Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
HIPERTENSI
A. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
Lansia adalah gabungan antara usia kronologis dengan perubahan dalam peran
sosial dan diikuti oleh perubahan status fungsional seseorang serta ditandai secara
fisik yaitu rambut beruban, kerutan pada kulit dan hilangnya gigi (Yusuf, M. 2018).
Masa lanjut usia adalah masa terjadinya penurunan fungsi organ tubuh, tetapi
bukan berarti harus mengalami banyak penyakit (Purwoastuti, Endang. 2009).
Banyak definisi tentang kelompok lanjut usia, tetapi umumnya tolak ukur
lansia adalah mereka yang berumur 60 tahun keatas (Pandji, Dewi. 2012).
2. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi lansia menurut WHO yang dikutip oleh (Rizqiyah.2017) yaitu :
a. Usia pertengahan (middle age), usia 45-54 tahun
b. Lansia (elderly), usia 55-65 tahun
c. Lansia muda ( young old), usia 66-74 tahun
d. Lansia tua (old), usia 75-90 tahun
e. Lansia sangat tua (very old), usia ≥ 90 tahun
B. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Diagnosis hipertensi ditegakkan bila tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau
tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg pada pengukuran di klinik atau fasilitas layanan
kesehatan.
2. Klasifikasi
Menurut (Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. 2019) hipertensi diklasifikasikan
sebagai berikut :
Tekanan Darah Tekanan Darah
Kategori
Sistolik Diastolik
Optimal ‹ 120 ‹ 80
Normal 120-129 80-84
Normal Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi Derajat 2 160-179 100-109
Hipertensi Derajat 3 ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi Sistolik Terisolasi ≥ 140 ‹ 90
3. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Intervensi Pola Hidup
Pola hidup sehat dapat mencegah ataupun memperlambat hipertensi dan dapat
mengurangi risiko kardiovaskular. Pola hidup sehat juga dapat memperlambat
ataupun mencegah kebutuhan terapi obat pada hipertensi derajat 1, namun
sebaiknya tidak menunda insiasi terapi obat pada pasien risiko tinggi
kardiovaskular. Pola hidup sehat telah terbukti menurunkan tekanan darah yaitu
pembatasan konsumsi garam dan alcohol, peningkatan konsmsi sayuran dan buah,
penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal, aktivitas fisik teratur, serta
menghindari rokok.
Olahraga Teratur
Olahraga aerobic teratur bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan hipertensi,
sekaligus menurunkan risiko dan mortalitas kardiovaskular. Olahraga teratur
dengan intensitas dan durasi ringan memiliki efek penurunan TD lebih kecil
dibandingkan engan latihan intensitas sedang atau tinggi, sehingga pasien
hipertensi disarankan untuk berolahraga setidaknya 30 menit latihan aerobic
dinamik berintensitas sedang (Seperti : Berjalan, jogging, bersepeda atau
berenang) 5-7 hari per minggu.
Berhenti Merokok
Merokok merupakan factor risiko vascular dan kanker, sehingga status merokok
harus dipertanyakan pada setiap kunjungan pasien dan penderita hipertensi yng
merokok harus diedukasi untuk berhenti merokok.
L, Rizqiyah. 2017. Perbedaan Takanan Darah Pada Lansia yang Berpuasa dan tidak
Berpuasa. Yogyakarta : Universitas Islam indonesia
Pandji, Dewi. 2012. Menembus Dunia Lansia. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo