Disusun Oleh
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen tentang Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Nasional.
Dalam kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya, baik secara materiil maupun moril dalam penyusunan tugas ini.
Dalam penyusunan tugas ini, penyusun menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
yang telah penyusun miliki, serta kekurangan dan kesalahan dalam pengetikan maupun kata-
kata dalam makalah ini. Oleh karena itu, penyusun menyambut baik semua saran dan kritik
sebagai perbaikan di masa yang akan datang.
Harapan penyusun adalah dengan segala kerendahan hati, semoga Allah SWT membalas amal
kebaikan pihak yang telah membantu penyusunan tugas ini, termasuk juga pembaca. Dan
semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penyusun khususnya.
Medan, 01-februari-2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah pengembangan sistem informasi nasional ?
2. Faktor apa saja yang memengaruhi pengembangan sistem informasi?
3. Apa saja faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan sistem informasi?
4. Bagaimana konsep pengembangan sistem informasi?
5. Pendekatan apa saja yang ada pada pengembangan sistem informasi?
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan dirancang
untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi diartikan sebagai hasil pengolahan data yang
digunakan untuk suatu keperluan, sehingga penerimanya akan mendapat rangsangan untuk
melakukan tindakan. Data adalah fakta yang jelas lingkup, tempat dan waktu-nya. Data diperoleh
dari sumber data primer atau sekunder dalam bentuk berita tertulis atau sinyal elektronis.
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan definisi sistem, yaitu :
a.Menurut (wiki, 2008) “Pengertian sistem diambil dari asal mula sistem yang berasal dari
bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang memiliki pengertian bahwa sutatu
sistem merupakan suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari komponen atau elemen yang
berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi untuk memudahkan aliran informasi,
materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang
berinteraksi”.
b.Menurut (Stoa, 2008) “Pengertian dari sistem merupakan gabungan dari keseluruhan langit dan
bumi yang saling bekerja sama yang membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah satu unsur
tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi kita
sebut suatu sistem”.
c.Menurut (Hart, 2005) “Sistem mengandung dua pengertian utama yaitu:
(a) Pengertian sistem yang menekankan pada komponen atau elemennya yaitu sistem merupkan
komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berinteraksi satu sama lain, dimana
masing-masing bagian tersebut dapat bekerja secara sendiri-sendiri (independent) atau bersama-
sama serta saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem
tersebut dapat tercapai secara keseluruhan.
(b) Definisi yang menekankan pada prosedurnya yaitu merupakan suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelasaikan suatu sasaran tertentu”.
3
Terdapat berbagai macam pengertian Sistem Informasi menurut beberapa ahli, diantaranya :
Sistem informasi (Information System) adalah sekumpulan komponen yang saling
berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan
dalam suatu organisasi serta membantu manajer dalam mengambil keputusan (Kent,
2008).
Pengertian dari sistem informasi menurut Komunitas Mahasiswa Sistem Informasi di
Yogykarta memaparkan bahawa Sistem informasi adalah sebuah aplikasi komputer yang
digunakan untuk mendukung operasi dari suatu organisasi serta merupakan aransemen
dari orang, data dan proses yang terjadi di dalamnya yang berinteraksi satu sama lain
dalam menudukung dan memperbaiki organisasi serta mendukung dalam pemecahan
masalah dan kebutuhan pembuat keputusan (KAMI, 2008).
Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum
atau data item. Terdapat beberapa definis mengenai data dari para ahli, yaitu:
Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi serta menggambarkan
kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu (Prabu, 2006).
Data merupakan kumpulan objek-objek beserta atributnya yang menunjukan karakteristik
dari objek tersebut (Phil, 2006).
Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut tidak akan terbentuk. Begitu
pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data
sangat mempengaruhi terhadap keluaran informasi yang akan terbentuk.Pengembangan sistem
informasi sering disebut proses pengembangan sistem (System Development).
Terdapat beberapa definisi mengenai pengembangan sistem informasi diantaranya adalah :
Aktifitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis computer untuk menyelesaikan
permasalahan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan (opportunities) yang
timbul.
Kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang, dan pemakai yang mengembangkan
dan mengimlementasikan sistem informasi.
Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem informasi
4
Proses merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem informasi
dengan menggunakan metode, teknik, dan alat bantu pengembangan tertentu.
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem Informasi
secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpilan komponen yang saling berhubungan,
mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi
untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi. Selain
menunjang proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan, sistem informasi juga
dapat membantu manajer dan karyawan menganalisis permasalahan, menggambarkan hal-hal
yang rumit, dan menciptakan produk baru.
Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari pengembangan sistem,
diantaranya :
1.Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu proses
pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa, 2008)
2.Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada.
(KAMI, 2008)
3.Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan untuk
mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa yang harus
dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode adalah suatu cara, teknik
sistematik untuk mengerjakan sesuatu (dinu, 2008).
6
1. Completeness, Hal ini dapat berarti bahwa informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus
memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian
tentunya akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara
keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau
memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam suatu organisasi tersebut.
2. Correctness, maksudnya bahwa informasi yang diterima kebenarannya tidak perlu diragukan
lagi. Kebenaran dari informasi tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan.
3. Security, Informasi yang diterima harus terjamin keamanan datanya.
4. Time Lines (Tepat waktu); Informasi yang dibutuhkan oleh si pemakai tidak dalam hal
penyampaiannya tidak boleh terlambat (usang) karena informasi yang usang, maka informasi
tersebut tidak mempunyai nilai yang baik dan kualitasnya pun menjadi buruk sehingga tidak
berguna lagi. Jika informasi tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, maka
akan berakibat fatal sehingga salah dalam pengambilan keputusan tersebut. Kondisi tersebut
mengakibatkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan,
mengolah serta mengirimnya memerlukan teknologi terbaru.
5. Economy (Ekonomis), Kualitas dari Informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan
juga bergantung pada nilai ekonomi yang terdapat di dalamnya.
6. Efficiency (Efisien)
7. Reliability (dapat dipercaya); Informasi yang didapatkan oleh pemakai harus dapat dipercaya,
hal ini menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal pengambilan keputusan setiap
tingkatan manajemen.
7
Besarnya nilai informasi yang tepat dapat didapatkan dari perbedaan hasil yang diperoleh
dari keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya untuk
mendapatkan informasi tersebut. Penghitungan atas informasi yang tepat memberikan banyak
manfaat di antaranya untuk menghilangkan pemborosan biaya yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tersebut (Sofa, 2008).
Menurut Gordon B. Davis; “nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara
kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan
informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas”.
Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat
menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut:
1. Kemudahan dalam memperoleh; Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna apabila
dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak
bernilai jika sulit diperoleh.
2. Sifat luas dan kelengkapannya; Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila
mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak
lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
3. Ketelitian (accuracy); Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai
ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan
mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
4. Kecocokan dengan pengguna (relevance); Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna
apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak
bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan
untuk pengambilan keputusan.
5. Ketepatan waktu; Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh
pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika
terlambat diterima (usang), karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan
keputusan.
6. Kejelasan (clarity); Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi.
Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
8
7. Fleksibilitas/keluwesannya; Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas
tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan
keputusan.
8. Dapat dibuktikan; Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat
dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang
diolah.
9. Tidak ada prasangka; Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak
menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
10. Dapat diukur; Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar
dapat mencapai nilai yang sempurna.
9
2.1.7 Tim Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personal-personal yang kompeten di
bidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari:
1. Manajer Analis Sistem
2. Ketua Analis Sistem
3. Analis Sistem Senior
4. Analis Sistem Junior
5. Pemrogram Aplikasi Senior
6. Pemrogram Aplikasi Junior
Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang akan dikembangkan cukup besar.
Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil, maka personilnya dapat disesuaikan berdasarkan
kebutuhan.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Pada era 90-an para pekerja teknologi informasi (ahli perangkat lunak) mengenal suatu sistem
informasi yaitu Sistem Informasi Eksekutif, sistem ini diperuntukkan bagi kalangan atas dalam
perusahaan(Direktur,CEO, manajer senior,dll). Sistem Informasi Eksekutif sangat membantu
sekali bagi para petinggi perusahaan, petinggi perusahaan diberikan kemudahan dengan langsung
bisa mengontrol langsung keadaan bisnis yang sedang dijalani.
Sistem Informasi Eksekutif menjadi sangat berguna sekali karena memudahkan para petinggi
melihat perkembangan perusahaannya secara real time, selain itu SIE juga memberikan fasilitas
Drill Down, yaitu memberikan suatu informasi yang semakin detail (Model Kerucut). Jadi
petinggi tidak akan bingung mencari apa yang membuat bisnisnya tambah sukses dan apa
bisnisnya mengalami penurunan. Kita tahu sendiri, para petinggi rata-rata orang yang sudah tua,
banyak uang dan pengennya seenaknya sendiri. Dia ingin melihat perkembangan bisnis dengan
cara yang mudah,tidak membingungkan, tidak melalui proses yang panjang. Alasan inilah yang
memicu munculnya Sistem Informasi Eksekutif. Ini juga menjadi lahan yang subur bagi para ahli
perangkat lunak untuk membuat sistem informasi eksekutif yang pastinya perangkat lunak yang
dihasilkan akan mendatangkan banyak uang.
Di era sekarang tahun 2000-an perkembangan teknologi tidak mampu diprediksi seberapa
pesatnya. Buktinya adalah munculnya HP yang berkamera, MP3, touch screen, komputer mini,
laptop, hingga Sistem Operasi Android yang kini sedang populer sekali.
11
Semua yang ada pasti punya keunggulan dan kelemahan, begitu juga dengan Sistem Informasi
Eksekutif. Sistem ini tidak luput dengan kekurangan, contohnya :
13
3.4 Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi
1. Pendekatan Konvensional
Pemahaman masalah didasarkan pada pelaksanaan prosedur kerja.
Pelaksanaan pengembangan diawali dengan melihar alur dokumen dari satu bagian
organisasi ke bagian organisasi lainnya, selanjutnya ditentukan proses–proses pengolahan
datanya.
Secara historis digunakan untuk mengembangkan sistem pengolahan transaksi yang ada
di sistem fisik.
2. Pendekatan Funsional
Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara hiraki,
mulai dari konteks sampai proses–proses paling kecil (top down).
Pengembangan dilaksanakan dengan melihat fungsi atau proses yang harus dilaksanakan
oleh sistem, data yang menjadi masukan dan keluaran, sumber dan tujuan data, serta
tempatpenyimpanan data.
4. Infromation Enginering
Sistem dibangun berdasarkan kebutuhan informasi enterprise.
Pelaksanaan pengembangan diawali dengan proses perencaan strategis informasi dan
analisis wilayah bisnis.
Cakupan pengembangan adalah seluruh enterprise (enterprise-wide basis)
Mengaplikasikan teknik tersturktur dan automated tools.
5. Pendekatan Objek
Sudut pandang pengembangan sistem dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam
sistem.
14
Sistem dipandang sebagai kumpulan objek yang mempunyai atribut (data) dan
operasi (layanan) yang saling berinteraksi satu dengan yang lain.
Setiap objek dalam sistem dapat menerima pewarisan (inheritance) dari objek lainnya.
Setiap objek dapat mempunyai kemampuan polimorfisme.
3.5 Tahap Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, di mana
masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal
dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari
sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana
stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode
3 – 5 tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:
Kebutuhan strategis organisasi
Aspek legal pendukung organisasi
Masukan kebutuhan dari pengguna
Analisa kompetensi akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas
organisasi yang dapat dilihat dari 4 hal yaitu: sumberdaya, infrastruktur, produk layanan/jasa dan
kepuasan pelanggan/masyarakat yang dilayani.
15
Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan
menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal demikian
dapat dicegah sejak awal.
Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan
secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini
diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi
Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak awal.
16
3. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis
data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim teknologi
informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait,
seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain,
konstruksi, dan implementasi
17
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah membaca uraian di atas maka dapat saya simpulkan, bahwa perkembangan
informasi sudah ada sejak zaman dahulu. Akan tetapi ketika dulu tidak semaju seperti sekarang.
Dulu penyampaian informasi dimulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding
gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti. Bahkan pada tahun 1940 saat perang
dunia ke 2 sistem informasi digunakan oleh militer untuk pengiriman dan penerimaan dokumen-
dokumen. Pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen ini disimpan dalam bentuk magnetic
tape.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pengembangan sistem informasi baik dari
intrenal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut yaitu teknologi eksternal dan internal, serta
bisnis eksternal maupun internal. Bisnis eksternal menyangkut tentang pasar, pelanggan,
perusahaan, pemerintah, dan perangkat hukum. Sedangkan bisnis internal meliputi struktur
organisasi, infrastruktur atau aset, proses, sumber daya manusia, serta budaya perusahaan.
Adapun teknologi eksternal yaitu ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam
lingkungan eksternal organisasi. Dan teknologi internal meliputi software, hardware, aplikasi,
dan infrastruk.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada pula faktor pertimbangan dalam
perencanaan sistem. Di antaranya yaitu lingkungan di mana organisasi harus melakukan fungsi,
struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi, budaya dan politik organisasi,
riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah dilakukan, skill yang
dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya manusia, dan lain-lain. Juga ada pendekatan
pengembangan sistem informasi, serta tahap pengembangan sistem informasi.
Jadi kesimpulan yang saya ambil dari tugas makalah ini adalah perkembangan sistem
informasi sudah ada sejak zaman dahulu, namun tidak sepesat seperti sekarang ini. Majunya
pengembangan sistem informasi dipengaruhi oleh canggihnya teknologi yang semakin waktu
kian pesat, serta tingginya kebutuhan masyarakat, maka semakin cepat pula sistem informasi
berkembang.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/hal-mendasar-dalam-pengembangan-sistem/
2. http://abdee-joy.blogspot.com/2010/12/pengembangan-sistem-informasi.html
3. http://fardian.mhs.uksw.edu/2012/11/pengembangan-sistem-informasi.html
4. http://cheesterzone.blogspot.com/2012/10/konsep-pengembangan-sistem-informasi.html
5. http://ardhydownload.blogspot.com/2013/04/pengembangan-sistem-informasi.html
6. http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/Pengembangan%20SI.htm
7. http://ismimiitsme.blogspot.com/2013/08/konsep-pengembangan-sistem-informasi.html
8. http://larasluphpink.blogspot.com/2012/10/perkembangan-sistem-informasi-di.html
19