Audit Bab 37 Dan Bab 38
Audit Bab 37 Dan Bab 38
a. Judgmental testing dan statistical testing adalah istilah lain dari apa yang lebih dikenal
sebagai judgment sampling dan statisiical sampling. Dalam judgment sampling auditor
menentukan sampel berdasarkan professional judgment atau kearifan profesionalnya.
Dalam statistical sampling auditor memilih sampel berdasarkan kaidah ilmu statistika. Ini
dapat dilakukan secara manual atau menggunakan perangkat lunak (seperti ACL).
Judgment sampling maupun statistical sampling megandung kendala bawaan dikenal yang
sebagai sampling risk dan non-sampling risk.
b. Pada awal audit, auditor menetapkan materialitas secara menyeluruh (overal materiality)
dan performance materiality sebagai ambang batas atau materiality threshold. Setelah
auditor menemukan salah saji, ia menggabungkan salah saji ini dan mengevaluasi kembali
apakah materiality threshold harus direvisi. Hal ini dibahas di atas.
Pernyataan tertulis ini menegaskan bahwa TCWG juga berpendapat bahwa dampak salah
saji yang tidak dikoreksi adalah immaterial, sendiri-sendiri maupun digabungkan, terhadap laporan
keuargan secara keseluruhan. Salah saji yang tidak dikoreksi juga dirinci dalam pernyataan yang
dibuat TCWG, atau disajikan sebagai lampiran.
Bukti Audit yang Cukup dan Tepat
Tabel 37-12 menyajikan kutipan dari ISA 330 berkenaan dengan bukti audit yang cukup dan tepat.
Tujuan umum dan menyeluruh dalam memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, ialah
untuk menurunkan risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan, ke tingkat rendah yang
dapat diterima.
Kearifan profesional ini utamanya didasarkan pada pelaksanaan prosedur audit lanjutan
secara memuaskan; prosedur audit lanjutan ini dirancang untuk menjawab risiko salah saji yang
material, yang ditemukan dalam tahap penilaian risiko.
Menganai prosedur analitikal (final analytical procedures) menjelang akhir audit, ISA 520.6
menyatakan:
“Auditor wajib merancang dan melaksanakan prosedur analitikal menjelang akhir audit. Prosedur
ini membantu auditor ketika ia merumuskan kesimpulan menyeluruh mengenai apakah laporan
keuangan sejalan dengan pemahaman auditor mengenai entitas tersebut.”
Auditor melaksanakan prosedur analitikal: untuk tujuan penilaian risiko; kemudian sebagai
prosedur substantif; menjelang berakhirnya audit, yakni ketika ia merumuskan kesimpulan umum
(ISA 520).
1. semua informasi yang diperlukan untuk memahami temuan dan masalah yang
signifikan; atau
Dokumen ini juga dapat berisi kesimpulan mengenai informasi yang diperoleh auditor
mengenai masalah penting yang tidak sejalan atau bertentangan dengan kesimpulan akhir auditor.
Bab 38
Surat penugasan audit menegaskan hal-hal berikut yang perlu diketahui TCWG
3. ISAS tidak mewajibkan auditor untuk merancang prosedur audit dengan tujuan
menemukan masalah tambahan yang akan dikomunikasikan dengan TCWG.
4. Jika ada, tanggung jawab lain/tambahan yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-
undangan.
Tujuan membahas perencanaan audit adalah mendorong komunikasi dua arah antara
auditor dengan TCWG.
Rencana audit
• Pembahasan mengenai tujuan dan strategi entitas, komunikasi yang penting dengan
regulator, dan risiko bisnis yang dapat berakibat salah saji yang material.
• Hal-hal lain yang bisa berpengaruh terhadap audit atas laporan keuangan.
Kecuali jika ada hal yang berkenaan dengan kompetensi dan integritas manajeemen,
auditor memulai pembahasan mengenai masalah audit berkenaan dengan governance (audit
matters of governance interest) terlebih dulu dengan manajemen.
Ini bertujuan untuk mengklarifikasi fakta dan masalah, dan untuk memberikan kesempatan
kepada manajemen menyampaikan informasi lebih lanjut