuat suatu Sistem Informasi Eksekutif,
mengingat biaya pembuatan Sistem Informasi Eksekutif sangatlah mahal.
 Banyak orang yang salah persepsi mengenai cara kerja EIS itu sendiri yang dianggap
sebagai suatu sistem yang terpisah dari modul-modul teknologi informasi lain dalam
perusahaan. Sebenarnya SIE hanya melakukan peringkasan data dari sistem basis data
yang telah ada. Jika data pada database utama tidak reliable atau memiliki struktur yang
buruk, maka informasi yang dihasilkan oleh sistem EIS pun tidak memiliki kualitas yang
baik.
 Tidak adanya prosedur yang baik untuk menjaga agar data yang ada selalu up-to-data.
Seringkali para eksekutif mengeluh bahwa laporan EIS yang diterima sudah usang, atau
tidak lagi sesuai dengan kebutuhan pada saat itu. Jika modul EIS yang dimiliki
terintegrasi dengan sistem basis data, maka yang perlu dipelihara adalah mekanisme
keteraturan dalam melakukan update data dari ke hari; sedangkan jika sistem EIS yang
dimiliki tidak terintegrasi dengan sistem basis datanya, maka mekanisme yang harus
dijaga adalah keteraturan melakukan interfacing antara sistem basis data dengan modul
EIS yang ada, baik secara manual maupun dibantu dengan program komputer.
 Karena modul EIS yang ada terlampau sederhana (tidak banyak memiliki fasilitas-
fasilitas yang dapat memberikan advanced features) sehingga sulit mengakomodasikan
keperluan masing-masing eksekutif yang terkadang berbeda satu sama lain (unik) dan
berubah-ubah dalam tempo yang sangat cepat.
2.Teknologi Eksternal
Sistem informasi eksternal adalah komponen-komponen teknologi di luar perusahaan/organisasi
itu sendiri yang dalam hal ini sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan manajemen dalam
melakukan aktivitas bisnis. Teknologi eksternal memiliki faktor seperti ilmu pengetahuan, dan
teknologi yang berkembang dalam lingkungan eksternal organisasi.
3. Bisnis Eksternal
>pasar (market)
>pelanggan
>perusahaan-perusahaan lain(baik para pesaing atau rekanan perusahaan) yang memiliki
komponen bisnis dan sistem informasinya masing-masing.
>pemerintah (sebagai penyusun kebijakan-kebijakan/policy dan peraturan)
>perangkat hukum, dan lain sebagainya.
12
4.Teknologi Internal
Sistem informasi internal adalah komponen-komponen pendukung perusahaan yang dalam hal
ini sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan manajemen dalam melakukan aktivitas bisnis
sehari-hari.
5.Bisnis Internal
Bisnis internal memiliki komponen-komponen yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan,
seperti:
 struktur organisasi
 infrastruktur (asset)
 proses
 sumber daya manusia
 budaya perusahaan (corporate culture), dan lain sebagainya.

3.3 Faktor Pertimbangan dalam Perencanaan Sistem


Agar sistem informasi bekerja secara tepat, kita harus mengelola secara aktif, menyesuaikan
teknologi dengan situasi, dan menerima tanggung jawab baik untuk sukses atau kegagalannya.
Tidak ada formula tentang faktor-faktor organisasi yang harus dipegang dan diyakini. Kita dapat
memerinci faktor-faktor untuk mempertimbangkan rencana-rencana sistem. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut (Husein dan Wibowo, 2002):
1. Lingkungan di mana organisasi harus melakukan fungsi.
2. Struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi.
3. Budaya dan politik organisasi.
4. Tipe organisasi.
5. Kemampuan mendukung dan memahami top manajemen.
6. Level organisasi dimana sistem diadakan.
7. Kelompok kepentingan utama yang dipengaruhi sistem.
8. Jenis tugas dan keputusan dalam mana sistem informasi didesain.
9. Sentimen dan sikap karyawan dalam organisasi yang akan menggunakan sistem informasi.
10. Riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah dilakukan, skill
yang dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya manusia.

13
3.4 Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi
1. Pendekatan Konvensional
 Pemahaman masalah didasarkan pada pelaksanaan prosedur kerja.
 Pelaksanaan pengembangan diawali dengan melihar alur dokumen dari satu bagian
organisasi ke bagian organisasi lainnya, selanjutnya ditentukan proses–proses pengolahan
datanya.
 Secara historis digunakan untuk mengembangkan sistem pengolahan transaksi yang ada
di sistem fisik.

2. Pendekatan Funsional
 Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara hiraki,
mulai dari konteks sampai proses–proses paling kecil (top down).
 Pengembangan dilaksanakan dengan melihat fungsi atau proses yang harus dilaksanakan
oleh sistem, data yang menjadi masukan dan keluaran, sumber dan tujuan data, serta
tempatpenyimpanan data.

3. Pendekatan Struktur Data


 Sudut pandang pengembangan adalah struktur data dari dokumen masukan/keluaran
yang digunakan alam sistem.
 Struktur tersebut kemudian dinyatakan secara hirarki dengan menggunakan
konstruksisequence, selection, dan repetition sampai terlihat proses pembetukannya.

4. Infromation Enginering
 Sistem dibangun berdasarkan kebutuhan informasi enterprise.
 Pelaksanaan pengembangan diawali dengan proses perencaan strategis informasi dan
analisis wilayah bisnis.
 Cakupan pengembangan adalah seluruh enterprise (enterprise-wide basis)
 Mengaplikasikan teknik tersturktur dan automated tools.

5. Pendekatan Objek
 Sudut pandang pengembangan sistem dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam
sistem.

14
 Sistem dipandang sebagai kumpulan objek yang mempunyai atribut (data) dan
operasi (layanan) yang saling berinteraksi satu dengan yang lain.
 Setiap objek dalam sistem dapat menerima pewarisan (inheritance) dari objek lainnya.
 Setiap objek dapat mempunyai kemampuan polimorfisme.
3.5 Tahap Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, di mana
masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal
dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari
sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana
stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode
3 – 5 tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:
 Kebutuhan strategis organisasi
 Aspek legal pendukung organisasi
 Masukan kebutuhan dari pengguna
Analisa kompetensi akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas
organisasi yang dapat dilihat dari 4 hal yaitu: sumberdaya, infrastruktur, produk layanan/jasa dan
kepuasan pelanggan/masyarakat yang dilayani.

1. Tahap Perencanaan (Planning)


Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan
proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi
informasi, rencana membangun gedung kantor 15 tingkat. Keuntungan-keuntungan yang
diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup:
 Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi, kegiatan
ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit mana yang
tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang
diperlukan.

15
 Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan
menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal demikian
dapat dicegah sejak awal.
 Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan
secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini
diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi
 Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak awal.

2. Tahap Analisis (Analysis)


Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek
teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan
dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang
paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-
aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses
desain, konstruksi, dan implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah
SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
1. Menetapkan rencana penelitian sistem
2. Mengorganisasikan tim proyek
3. Mendefinisikan kebutuhan informasi
4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
5. Menyiapkan usulan rancangan sistem
6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system.
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang
harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa
kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta
potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.

16
3. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis
data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim teknologi
informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait,
seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain,
konstruksi, dan implementasi

17
BAB IV
KESIMPULAN

Setelah membaca uraian di atas maka dapat saya simpulkan, bahwa perkembangan
informasi sudah ada sejak zaman dahulu. Akan tetapi ketika dulu tidak semaju seperti sekarang.
Dulu penyampaian informasi dimulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding
gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti. Bahkan pada tahun 1940 saat perang
dunia ke 2 sistem informasi digunakan oleh militer untuk pengiriman dan penerimaan dokumen-
dokumen. Pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen ini disimpan dalam bentuk magnetic
tape.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pengembangan sistem informasi baik dari
intrenal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut yaitu teknologi eksternal dan internal, serta
bisnis eksternal maupun internal. Bisnis eksternal menyangkut tentang pasar, pelanggan,
perusahaan, pemerintah, dan perangkat hukum. Sedangkan bisnis internal meliputi struktur
organisasi, infrastruktur atau aset, proses, sumber daya manusia, serta budaya perusahaan.
Adapun teknologi eksternal yaitu ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam
lingkungan eksternal organisasi. Dan teknologi internal meliputi software, hardware, aplikasi,
dan infrastruk.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada pula faktor pertimbangan dalam
perencanaan sistem. Di antaranya yaitu lingkungan di mana organisasi harus melakukan fungsi,
struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi, budaya dan politik organisasi,
riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah dilakukan, skill yang
dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya manusia, dan lain-lain. Juga ada pendekatan
pengembangan sistem informasi, serta tahap pengembangan sistem informasi.
Jadi kesimpulan yang saya ambil dari tugas makalah ini adalah perkembangan sistem
informasi sudah ada sejak zaman dahulu, namun tidak sepesat seperti sekarang ini. Majunya
pengembangan sistem informasi dipengaruhi oleh canggihnya teknologi yang semakin waktu
kian pesat, serta tingginya kebutuhan masyarakat, maka semakin cepat pula sistem informasi
berkembang.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/hal-mendasar-dalam-pengembangan-sistem/
2. http://abdee-joy.blogspot.com/2010/12/pengembangan-sistem-informasi.html
3. http://fardian.mhs.uksw.edu/2012/11/pengembangan-sistem-informasi.html
4. http://cheesterzone.blogspot.com/2012/10/konsep-pengembangan-sistem-informasi.html
5. http://ardhydownload.blogspot.com/2013/04/pengembangan-sistem-informasi.html
6. http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/Pengembangan%20SI.htm
7. http://ismimiitsme.blogspot.com/2013/08/konsep-pengembangan-sistem-informasi.html
8. http://larasluphpink.blogspot.com/2012/10/perkembangan-sistem-informasi-di.html

19

Anda mungkin juga menyukai